Anda di halaman 1dari 123

LEMBAGA KEUANGAN (BANK) SYARIAH

Dalam UU Perbankan Indonesia


Bagya Agung Prabowo Program Magister Hukum (S2) Fakultas Hukum UII

dsuslamanto@bi.go.id

POKOK BAHASAN
Pendahuluan Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah Produk-produk Bank Syariah Sistem operasional Bank Syariah Pengaturan/Legalitas Bank Syariah

2 dsuslamanto@bi.go.id

PENDAHULUAN
untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat yang tidak mau dilayani oleh bank dengan sistem bunga mengoptimalkan peran sektor perbankan dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas keuangan nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat.
3 dsuslamanto@bi.go.id

Lembaga Keuangan di Indonesia

Bank

Bank Umum Bank Perkreditan Rakyat

Non Bank

Sewa Guna Usaha Anjak Piutang Modal Ventura Reksa Dana Asuransi Dana Pensiun Pegadaian

4 dsuslamanto@bi.go.id

Proses Intermediasi Lembaga Keuangan

Defisit Spending Unit Lembaga Keuangan

Surplus Spending Unit

5 dsuslamanto@bi.go.id

Kedudukan Perbankan Syariah di Indonesia


BANK
BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

BANK UMUM (BU)

BU Konvensional (BUK)

BPR Konvensional (BPR)

BUK yang membuka Unit Usaha Syariah (UUS)

BPR Syariah (BPRS)

Bank Umum Syariah (BUS)

6 dsuslamanto@bi.go.id

POKOK BAHASAN
Pendahuluan Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah Produk-produk Bank Syariah Sistem operasional Bank Syariah Pengaturan/Legalitas Bank Syariah

7 dsuslamanto@bi.go.id

Kedudukan Perbankan Syariah di Indonesia


BANK
BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

BANK UMUM (BU)

BU Konvensional (BUK)

BPR Konvensional (BPR)

BUK yang membuka Unit Usaha Syariah (UUS)

BPR Syariah (BPRS)

Bank Umum Syariah (BUS)

8 dsuslamanto@bi.go.id

Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah


ISLAM

AKIDAH (IMAN)

AKHLAK (IHSAN)

Iman kpd Allah Iman kpd Malaikat Iman kpd Kitab-kitab Iman kpdNabi dan Rasul Iman kpd Hari Akhir Iman kpd Qadha dan Qadhar SYARIAH (ISLAM) IBADAH (Manusia-Pencipta) Hukum asalnya : segala sesuatunya dilarang dikerjakan kecuali yang ada petunjuknya dalam Quran atau Sunnah

Engkau Beribadat kepada Tuhanmu seolah-olah engkau melihat-Nya sendiri, kalaupun tidak melihat-Nya, maka Ia melihatmu

MUAMALAH (Manusia-Manusia) Hukum asalnya : segala sesuatunya diperbolehkan kecuali yang ada larangan dalam Quran

Rukun Islam : Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji. (Tidak ada perubahan-perubahan) Selalu diperlukan perubahan sesuai dengan waktu dan tempat melalui proses ijtihad

Fungsi Bank Sudah dipraktekkan oleh para sahabat di zaman Nabi SAW : 1. Menerima Simpanan 2. Memberikan Pembiayaan 3. Jasa Transfer Biasanya satu orang hanya melakukan satu fungsi saja

9 dsuslamanto@bi.go.id

Keterkaitan 3 pilar

IKHSAN/Akhlak ISLAM/Syariah IMAN/Akidah


10 dsuslamanto@bi.go.id

Perbankan Syariah: Akar, nilai-nilai utama dan dimensi keberhasilannya

Perbankan syariah memiliki akar pada ekonomi syariah nilai Ilahiyah dg.acuan utama Al-Qur-an dan Sunnah. Nilai-nilai utama: Perspektif makro: Keadilan, maslahah, anti riba, zakat, anti judi, symmetric information, nilai dasar uang sebagai alat tukar bukan komoditas. Perspektif mikro: Shiddiq, Amanah, Fathonah, Tabligh. Dimensi keberhasilan: dunia dan akhirat (long term oriented) dan sangat memperhatikan kebersihan sumber, kebenaran proses dan kemanfaatan hasil.

11 dsuslamanto@bi.go.id

Keadilan
Keseimbangan antara hak dan kewajiban Tata hubungan sederajat (tidak ada pihak yang mengekploitasi dan terekploitasi) Menempatkan sesuatu pada tempatnya Berpihak kepada kebenaran

12 dsuslamanto@bi.go.id

Maslahah

Optimal Utility = materi + amal sholeh Environmental friendly Orientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia (hanya memenuhi needs tidak wants) Harmonisasi individual needs dg public needs Peranan negara dalam pengelolaan asset strategis Investasi pada bidang/sektor usaha yang halal

13 dsuslamanto@bi.go.id

Anti riba (Productivity)


Masa depan tidak dapat dipastikan Menghindari adanya pihak yang terekploitasi Uang beredar = Sektor riil

14 dsuslamanto@bi.go.id

Zakat

Social safety net (perlindungan hak fakir miskin) Mendorong asset diinvestasikan (menghindari dana idle) Hubungan harmonis antara the have dan the have not. Zakat bukan charity tetapi kewajiban.

15 dsuslamanto@bi.go.id

Anti Judi

Meminimisir tindakan murni spekulatif (tidak terkait dg pengembangan sektor riil). Mendorong masyarakat berinvestasi pada sektor riil. Mendorong masyarakat berperilaku yang berorientasi jangka panjang dan menghindari tindakan potong kompas. Mengurangi gangguan mekanisme pasar

16 dsuslamanto@bi.go.id

Symmetric Information

Meminimalkan transaksi yang tidak transparan (gharar) dan Mempromosikan transparansi pada setiap transaksi.

17 dsuslamanto@bi.go.id

Uang hanya sebagai alat tukar


Fungsi dasar uang sebagai alat tukar Uang bukan untuk diperdagangkan Uang baru bernilai apabila telah diinvestasikan Pertumbuhan uang sejalan dengan pertumbuhan sektor riil Pengendalian uang = pengendalian sektor riil

18 dsuslamanto@bi.go.id

Nilai-nilai syariah dalam perspektif mikro:


menghendaki bahwa semua dana yang diperoleh dalam sistem perbankan syariah dikelola dengan integritas tinggi dan sangat hati-hati:
1.

2.

3.

4.

Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini pengelolaan dana masyarakat akan dilakukan dengan mengedepankan cara-cara yang diperkenankan (halal) serta menjauhi cara-cara yang meragukan (subhat) terlebih lagi yang bersifat dilarang (haram); Tabligh, secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa perbankan syariah. Dalam melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya mengedepankan pemenuhan prinsip syariah semata, tetapi juga harus mampu mengedukasi masyarakat mengenai manfaat bagi pengguna jasa perbankan syariah; Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul maal) sehingga timbul rasa saling percaya antara pihak pemilik dana dan pihak pengelola dana investasi (mudharib); Fathanah, memastikan bahwa pengelolaan bank dilakukan secara profesional dan kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat risiko yang ditetapkan oleh bank. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan yang penuh dengan kecermatan dan kesantunan (riayah) serta penuh rasa tanggung jawab (mas'uliyah).

19 dsuslamanto@bi.go.id

NILAI DASAR LEMBAGA KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH


PERTUMBUHAN EKONOMI YG BERKELANJUTAN DAN BERKEADILAN (Rahmatan lil alamin)

Jamaah (Ukhuwwah)
ADIL

MENGHINDARI KEGIATAN YG MERUSAK

KEMASLAHATAN

Transparan dan jujur Trasanksi yang fair, tdk boleh ada pemerasan Persaingan yang sehat Kontrak yang adil

Larangan produkjasa yg merugikan & berbahaya Larangan proses yang berbahaya Tidak mgunakan sumberdaya illegal & secara tidak adil

Produktif, Tidak spekulatif Efektif, efisien, berkelanjutan dalam penggunaan sumbar daya (SD) Akses yg sebesar2nya bagi masyarakat untuk memperoleh SD.

A
20 dsuslamanto@bi.go.id

POKOK BAHASAN
Pendahuluan Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah Produk-produk Bank Syariah Sistem operasional Bank Syariah Pengaturan/Legalitas Bank Syariah

21 dsuslamanto@bi.go.id

Produk Bank Syariah


1. Produk Pendanaan
PRODUK A. WADIAH : DEFINISI TITIPAN NASABAH INDIVIDU ATAU BADAN YANG HARUS DIKEMBALIKAN KAPAN SAJA DIKEHENDAKI NASABAH TITIPAN, PENYIMPAN/BANK TIDAK BOLEH MEMANFAATKAN, DAPAT FEE JENIS PRODUK UTAMA

AMANAH

KUSTODIAN/SAFETY DEPOSIT

DHAMANAH

TITIPAN, PENYIMPAN/BANK BOLEH MEMANFAATKAN, BANK MENDAPATKAN BAGI HASIL, NASABAH DAPAT BONUS.
SIMPANAN BERJANGKA PEMILIK DANA PADA BANK PENGGUNAAN DANA TIDAK DIBATASI OLEH WAKTU, TEMPAT, JENIS USAHA. PENGGUNAAN DANA DIBATASI DARI SEGI WAKTU, TEMPAT, JENIS USAHA.

GIRO WADIAH, TABUNGAN WADIAH

B. INVESTASI : MUDHARABAH MUTHLAQAH MUDHARABAH MUQAYYADAH 22 dsuslamanto@bi.go.id

DEPOSITO BAGI HASIL : DEPOSITO UMUM YANG DIPERPANJANG SECARA OTOMATIS (ARO) DEPOSITO KHUSUS UNTUK JENIS USAHA TERTENTU

Produk Bank Syariah


a. Bagi Hasil
PRODUK MUDHARABAH MUSYARAKAH MUZARAAH

2. Produk Pembiayaan
DEFINISI DANA 100% DARI BANK DANA DARI BANK DAN NASABAH DANA DARI BANK, BENIH DAN LAHAN DARI PEMILIK, BENIH DAN KETERAMPILAN DARI PETANI DANA DARI BANK, BENIH DAN LAHAN DARI PEMILIK, KETERAMPILAN DARI PETANI JENIS MUTHLAQAH/LUAS, MUQAYYADAH/TERBATAS MUSYARAKAH KEPEMILIKAN DAN AKAD KHUSUS SKIM PEMBIAYAAN PRODUK PERTANIAN KHUSUS SKIM PEMBIAYAAN PRODUK PERTANIAN

MUSAQAH

b. Bukan Bagi Hasil


PRODUK
BUYU=BAY - MURABAHAH - SALAM - ISTISHNA IJARAH

DEFINISI
JUAL BELI DGN PEMBAYARAN - TUNAI-ANGSURAN - DIMUKA - BISA DIMUKA, CICILAN, ATAU DITANGGUHKAN SEWA BELI

JENIS
-ANEKA BARANG DAN JASA -UMUMNYA PRODUK PERTANIAN -BARANG BELUM ADA, A.D. PESANAN. BAI UT TAKJIRI/BAYAR SEWA, MUSYARAKAH MUNTANAQISAH/PEMBAYARAN BERTAHAP.

23 dsuslamanto@bi.go.id

Produk Bank Syariah


3. Produk Pelengkap
PRODUK A. RAHN DEFINISI MENAHAN ASSET NASABAH SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN PADA PINJAMAN GADAI, TANPA BUNGA, SEBAGAI ALTERNATIF PRODUK JAWATAN PEGADAIAN, PINJAMAN TANPA BUNGA KEPADA NASABAH, WAKTU DITERIMA KEMBALI PADA SAAT JATUH TEMPO DGN JUMLAH YANG SAMA JENIS PRODUK PELENGKAP PRODUK UTAMA

B. QARDH

C. HAWALAH D. WAKALAH E. KAFALAH

ANJAK PIUTANG (FACTORING) PEMBERIAN MANDAT/KUASA KEPADA PIHAK LAIN/WAKIL UNTUK WAKTU TERTENTU, SEPERTI L/C/ BANK GARANSI

PRODUK PELENGKAP UNTUK NASABAH BONAFID YANG LOYAL DAN MEMBUTUHKAN DANA SEGERA FASILITAS UNTUK NASABAH DEPOSAN DENGAN JAMINAN DEPOSITO PRODUK UTAMA PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRODUK UTAMA PRODUK UTAMA
PRODUK UTAMA

24 dsuslamanto@bi.go.id

Produk Bank Syariah


4. Produk Jasa Layanan
PRODUK KLIRING TRANSFER (KIRIMAN UANG) COLLECTION STANDING INSTRUCTION BANK DRAFT INKASO ATM PHONE BANKING INTERNET BANKING/ONLINE SYARIAH BANKING SMS BANKING KARTU DEBET SYARIAH PRODUK PENYETORAN PAJAK PENUKARAN MATA UANG ASING PEMBAYARAN GAJI PEGAWAI LEMBAGA LAIN PEMBAYARAN BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI (BPIH) SISTEM KOMUNIKASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) PEMBAYARAN REKENING LISTRIK, TELEPON, AIR PRODUK REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS) CASH MANAGEMENT PASAR MODAL SYARIAH REKSADANA SYARIAH PASAR UANG SYARIAH ASURANSI DAN DANA PENSIUN SYARIAH OBLIGASI SYARIAH. GADAI EMAS SYARIAH BANK REFERENSI/GARANSI

25 dsuslamanto@bi.go.id

Produk Bank Syariah


4. Fungsi Sosial

PRODUK Penerimaan dan penyaluran Zakat, Infaq, Shodaqah dan waqf tunai.

