Anda di halaman 1dari 10

Seminar Sain dan Teknologi

ISSN : 1693 6809

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA
Uli Basa Sidabutar
Dosen Jurusan Pedidikan Teknik Elektro FT Unimed

Abstrak
Model pembelajaran berbasis website menjadi sangat popular dikalangan kampus dan mahasiswa akhir-akhir ini. Hal ini juga dipicu oleh kemajuan teknologi yang berkembang cukup pesat dan tingginya tingkat persaingan antar universitas yang memaksa mereka mencari terobosan baru dalam metode pembelajaran yang mereka tawarkan sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang dapat menarik minat mahasiswa untuk belajar. Pemanfaatan model pembelajaran berbasis website diharapkan dapat memotivasi peningkatan kualitas pembelajaran dan materi ajar, kualitas aktivitas dan kemandirian mahasiswa, serta komunikasi antara dosen dengan mahasiswa maupun antar mahasiswa. Model pembelajaran berbasis website juga dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan ruang kelas serta hambatan jarak dan waktu, di dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Mengingat adanya kelebihan-kelebihan dari model pembelajaran berbasis website, maka hal ini patut dijadikan metode pembelajaran alternative yang dapat meningkatkan motivasi dan kemandirian mahasiswa dalam belajar. Namun, perlu diperhatikan juga berbagai kendala dan faktor-faktor penyebab kegagalan pembelajaran berbasis website untuk mencapai efektivitas penerapan model pembelajaran berbasis website itu sendiri. Kata-kata Kunci: Website, Pembelajaran, Teknologi

Pendahuluan
Pembelajaran dewasa ini menghadapi berbagai tantangan. Diantaranya, tantangan yang datang dari individu yang bersangkutan misalnya bagi mahasiswa, seberapa besar motivasi untuk belajar serta kemandirian dalam pembelajaran. Tangtangan selanjutnya adanya perubahan persepsi tentang belajar itu sendiri, dan tantangan yang datang dari pesatnya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi sekarang ini. Sementara itu, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat yang menawarkan berbagai kemudahan-kemudahan baru dalam pembelajaran yang memungkinkan adanya peningkatan motivasi dari mahasiswa serta kemandirian dalam proses pembelajaran. Selain itu dapat juga memungkinkan untuk terjadinya pergeseran orientasi belajar dari outside-guided menjadi self-guided. Lebih dari itu, teknologi ini ternyata turut pula memainkan peran penting dalam memperbaharui konsepsi pembelajaran yang semula fokus pada pembelajaran sebagai semata-mata suatu penyajian berbagai
126

pengetahuan menjadi pembelajaran sebagai suatu bimbingan agar mampu melakukan eksplorasi sosial budaya yang kaya akan pengetahuan. Media pembelajaran berbasis website memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran ini dapat membantu mempermudah pengajar dalam menyampaikan materi kuliah, dapat menghemat waktu baik persiapan pembelajaran maupun dalam proses pembelajaran dan dapat digunakan berulangulang. Model media interaktif diharapkant akan mampu merangsang mahasiswa untuk belajar ke arah yang lebih baik, mandiri, dan mencapai prestasi yang diharapkan. Sistem pembelajaran berbasis website akan dapat menggali kemampuan individual mahasiswa serta menimbulkan daya tarik, sehingga diharapkan dapat melahirkan motivasi bagi mahasiswa dalam meningkatkan prestasi dan hasil belajarnya. Disamping itu website ini juga diharapkan dapat menjembatani permasalahan keterbatasan kemampuan daya serap mahasiswa dan

