dsuslamanto@bi.go.id
POKOK BAHASAN
Pendahuluan Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah Produk-produk Bank Syariah Sistem operasional Bank Syariah Pengaturan/Legalitas Bank Syariah
2 dsuslamanto@bi.go.id
PENDAHULUAN
untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang tidak mau dilayani oleh bank dengan sistem bunga mengoptimalkan peran sektor perbankan dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas keuangan nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat.
3 dsuslamanto@bi.go.id
Bank
Non Bank
Sewa Guna Usaha Anjak Piutang Modal Ventura Reksa Dana Asuransi Dana Pensiun Pegadaian
4 dsuslamanto@bi.go.id
5 dsuslamanto@bi.go.id
BU Konvensional (BUK)
6 dsuslamanto@bi.go.id
POKOK BAHASAN
Pendahuluan Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah Produk-produk Bank Syariah Sistem operasional Bank Syariah Pengaturan/Legalitas Bank Syariah
7 dsuslamanto@bi.go.id
BU Konvensional (BUK)
8 dsuslamanto@bi.go.id
AKIDAH (IMAN)
AKHLAK (IHSAN)
Iman kpd Allah Iman kpd Malaikat Iman kpd Kitab-kitab Iman kpdNabi dan Rasul Iman kpd Hari Akhir Iman kpd Qadha dan Qadhar SYARIAH (ISLAM) IBADAH (Manusia-Pencipta) Hukum asalnya : segala sesuatunya dilarang dikerjakan kecuali yang ada petunjuknya dalam Quran atau Sunnah
Engkau Beribadat kepada Tuhanmu seolah-olah engkau melihat-Nya sendiri, kalaupun tidak melihat-Nya, maka Ia melihatmu
MUAMALAH (Manusia-Manusia) Hukum asalnya : segala sesuatunya diperbolehkan kecuali yang ada larangan dalam Quran
Rukun Islam : Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji. (Tidak ada perubahan-perubahan) Selalu diperlukan perubahan sesuai dengan waktu dan tempat melalui proses ijtihad
Fungsi Bank Sudah dipraktekkan oleh para sahabat di zaman Nabi SAW : 1. Menerima Simpanan 2. Memberikan Pembiayaan 3. Jasa Transfer Biasanya satu orang hanya melakukan satu fungsi saja
9 dsuslamanto@bi.go.id
Keterkaitan 3 pilar
Perbankan syariah memiliki akar pada ekonomi syariah nilai Ilahiyah dg.acuan utama Al-Qur-an dan Sunnah. Nilai-nilai utama: Perspektif makro: Keadilan, maslahah, anti riba, zakat, anti judi, symmetric information, nilai dasar uang sebagai alat tukar bukan komoditas. Perspektif mikro: Shiddiq, Amanah, Fathonah, Tabligh. Dimensi keberhasilan: dunia dan akhirat (long term oriented) dan sangat memperhatikan kebersihan sumber, kebenaran proses dan kemanfaatan hasil.
11 dsuslamanto@bi.go.id
Keadilan
Keseimbangan antara hak dan kewajiban Tata hubungan sederajat (tidak ada pihak yang mengekploitasi dan terekploitasi) Menempatkan sesuatu pada tempatnya Berpihak kepada kebenaran
12 dsuslamanto@bi.go.id
Maslahah
Optimal Utility = materi + amal sholeh Environmental friendly Orientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia (hanya memenuhi needs tidak wants) Harmonisasi individual needs dg public needs Peranan negara dalam pengelolaan asset strategis Investasi pada bidang/sektor usaha yang halal
13 dsuslamanto@bi.go.id
14 dsuslamanto@bi.go.id
Zakat
Social safety net (perlindungan hak fakir miskin) Mendorong asset diinvestasikan (menghindari dana idle) Hubungan harmonis antara the have dan the have not. Zakat bukan charity tetapi kewajiban.
15 dsuslamanto@bi.go.id
Anti Judi
Meminimisir tindakan murni spekulatif (tidak terkait dg pengembangan sektor riil). Mendorong masyarakat berinvestasi pada sektor riil. Mendorong masyarakat berperilaku yang berorientasi jangka panjang dan menghindari tindakan potong kompas. Mengurangi gangguan mekanisme pasar
16 dsuslamanto@bi.go.id
Symmetric Information
Meminimalkan transaksi yang tidak transparan (gharar) dan Mempromosikan transparansi pada setiap transaksi.
17 dsuslamanto@bi.go.id
Fungsi dasar uang sebagai alat tukar Uang bukan untuk diperdagangkan Uang baru bernilai apabila telah diinvestasikan Pertumbuhan uang sejalan dengan pertumbuhan sektor riil Pengendalian uang = pengendalian sektor riil
18 dsuslamanto@bi.go.id
2.
3.
4.
Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini pengelolaan dana masyarakat akan dilakukan dengan mengedepankan cara-cara yang diperkenankan (halal) serta menjauhi cara-cara yang meragukan (subhat) terlebih lagi yang bersifat dilarang (haram); Tabligh, secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa perbankan syariah. Dalam melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya mengedepankan pemenuhan prinsip syariah semata, tetapi juga harus mampu mengedukasi masyarakat mengenai manfaat bagi pengguna jasa perbankan syariah; Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul maal) sehingga timbul rasa saling percaya antara pihak pemilik dana dan pihak pengelola dana investasi (mudharib); Fathanah, memastikan bahwa pengelolaan bank dilakukan secara profesional dan kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat risiko yang ditetapkan oleh bank. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan yang penuh dengan kecermatan dan kesantunan (riayah) serta penuh rasa tanggung jawab (mas'uliyah).
19 dsuslamanto@bi.go.id
Jamaah (Ukhuwwah)
ADIL
KEMASLAHATAN
Transparan dan jujur Trasanksi yang fair, tdk boleh ada pemerasan Persaingan yang sehat Kontrak yang adil
Larangan produkjasa yg merugikan & berbahaya Larangan proses yang berbahaya Tidak mgunakan sumberdaya illegal & secara tidak adil
Produktif, Tidak spekulatif Efektif, efisien, berkelanjutan dalam penggunaan sumbar daya (SD) Akses yg sebesar2nya bagi masyarakat untuk memperoleh SD.
A
20 dsuslamanto@bi.go.id
POKOK BAHASAN
Pendahuluan Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah Produk-produk Bank Syariah Sistem operasional Bank Syariah Pengaturan/Legalitas Bank Syariah
21 dsuslamanto@bi.go.id
AMANAH
KUSTODIAN/SAFETY DEPOSIT
DHAMANAH
TITIPAN, PENYIMPAN/BANK BOLEH MEMANFAATKAN, BANK MENDAPATKAN BAGI HASIL, NASABAH DAPAT BONUS.
SIMPANAN BERJANGKA PEMILIK DANA PADA BANK PENGGUNAAN DANA TIDAK DIBATASI OLEH WAKTU, TEMPAT, JENIS USAHA. PENGGUNAAN DANA DIBATASI DARI SEGI WAKTU, TEMPAT, JENIS USAHA.
DEPOSITO BAGI HASIL : DEPOSITO UMUM YANG DIPERPANJANG SECARA OTOMATIS (ARO) DEPOSITO KHUSUS UNTUK JENIS USAHA TERTENTU
2. Produk Pembiayaan
DEFINISI DANA 100% DARI BANK DANA DARI BANK DAN NASABAH DANA DARI BANK, BENIH DAN LAHAN DARI PEMILIK, BENIH DAN KETERAMPILAN DARI PETANI DANA DARI BANK, BENIH DAN LAHAN DARI PEMILIK, KETERAMPILAN DARI PETANI JENIS MUTHLAQAH/LUAS, MUQAYYADAH/TERBATAS MUSYARAKAH KEPEMILIKAN DAN AKAD KHUSUS SKIM PEMBIAYAAN PRODUK PERTANIAN KHUSUS SKIM PEMBIAYAAN PRODUK PERTANIAN
MUSAQAH
DEFINISI
JUAL BELI DGN PEMBAYARAN - TUNAI-ANGSURAN - DIMUKA - BISA DIMUKA, CICILAN, ATAU DITANGGUHKAN SEWA BELI
JENIS
-ANEKA BARANG DAN JASA -UMUMNYA PRODUK PERTANIAN -BARANG BELUM ADA, A.D. PESANAN. BAI UT TAKJIRI/BAYAR SEWA, MUSYARAKAH MUNTANAQISAH/PEMBAYARAN BERTAHAP.
23 dsuslamanto@bi.go.id
B. QARDH
ANJAK PIUTANG (FACTORING) PEMBERIAN MANDAT/KUASA KEPADA PIHAK LAIN/WAKIL UNTUK WAKTU TERTENTU, SEPERTI L/C/ BANK GARANSI
PRODUK PELENGKAP UNTUK NASABAH BONAFID YANG LOYAL DAN MEMBUTUHKAN DANA SEGERA FASILITAS UNTUK NASABAH DEPOSAN DENGAN JAMINAN DEPOSITO PRODUK UTAMA PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRODUK UTAMA PRODUK UTAMA
PRODUK UTAMA
24 dsuslamanto@bi.go.id
25 dsuslamanto@bi.go.id
PRODUK Penerimaan dan penyaluran Zakat, Infaq, Shodaqah dan waqf tunai.