26 dsuslamanto@bi.go.id

NERACA BANK SYARIAH


AKTIVA/INVESTASI 1. LIKUIDITAS 2. PEMBIAYAAN 3. ANTAR BANK 4. HTI PASIVA/SUMBER DANA 1. GIRO 2. TABUNGAN 3. DEPOSITO 4. PINJAMAN 5. HIBAH 6. MODAL

27 dsuslamanto@bi.go.id

PRINSIP DAN LANDASAN DASAR PRODUK BANK SYARIAH


1. TITIPAN/TRUST DEPOSITORY 2. BAGI HASIL/LOSS-PROFIT SHARING 3. JUAL BELI/SALE-PURCHASE 4. SEWA/LEASE

5. JASA/FEE BASED SERVICES

28 dsuslamanto@bi.go.id

1. TITIPAN/TRUST DEPOSITORY
Prinsip Al-Wadiah Titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yg harus dijaga dan dikembalikan kapan saja sipenitip menghendaki. Wadiah Yad Amanah, pihak yg menerima tidak boleh menggunakan dan memanfaatkan uang/barang yg dititipkan serta wajib menjaganya. Untuk itu pihak penerima titipan dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan. Wadiah Yad Dhamanah, pihak yg menerima dg seijin pemberi amanah dapat menggunakan dana/barang tersebut namun seluruh risiko menjadi tanggungan penerima titipan. Bila pemanfaatan tersebut menghasilkan penerima titipan dapat memberikan bonus.

29 dsuslamanto@bi.go.id

SKEMA WADIAH YAD AL AMANAH


1. Titip barang/uang

NASABAH

2. Bebankan biaya penitipan

BANK

SKEMA WADIAH YAD DHAMANAH


1. Titip barang/uang 2. Investasi 4. Bonus BANK 3. Bagi hasil
30 dsuslamanto@bi.go.id

NASABAH

DUNIA USAHA

2. BAGI HASIL (PROFIT-LOSS SHARING)


Musyarakah, Investasi yg melibatkan kerjasama pihak-pihak yg memiliki dana/keahlian dimana pihak yg berkongsi sepakat untuk membagi keuntungan dan risiko sesuai dg. kontribusinya. Jenis musyarakah: syirkah alinan/muwafadah/amal/wujuh. Mudharabah, kerjasama antara dua pihak dimana pihak I menyediakan keseluruhan dana dan pihak II menjadi pengelola. Kedua pihak sepakat membagi keuntungan dan risiko sesuai dg kontribusinya. Jenisnya: Mudhadarabah muqayyadah/mutlaqah. Muzaraah, kerjasama pengelolaan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap. Kedua pihak sepakat membagi keuntungan dan risiko sesuai dg kontribusinya. Jika benih berasal dari penggarap disebut mukhabarah. Musaqah, adalah bentuk sederhana dari muzaraah dimana si penggarap hanya bertanggungjawab atas penyiraman dan pemeliharaan.

31 dsuslamanto@bi.go.id

SKEMA MUSYARAKAH

NASABAH

BANK

PROYEK/ USAHA KEUNTUNGAN BAGI HASIL SESUAI NISBAH


32 dsuslamanto@bi.go.id

SKEMA MUDHARABAH
Keahlian NASABAH Modal 100% BANK Modal kembali PROYEK/ USAHA KEUNTUNGAN BAGI HASIL SESUAI NISBAH MODAL
33 dsuslamanto@bi.go.id

2. JUAL-BELI (SALE-PURCHASE)
Bai al Murabahah (deferred payment sale), jual-beli barang pada harga asal dg tambahan keuntungan yg disepakat. Pembeli membayar kewajibanya secara tangguh. Sifat one short deal dan tidak tepat untuk pembiayaan modal kerja. Bai al Salam (in front payment sale), pembelian barang yg diserahkan dikemudian hari sementara pembayaran dilakukan dimuka. Barang yg dipesan harus jelas spesifikasinya (quantity,quality, delivery). Sifat short-term dan dapat paralel. Bai al Istishna(Purchase by Order/Manufacture),kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membiat/membeli barang menurut spesifikasi yg telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak sepakat atas harga dan sistem pembayaran.
34 dsuslamanto@bi.go.id

SKEMA BAI AL MURABAHAH


1. Negosiasi

2. Aqad jual-beli

5. Bayar tangguh NASABAH

BANK

4. Kirim barang
SUPPLIER/PENJUAL
35 dsuslamanto@bi.go.id

3. Beli barang

SKEMA BAI AL SALAM (paralel)


1. Negosiasi pesanan dg kriteria

5. Bayar angsur/tunai NASABAH 3. Kirim dokumen

BANK

4. Kirim pesanan
PRODUSEN/PENJUAL
36 dsuslamanto@bi.go.id

2. Pesan barang Dan bayar tunai

SKEMA BAI AL ISTISHNA (paralel)

1. Pesan 3. Jual

NASABAH

BANK

2. Beli
PRODUSEN/PEMBUAT
37 dsuslamanto@bi.go.id

3. SEWA (LEASE)
Al Ijarah (operational lease),adalah aqad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dg pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Al Ijarah al Muntahia Bittamlik (Financial Lease with purchase option), Akad sewa yang diakhiri dengan pilihan bagi penyewa untuk membeli barang tersebut pada akhir periode sewa.

38 dsuslamanto@bi.go.id

SKEMA AL IJARAH

1. Pesan objek sewa 3. Sewa Beli BANK

NASABAH
A. Milik

B. Milik
OBJEK SEWA

2. Beli objek sewa

SUPPLIER/PENJUAL
39 dsuslamanto@bi.go.id

4. JASA (FEE BASED SERVICES)


Al Wakalah (deputyship),adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain (bank) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya maka penerima kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari pemberi amanah. Kafalah (Guaranty), adalah jaminan yg diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak III untuk memenuhi kewajiban pihak II atau yg ditanggung. Dapat juga berarti mengalihkan tanggungjawab seseorang yg dijamin dg berpegang pada tanggungjawab orang lain sebagai penjamin. Atas jasanya penjamin dapat meminta imbalan tertentu dari orang yang dijamin. Jenisnya: Kafalah bil maal/bit taslim/al munjazah.

