Anda di halaman 1dari 7

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia, baik teknologi, informasi maupun

komunikasi, ibarat pedang bermata dua. Dampak positif maupun negatif membawa makna ya dan tidak secara bersamaan. Individualisme dan hedonisme merupakan dampak negatif yang nyata yang menyebabkan krisis sosial dan moral di masyarakat. Dalam perkembangan inilah, setiap individu ditantang untuk bermoralitas baik dimana dunia menawarkan berbagai macam kemudahan. Sehingga kemudahan yang didapat mampu membawa manfaat dan kebaikan bagi seluruh kehidupan. Lembaga Pendidikan SMK Leonardo Klaten selain menawarkan keahlian teknik, namun juga melibatkan siswa dalam pembentukan kepribadian baik dan berbudi pekerti luhur. Melalui tugas religiositas, siswa diharapkan mampu bersosialisasi dalam masyarakat, beriman sekaligus bermoral baik bagi masyarakat dan agamanya .

B. Manfaat Penulisan Manfaat dari pelaksanaan Tugas Religiositas dan pembuatan Laporan Tugas Religiositas antara lain : 1. Siswa mampu memiliki morelitas baik, kepekaan sosial dan peuli terhadap lingkungan dan sesamanya. 2. Siswa belajar untuk melibatkan diri dalam kegiatan beragama dan bermasyarakat. 3. Meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dan berbicara di depan umum. 4. Sebagai pengalaman dalam berinteraksi dengan orang lain. 5. Menjadi awal atau meningkatkan relasi sosial dan agama bagi siswa. 6. Siswa belajar untuk melaksanakan ibadah agama yang dianutnya.

7. Mampu merefleksikan dan menuturkan pengalaman iman dan sosial. 8. Sebagai pemenuhan Tugas Religiositas dan syarat mengikuti Ujian Praktik di SMK Leonardo Klaten.

BAB II ISI

A. Uraian Kegiatan 1. Kegiatan Pendalaman Iman dan Renungan Aksi Puasa Pembangunan (APP) Pertemuan Pertama Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Februari 2012. Kegiatan ini berlangsung di rumah Ibu Purwaningsih, Danguran, Klaten Selatan. Acara dimulai pukul 19.00 WIB dengan tema Babtis. Kegiatan dilaksanakan dalam masa Prapaskah untuk mempersiapkan diri dalam menyambut Hari Raya Penebusan Paskah. Masa Prapaskah merupakan masa pertobatan. Sehingga diharapkan dalam setiap pertemuan APP semakin menyegarkan kembali semangat pertobatan, perenungan iman dan penyadaran diri untuk menyiapkan penebusan Tuhan Yesus Kristus. Kegiatan diawali dengan doa pembukaan, pengantar tema, pembacaan Kitab Suci, pendalaman tema dan bacaan Kitab Suci, renungan dan berbagi pengalaman, penutupan, doa penutup. Pada saat renungan dan berbagi pengalaman, umat diajak untuk saling berbagi pengalaman rohani dan makna pembabtisan mereka sambil disuguhkan makanan ringan. Kegiatan berakhir pukul 20.30. Selain itu kegiatan ini diharapkan dapat mempersatukan umat katolik di lingkungan Fransiskus Xaverius Klaten Selatan untuk saling berbagi pengalaman dan perenungan bersama.