26 dsuslamanto@bi.go.id
27 dsuslamanto@bi.go.id
28 dsuslamanto@bi.go.id
1. TITIPAN/TRUST DEPOSITORY
Prinsip Al-Wadiah Titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yg harus dijaga dan dikembalikan kapan saja sipenitip menghendaki. Wadiah Yad Amanah, pihak yg menerima tidak boleh menggunakan dan memanfaatkan uang/barang yg dititipkan serta wajib menjaganya. Untuk itu pihak penerima titipan dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan. Wadiah Yad Dhamanah, pihak yg menerima dg seijin pemberi amanah dapat menggunakan dana/barang tersebut namun seluruh risiko menjadi tanggungan penerima titipan. Bila pemanfaatan tersebut menghasilkan penerima titipan dapat memberikan bonus.
29 dsuslamanto@bi.go.id
NASABAH
BANK
NASABAH
DUNIA USAHA
31 dsuslamanto@bi.go.id
SKEMA MUSYARAKAH
NASABAH
BANK
SKEMA MUDHARABAH
Keahlian NASABAH Modal 100% BANK Modal kembali PROYEK/ USAHA KEUNTUNGAN BAGI HASIL SESUAI NISBAH MODAL
33 dsuslamanto@bi.go.id
2. JUAL-BELI (SALE-PURCHASE)
Bai al Murabahah (deferred payment sale), jual-beli barang pada harga asal dg tambahan keuntungan yg disepakat. Pembeli membayar kewajibanya secara tangguh. Sifat one short deal dan tidak tepat untuk pembiayaan modal kerja. Bai al Salam (in front payment sale), pembelian barang yg diserahkan dikemudian hari sementara pembayaran dilakukan dimuka. Barang yg dipesan harus jelas spesifikasinya (quantity,quality, delivery). Sifat short-term dan dapat paralel. Bai al Istishna(Purchase by Order/Manufacture),kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membiat/membeli barang menurut spesifikasi yg telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak sepakat atas harga dan sistem pembayaran.
34 dsuslamanto@bi.go.id
2. Aqad jual-beli
BANK
4. Kirim barang
SUPPLIER/PENJUAL
35 dsuslamanto@bi.go.id
3. Beli barang
BANK
4. Kirim pesanan
PRODUSEN/PENJUAL
36 dsuslamanto@bi.go.id
1. Pesan 3. Jual
NASABAH
BANK
2. Beli
PRODUSEN/PEMBUAT
37 dsuslamanto@bi.go.id
3. SEWA (LEASE)
Al Ijarah (operational lease),adalah aqad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dg pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Al Ijarah al Muntahia Bittamlik (Financial Lease with purchase option), Akad sewa yang diakhiri dengan pilihan bagi penyewa untuk membeli barang tersebut pada akhir periode sewa.
38 dsuslamanto@bi.go.id
SKEMA AL IJARAH
NASABAH
A. Milik
B. Milik
OBJEK SEWA
SUPPLIER/PENJUAL
39 dsuslamanto@bi.go.id
40 dsuslamanto@bi.go.id
4. JASA (FEE BASED SERVICES). Al Hawalah (Transfer Service), adalah pengalihan hutang/piutang dari orang yg berhutang/berpiutang kepada orang lain yg wajib menanggungnya/menerimanya.
Ar Rahn (mortgage),adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain (bank) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya maka penerima kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari pemberi amanah. Al Qardh (soft loan), adalah jaminan yg diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak III untuk memenuhi kewajiban pihak II atau yg ditanggung. Dapat juga berarti mengalihkan tanggungjawab seseorang yg dijamin dg berpegang pada tanggungjawab orang lain sebagai penjamin. Atas jasanya penjamin dapat meminta imbalan tertentu dari orang yang dijamin.
41 dsuslamanto@bi.go.id
SKEMA AL WAKALAH
Kontrak + Fee
NASABAH
BANK
INVESTOR
Kontrak + Fee
42 dsuslamanto@bi.go.id
SKEMA AL KAFALAH
BANK
Penanggung
NASABAH Ditanggung
43 dsuslamanto@bi.go.id
SKEMA AL HAWALAH
2. Invoice
5. Bayar
PEMBELI
SKEMA AR RAHN
Pinjaman/Pembiayaan
JAMINAN/BARANG YG DIGADAIKAN
45 dsuslamanto@bi.go.id
SKEMA AL QARDH
Aqad Qardh Keahlian NASABAH Modal 100% BANK
100%
PROYEK/ USAHA
KEUNTUNGAN Modal kembali
MODAL
46 dsuslamanto@bi.go.id
POKOK BAHASAN
Pendahuluan Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah Produk-produk Bank Syariah Sistem operasional Bank Syariah Pengaturan/Legalitas Bank Syariah
47 dsuslamanto@bi.go.id
Intermediary agent (sama dg bank konvensional) Fund/Investment Manager Penyedia jasa perbankan pada umumnya (sama dg bank konvensional) sepanjang tidak melanggar syariah Pengelola fungsi sosial (ZISW) Alat transmisi kebijakan moneter (sama dg bank konvensional)