40 dsuslamanto@bi.go.id

4. JASA (FEE BASED SERVICES). Al Hawalah (Transfer Service), adalah pengalihan hutang/piutang dari orang yg berhutang/berpiutang kepada orang lain yg wajib menanggungnya/menerimanya.

Ar Rahn (mortgage),adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain (bank) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya maka penerima kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari pemberi amanah. Al Qardh (soft loan), adalah jaminan yg diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak III untuk memenuhi kewajiban pihak II atau yg ditanggung. Dapat juga berarti mengalihkan tanggungjawab seseorang yg dijamin dg berpegang pada tanggungjawab orang lain sebagai penjamin. Atas jasanya penjamin dapat meminta imbalan tertentu dari orang yang dijamin.
41 dsuslamanto@bi.go.id

SKEMA AL WAKALAH
Kontrak + Fee

NASABAH

Agency Administration Collection Payment Co-arranger etc

BANK

INVESTOR

Kontrak + Fee
42 dsuslamanto@bi.go.id

SKEMA AL KAFALAH

BANK
Penanggung

Jasa Objek Tertanggung

NASABAH Ditanggung

43 dsuslamanto@bi.go.id

SKEMA AL HAWALAH

2. Invoice

BANK 4. Tagih 3. Bayar

5. Bayar

PENYUPLAI 1. Suplai barang


44 dsuslamanto@bi.go.id

PEMBELI

SKEMA AR RAHN
Pinjaman/Pembiayaan

Menggadaikan barang BANK NASABAH

JAMINAN/BARANG YG DIGADAIKAN

45 dsuslamanto@bi.go.id

SKEMA AL QARDH
Aqad Qardh Keahlian NASABAH Modal 100% BANK

100%

PROYEK/ USAHA
KEUNTUNGAN Modal kembali

MODAL
46 dsuslamanto@bi.go.id

POKOK BAHASAN
Pendahuluan Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah Produk-produk Bank Syariah Sistem operasional Bank Syariah Pengaturan/Legalitas Bank Syariah

47 dsuslamanto@bi.go.id

Fungsi Bank Syariah

Intermediary agent (sama dg bank konvensional) Fund/Investment Manager Penyedia jasa perbankan pada umumnya (sama dg bank konvensional) sepanjang tidak melanggar syariah Pengelola fungsi sosial (ZISW) Alat transmisi kebijakan moneter (sama dg bank konvensional)

48 dsuslamanto@bi.go.id

Operasional Bank Syariah

Prinsip produk/jasa bank syariah Bagi hasil (untung/rugi) musyarakah Jual beli murabahah Sewa ijarah Pinjaman tanpa tambahan apapun qardl Dll. Produk/jasa bank syariah Pendanaan Pembiayaan berbasis bagi hasil dan non bagi hasil Pelengkap Jasa pelayanan Fungsi sosial (menerima dan menyalurkan ZIS)

49 dsuslamanto@bi.go.id

Alur Operasional Bank Syariah


Penghimpunan dana
Wadiah yad dhamanah
Mudharabah Mutlaqah (Investasi Tdk Terikat) Lainnya (modal dsb)

Mudharib

Tabel

Penyaluran dana
Prinsip bagi hasil Prinsip Ujroh Prinsip jual beli Tabel

Pendapatan

Bagi hasil

Bagi hasil/laba

Sewa Margin

Laporan Laba Rugi


Pendapatan Mdh Mutlaqah (Investasi Tidak Terikat) Pendapatan berbasis imbalan (fee base income)
50 dsuslamanto@bi.go.id

Agen : Mdh Muqayyadah / investasi terikat Jasa keuangan: wakalah, kafalah, sharf

AKAD MUAMALAH
Untuk Perbankan Syariah

dsuslamanto@bi.go.id

AKAD

Akad dan Waad

Akad adalah keterkaitan antara penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul) yang mengakibatkan hak dan kewajiban. Waad adalah janji yang diberikan salah satu pihak. Rukun adalah bagian dari akad yang tidak boleh ditinggalkan, dan merupakan bagian dari akad itu sendiri

Akad memiliki rukun dan syarat

52 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD

Syarat adalah bagian dari akad yang tidak dapat ditinggalkan dan berada di luar akad. Rukun akad ada 3 kategori yang umumnya masing-masing terdiri dari dua bagian:
a.Para pihak yang berakad b.Obyek yang diakadkan c.Sighat/ pernyataan

Rukun

53 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD

Syarat Syarat terdiri dari dua bagian besar: 1. Syarat terhadap rukun yaitu :
a. Syarat pihak yang berakad:
Cakap hukum, yaitu tamyiz (mampu membedakan besar-kecil dan untung-rugi)

b. Syarat Obyek akad (Maqud alaih):


Harus dari barang/hal yang dibolehkan secara syariah Dapat diperoleh secara wajar Memiliki sifat-sifat yang jelas (Terukur dan tertimbang)

c. Syarat Sighat/Pernyataan
Keterkaitan antara ijab dan qabul. Dalam majlis akad. Dilakukan berdasarkan metode yang disepakati: Lisan, Tulisan, Isyarat atau Muathah
54 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD
2. Syarat terhadap akad itu sendiri :
a. Syarat yang diharuskan dilaksanakan untuk terlaksananya akad b. Syarat yang dibolehkan selama tidak membatalkan akad c. Syarat yang tidak dibolehkan. Kalaupun disebutkan maka tidak wajib dilaksanakan

55 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD

Syarat umum sebuah akad


Tidak boleh dua akad dalam satu barang disaat yang sama dan dengan pihak yang sama Efektifitas suatu akad tidak boleh tergantung dengan akad yang lain (muallaq) Tidak boleh dirugikan dan merugikan Akad pemilikan tidak boleh terikat dengan waktu

56 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD-AKAD MUAMALAH YANG DIGUNAKAN PERBANKAN UNTUK PENGHIMPUNAN DANA

dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENGHIMPUNAN DANA

Wadiah
Adalah akad penitipan Rukun
Rukun wadiah adalah: Penitip, Penerima Titipan, barang yang dititipkan, bayaran (jika ada), Ijab dan Qabul

Syarat
Barang yang dititipkan adalah barang yang tidak dilarang agama. Memiliki jangka waktu. Penerima titipan tidak boleh menggunakan barang yang dititipkan, kecuali bila diizinkan. Penerima titipan boleh mengenakan bayaran.

