Anda di halaman 1dari 2

Materi: 1. PIECES 2. Cause and Effect Analysis 3. Data Flow Diagram 4. Entity Relationship Diagram 5.

Class Diagram & Statechart Diagram 7. Usecase Diagram 8. Activity Diagram 9. Communication Diagram 10. Component and deployment Diagram Djamoe Djamoe adalah warung jamu kecil bernuansa tradisional di Jakarta, yang mencoba untuk memberikan pengalaman unik menikmati jamu kepada masyarakat Indonesia. Toko Djamoe menyadari bahwa adanya pembengkakkan biaya kertas untuk dokumen bisnis yang digunakan, oleh karena itu diharapkan setelah pengimplementasian sistem informasi ini dapat membantu perusahaan untuk menekan pembengkakkan biaya tersebut. Karyawan toko Djamoe menghadapi kesulitan dalam memeriksa stok bahan baku Djamoe yang ada. Pemilik toko Djamoe berani membayar mahal untuk menggunakan processor yang cepat, sehingga pengecekan stok dapat dilakukan dengan mudah. Toko ini juga sering mengalami kehilangan dokumen-dokumen, seperti pemesanan yang telah dibuat, tagihan, dan pembayaran yang sudah dikirim. Hal ini menyebabkan biaya yang sudah dike-luarkan sangat sulit untuk dilacak dan pembuatan laporan sering terjadi kesulitan. Pembangunan sistem diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pembuatran laporan. Pemilik juga meminta agar sistem dibuat dengan design seminimalis mungkin dan menggunakan bahasa Indonesia, agar penggunaannya dapat dilakukan dengan mudah. Batas waktu yang diberi-kan oleh pemilik toko Djamoe adalah 27 Agustus 2012. Proses bisnis yang berjalan: Djamoe menyediakan berbagai macam produk jamu tradisional alami di warungnya, seperti beras kencur dan temulawak. Pelanggan dapat memilih produk jamu yang diinginkan dari menu. Kasir akan mencatat minuman-minuman yang diinginkan ke dalam pemesanan dan pelanggan juga diminta untuk membayar langsung untuk kemudian dibuat bukti pembayarannya. Pemesanan tersebut juga akan diberikan ke dapur, dimana terdapat beberapa peracik jamu yang akan membuat jamu sesuai pesanan. Peracik akan mengambil bahan-bahan pembuatan jamu yang dibutuhkan untuk diracik. Lalu setelah diracik, minuman pun akan diantarkan ke pelanggan.

Apabila bahan pembuatan jamu sudah mau habis (mendekati ROP), peracik akan melapor kepada manajer warung untuk melakukan pembelian. Walaupun Djamoe adalah warung kecil, tetapi Djamoe sudah bekerjasama dengan beberapa pemasok yang sudah terjamin untuk dapat memberikan bahan-bahan pembuatan jamu berkualitas. Manajer Djamoe akan menghubungi pemasok yang bersangkutan dan memesan bahan jamu yang dibutuhkan. Setelah supplier mengirimkan tagihan melalui fax atau email, pihak Djamoe tidak langsung membayar sepenuhnya, melainkan hanya membayar 20% dari total tagihan terlebih dahulu, sampai barang yang dipesan sepenuhnya diterima. Atas pembayaran awal tersebut, bagian keuangan akan membuat bukti pembayarannya. Pengiriman bahan pembuatan jamu biasanya akan sampai di warung Djamoe pagipagi sebelum jam operasional. Biasanya bersamaan dengan pengiriman bahanbahan tersebut, kurir juga akan menyerahkan tagihan sisa total harga yang harus dibayar. Di saat itu, karyawan Djamoe akan membawa bahan-bahan pembuatan masuk ke dapur dan menyusunnya. Manajer juga akan mengecek kesesuaian bahan yang datang dengan pemesanan, beserta kualitasnya. Apabila ditemukan bahanbahan yang rusak, maka manajer akan melakukan retur barang dengan mengisi formulir retur dan mengirimkannya ke pemasok bersangkutan. Setelah semua bahan pembuatan jamu seluruhnya diterima sesuai pesanan, barulah manajer akan menyuruh bagian keuangan untuk membayar sisa tagihannya dan membuat bukti pembayaran kedua. Setiap akhir periode pelaporan, bagian keuangan akan membuat laporan pendapatan dan laporan pengeluaran kas.

Anda mungkin juga menyukai