48 dsuslamanto@bi.go.id
Prinsip produk/jasa bank syariah Bagi hasil (untung/rugi) musyarakah Jual beli murabahah Sewa ijarah Pinjaman tanpa tambahan apapun qardl Dll. Produk/jasa bank syariah Pendanaan Pembiayaan berbasis bagi hasil dan non bagi hasil Pelengkap Jasa pelayanan Fungsi sosial (menerima dan menyalurkan ZIS)
49 dsuslamanto@bi.go.id
Mudharib
Tabel
Penyaluran dana
Prinsip bagi hasil Prinsip Ujroh Prinsip jual beli Tabel
Pendapatan
Bagi hasil
Bagi hasil/laba
Sewa Margin
Agen : Mdh Muqayyadah / investasi terikat Jasa keuangan: wakalah, kafalah, sharf
AKAD MUAMALAH
Untuk Perbankan Syariah
dsuslamanto@bi.go.id
AKAD
Akad adalah keterkaitan antara penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul) yang mengakibatkan hak dan kewajiban. Waad adalah janji yang diberikan salah satu pihak. Rukun adalah bagian dari akad yang tidak boleh ditinggalkan, dan merupakan bagian dari akad itu sendiri
52 dsuslamanto@bi.go.id
AKAD
Syarat adalah bagian dari akad yang tidak dapat ditinggalkan dan berada di luar akad. Rukun akad ada 3 kategori yang umumnya masing-masing terdiri dari dua bagian:
a.Para pihak yang berakad b.Obyek yang diakadkan c.Sighat/ pernyataan
Rukun
53 dsuslamanto@bi.go.id
AKAD
Syarat Syarat terdiri dari dua bagian besar: 1. Syarat terhadap rukun yaitu :
a. Syarat pihak yang berakad:
Cakap hukum, yaitu tamyiz (mampu membedakan besar-kecil dan untung-rugi)
c. Syarat Sighat/Pernyataan
Keterkaitan antara ijab dan qabul. Dalam majlis akad. Dilakukan berdasarkan metode yang disepakati: Lisan, Tulisan, Isyarat atau Muathah
54 dsuslamanto@bi.go.id
AKAD
2. Syarat terhadap akad itu sendiri :
a. Syarat yang diharuskan dilaksanakan untuk terlaksananya akad b. Syarat yang dibolehkan selama tidak membatalkan akad c. Syarat yang tidak dibolehkan. Kalaupun disebutkan maka tidak wajib dilaksanakan
55 dsuslamanto@bi.go.id
AKAD
Tidak boleh dua akad dalam satu barang disaat yang sama dan dengan pihak yang sama Efektifitas suatu akad tidak boleh tergantung dengan akad yang lain (muallaq) Tidak boleh dirugikan dan merugikan Akad pemilikan tidak boleh terikat dengan waktu
56 dsuslamanto@bi.go.id
dsuslamanto@bi.go.id
Wadiah
Adalah akad penitipan Rukun
Rukun wadiah adalah: Penitip, Penerima Titipan, barang yang dititipkan, bayaran (jika ada), Ijab dan Qabul
Syarat
Barang yang dititipkan adalah barang yang tidak dilarang agama. Memiliki jangka waktu. Penerima titipan tidak boleh menggunakan barang yang dititipkan, kecuali bila diizinkan. Penerima titipan boleh mengenakan bayaran.
58 dsuslamanto@bi.go.id
Perbankan
Bank bertindak selaku penerima titipan, sedangkan Nasabah menjadi pemberi amanah Amanah yang dititipkan dapat berupa uang atau barang berharga Bank dapat mengenakan biaya untuk penitipan Apabila titipan itu berupa uang bank dapat menggunakannya dengan izin nasabah Bank dapat memberikan hadiah, tapi tidak boleh diperjanjikan di muka
59 dsuslamanto@bi.go.id
Manfaat
60 dsuslamanto@bi.go.id
Mudharabah Adalah akad kerjasama usaha dimana satu pihak memberikan dana dan pihak lain menyediakan jasa pengelolaan dengan pembagian keuntungan disepakati dimuka dan apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik modal Rukun
Sahibul Mal (pemilik modal/dana), Mudharib (Pengelola), Modal/Dana, Nisbah/Rasio keuntungan, Ijab dan Qabul
Syarat
Modal 100% dari pemilik modal. Modal tidak boleh dalam bentuk hutang. Nisbah/Rasio keuntungan tidak boleh nol, dapat berubah berdasarkan kesepakatan. Tidak boleh menyaratkan jaminan pokok ataupun keuntungan terhadap Mudharib, kecuali apabila Mudharib terbukti lalai dan menyalahi janji.
61 dsuslamanto@bi.go.id
Perbankan
Nasabah bertindak selaku pemilik dana (sahibul mal) dan Bank bertindak selaku pengelola Apabila terdapat keuntungan, bank membaginya dengan nasabah berdasarkan tabel distribusi bagi hasil Apabila bank menderita kerugian, nasabah (secara teori) ikut menanggung kerugian.