58 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENGHIMPUNAN DANA

Perbankan

Bank bertindak selaku penerima titipan, sedangkan Nasabah menjadi pemberi amanah Amanah yang dititipkan dapat berupa uang atau barang berharga Bank dapat mengenakan biaya untuk penitipan Apabila titipan itu berupa uang bank dapat menggunakannya dengan izin nasabah Bank dapat memberikan hadiah, tapi tidak boleh diperjanjikan di muka

59 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENGHIMPUNAN DANA

Manfaat

Manfaat bagi nasabah:


dapat menitipkan dananya dengan aman dapat ditarik sewaktu-waktu

Manfaat bagi bank:


Dapat memanfaatkan dana yang dititipkan Memperoleh biaya penitipan barang

60 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENGHIMPUNAN DANA

Mudharabah Adalah akad kerjasama usaha dimana satu pihak memberikan dana dan pihak lain menyediakan jasa pengelolaan dengan pembagian keuntungan disepakati dimuka dan apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik modal Rukun
Sahibul Mal (pemilik modal/dana), Mudharib (Pengelola), Modal/Dana, Nisbah/Rasio keuntungan, Ijab dan Qabul

Syarat
Modal 100% dari pemilik modal. Modal tidak boleh dalam bentuk hutang. Nisbah/Rasio keuntungan tidak boleh nol, dapat berubah berdasarkan kesepakatan. Tidak boleh menyaratkan jaminan pokok ataupun keuntungan terhadap Mudharib, kecuali apabila Mudharib terbukti lalai dan menyalahi janji.
61 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENGHIMPUNAN DANA

Perbankan
Nasabah bertindak selaku pemilik dana (sahibul mal) dan Bank bertindak selaku pengelola Apabila terdapat keuntungan, bank membaginya dengan nasabah berdasarkan tabel distribusi bagi hasil Apabila bank menderita kerugian, nasabah (secara teori) ikut menanggung kerugian.

62 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENGHIMPUNAN DANA

Manfaat

Bank:
Memperoleh dana yang dapat disalurkan untuk memperoleh keuntungan;

Nasabah:
dapat menyimpan dananya dengan aman; Apabila bank mendapat keuntungan, nasabah dapat memperoleh sebagiannya;

63 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENGHIMPUNAN DANA

Qardh
Adalah akad pinjaman dana yang tidak boleh mensyaratkan kelebihan/ tambahan. Rukun
Pemberi Pinjaman (Muqridh), Peminjam (Muqtaridh), Dana pinjaman, Ijab dan Qabul.

Syarat
Tidak boleh mensyaratkan adanya tambahan selain pokok. Boleh mensyaratkan jaminan. Adanya jangka waktu.

64 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENGHIMPUNAN DANA

Perbankan

Nasabah bertindak selaku pemberi pinjaman, dan bank bertindak selaku peminjam Nasabah dapat menarik pinjamannya sewaktuwaktu berdasarkan kesepakatan Bank dapat memberikan hadiah tapi tidak boleh diperjanjikan dimuka Akad Qardh sebagai penghimpunan dana digunakan di bank-bank Timur Tengah dan Iran

65 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENGHIMPUNAN DANA

Manfaat
Bank memperoleh dana yang dapat disalurkan untuk mendapat keuntungan, tanpa kewajiban untuk membagikan keuntungan itu kepada nasabah Nasabah dapat menyimpan dananya dengan aman dan dapat menagih kepada bank, karena bersifat hutang bank kepada nasabah

66 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD-AKAD SYARIAH YANG DIGUNAKAN PERBANKAN UNTUK PENYALURAN DANA

dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Murabahah

Adalah akad jual beli pada harga asal dengan tambahan (keuntungan) yang disepakati Rukun
Pembeli, Penjual, Harga, Barang, Ijab dan Qabul

Syarat
Akad pertama harus sah. Harga pembelian harus diketahui. Barang termasuk yang dibolehkan syariah.

68 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Perbankan

Bank bertindak selaku penjual dan nasabah bertindak selaku pembeli Bank membeli tunai dari pihak ketiga dan nasabah mencicilnya kepada bank Karena masalah legal dan pajak, bank mewakilkan pembelian barang kepada nasabah Bank dapat memberikan diskon kepada nasabah apabila pembayaran dilunasi lebih awal Bank dapat mensyaratkan uang muka apabila disepakati

69 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Manfaat
Bank memperoleh keuntungan dengan menjual diatas harga beli Nasabah dapat membeli barang dengan angsuran

70 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Salam Adalah akad jual beli dimana pembayaran dilakukan dimuka sedangkan barang diserahkan kemudian Rukun
Pembeli, Penjual, Barang, Harga, Ijab dan Qabul

Syarat
Barang dan harga harus jelas dan terukur. Pembayaran sepenuhnya dilakukan pada waktu dilakukan akad. Adanya jangka waktu antara pembayaran dan penyerahan barang Penetapan tempat penyerahan barang.

71 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Perbankan

Bank bertindak selaku pembeli dan nasabah selaku penjual Bank memberikan dana seluruhnya dimuka Bank dapat meminta jaminan atas penyerahan dana itu Sebelum barang tiba, bank dapat menjualnya kepada pihak lain, tetapi tidak terikat kepada barang yang akan dikirimkan. (Salam Paralel)

72 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Manfaat
Bank memperoleh barang yang kemudian dijual dengan harga lebih tinggi, sehingga mendatangkan keuntungan bagi bank Nasabah memperoleh dana/modal untuk memproduksi barang

73 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Istishna Adalah jual beli dimana penyerahan barang dilakukan kemudian dengan pembayaran dilakukan berdasarkan kesepakatan: dimuka seperti salam, di akhir, di tengah ataupun bertahap (cicilan) Rukun
Pembeli, penjual, harga, barang, ijab dan qabul

Syarat
Barang yang dipesan harus jelas jenis dan macamnya serta terukur. Alat bayar harus jelas dan terukur. Adanya jangka waktu.

74 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Perbankan
Bank bertindak sebagai pembeli, nasabah bertindak selaku penjual; Bank dapat menjual kepada pihak lain dengan harga yang lebih tinggi dari harga pembelian.