Pekan Ilmiah Periode ke-XXI FT.UISU Jl. SM. Raja Teladan Medan

Seminar Sain dan Teknologi

ISSN : 1693 6809

keterbatasan kemampuan pendidik dalam proses pembelajaran di kelas, untuk memahami dan memberikan perlakuan sesuai dengan karakteristik mahasiswa secara individual, serta dengan adanya bantuan website ini dapat menjembatani persoalan rendahnya aktualisasi diri mahasiswa, sehingga materi yang kurang dipahami dapat di ekplorasi kembali melalui website. Semakin menarik tampilan atau sajian dari suatu pembelajaran yang didukung oleh teknologi, seperti website dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Didukung dengan maraknya perkembangan notebook yang saat ini bukan menjadi hal langka lagi, menjadikan komunikasi via internet semakin dikenal. Hot spot jaringan wireless hampir tersebar dimana saja di Kota Besar, seperti di sekolah, universitas, perkantoran maupun Mall mall. Hal ini semakin memudahkan dalam menerapkan pembelajaran mandiri yang dapat dilakukan dimana saja. Sekarang ini modep pembelajaran berbasis website menarik perhatian banyak kalangan dan dipersepsikan sebagai salah satu bentuk sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh (PTJJ) yang paling modern, canggih dan fleksible untuk dilaksanakan, jika suatu institusi memiliki infrastruktur dan koneksitas terhadap jaringan internet. Pembelajaran jarak jauh menjadi sangat populer dikalangan dunia pendidikan akhir-akhir ini. Hal ini juga dipicu oleh kemajuan teknologi yang berkembang cukup pesat dan tingginya tingkat persaingan antar sekolah dan universitas untuk mencari terobosan baru dalam model pembelajaran yang dapat menarik minat mahasiswa untuk belajar. Penerapan model pembelajaran berbasis website diharapkan dapat memotivasi peningkatan kualitas pembelajaran dan materi ajar, kualitas dan kemandirian mahasiswa. PEMBAHASAN Hakikat Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku,

komputer, kurikulum dan lain-lain, Joyce (1992) dalam Trianto. Selanjutnya, Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai Bringss (1977) menjelaskan model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk menwujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi. Berdasarkan pemahaman terhadap pengertian model tersebut maka pemaknaan terhadap model pembelajaran seperti diungkapkan Nasution (2000) adalah suatu pola pendekatan menyeluruh yang digunakan untuk mendesain pembelajaran. Model pembelajaran merupakan pola yang menerangkan suatu proses penyebutan dan suatu situasi sosial lingkungan yang menyebabkab para siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan khusus pada diri mereka. Model pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologi, analisis sistem atau teoriteori lain yang mendukung. Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce & Weil). Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu : (1) Pertimbangan terhadap tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, (2) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran, (3) Pertimbangan dari sudut peserta didik. Untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar, guru seharusnya mengerti akan fungsi dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian seorang guru harus menguasai berbagai model pembelajaran untuk menarik minat siswa dalam proses pembelajaran dan harus mampu memilih serta menggunakan berbagai model pembelajaran yang efektif, efisien dengan situasi dan kondisi yang ada untuk mencapai
127

Pekan Ilmiah Periode ke-XXI FT.UISU Jl. SM. Raja Teladan Medan

Seminar Sain dan Teknologi

ISSN : 1693 6809

tujuan yang diharapkan agar tidak terjadi kesimpangsiuran. Arends dalam Trianto menyatakan istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya dan sistem pengelolaannya. Model pembelajaran mempunyai sintaks atau pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh pengajar atau peserta didik. Sintaks dari bermacam-macam model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Dimana disetiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian peserta didik dan memotivasi peserta didik agar terlibat dalam proses pembelajaran dan diakhiri dengan menutup pelajaran , di dalamnya meliputi kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dengan bimbingan pengajar. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pemandu bagi perancang disain pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian, merupakan hal yang sangat penting bagi para pengajar untuk memahami tentang model pembelajaran. Karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran, maka seorang pengajar akan merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak kita capai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan. Hakikat Website Model Pembelajaran Berbasis

mutu pembelajaran. Terkait dengan peningkatan mutu pembelajaran secara garis besar komputer dimanfaatkan dalam dua macam penerapan, yaitu dalam bentuk pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer Assisted Instruction CAI) dan pembelajaran berbasis komputer (Computer Based Instruction CBI). Dalam banyak hal kedua penerapan dalam pemanfaatan komputer untuk pembelajaran ini adalah sama. Perbedaan yang menonjol di antara keduanya terletak pada fungsi perangkat lunak yang digunakan. Pada CAI perangkat lunak yang digunakan berfungsi membantu guru dalam proses pembelajaran, seperti sebagai multi media, alat bantu dalam presentasi maupun demonstrasi atau sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun pembelajaran berbasis komputer (CBI) mempunyai fungsi lebih luas. Perangkat lunak dalam CBI disamping bisa dimanfaatkan sebagai fungsi CAI, juga bisa dimanfaatkan dengan fungsi sebagi sistem pembelajaran individual (individual learning). Karena CBI berfungsi sebagai sistem pembelajaran individual, maka perangkat lunak CBI bisa memfasilitasi belajar kepada individu yang memanfaatkannya. Oleh karena itu, pengembangan perangkat lunak CBI harus mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar, prinsip-prinsip perencanaan sistem pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran individual. Pada CBI, pebelajar berinteraksi langsung dengan media interaktif berbasis komputer, sementara pengajar bertindak sebagai desainer dan programer pembelajaran. Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh pemakainya, yang diistilahkan dengan kesabaran komputer, dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan belajar lambat. Dengan kata lain, komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi mahasiswa yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat memacu efektivitas belajar bagi mahasiswa yang lebih cepat (fast learner). Disamping itu, komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan (reinforcement) terhadap prestasi belajar mahasiswa. Dengan kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar pemakainya (record keeping),