62 dsuslamanto@bi.go.id
Manfaat
Bank:
Memperoleh dana yang dapat disalurkan untuk memperoleh keuntungan;
Nasabah:
dapat menyimpan dananya dengan aman; Apabila bank mendapat keuntungan, nasabah dapat memperoleh sebagiannya;
63 dsuslamanto@bi.go.id
Qardh
Adalah akad pinjaman dana yang tidak boleh mensyaratkan kelebihan/ tambahan. Rukun
Pemberi Pinjaman (Muqridh), Peminjam (Muqtaridh), Dana pinjaman, Ijab dan Qabul.
Syarat
Tidak boleh mensyaratkan adanya tambahan selain pokok. Boleh mensyaratkan jaminan. Adanya jangka waktu.
64 dsuslamanto@bi.go.id
Perbankan
Nasabah bertindak selaku pemberi pinjaman, dan bank bertindak selaku peminjam Nasabah dapat menarik pinjamannya sewaktuwaktu berdasarkan kesepakatan Bank dapat memberikan hadiah tapi tidak boleh diperjanjikan dimuka Akad Qardh sebagai penghimpunan dana digunakan di bank-bank Timur Tengah dan Iran
65 dsuslamanto@bi.go.id
Manfaat
Bank memperoleh dana yang dapat disalurkan untuk mendapat keuntungan, tanpa kewajiban untuk membagikan keuntungan itu kepada nasabah Nasabah dapat menyimpan dananya dengan aman dan dapat menagih kepada bank, karena bersifat hutang bank kepada nasabah
66 dsuslamanto@bi.go.id
dsuslamanto@bi.go.id
Murabahah
Adalah akad jual beli pada harga asal dengan tambahan (keuntungan) yang disepakati Rukun
Pembeli, Penjual, Harga, Barang, Ijab dan Qabul
Syarat
Akad pertama harus sah. Harga pembelian harus diketahui. Barang termasuk yang dibolehkan syariah.
68 dsuslamanto@bi.go.id
Perbankan
Bank bertindak selaku penjual dan nasabah bertindak selaku pembeli Bank membeli tunai dari pihak ketiga dan nasabah mencicilnya kepada bank Karena masalah legal dan pajak, bank mewakilkan pembelian barang kepada nasabah Bank dapat memberikan diskon kepada nasabah apabila pembayaran dilunasi lebih awal Bank dapat mensyaratkan uang muka apabila disepakati
69 dsuslamanto@bi.go.id
Manfaat
Bank memperoleh keuntungan dengan menjual diatas harga beli Nasabah dapat membeli barang dengan angsuran
70 dsuslamanto@bi.go.id
Salam Adalah akad jual beli dimana pembayaran dilakukan dimuka sedangkan barang diserahkan kemudian Rukun
Pembeli, Penjual, Barang, Harga, Ijab dan Qabul
Syarat
Barang dan harga harus jelas dan terukur. Pembayaran sepenuhnya dilakukan pada waktu dilakukan akad. Adanya jangka waktu antara pembayaran dan penyerahan barang Penetapan tempat penyerahan barang.
71 dsuslamanto@bi.go.id
Perbankan
Bank bertindak selaku pembeli dan nasabah selaku penjual Bank memberikan dana seluruhnya dimuka Bank dapat meminta jaminan atas penyerahan dana itu Sebelum barang tiba, bank dapat menjualnya kepada pihak lain, tetapi tidak terikat kepada barang yang akan dikirimkan. (Salam Paralel)
72 dsuslamanto@bi.go.id
Manfaat
Bank memperoleh barang yang kemudian dijual dengan harga lebih tinggi, sehingga mendatangkan keuntungan bagi bank Nasabah memperoleh dana/modal untuk memproduksi barang
73 dsuslamanto@bi.go.id
Istishna Adalah jual beli dimana penyerahan barang dilakukan kemudian dengan pembayaran dilakukan berdasarkan kesepakatan: dimuka seperti salam, di akhir, di tengah ataupun bertahap (cicilan) Rukun
Pembeli, penjual, harga, barang, ijab dan qabul
Syarat
Barang yang dipesan harus jelas jenis dan macamnya serta terukur. Alat bayar harus jelas dan terukur. Adanya jangka waktu.
74 dsuslamanto@bi.go.id
Perbankan
Bank bertindak sebagai pembeli, nasabah bertindak selaku penjual; Bank dapat menjual kepada pihak lain dengan harga yang lebih tinggi dari harga pembelian.