75 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Manfaat
Bank memiliki asset yang akan dijual kepada pihak lain dengan keuntungan. Nasabah memiliki dana untuk memproduksi suatu produk

76 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Ijarah
Adalah akad sewa barang/jasa dengan pembayaran Rukun

Penyewa, pemberi sewa, manfaat/jasa, pembayaran, ijab dan qabul

Syarat
Manfaat harus jelas dan terukur Alat bayar harus jelas dan terukur

77 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Perbankan

Bank bertindak selaku pemilik manfaat/pemberi sewa Nasabah bertindak selaku pengguna manfaat/penyewa Bank mencari asset/manfaat yang disewakan atau mewakilkannya kepada nasabah untuk mencarinya Bank membayar manfaat secara tunai, nasabah membayar secara cicilan

78 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Manfaat
Bank memperoleh pembayaran/keuntungan sewa Nasabah memperoleh manfaat yang diperlukan

79 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Mudharabah Adalah akad kerjasama usaha dimana satu pihak memberikan dana dan pihak lain menyediakan jasa pengelolaan dengan pembagian keuntungan disepakati dimuka dan apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik modal Rukun
Sahibul Mal (pemilik modal/dana), Mudharib (Pengelola), Modal/Dana, Nisbah/Rasio keuntungan, Ijab dan Qabul

Syarat
Modal 100% dari pemilik modal. Modal tidak boleh dalam bentuk hutang. Nisbah/Rasio keuntungan tidak boleh nol, dapat berubah berdasarkan kesepakatan. Tidak boleh menyaratkan jaminan pokok ataupun keuntungan terhadap Mudharib, kecuali apabila Mudharib terbukti lalai dan menyalahi janji.

80 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Perbankan
Bank menjadi pemilik dana/sahibul mal dan nasabah menjadi pengelola Nisbah bagi hasil disepakati dimuka dan dapat berubah berdasarkan kesepakatan Bank dan nasabah dapat menyepakati pembayaran kembali modal secara cicilan Apabila terjadi kerugian ditanggung oleh bank selaku pemilik modal/dana

81 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Manfaat
Bank memperoleh keuntungan dari pengelolaan dana oleh nasabah Nasabah memperoleh modal untuk usaha, dan bagian keuntungan dari usaha

82 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Musyarakah
Adalah akad kerjasama dimana para pihak saling menyediakan dana dan kerja/jasa, yang apabila mendapatkan keuntungan dibagi menurut kesepakatan dan apabila terjadi kerugian dibagi secara proporsional Rukun
Para pihak yang berakad, modal dan jasa, nisbah keuntungan, ijab dan qabul

Syarat
Modal harus jelas dan terukur. Tidak boleh mensyaratkan jaminan terhadap pokok maupun keuntungan

83 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Perbankan
Bank dan nasabah menjadi mitra usaha Nisbah keuntungan disepakati dimuka Bank dapat mewakilkan pengurusan usaha kepada nasabah Nasabah dapat mengambil alih porsi modal bank dalam usaha secara bertahap/cicilan Kerugian ditanggung bersama secara proporsional

84 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Manfaat
Bank memperoleh porsi keuntungan dari dana yang ditanamkan Nasabah memperoleh tambahan modal bagi usaha dan porsi keuntungan usaha

85 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Qardh
Adalah akad pinjaman dana yang tidak boleh mensyaratkan kelebihan/ tambahan. Rukun
Pemberi Pinjaman (Muqridh), Peminjam (Muqtaridh), Dana pinjaman, Ijab dan Qabul.

Syarat
Tidak boleh mensyaratkan adanya tambahan selain pokok. Boleh mensyaratkan jaminan. Adanya jangka waktu.

86 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Perbankan

Bank bertindak selaku pemberi pinjaman (Muqridh) dan nasabah selaku penerima pinjaman (Mustaqridh) Bank mengenakan biaya administrasi Bank meminta jaminan atas pinjaman Sering digunakan untuk produk non profit dan bersumber dari dana sosial (zakat infaq sadaqah) Sering digunakan untuk pinjaman sementara (bridging fund)

87 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Manfaat
Bank memperoleh biaya administrasi yang jumlahnya sama bagi semua nominal Nasabah memperoleh dana untuk berbagai keperluan

88 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Rahn
Adalah menahan harta sebagai jaminan atas pinjaman Rukun
Pemilik harta (Rohin), Penerima harta (Murtahin), harta yang ditahan (Marhun bih), pinjaman, Ijab dan Qabul

Syarat
Barang yang diserahkan/dijaminkan memiliki nilai ekonomis dan dibolehkan syariah Memiliki jangka waktu

89 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Perbankan
Bank bertindak selaku penerima harta (Murtahin) dan nasabah selaku pemilik harta yang menyerahkannya (Rohin) Penerapan:

Sebagai tambahan akad lain, seperti jual beli yang tidak tunai. Dalam kondisi ini Rahn berarti jaminan (fiducia) Sebagai produk tersendiri seperti gadai.
90 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD PENYALURAN DANA

Manfaat
Bank memperoleh jaminan atas dana yang dikeluarkannya. Dalam produk tersendiri, bank menerima pembayaran atas pemeliharaan barang yang diserahkan Nasbah memperoleh pinjaman/ penggunaan dana/ piutang yang dapat dibayar secara bertahap/cicilan

91 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN BANK SYARIAH UNTUK JASA PERBANKAN

dsuslamanto@bi.go.id

AKAD JASA

Wakalah
Adalah akad perwakilan/ kuasa Rukun
Muwakkil (yang mewakilkan), Wakil, hal yang diwakilkan, Ijab dan Qabul

Syarat
Hal yang diwakilkan harus termasuk yang dibolehkan syariah. Hal yang diwakilkan harus jelas dan khusus. Jangka waktu perwakilan harus disebutkan.

93 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD JASA

Kafalah
Adalah akad penjaminan Rukun
Penjamin (Kafil), Pihak yang dijamin (Ashil), hal yang dijaminkan, Ijab dan Qabul

Syarat
Hal yang dijamin termasuk yang dibolehkan syariah Penetapan jangka waktu

94 dsuslamanto@bi.go.id

AKAD JASA

Hiwalah
Adalah akad pemindahan hutang/ piutang Rukun
Yang memindahkan hutang/piutang (Muhil), Yang menerima pindahan hutang/tagihan (Muhal alaih), hutang/piutang, Ijab dan Qabul

Syarat
Adanya hutang/piutang serupa pada pihak ketiga Penerima pindahan hutang/piutang tidak menagih kembali kepada pihak yang memindahkan hutang/piutang

95 dsuslamanto@bi.go.id

POKOK BAHASAN
Pendahuluan Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah Produk-produk Bank Syariah Sistem operasional Bank Syariah Pengaturan/Legalitas Bank Syariah

96 dsuslamanto@bi.go.id

Muamalah
Berawal dari, kaidah fiqh, Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya, maka saat ini produk perbankan syariah berkembang dengan pesat sesuai dengan kebutuhan perbankan modern.
97 dsuslamanto@bi.go.id

