Anda di halaman 1dari 2

DIAGNOSA

Lawan Demensia
dengan 6 pilar brain-healthy lifestyle
Demensia adalah suatu kelainan otak organik yang bersifat progresif dan umumnya ireversibel. Secara definisi, demensia adalah suatu sindrom penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan kemunduran kognitif dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari. (Asosiasi Alzheimer Indonesia, 2003).

emensia dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, antara lain (1) berdasarkan usia munculnya gejala (demensia senilis (usia > 65 tahun) dan demensia presenilis (usia < 65 tahun)); (2) Berdasarkan lokasi kerusakan otak (demensia kortikal dan subkortikal); (3) Berdasarkan korelasi gejala klinis dan patologi anatomisnya. (Sjahrir, 1999). Penyebab demensia tersering pada individu yang berusia di atas 65 tahun adalah

penyakit alzheimer, demensia vaskular, dan campuran keduanya. Sekitar 10% sisanya disebabkan berbagai hal, antara lain infeksi, penyakit degeneratif, trauma pada otak, kelainan psikiatrik, hidrosefalus, toksin dan obatobatan, tumor, serta kelainan metabolik. Untuk menegakkan diagnosis demensia, perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan neuropsikiatri secara menyeluruh. Terapi demensia bertujuan untuk meminimalisasi dan memperlambat progresivitas gejala. Terapi kuratif saat

ini masih belum dimungkinkan. Tatalaksana pada demensia meliputi terapi farmokologis dan terapi non-farmakologis. Terapi farmakologis selain digunakan untuk memperlambat progresivitas gangguan memori, juga bertujuan untuk mengurangi gejala depresif dan gangguan perilaku. Selain itu, penting diketahui penyebab demensia agar terapi pencegahan dapat diberikan, misalnya terapi pencegahan stroke sekunder pada demensia vaskular. 6 Pilar brain-healthy lifestyle Belum diketahui cara yang pasti untuk mencegah demensia,

12

DIAGNOSA
bahkan beberapa faktor, seperti genetik dan riwayat stroke sebelumnya, tidak dapat dimodifiaksi. Tetapi, langkahlangkah berikut diharapkan dapat mengurangi risiko demensia. Olahraga rutin Selain mencegah demensia, olahraga secara teratur dapat mengurangi stres, memperbaiki/meningkatkan mood, memperbaiki memori, dan meningkatkan energi. Dengan olahraga rutin, seperti jalan pagi, berenang, dansa, juga dapat mengaktifkan fungsi sosial. Makanan Sehat Otak memerlukan nutrisi yang baik agar terhindar dari kerusakan. Diet kaya protein, rendah lemak, sayur dan buahbuahan dikatakan mampu mengurangi risiko terjadinya demensia, terutama demensia vaskular. Suplementasi asam folat vitamin B12, vitamin D, magnesium dan minyak ikan diketahui dapat memperbaiki fungsi otak. Hal ini didapatkan dengan penurunan kadar homosistein dalam darah. Akan tetapi, penelitian mengenai efek Vitamin E, ginko biloba, koenzim Q10 pada pencegahan demensia belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Diabetes, hipertensi, dan kolesterol juga harus dikontrol untuk mencegah demensia vaskular dan Alzheimer. Stimulasi mental Individu yang terus-menerus menggunakan fungsi intelektualnya dengan mempelajari hal-hal baru secara terus-menerus memiliki kemungkinan yang lebih kecil mengalami demensia. Sehingga sangat penting menggunakan otak secara aktif, use it or lose it. Stimulasi mental terbaik meliputi berbagai aktivitas yang memerlukan komunikasi, interaksi, dan perencanaan (planning). Stimulasi mental lainnya antara lain dengan mempelajari hal baru (bahasa asing, belajar musik, melukis, membaca buku baru; menghapal (dimulai dengan halhal yang pendek, hingga sesuatu yang panjang/rumit); mengikuti permainan strategi, puzzle, dan teka-teki silang (permainan

Tidur yang berkualitas dapat mengurangi risiko demensia.

tersebut dapat melatih otak dan membuat dan mempertahankan asosiasi kognitif); memperhatikan dan menganalisis lingkungan sekitar; variasikan gaya hidup sehari-hari, seperti mencoba rute dan kebiasaan baru.

4 5

Tidur yang berkualitas Gangguan tidur dapat menimbulkan gangguan berpikir, problem solving ability, serta kemampuan untuk memproses, menyimpan, dan me-recall informasi.

Manajemen stres Stres berat dan berkepan jangan dapat membebani otak, yang pada akhirnya dapat mem perkecil area memori di otak. Aktifkan kehidupan sosial Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu yang bersoasialisasi aktif lebih jarang mengalami demensia karena dengan bersosialisasi fungsi kognisi dan memori akan lebih sering terpakai. Alternatifnya adalah dengan bepergian/berlibur.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu yang bersoasialisasi aktif lebih jarang mengalami demensia.
Rutin mengkomsumsi minyak ikan dapat memperbaiki fungsi otak.

Dr. Alifa Dimanti, Sp.S Dokter Spesialis Syaraf RS Pondok Indah-Puri Indah

13

Anda mungkin juga menyukai