Pemanfaatan komputer dalam pendidikan telah sangat meluas dan menjangkau berbagai kepentingan. Di antara pemanfaatannya adalah untuk kepentingan pembelajaran, yaitu untuk membantu para pengajar dalam meningkatkan
128

Pekan Ilmiah Periode ke-XXI FT.UISU Jl. SM. Raja Teladan Medan

Seminar Sain dan Teknologi

ISSN : 1693 6809

komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis. Komputer juga dapat dirancang agar dapat memberikan preskripsi atau saran bagi mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar tertentu. Kemampuan ini mengakibatkan komputer dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran yang bersifat individual (individual learning). Pembelajaran berbasis website adalah merupakan bagian dari suatu elearning. Sebagaimana dikemukan oleh Gilbert & Jones, yaitu: pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik seperti Internet, intranet/extranet, satellite broadcast, audio/video tape, interactive TV, CD-ROM, dan computer-based learning, web-based learning, virtual laboratorium dan virtual classroom (Gilbert & Jones, 2001). Sehubungan dengan itu, maka elearning adalah bagian dari pembelajaran jarak jauh sedangkan pembelajaran online adalah bagian dari elearning. Pemanfaatan teknologi elektronik ini digunakan untuk; (1) mengirim bahan ajar, (2) pendukung, (3) meningkatkan kualitas pembelajaran, dan (4) pembelajaran dan penilaian. Selain itu, dapat dimanfaatkan untuk mendistribusikan materi pembelajaran sehingga dapat diakses dimana saja dan kapan serta siapa saja (Rosenberg , M. J, 2001).. Pembelajaran berbasis website adalah pendayagunaan teknologi internet dan web yang bervariasi untuk membuat dan menyampaikan bahan ajar, serta memudahkan pembelajaran sepanjang waktu (Aggarwal Anil K 2002). Sehubungan dengan elearning (Uskov ,2001) e-learning adalah pembelajaran dengan fasilitas internet, yang meliputi penyampaian materi dalam berbagai format, pengelolaan pengalaman belajar dan jaringan komunitas pembelajar. Khan mendefinisikan pembelajaran berbasis web sebagai program instruksional berbasis hypermedia yang memanfaatkan sumber daya dan Word Wide Web dalam menciptakan lingkungan sumber belajar yang berarti dan mendukung. Sehubungan dengan strategi pembelajaran, bahwa pembelajaran berbasis web adalah merupakan aplikasi dari strategi pembelajaran yang berorientasi kognitif dan konstruktivis dan kolaborasi dari lingkungan belajar dengan memanfaatkan World Wide Web (Hokanson,

H. M. (2008).. Pembelajaran berbasis web adalah merupakan sumber belajar dan merupakan pembelajaran individual yang disampaikan melalui komputer yang ditampilkan melalui browser. Rosenberg Rosenberg, M.J (2001) memberikan definisi modern: "Pembelajaran berbasis website mengacu pada penggunaan teknologi internet untuk memberikan seperangkat solusi akan kebutuhan belajar sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kinerja. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis website adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi seperti; internet, intranet, extranet dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama penyampaian materi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar yang diatur melalui suatu sistem manajemen pembelajaran (CMS, LMS). Dengan demikian, konsep pembelajaran berbasis website (PBW) dapat didefinisikan sebagai obyek belajar atau sarana belajar berbasis web dengan empat fitur utama: a) menggunakan teknologi Web yang disampaikan melalui jaringan internet, b) mengajarkan konten yang memenuhi tujuan pembelajaran khusus sesuai dengan kurikulum, c) Hal ini dirancang berdasarkan strategi pembelajaran dan prosedur pedagogis, d) berisi elemen yang dapat digunakan kembali. Stone, E. David. (2002) menyebutkan fitur-fitur yang harus ada pada layanan web sehingga bisa disebut pembelajaran berbasis web, yaitu: (1). Informasi pelajaran, catatan pengumuman dan jadwal, (2). Peta kurikulum, (3). Bahan ajar seperti slide, handout , animasi, audio video, (4). Komunikasi melalui email dan forum, (5). Penilaian formatif dan sumatif, (6). Alat manajemen siswa (records, statistics, student tracking), (7). Link ke website terkait secara internal maupun eksternal yang bermanfaat seperti perpustakaan, online database, dan jurnal. Dari sudut pandang teknologi, PBW menggunakan teknologi Web dan layanan internet sebagai modus pengiriman, artinya HTML, URL, browser, e-mail, fasilitas transfer file (FTP). Selain bahasa scripting, seperti PHP
129

