Anda di halaman 1dari 4

NIA NURHAENI / 1311419014 Mengumpulkan informasi diperpustakaan, internet, dll

1. Komunikasi efektif
Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Tujuan: memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang dan melatih penggunaan bahasa non verbal secara baik. Lima Pondasi Membangun Komunikasi Efektif a. Berusaha benar2 mengerti orang lain (emphatetic communication) b. Memenuhi komitmen/ janji c. Menjelaskan harapan Meminta maaf dg tulus ketika membuat kesalahan d. Memperlihatkan integritas pribadi Kiat sukses berkomunikasi a. Kenali dengan baik lawan bicara b. Jangan terlalu banyak bicara dan kurang mendengar c. Jangan merasa dan memperlihatkan bahwa kita lebih tahu daripada lawan kita bicara d. Kenali betul2 diri sendiri dan kemampuan diri sendiri sumber dari : Lastry, P,SST di website ocw.gunadarma.ac.id

2. SCL dan PBL


SCL pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas individual peserta didik. Hal ini dilakukan karena pertimbangan adanya perbedaan perbedaan di antara para peserta didik. tujuan : bagi para peserta didik adalah agar mereka secara mandiri dapat mengatur tujuan pembelajaran jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai, melacak kemajuan dan prestasi selama waktu periode tertentu. manfaat : mampu memenuhi kepentingan peserta didik secara individual. Sumber dari :ppp.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bukupanduanpelaksanaanscl-star.pdf PBL Suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Kamdi, 2007 : 77). PBL memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Belajar dimulai dengan satu masalah.

NIA NURHAENI / 1311419014


b. Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata. c. Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu. d. Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri. e. Menggunakan kelompok kecil. f. Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja. Langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajarn PBL : a. Identifikasi masalah b. Mengumpulkan data c. Analisis data d. Pemecahan masalah berdasarkan analisis data e. Memilih cara pemecahan masalah f. Merencanakan penerapan pemecahan masalah g. Uji coba terhadap rencana yang ditetapkan h. Melakukan tindakan untuk pemecahan masalah Sumberdari: www.sekolahdasar.net/2011/10/model-pembelajaran-problem-based.html

3. Prior Knowledge
Pengetahuan yang telah dimiliki seseorang (prior knowledge atau PK) yang berperan dalam konteks komunikasi dan belajar. PK yang dimiliki mahasiswa (peserta didik) banyak yang bersifat fragmentaris dan lokal, dan sering berisi tentang miskonsepsi yang dapat mengganggu kecermatan belajar. strategi untuk mempelajari materi baru : a. Overreliance on the sufficiency of prior knowledge: para peserta didik melaporkan bahwa materi yang mereka pelajari telah mereka ketahui sebelumnya, dan mereka mengulang (membaca) kembali bahan yang pernah mereka terima/pelajari. b. Overreliance on text vocabulary: para peserta didik menemukan (dan kemudian mengisolasinya) kata-kata baru dari konteks yang mereka pelajari dan menyamakan pengertian kata-kata baru c. Overreliance on factual information: peserta didik yang memahami bahwa belajar merupakan kegiatan pengumpulan faktafakta mungkin mampu mengingat kembali informasi yang pernah diperolehnya secara tepat d. Overeliance on existing beliefs: ketika peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dengan PK yang dimiliknya maka mereka menggunakan teks untuk konfirmasi pengetahuan yang ada e. Conceptual-change students: peserta didik mempunyai pengertian bahwa materi yang mereka pelajari merupakan wahana untuk mengintegrasikan gagasan/teori lama dengan pengetahuan baru. sumber dari : ppp.ugm.ac.id