75 dsuslamanto@bi.go.id
Manfaat
Bank memiliki asset yang akan dijual kepada pihak lain dengan keuntungan. Nasabah memiliki dana untuk memproduksi suatu produk
76 dsuslamanto@bi.go.id
Ijarah
Adalah akad sewa barang/jasa dengan pembayaran Rukun
Syarat
Manfaat harus jelas dan terukur Alat bayar harus jelas dan terukur
77 dsuslamanto@bi.go.id
Perbankan
Bank bertindak selaku pemilik manfaat/pemberi sewa Nasabah bertindak selaku pengguna manfaat/penyewa Bank mencari asset/manfaat yang disewakan atau mewakilkannya kepada nasabah untuk mencarinya Bank membayar manfaat secara tunai, nasabah membayar secara cicilan
78 dsuslamanto@bi.go.id
Manfaat
Bank memperoleh pembayaran/keuntungan sewa Nasabah memperoleh manfaat yang diperlukan
79 dsuslamanto@bi.go.id
Mudharabah Adalah akad kerjasama usaha dimana satu pihak memberikan dana dan pihak lain menyediakan jasa pengelolaan dengan pembagian keuntungan disepakati dimuka dan apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik modal Rukun
Sahibul Mal (pemilik modal/dana), Mudharib (Pengelola), Modal/Dana, Nisbah/Rasio keuntungan, Ijab dan Qabul
Syarat
Modal 100% dari pemilik modal. Modal tidak boleh dalam bentuk hutang. Nisbah/Rasio keuntungan tidak boleh nol, dapat berubah berdasarkan kesepakatan. Tidak boleh menyaratkan jaminan pokok ataupun keuntungan terhadap Mudharib, kecuali apabila Mudharib terbukti lalai dan menyalahi janji.
80 dsuslamanto@bi.go.id
Perbankan
Bank menjadi pemilik dana/sahibul mal dan nasabah menjadi pengelola Nisbah bagi hasil disepakati dimuka dan dapat berubah berdasarkan kesepakatan Bank dan nasabah dapat menyepakati pembayaran kembali modal secara cicilan Apabila terjadi kerugian ditanggung oleh bank selaku pemilik modal/dana
81 dsuslamanto@bi.go.id
Manfaat
Bank memperoleh keuntungan dari pengelolaan dana oleh nasabah Nasabah memperoleh modal untuk usaha, dan bagian keuntungan dari usaha
82 dsuslamanto@bi.go.id
Musyarakah
Adalah akad kerjasama dimana para pihak saling menyediakan dana dan kerja/jasa, yang apabila mendapatkan keuntungan dibagi menurut kesepakatan dan apabila terjadi kerugian dibagi secara proporsional Rukun
Para pihak yang berakad, modal dan jasa, nisbah keuntungan, ijab dan qabul
Syarat
Modal harus jelas dan terukur. Tidak boleh mensyaratkan jaminan terhadap pokok maupun keuntungan
83 dsuslamanto@bi.go.id
Perbankan
Bank dan nasabah menjadi mitra usaha Nisbah keuntungan disepakati dimuka Bank dapat mewakilkan pengurusan usaha kepada nasabah Nasabah dapat mengambil alih porsi modal bank dalam usaha secara bertahap/cicilan Kerugian ditanggung bersama secara proporsional
84 dsuslamanto@bi.go.id
Manfaat
Bank memperoleh porsi keuntungan dari dana yang ditanamkan Nasabah memperoleh tambahan modal bagi usaha dan porsi keuntungan usaha
85 dsuslamanto@bi.go.id
Qardh
Adalah akad pinjaman dana yang tidak boleh mensyaratkan kelebihan/ tambahan. Rukun
Pemberi Pinjaman (Muqridh), Peminjam (Muqtaridh), Dana pinjaman, Ijab dan Qabul.
Syarat
Tidak boleh mensyaratkan adanya tambahan selain pokok. Boleh mensyaratkan jaminan. Adanya jangka waktu.
86 dsuslamanto@bi.go.id
Perbankan
Bank bertindak selaku pemberi pinjaman (Muqridh) dan nasabah selaku penerima pinjaman (Mustaqridh) Bank mengenakan biaya administrasi Bank meminta jaminan atas pinjaman Sering digunakan untuk produk non profit dan bersumber dari dana sosial (zakat infaq sadaqah) Sering digunakan untuk pinjaman sementara (bridging fund)
87 dsuslamanto@bi.go.id
Manfaat
Bank memperoleh biaya administrasi yang jumlahnya sama bagi semua nominal Nasabah memperoleh dana untuk berbagai keperluan
88 dsuslamanto@bi.go.id
Rahn
Adalah menahan harta sebagai jaminan atas pinjaman Rukun
Pemilik harta (Rohin), Penerima harta (Murtahin), harta yang ditahan (Marhun bih), pinjaman, Ijab dan Qabul
Syarat
Barang yang diserahkan/dijaminkan memiliki nilai ekonomis dan dibolehkan syariah Memiliki jangka waktu
89 dsuslamanto@bi.go.id
Perbankan
Bank bertindak selaku penerima harta (Murtahin) dan nasabah selaku pemilik harta yang menyerahkannya (Rohin) Penerapan:
Sebagai tambahan akad lain, seperti jual beli yang tidak tunai. Dalam kondisi ini Rahn berarti jaminan (fiducia) Sebagai produk tersendiri seperti gadai.