Pekan Ilmiah Periode ke-XXI FT.UISU Jl. SM. Raja Teladan Medan

Seminar Sain dan Teknologi

ISSN : 1693 6809

dan Java Script, PBW menggabungkan unsurunsur multimedia, seperti animasi, video klip dan audio, gambar, grafik, yang dikembangkan menggunakan perangkat lunak multimedia authoring, seperti Authorware, Micromedia Flash, Java, dan Hot Potatoes. Dari sudut pandang pedagogis, bahwa PBW merupakan strategi pembelajaran yang terkait dengan konstruktivis, cognitivist, dan paradigma pembelajaran kolaboratif atau atau kombinasi dari benerapa strategi. Oleh karena itu, PBW berhubungan dengan nilai-nilai pedagogis yang berpotensi mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah. Dari sudut pandang isi (content), PBW adalah implementasi berbasis komputer dari suatu subjek tertentu yang biasanya sesuai dengan kurikulum. PBW dapat dibuat untuk mendukung topik yang berbeda dari suatu subjek tertentu, serta materi pembelajaran dengan beberapa sup pokok bahasan dalam bidang tertentu. Berdasarkan uraian di atas, maka inti dari PBW adalah integrasi dari (1) konten, (2) teknologi, dan (3) pedagogi, menjadi suatu sistem yang mendukung pembelajaran. Dengan kata lain, PBW adalah merupakan suatu kesatuan dari (content) isi, pedagogi, dan teknologi, seperti pada Gambar 1.
TEKNOLOGI:

memperkaya pengalaman belajar dengan dimensi baru Lee. W.William. (2004).: 1. Multimediality: Penggunaan unsur-unsur multimedia membuat belajar lebih mudah karena membantu mahasiswa untuk fokus dan menjaga perhatian mereka pada isi yang kompleks, berkat aktivasi indera yang berbeda . 2. Hypertextuality: Hypertext, terstruktur sebagai sebuah sistem manifold hubungan non-linear antara teks, memungkinkan mahasiswa untuk mengikuti jalan mereka sendiri dan untuk membuat yang baru setiap kali. 3. Interaktivitas: Interactive komponen memungkinkan untuk bekerja dengan materi dalam pendekatan belajar by doing, yang membawa tentang keterlibatan yang lebih tinggi, pemahaman yang lebih dalam, dan retensi yang lebih baik dari subyek . Istilah PBW terkait dengan istilah lain yang lebih umum, yakni elearning. Elearning adalah kegiatan atau proses pembelajaran yang sebagian atau seluruhnya dilaksanakan dengan memanfaatkan Internet sebagai sarana pengantaran bahan ajar maupun sarana komunikasi dan administrasi pembelajaran. Blended learning, yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan pemanfaatan sumber daya jaringan Internet sebagai suplemen pembelajaran, termasuk dalam ranah elearning. Dalam tulisan ini, pembelajaran berbasis Internet dibatasi pengertiannya pada bagian dari elearning yang berlangsung dengan memanfaatkan Internet sebagai sarana distribusi dan penayangan bahan ajar maupun sebagai sarana pengelolaan keseluruhan proses pembelajaran. Beberapa karakteristik website khusus perlu dicermati terkait dengan perbedaan yang menyolok antara pembelajaran berbasis website dengan pembelajaran konvensional. Karakteris pembelajaran berbasis website yang dikelola dengan perangkat lunak learning management system antara lain adalah: 1. Penyajian materi pembelajaran dilakukan dengan menayangkan objek-ajar teks, animasi, audio, video, maupun gabungan berbagai unsur media tersebut. Teknologi komputer dan jaringan Internet sangat memungkinkan penayangan materi

PEDAGOGI:

Web/ Internet Psikologi pendidikan Hypermedia Teori Belajar Multimedia Desain Instruksional Scipting Languages Metode Pembelajaran Bahasa Program Metode PenilaianPembelajaran Authoring Strategi Pembelajanran berbasis Website Tools (PBW) CONTENT: Pokok Bahasan & Sub Pokok Bahasan Konsep Aktivitas Quis, Exercices dan Assignment