NIA NURHAENI / 1311419014


4. Hubungan PBL dan SCL dengan Komunikasi Efektif
PBL yaitu suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. SCL yaitu pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas individual peserta didik. Hal ini dilakukan karena pertimbangan adanya perbedaan perbedaan di antara para peserta didik. Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Jadi menurut saya hubungan PBL dan SCL sangat lah erat, karna pengertian PBL dan SCL sama-sama melibatkan peserta didik untuk memecahkan masalah dan peserta didik juga diminta untuk lebih aktif dan dengan ini kita juga membutuhkan komunikasi yang efektif dalam berdiskusi dengan metode PBL dan SCL ini. Sumberdari: ppp.ugm.ac.id/wp-content/uploads/bukupanduanpelaksanaansclstar.pdf , www.sekolahdasar.net/2011/10/model-pembelajaran-problem-based.html , Lastry, P,SST di website ocw.gunadarma.ac.id

5. Komunikasi Budaya Minangkabau


mampu memahami perspektif budaya dalam membina situasi komunikasi dengan masyarakat Minang dimanapun, dan komunikasi Budaya Minangkabau menggunakan Kato Nan Ampek , yang terdiri dari : a. Kato Mandaki Adalah kata-kata, kalimat, dan bahasa yang dipakai oleh orang yang status sosialnya lebih rendah dari lawan bicaranya (cth: dipakai oleh anak kepada orang tua, murid kepada guru dll). Ciri-ciri : lebih rapi tata bahasanya, pemakaian ungkapannya jelas, menggunakan kata pengganti orang pertama (ambo) dan panggilan kehormatan untuk yang lebih tua ( mamak, uda, uni, inyiak, etek, amai, serta beliau untuk orang ketiganya). b. Kato Manurun Adalah kata-kata, kalimat, dan bahasa yang dipakai oleh orang yang status sosialnya lebih tinggi dari lawan bicaranya (cth: dipakai oleh orang tua kepada anak, guru kepada murid, mamak kepada kemenakan dll). Ciri-ciri : lebih rapi tata bahasanya, tetapi dengan kalimat yang lebih pendek, menggunakan kata pengganti orang pertama, kedua dan ketiga yang bersifat khusus, seperti : wak den, awak den, wak ang, awak ang, wak kau, awak kau, awak inyo. c. Kato Malereang Adalah kata-kata, kalimat, dan bahasa yang dipakai oleh orang yang status sosialnya sama dengan lawan bicaranya, tetapi saling menyegani (cth: dipakai oleh ipar kepada besan, sesama menantu dalam sebuah rumah, mertua kepada

NIA NURHAENI / 1311419014


menantu atau sebaliknya, orang-orang yang berjabatan) Ciri-ciri : lebih rapi tata bahasanya, tetapi lebih banyak menggunaklan peribahasa, menggunakan kata pengganti orang pertama (wak ambo), kedua (gelar dan panggilan kekerabatan) dan ketiga (beliau) yang bersifat khusus d. Kato Mandata Adalah kata-kata, kalimat, dan bahasa yang dipakai oleh orang yang status sosialnya sama dan hubunganya akrab dengan lawan bicaranya. Ciri-ciri : tata bahasanya lebih bersifat bahasa pasar, yang lazim memakai suku kata terakhir atau kata-kata yang tidak lengkap dan kalimatnya pendekpendek, menggunakan kata pengganti orang pertama (aden, den), kedua (ang, waang, kau) dan ketiga (inyo, anyo) yang bersifat khusus 6. Hal yang dilakukan dalam Tutorial Tutorial dalam konteks PBL adalah suatu active learning process dalam diskusi kelompok kecil distimulasi oleh suatu problem (skenario) mengaktifkan prior knowledge mahasiswa difasilitasi oleh seorang tutor dipimpin oleh seorang mahasiswa yang terpilih dibantu oleh seorang sekretaris yang terpilih Untuk mencapai tujuan belajar melalui aktivitas terstruktur yang disebut seven-jump. 1. Langkah 1 : Mengklarifikasikan terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi. 2. Langkah 2 : Menentukan masalah. 3. Langkah 3 : Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior knowledge. 4. Langkah 4 : Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi secara terintegrasi. 5. Langkah 5 : Menformulasikan tujuan pembelajaran. 6. Langkah 6 : Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain. 7. Langkah 7 : Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh. Sumber dari : Buku Student Guide Blok 1

Anda mungkin juga menyukai