90 dsuslamanto@bi.go.id
Manfaat
Bank memperoleh jaminan atas dana yang dikeluarkannya. Dalam produk tersendiri, bank menerima pembayaran atas pemeliharaan barang yang diserahkan Nasbah memperoleh pinjaman/ penggunaan dana/ piutang yang dapat dibayar secara bertahap/cicilan
91 dsuslamanto@bi.go.id
dsuslamanto@bi.go.id
AKAD JASA
Wakalah
Adalah akad perwakilan/ kuasa Rukun
Muwakkil (yang mewakilkan), Wakil, hal yang diwakilkan, Ijab dan Qabul
Syarat
Hal yang diwakilkan harus termasuk yang dibolehkan syariah. Hal yang diwakilkan harus jelas dan khusus. Jangka waktu perwakilan harus disebutkan.
93 dsuslamanto@bi.go.id
AKAD JASA
Kafalah
Adalah akad penjaminan Rukun
Penjamin (Kafil), Pihak yang dijamin (Ashil), hal yang dijaminkan, Ijab dan Qabul
Syarat
Hal yang dijamin termasuk yang dibolehkan syariah Penetapan jangka waktu
94 dsuslamanto@bi.go.id
AKAD JASA
Hiwalah
Adalah akad pemindahan hutang/ piutang Rukun
Yang memindahkan hutang/piutang (Muhil), Yang menerima pindahan hutang/tagihan (Muhal alaih), hutang/piutang, Ijab dan Qabul
Syarat
Adanya hutang/piutang serupa pada pihak ketiga Penerima pindahan hutang/piutang tidak menagih kembali kepada pihak yang memindahkan hutang/piutang
95 dsuslamanto@bi.go.id
POKOK BAHASAN
Pendahuluan Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah Produk-produk Bank Syariah Sistem operasional Bank Syariah Pengaturan/Legalitas Bank Syariah
96 dsuslamanto@bi.go.id
Muamalah
Berawal dari, kaidah fiqh, Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya, maka saat ini produk perbankan syariah berkembang dengan pesat sesuai dengan kebutuhan perbankan modern.
97 dsuslamanto@bi.go.id
Produk yg ada
Fatwa DSN
Perbankan Syariah
98 dsuslamanto@bi.go.id
Landasan Hukum
Bank Indonesia adalah otoritas pengawasan perbankan (termasuk perbankan syariah): Pasal 29 (1) UU No.10 Th.1998 ttng Perbankan: Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia Pasal 8 UU No.23 Th.1999 ttng Bank Indonesia: Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut: a.Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter b.Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran c.Mengatur dan mengawasi bank.
99 dsuslamanto@bi.go.id
SK No.32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah PBI No.4/1/PBI/2002 tanggal 27 Maret 2002 ttg Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konv menjadi Bank Umum Syariah dan Pembukaan Kantor Bank Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional. PBI No.6/17/PBI/2004 tanggal 1 Juli 2004 tentang BPR Berdasarkan Prinsip Syariah
102 dsuslamanto@bi.go.id
Pembukaan Kantor Cabang Syariah (KCS) Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) Unit Syariah (US)
104 dsuslamanto@bi.go.id
105 dsuslamanto@bi.go.id
Bertempat dan beralamat di KC atau KCP bank umum konvensional (tidak perlu membangun atau menyewa gedung kantor sendiri) Menginduk kepada KCS dalam satu wilayah kerja BI (termasuk kliring) Wajib mendapat izin dari BI Menyediakan modal kerja minimal 500 J di wilayah Jabotabek dan 250 J di luar wilayah Jabotabek
106 dsuslamanto@bi.go.id
Merupakan bagian dari KC atau KCP konvensional Transaksi Produk dan Jasa US dibukukan secara terpisah dari kegiatan konvensional Wajib mendapat izin dari BI Menyediakan modal kerja minimal 500 J di wilayah Jabotabek dan 250 J di luar wilayah Jabotabek Dalam jangka waktu 3 tahun US harus sudah mengubah KC atau meningkatkan status KCP dimana US bertempat menjadi KCS
107 dsuslamanto@bi.go.id
109 dsuslamanto@bi.go.id
110 dsuslamanto@bi.go.id
memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan/atau nasabah berdasarkan prinsip wakalah; menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan berdasarkan prinsip wakalah; menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan prinsip wadiah; kegiatan jasa lain berdasarkan prinsip Syariah.
Pasal 29
melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip sharf, penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain berdasarkan prinsip musyarakah dan atau mudharabah, penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarakan prinsip musyarakah dan/atau mudharabah, dan pendiri dana pensiun berdasarkan prinsip syariah. Bank dapat bertindak sebagai lembaga baitul maal yaitu dapat menerima dana yang berasal dari zakat, infaq, shadaqah, waqaf, hibah, atau dana social lainnya dan menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan atau pinjaman kebajikan (qardhul hasan).