PROSES LAHIRNYA SEBUAH PRODUK PERBANKAN SYARIAH


Kebutuhan masyarakat

Produk yg ada

Al Quran Hadits Ijma Qiyas

Fatwa DSN

Ketentuan perbankan syariah

Perbankan Syariah

98 dsuslamanto@bi.go.id

Landasan Hukum
Bank Indonesia adalah otoritas pengawasan perbankan (termasuk perbankan syariah): Pasal 29 (1) UU No.10 Th.1998 ttng Perbankan: Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia Pasal 8 UU No.23 Th.1999 ttng Bank Indonesia: Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut: a.Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter b.Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran c.Mengatur dan mengawasi bank.
99 dsuslamanto@bi.go.id

Bank Umum dan BPR Syariah


Pasal 1 ayat 3 UU No.10 Tahun 1998: Bank Umum: bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Pasal 1 ayat 4 UU No.10 Tahun 1998: BPR:bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
100 dsuslamanto@bi.go.id

Bank Umum dan BPR Syariah


Pasal 6 huruf m UU No.10 Tahun 1998: Pokok-pokok ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia memuat antara lain: a.Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah b.Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah;
101 dsuslamanto@bi.go.id

Pendirian Bank Syariah


Pasal 16 UU No.10 Tahun 1998: Persyaratan dan tatacara pendirian bank umum dan BPR Syariah ditetapkan oleh Bank Indonesia

SK No.32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah PBI No.4/1/PBI/2002 tanggal 27 Maret 2002 ttg Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konv menjadi Bank Umum Syariah dan Pembukaan Kantor Bank Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional. PBI No.6/17/PBI/2004 tanggal 1 Juli 2004 tentang BPR Berdasarkan Prinsip Syariah

102 dsuslamanto@bi.go.id

Pendirian Bank Syariah


Pendirian Bank Syariah 1. Izin Prinsip 2. Izin Usaha
Konversi Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah 1. Izin Prinsip 2. Izin Perubahan Kegiatan Usaha
103 dsuslamanto@bi.go.id

Pembukaan Kantor Bank Syariah oleh Bank Umum Konvensional


PBI No.4/1/PBI/2002 tanggal 27 Maret 2002 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional:

Pembukaan Kantor Cabang Syariah (KCS) Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) Unit Syariah (US)

104 dsuslamanto@bi.go.id

Pembukaan Kantor Bank Syariah oleh Bank Umum Konvensional


Pembukaan Kantor Cabang Syariah (KCS)
dengan cara: Membuka KCS baru Mengubah KC konvensional menjadi KCS Meningkatkan status KCPS menjadi KCS Wajib melaksanakan hal-hal sbb: Membentuk Unit Usaha Syariah (UUS) Membentuk Dewan Pengawas Syariah (DPS) Menyediakan modal kerja: = 2 M untuk KCS di wilayah Jabotabek = 1 M untuk KCS di luar wilayah Jabotabek

105 dsuslamanto@bi.go.id

Pembukaan Kantor Bank Syariah oleh Bank Umum Konvensional


Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS)

Bertempat dan beralamat di KC atau KCP bank umum konvensional (tidak perlu membangun atau menyewa gedung kantor sendiri) Menginduk kepada KCS dalam satu wilayah kerja BI (termasuk kliring) Wajib mendapat izin dari BI Menyediakan modal kerja minimal 500 J di wilayah Jabotabek dan 250 J di luar wilayah Jabotabek

106 dsuslamanto@bi.go.id

Pembukaan Kantor Bank Syariah oleh Bank Umum Konvensional


Pembukaan Unit Syariah (US)

Merupakan bagian dari KC atau KCP konvensional Transaksi Produk dan Jasa US dibukukan secara terpisah dari kegiatan konvensional Wajib mendapat izin dari BI Menyediakan modal kerja minimal 500 J di wilayah Jabotabek dan 250 J di luar wilayah Jabotabek Dalam jangka waktu 3 tahun US harus sudah mengubah KC atau meningkatkan status KCP dimana US bertempat menjadi KCS

107 dsuslamanto@bi.go.id

Kegiatan Usaha dan Produk Bank Syariah


Pasal 6, 7 dan 13 UU No.7 Tahun 1992 sbgmn telah diubah dlm UU No.10 Tahun 1998 mengatur kegiatan usaha bank secara umum Khusus untuk bank syariah, kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan adalah yang sesuai dengan Prinsip Syariah
108 dsuslamanto@bi.go.id

Kegiatan Usaha dan Produk Bank Syariah


Pasal 1 angka 13 UU No.10 Th.1998 ttng Perbankan: Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)

109 dsuslamanto@bi.go.id

Kegiatan Usaha dan Produk Bank Syariah


SK Direksi BI BI No.32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
Pasal 28: Bank Wajib menerapkan prinsip syariah dalam melakukan usahanya yang meliputi:
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berdasarkan prinsip wadiah (giro) dan mudharabah (tabungan dan deposito). melakukan penyaluran dana melalui transaksi jual beli berdasarkan prinsip murabahah, istishna, ijarah, salam, jual beli lainnya. pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah, musyarakah dan bagi hasil lainnya. membeli, menjual dan atau menjamin atas risiko sendiri surat-surat berharga atas dasar transaksi nyata (underlying transaction); membeli surat-surat berharga pemerintah dan/atau Bank Indonesia yang diterbitkan atas dasar Prinsip Syariah;

110 dsuslamanto@bi.go.id

Kegiatan Usaha dan Produk Bank Syariah


memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan/atau nasabah berdasarkan prinsip wakalah; menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan berdasarkan prinsip wakalah; menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan prinsip wadiah; kegiatan jasa lain berdasarkan prinsip Syariah.

Pasal 29

melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip sharf, penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain berdasarkan prinsip musyarakah dan atau mudharabah, penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarakan prinsip musyarakah dan/atau mudharabah, dan pendiri dana pensiun berdasarkan prinsip syariah. Bank dapat bertindak sebagai lembaga baitul maal yaitu dapat menerima dana yang berasal dari zakat, infaq, shadaqah, waqaf, hibah, atau dana social lainnya dan menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan atau pinjaman kebajikan (qardhul hasan).