Gambar 1. Komponen pembelajaran berbasis website (PBW)

Tantangannya adalah bagaimana membuat materi pembelajaran dan menggunakannya sehingga bisa membawa perubahan positif dalam mempengaruhi proses belajar mahasiswa. Dalam pengertian ini, penggunaan teknologi web memungkinkan untuk menekankanan beberapa aspek yang dapat
130

Pekan Ilmiah Periode ke-XXI FT.UISU Jl. SM. Raja Teladan Medan

Seminar Sain dan Teknologi

ISSN : 1693 6809

pembelajaran secara audio-visual dengan kualitas cukup tinggi. 2. Materi pembelajaran disajikan dalam potongan-potongan kecil (objek ajar) yang dapat ditayangkan satu layar penuh atau video/audio. Ada alasan teknis, psikologis, dan alasan ekonomis untuk menentukan ukuran potongan-potongan materi pembelajaran tersebut. Potongan kecil teks (dengan tayangan kira-kira satu layar penuh tanpa harus menggulung layar) memungkinkan pengiriman file secara cepat. Demikian juga potongan audio/video dengan durasi sekitar 5 menit memungkinkan pembelajar tidak terlalu lama menunggu proses pengunduhannya (downloading). Dari sisi ergonomik, penayangan teks utuh tanpa harus menggulung layar membuat mata menjadi lebih nyaman. Untuk materi yang terlalu panjang (lebih dari 3 halaman tayangan), pembelajar cenderung mencetak terlebih dahulu materi ajar sebelum membacanya. 3. Pembelajar dimungkinkan belajar dengan kecepatan sesuai kebutuhan dan kemampuan, serta dapat mengakses materi pembelajaran secara non-linier. Karakteristik website ini berbeda dengan pembelajaran tutorial di mana pembelajar maju bersama seiring dengan panduan yang diberikan oleh fasilitator. Terkait dengan ini, perancang materi pembelajaran harus memberikan sarana interaktivitas antara pembelajar dengan objek-ajar yang memungkinkan pembelajar mengakses bahan ajar secara non-linier. 4. Interaksi antara pembelajar dengan fasilitator (dosen) umumnya berlangsung secara asinkronus, kecuali bila digunakan fasilitas chatting atau tele/videoconference. Hampir semua perangkat lunak course/learning management system (misalnya: WebCT, Moodle, Claroline, dan sebagainya) menggunakan sarana komunikasi asinkron berupa email atau internal mail dan internal chat. Disebut internal mail dan internal chat karena fasilitas itu hanya dapat diakses apabila pembelajar masuk ke dalam situs (log-in). Diskusi berlangsung secara tekstual, menggunakan fasilitas mirip mailing list yang

hanya berlaku internal (di dalam situs pembelajaran, sehingga pembelajar perlu login terlebih dahulu sebelum bergabung). Mekanismenya seperti mekanisme berkirim surat elektronik (email). Pendapat/pertanyaan diberikan kepada seluruh komunitas (pembelajar, fasilitator, dan administrator) melalui email ke alamat discussion forum. Tanggapan juga diberikan oleh anggota komunitas melalui email ke alamat discussion forum.

Kesimpulan Dan Saran


Kesimpulan 1. Model pembelajaran berbasis website sangat potensial untuk membuat proses belajar lebih efektif sebab peluang mahasiswa untuk mempelajari dan untuk memahami materi pembelajaran dapat dilakukan berulang-ulang. Serta dimungkinkan untuk tetap dapat belajar sekalipun tidak hadir secara fisik di dalam kelas. Kegiatan belajar menjadi sangat simple karena dapat disesuaikan dengan ketersediaan waktu para mahasiswa. Kegiatan pembelajaran terjadi melalui interaksi mahasiswa dengan sumber belajar yang tersedia dan dapat diakses dari internet. 2. Model pembelajaran berbasis website dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam pembelajaran karena bahan belajar mudah didapat serta dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. 3. Model pembelajaran berbasis website juga dapat meningkatkan kemandirian mahasiswa dalam belajar, karena melalui media internet mahasiswa dapat mencari sendiri berbagai bahan yang dibutuhkan untuk mendukung perkuliahan dapat diperoleh secara mudah dan praktis. Dan dapat dimungkinkan bahan yang diperoleh mahasiswa tersebut dapat lebih membantunya dalam memahami suatu materi perkuliahan. Saran 1. Dalam penggunaan model pembelajaran berbasis website, perlu juga diperhatikan
131

Pekan Ilmiah Periode ke-XXI FT.UISU Jl. SM. Raja Teladan Medan

Seminar Sain dan Teknologi

ISSN : 1693 6809

apakah fasilitas pendukung sudah memadai agar hasil yang diperoleh dapat maksimal 2. Kegagalan implementasi model pembelajaran berbasis website kebanyakan bukan karena masalah tools, software atau infrastruktur. Tapi kebanyakan karena human factor, maka diharapkan para pengguna dapat secara tepat dapat memahami penggunaan Model pembelajaran berbasis website ini.