111 dsuslamanto@bi.go.id
112 dsuslamanto@bi.go.id
113 dsuslamanto@bi.go.id
Dalam rangka menjaga kegiatan usaha bank syariah agar senantiasa berjalan sesuai dengan nilai-nilai syariah Penjelasan UU No.10 Tahun 1998 Pasal 6 huruf m : Pokok-pokok ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia memuat antara lain: a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah; b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah c. Persyaratan bagi pembukaan kantor cabang yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional untuk melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
114 dsuslamanto@bi.go.id
DPS wajib mengikuti fatwa dari DSN DPS adalah dewan yang ditempatkan di Bank Syariah yang keanggotaannya ditetapkan berdasarkan rekomendasi DSN yang bertugas mengawasi penerapan prinsip syariah dalam kegiatan usaha Bank. Keanggotaan DPS harus mendapat persetujuan BI. DSN merupakan dewan yang dibentuk oleh MUI merupakan satusatunya badan yang mempunyai kewenangan mengeluarkan fatwa syariah terhadap jenis-jenis kegiatan, produk, dan jasa keuangan syariah, serta mengawasi penerapan fatwa dimaksud oleh lembaga-lembaga keuangan di Indonesia
115 dsuslamanto@bi.go.id
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/5/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Mediasi Perbankan
Penyelesaian pengaduan oleh bank tidak selalu memuaskan nasabah dan seringkali menimbulkan sengketa antara nasabah dengan bank, sehingga diperlukan mediasi sebagai sarana alternatif penyelesaian sengketa yang sederhana, murah, dan cepat; Pembentukan lembaga mediasi perbankan independen oleh asosiasi perbankan untuk memfasilitasi penyelesaian sengketa di atas memerlukan waktu sehingga sebelum lembaga tersebut terbentuk fungsi mediasi perbankan dilaksanakan oleh Bank Indonesia; Fokus mediasi perbankan yang dilaksanakan Bank Indonesia adalah pada sengketa antara bank dengan nasabah kecil dan usaha mikro kecil (UMK) dengan batas klaim maksimum sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
116 dsuslamanto@bi.go.id
Mediasi..
Pelaksanaan fungsi mediasi perbankan oleh Bank Indonesia dilakukan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja dan dapat diperpanjang 30 (tiga puluh) hari kerja berikutnya berdasarkan kesepakatan nasabah dan bank. Bank Indonesia tidak memberikan rekomendasi dan atau keputusan penyelesaian sengketa kepada nasabah dan bank. Hasil mediasi diwujudkan dalam bentuk Akta Kesepakatan yang ditandatangani nasabah dan bank, yang dapat memuat kesepakatan secara keseluruhan, kesepakatan sebagian, atau tidak tercapainya kesepakatan dalam penyelesaian sengketa antara nasabah dengan bank.
117 dsuslamanto@bi.go.id
PENUTUP
UU No.10 Tahun 1998: mengakomodir legalitas hukum baik dari aspek kelembagaan dan
kegiatan usaha bank syariah dengan jelas menjadi landasan yuridis yang kuat bagi perbankan dan para pihak yang berkepentingan.
UU No.23 Tahun 1998 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No.3 Tahun 2004:
memberikan landasan hukum yang cukup kuat kepada Bank Indonesia untuk melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap perbankan Syariah.
Pengaturan hukum kegiatan usaha bank syariah secara equal treatment regulations. Namun demikian kadangkala terdapat pengaturan yang bersifat khusus terhadap kegiatan usaha bank syariah yang disesuaikan dengan karakter usaha bank Syariah.
118 dsuslamanto@bi.go.id
PENUTUP
Standarisasi dalam penerapan akuntansi dan audit bank Syariah yang diperlakukan secara khusus sebagaimana ditentukan dalam standar internasional untuk akuntansi dan audit lembaga keuangan syariah yang diterbitkan oleh AAOIFI Bahrain. Dalam kegiatan usaha bank syariah peranan DPS juga sangat penting dalam rangka menjaga kegiatan usaha bank syariah agar senantiasa berjalan sesuai dengan nilai-nilai syariah. DPS harus independen dan terdiri dari para pakar Syariah Muamalah yang juga memiliki pengetahuan dasar bidang perbankan. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari DPS wajib mengikuti fatwa DSN. DSN merupakan badan independen yang mempunyai kewenangan mengeluarkan fatwa syariah terhadap produk dan jasa lembaga keuangan syariah di Indonesia.
119 dsuslamanto@bi.go.id
1. 2. 3. 4. 5.
120 dsuslamanto@bi.go.id
Pemateri 1 2 3 4 5
Penyanggah 2 3 4 5 1
122 dsuslamanto@bi.go.id
123 dsuslamanto@bi.go.id