111 dsuslamanto@bi.go.id

Kegiatan Usaha dan Produk Bank Syariah


PBI No.6/17/PBI/2004 tanggal 1 Juli 2004 tentang BPR Berdasarkan Prinsip Syariah
Pasal 34 BPRS wajib melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah dan prinsip kehati-hatian yang meliputi: menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berdasarkan
prinsip wadiah dan mudharabah. melakukan penyaluran dana melalui transaksi jual beli berdasarkan prinsip murabahah, istishna, ijarah, salam, jual beli lainnya. pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah, musyarakah dan bagi hasil lainnya. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan sepanjang tidak bertentangan dengan UU Perbankan dan prinsip syariah. Produk dan jasa baru wajib disetujui BI

112 dsuslamanto@bi.go.id

Kegiatan Usaha dan Produk Bank Syariah


Pasal 36 BPRS dilarang mengubah kegiatan usahanya menjadi BPR Konvensional. BPRS dilarang melakukan kegiatan usaha secara konvensional

113 dsuslamanto@bi.go.id

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan Syariah Nasional (DSN)

Dalam rangka menjaga kegiatan usaha bank syariah agar senantiasa berjalan sesuai dengan nilai-nilai syariah Penjelasan UU No.10 Tahun 1998 Pasal 6 huruf m : Pokok-pokok ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia memuat antara lain: a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah; b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah c. Persyaratan bagi pembukaan kantor cabang yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional untuk melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

114 dsuslamanto@bi.go.id

Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan Syariah Nasional (DSN)


DPS wajib mengikuti fatwa dari DSN DPS adalah dewan yang ditempatkan di Bank Syariah yang keanggotaannya ditetapkan berdasarkan rekomendasi DSN yang bertugas mengawasi penerapan prinsip syariah dalam kegiatan usaha Bank. Keanggotaan DPS harus mendapat persetujuan BI. DSN merupakan dewan yang dibentuk oleh MUI merupakan satusatunya badan yang mempunyai kewenangan mengeluarkan fatwa syariah terhadap jenis-jenis kegiatan, produk, dan jasa keuangan syariah, serta mengawasi penerapan fatwa dimaksud oleh lembaga-lembaga keuangan di Indonesia

115 dsuslamanto@bi.go.id

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/5/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Mediasi Perbankan

Penyelesaian pengaduan oleh bank tidak selalu memuaskan nasabah dan seringkali menimbulkan sengketa antara nasabah dengan bank, sehingga diperlukan mediasi sebagai sarana alternatif penyelesaian sengketa yang sederhana, murah, dan cepat; Pembentukan lembaga mediasi perbankan independen oleh asosiasi perbankan untuk memfasilitasi penyelesaian sengketa di atas memerlukan waktu sehingga sebelum lembaga tersebut terbentuk fungsi mediasi perbankan dilaksanakan oleh Bank Indonesia; Fokus mediasi perbankan yang dilaksanakan Bank Indonesia adalah pada sengketa antara bank dengan nasabah kecil dan usaha mikro kecil (UMK) dengan batas klaim maksimum sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);

116 dsuslamanto@bi.go.id

Mediasi..

Pelaksanaan fungsi mediasi perbankan oleh Bank Indonesia dilakukan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja dan dapat diperpanjang 30 (tiga puluh) hari kerja berikutnya berdasarkan kesepakatan nasabah dan bank. Bank Indonesia tidak memberikan rekomendasi dan atau keputusan penyelesaian sengketa kepada nasabah dan bank. Hasil mediasi diwujudkan dalam bentuk Akta Kesepakatan yang ditandatangani nasabah dan bank, yang dapat memuat kesepakatan secara keseluruhan, kesepakatan sebagian, atau tidak tercapainya kesepakatan dalam penyelesaian sengketa antara nasabah dengan bank.

117 dsuslamanto@bi.go.id

PENUTUP

UU No.10 Tahun 1998: mengakomodir legalitas hukum baik dari aspek kelembagaan dan

kegiatan usaha bank syariah dengan jelas menjadi landasan yuridis yang kuat bagi perbankan dan para pihak yang berkepentingan.

UU No.23 Tahun 1998 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No.3 Tahun 2004:

memberikan landasan hukum yang cukup kuat kepada Bank Indonesia untuk melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap perbankan Syariah.

Pengaturan hukum kegiatan usaha bank syariah secara equal treatment regulations. Namun demikian kadangkala terdapat pengaturan yang bersifat khusus terhadap kegiatan usaha bank syariah yang disesuaikan dengan karakter usaha bank Syariah.

118 dsuslamanto@bi.go.id

PENUTUP

Standarisasi dalam penerapan akuntansi dan audit bank Syariah yang diperlakukan secara khusus sebagaimana ditentukan dalam standar internasional untuk akuntansi dan audit lembaga keuangan syariah yang diterbitkan oleh AAOIFI Bahrain. Dalam kegiatan usaha bank syariah peranan DPS juga sangat penting dalam rangka menjaga kegiatan usaha bank syariah agar senantiasa berjalan sesuai dengan nilai-nilai syariah. DPS harus independen dan terdiri dari para pakar Syariah Muamalah yang juga memiliki pengetahuan dasar bidang perbankan. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari DPS wajib mengikuti fatwa DSN. DSN merupakan badan independen yang mempunyai kewenangan mengeluarkan fatwa syariah terhadap produk dan jasa lembaga keuangan syariah di Indonesia.

119 dsuslamanto@bi.go.id

MATERI DISKUSI KELOMPOK (MEMBUAT MAKALAH & PRESENTASI

1. 2. 3. 4. 5.

Al Wadiah Mudharabah Musyarakah Murabahah Al Qardh

120 dsuslamanto@bi.go.id

MATERI DISKUSI KELOMPOK (MEMBUAT MAKALAH & PRESENTASI)


1. DIBUAT DALAM BENTUK MAKALAH UNTUK DOSEN DAN TIM PENYANGGAH: FONT ARIAL 12, JARAK 1,5 SPASI, ANTARA 10-15 HALAMAN, DISERTAI FOOT NOTE LENGKAP 2. DIBUAT DALAM BENTUK POWERPOINT UNTUK PRESENTASI DI DEPAN KELAS: DURASI WAKTU 710 MENIT PRESENTASI, 20-25 MENIT DISKUSI, ADU ARGUMENTASI 3. TIAP KELOMPOK DIBERI KEBEBASAN MEMILIH ANGGOTA SENDIRI AGAR ADA KECOCOKAN, MUDAH BEKERJASAMA 4. PENILAIAN AKAN DIAMBIL SECARA KELOMPOK MAUPUN INDIVIDU
121 dsuslamanto@bi.go.id

MATERI DISKUSI KELOMPOK (MEMBUAT MAKALAH & PRESENTASI)

Pemateri 1 2 3 4 5

=== === === === ===

Penyanggah 2 3 4 5 1

122 dsuslamanto@bi.go.id

123 dsuslamanto@bi.go.id

Anda mungkin juga menyukai