2. Kegiatan Pendalaman Iman dan Renungan Aksi Puasa Pembangunan (APP) Pertemuan Kedua Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 3 Februari 2012 di rumah Ibu FX. Sukamto. Kegiatan dimulai pukul 19.00 WIB. Kegiatan yang bertema Karena Babtisan, Aku Menjadi Warga Gereja ini dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan masa pertobatan. Mengingat kembali pengalaman iman sebagai umat katolik untuk semakin mengarahkan hidup ke tujuan awal kehidupan yang hakiki, yakni kepada Allah melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Kegiatan dimulai dengan doa pembukaan, lalu dilanjutkan pengantar tema, bacaan Kitab Suci, pendalaman tema dan bacaan Kitab Suci, Kemudian dilaksanan renungan dan berbagi pengalaman, lalu acara ditutup. Acara berakhir pukul 20.30 lalu dibagikan kotak celengan dari Gereja untuk dibawa pulang. Masa Prapaskah ini juga merupakan masa sosial dimana umat katolik diharapkan untuk berbagi dan peduli terhadap sesama. Gereja Santa Perawan Maria Bunda Kristus wedi menggunakan momen ini untuk semakin meningkatkan kepedulian umat dengan membagikan kotak celengan ke setiap umat dan keluarga di lingkungan-lingkungan. Yang nantinya akan dikumpulkan untuk membantu operasional Gereja dan membantu masyarakat yang kurang mampu. 3. Menjenguk Orang Sakit Pada Hari Minggu, 27 Februari 2012 Saya dan Bapak menjenguk Ibu Larasati Sukirno di Rumah Sakit Tegalyoso. Kami datang pukul 18.30 membawa parsel buah yang kami beli sepulang dari Solo pada sore hari . Ibu Larasati Sukirno yang masih merupakan saudara saya menderita sakit jantung koroner terbaring di Ruang Cendana 1. Meskipun dia tidak seagama dengan kami, namun kami tetap mendoakan kesembuhannya. Ibu Larasati B. Refleksi Kegiatan 1. Kegiatan Pendalaman Iman dan Renungan Aksi Puasa Pembangunan (APP) Pertemuan Pertama
3

Tema utama Paskah tahun 2012 adalah Katolik Sejati harus Peduli dan Berbagi. Tema besar itu mengajak umat katolik untuk menyadari manfaat dari kekatolikannya dengan kepedulian dan berbagi kepada sesama. Tema dari Pertemuan APP Pertama adalah Babtis. Pertanyaan yang mucul dalam benak saya adalah Apa hubungannya Kepedulian Berbagi dengan Babtis?. Ruparupanya renungan ini mengajak umat katolik untuk kembali mengingat janji babtisnya. Pernyataan-pernyataan yang diungkapkan dalam janji babtis merupakan dasar iman kekatolikan. Dan pernyataan-pernyataan tersebut direnungkan kembali dengan kehidupan sekarang. Apakah Tuhan masih tetap menjadi satu-satunya tujuan dan pengarah hidup yang kita percayai? Apakah kita mengusir kejahatan dan segala perbuatan tercela atau melakukannya? Apakah kita masih berpasrah kepada Yesus Kristus sebagai Putra Allah? Apakah kita masih mengandalkan Roh Kudus dalam persoalan dan pilihan hidup kita? Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang menjadi renungan bagi saya, dan mempertanyakan eksistensi kekatolikan saya. Dan membuat saya kembali tersadar bahwa saya selalu mempunyai Allah yang menopang semua permasalahan yang saya hadapi. Saya cenderung mengeluh dan emosi dalam permasalahan yang pelik. Terkadang acuh dan mempertanyakan Tuhan. Tapi tanpa disadari tangan Tuhan senantiasa bekerja tanpa istirahat dalam kehidupan saya. Hal-hal yang saya pikir berjalan begitu saja dengan apa adanya ternyata memang sudah menjadi bagian dari rencana Tuhan yang memang indah pada waktunya. Selalu dan akan terus begitu. Kesadaran inilah yang membawa pada kebersyukuran. Rasa syukur kepada Tuhan inilah yang mendasari kepedulian dan berbagi kepada makhluk ciptaanNya. Hal-hal inilah yang penting, bahwa setiap hal yang kita lakukan didasari oleh hal lain yang lebih kecil, dan hal tersebut berharga. Bahwa kita hidup sebagai makhluk ciptaanNya bersama dengan yang lain, yang sama bagi Tuhan untuk saling melengkapi satu sama lain. Mengetahui, Tim Pewartaan Lingkungan