Martinez, R., 2004, Online education: Designing for the future in appraiser education. The Appraisal Journal, 72(3), 266-184. Prashing, B., 2007, The Power Of Learning Styles, Bandung : Kaifa. Rusman, 2011, Model Model Pembelajaran, jakarta : Rajawali Pers. Reiss, E. L., 2000, Practical information architecture. A hands-on approach to structuring successful websites. Harlow, UK: Addison-Wesley. Rosenberg, M.J, 2001, E-learning: Strategies for delivering knowledge in the digital age. New Work: McGaw-Hill. P.67-87 Stone, E. David, 2002, Planning and Design for High-Tech Web-Based Training. Artech House Boston. London www.artechhouse.com. P.121-135 Trianto, 2010, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta : Kencana. Uno, H.B., 2009, Model Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara.

Daftar Pustaka
Budiningsih, C., 2005. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta. Conrad,Kerri, 2002,. Instructional Design for Web-Based Training. HRD Press Amherst, Massachusetts Printed in Canada. P. 56-78 Dabbagh, N dkk., 2005, Online learning, New Jersey : Saddle River. Dick and Carey, 2005, The Systematic Design Of Instructional, New york : Longman. Gilbert & Jones, 2001, Gilbert, & Jones, M. G. 2001, E-learning is e-normous. Electric Perspectives, 26(3), 66-82. ILRT. (2005). Institute for learning & research technology of Bristol University. Hergenhahn, B.R., 2008, Theories Of Learning, New york : Lawrence Erlbaum. Hokanson, H. M., 2008, A role based model of instructional design practice. Retrieved September 15, from the World Wide Web: ttps://wiki.umn.edu/view/ARECpaper/ StartingWriting Joyce, B & Marshal, M., 2009, Model Of Teaching, Yogyakarta : Pustaka Belajar. Lee. W.William, 2004, Multimedia-Based Instructional Design. Published by Pfeiffer An Imprint of Wiley. 989 Market Street, San Francisco, CA 94103-1741www.pfeiffer.com.p.321356
132

Pekan Ilmiah Periode ke-XXI FT.UISU Jl. SM. Raja Teladan Medan

Seminar Sain dan Teknologi

ISSN : 1693 6809

Dunia elektronika mempunyai peran yang sangat besar dengan perkembangan teknologi yang ada.

Noel M. Morris, 1988, Aplikasi Listrik dan Elektronika, Jakarta, PT Elex Media Komputindo. Mohd. Izhar Abu Bakar, Che Mat Hadzer Mahhmud, 2000, High Sensitivity Component Identification In The Switched-Capasitor Design, Proccending Seminar Elektrik dan Elektronika Daya, Yogyakarta, UGM. Stevenson, William D., 1982, Element of Power System Analiysis, , International , 4th, Mc Graw-Hill. Zuhal, 1991, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta, PT Gramedia Indonesia.

R.Sumarno,dkk, 2000, Mempebaiki Power Faktor Dengan Mikrokontroler 80C31, Proceeding Seminar Elektrik dan Elektronika Daya, Fakultas Teknik UGM Yogjakarta. Supriyanto , 2006, Pembuatan Rangkaian Dimmer Daya Tinggi Untuk Pengaturan Tegangan Motor Induksi berbasis mikrokontroler AT89C51, HEADS JICA, laporan penelitian , Medan , Unimed

Pekan Ilmiah Periode ke-XXI FT.UISU Jl. SM. Raja Teladan Medan

133

Seminar Sain dan Teknologi

ISSN : 1693 6809

134

Pekan Ilmiah Periode ke-XXI FT.UISU Jl. SM. Raja Teladan Medan

Seminar Sain dan Teknologi

ISSN : 1693 6809

Pekan Ilmiah Periode ke-XXI FT.UISU Jl. SM. Raja Teladan Medan

135

Anda mungkin juga menyukai