2. Kegiatan Pendalaman Iman dan Renungan Aksi Puasa Pembangunan (APP) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua memiliki tema Karena Babtisan, Aku Menjadi Warga Gereja. Dalam tema tersebut sangat jelas digambarkan bahwa dengan dibabtis bukan saja kita dibersihkan tetapi juga disatukan. Apa maksudnya? Melalui pembabtisan kita telah dibayar lunas. Pengorbanan Tuhan Yesus Kristus dikayu salib menghapuskan segala dosa dan memulihkan kita ke keadaan awal kita. Yaitu sungguh amat baik. Kebaikan inilah yang menjadi sumber perenungan bagi saya. Bahwa kita diciptakan secitra dengan Allah dan mewarisi kebaikan Allah dalam diri kita. Namun apakah kita masih adalah baik sebagaimana Tuhan menghendakinya atas kita? Menjadi anggota Gereja bukan sekedar mendapat predikat katolik. Tetapi juga sungguh menjadi bagian dalam Gereja. Gereja bukanlah sekedar bangunan ataupun institusi keagamaan, melainkan dengan seluruh kemasyarakatan katolik dan keyakinan yang mendasari iman kekatolikan. Menjadi katolik bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga menjadi berkat bagi yang lain. Menjadi penyalur kebaikan Tuhan yang telah kita warisi sebagaimana hakikat penciptaan manusia. Demi kesejahteraan dan kedamaian seluruh umat manusia. Meninggalkan egoisme pribadi untuk bersatu dan saling percaya diikat oleh keyakinan yang sama kepada Tuhan. Bahwa sebagai masyarakat Gereja harus mampu mencitrakan diri sesuai dengan Gereja iman yang dibangun dalam hati masing-masing pribadi. Untuk memancarkan kebaikan kepada semua makhluk. Hal yang penting sebagai manusia adalah menghargai kemanusiaan, disitulah kita dapat disebut sebagai manusia.

Mengetahui, Tim Pewartaan Lingkungan

3. Menjenguk Orang Sakit Yang menjadi pemikiran saya ketika menjenguk Ibu Larasati Sukirno adalah penyakitnya. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul, apa penyebab orang sakit? Apakah sakit adalah sebuah hukuman? Jika ya, bukankah Tuhan menghendaki segala sesuatu itu baik? Setelah saya dalami lebih jauh, penyakit jantung koroner adalah penyakit dimana pembuluh darah menyempit akibat adanya gumpalan lemak. Kata lemak dalam konteks berlebih, mengarah pada gaya hidup. Orang yang menimbun lemak lebih biasanya adalah para konsumen makanan cepat saji, kurang berolahraga dan faktor usia juga menjadi tolak ukur menurunnya mobilitas tubuh dan perkembangan sel. Dengan kata lain, penyakit dapat disebabkan oleh diri kita di masa lalu. Tuhan memang menghendaki bahwa setiap manusia baik adanya. Akan tetapi terkadang manusia lebih mencari kesenangan sementara tanpa berpikir jauh. Itulah hal yang membuat manusia lupa pada diri dan pada penciptaNya. Kepedulian kepada sesama tetaplah dimulai dari kepedulian terhadap diri sendiri. Dengan peduli pada diri, kita mampu menempatkan ukuran yang tepat untuk orang lain pula. Mengetahui, Keluarga Ibu Larasati Sukirno

BAB III Penutup


A. Kesimpulan Semangat bersosialisasi dibangun diharapkan mampu dibangun sejak dini, untuk mampu menghargai setiap kehidupan yang ada. Memiliki relasi yang banyak pun mampu membawa manfaat bagi kehidupan kelak. B. Saran 1. Waktu pembuatan laporan dan pelaksanaan tugas supaya dapat disosialisasikan dengan lebih baik. 2. Pelaksanaan tugas dan pembuatan laporan supaya tidak terlalu berdekatan dengan hari-hari ujian yang lain.

Anda mungkin juga menyukai