Kelompok 3
Fiqi Ramadhan (Ketua) Siti Maemunah Arie Dhini Saputri Laela Anggaraini Nurjannah Mohammad Ali M. Rizalillah Aisyah Ulva Novema Ahmad Badru Zaman
Pengertian Akhlak
Dalam etimologi arti akhlak adalah kebiasaan atau perbuatan. Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak adalah kebiasaan, kehendak.Di
dalam Ensiklopedi pendidikan bahwa akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia. Sedangkan akhlak menurut Iman Al-Ghozaly, Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan. Jadi pada hakekatnya Akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah menetap dalam jiwa dan kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa pemikiran.
Etika dalam islam disebut akhlak. Berasal dari bahasa Arab al-akhlak yang
merupakan bentukjamakdari al-khuluq yang berartibudipekerti, tabiat atau watak yang tercantum dalam al-quran sebagai konsideran. (Pertimbangan yg menjadi dasar penetapan keputusan, peraturan) Sesungguhnya engkau Muhammad berada di atas budi pekerti yang agung ( Q.S Al-Qalam: 4 )
Etika secara terminologis, menurut Ahmad Amin etika ialah ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Moral
Moral secara etimologis berasal dari bahasa latin Mores, bentuk plural
dari Mos yang berarti kesusilaan, tabiat atau kelakuan.
Antara etika dan moral memiliki obyek yang sama yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia untuk selanjutnya di tentukan posisinya baik atau buruk. Tolak ukur yang di gunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan, dan lainnya yang berlaku dimasyarakat. Menurut Ibnu Arabi hati manusia itu bisa baik dan buruk, karena di dalam diri manusia terdapat 3 nafsu : 1. Syahwiniyah 2. Al-Ghadabiyah 3. Al-Nathiqah
Macam-Macam Akhlak
Akhlak Terpuji
Akhlak Terpuji (al-mahmudah) atau akhlak al-karimah artinya sikap dan sifat yang mulia atau terpuji, yang terkadang disebut dengan budi pekerti yang luhur. Akhlak mulia suatu sikap atau sifat yang terpuji yang pantas melekat pada diri setiap Muslim, sehingga menjadi orang yang berbudi baik atau luhur dan memiliki karakter yang baik pula.
Shiddiq (benar atau jujur) Al-manah (menyampaikan atau terbuka) Tabligh (menyampaikan atau terbuka) Fathana (cerdas dan cakap) Istiqamah (teguh pendirian) Ikhlas berbuat atau beramal Syukur (menerima baik) Iffah (perwira) Tawadhu, adalah sikap sabar yang tertanam dalam jiwa untuk dapat mengendalikan hawa nafsu.
Qanaah Intiqad atau mawas diri Al-Afwu atau pemaaf Anisatun atau bermuka manis Khusyu atau tenang dala beribadah Wara, adalah sikap batin yang tertanam dalam jiwa yang selalu menjaga dan waspada dari segala bentuk perbuatan yang mungkin mendatangkan dosa, baik itu dosa kecil atau dosa besar. Belas kasihan Beriman kepada Allah Taawun atau tolong menolong
Syaja (berani) Hikmah (bijaksana) Tasamuh (toleransi) Lapang dada Adil Sakhaa (pemurah) Nadhief (bersih) Ihsan Malu (haya) Uswatun hasanah (teladan yang baik) Hifdu Al-Lisan (menjaga ibadah) Hub al-wathan (cinta tanah air) Tadarru atau merendah Shalihah (shaleh) Sabar (teguh)
Akhlak Tercela
Akhlak tercela adalah semua sifat dan tingkah laku yang berbeda atau berlawanan, bahkan bertentangan dengan sifat-sifat yang telah disebutkan pada bagian terdahulu (akhlak mulia) tersebut di atas.
Dusta (bohong) Khiyanat (menyia-nyiakan kepercayaan) Hasad (dengki) Iri hati Al-Riya (puji diri) Takabbur (sombong) Al-Tabdzir (boros) Al-Bukhlu (kikir) Bakhil (kikir) Al-Dzulmu (aniaya) Ceroboh Al-Syakhwat (mengikuti hawa nafsu)
Ingkar janji
Al-Kamru Al-Jubnu (pengecut) Al-Fawahisy (dosa yang besar) Saksi palsu Fitnah Tanabazu bil al-qad (memberi gelaran yang tidak benar atau berlebihan)
Al-Israf (hidup berlebihlebihan) Al-Liwathah (hubungan seksual tidak normal) Al-namimah (adu domba) Al-khufran (kekufuran) Qatlun Nafs (menghilangkan jiwa) Al-Riba (pemakan riba) Al-sikhriyah (berolok-olok) Dan lain-lain sifat tercela
Kedua karena Allahlah yang telah memberikan kelengkapan panca indra, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari.disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia.Firman Allah dalam surat,an-Nahl ayat 78.
Artinya: "Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur. ( Q.S an-Nahal : 78)
Ketiga Allahlah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidupmanusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh tumbuhan, air, udara, binatang ternak, dan lain lain. Firman Allah dalam surat al-Jatsiyah ayat 12-13. ( (- :) Artinya (13) "Allah-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya dan mudahmudahan kamu bersyukur. (13), "Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpikir.(Q.S al-Jatsiyah :12-13 ).
Keempat , Allahlah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan. Firman Allah dalam surat Al-Israa' ayat, 70.
)
(
Artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkut mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S al-Israa : 70).
Al-Hubb (yaitu mencintai Allah) Al-Raja (Yaitu mengharapkan karuniadan berusaha memperoleh keridhaan Allah SWT) As-Syukr (yaitu menyatakan terimah kasih dan mensyukuri segala nikmat dan karunia Allah SWT yang
diterimanya dalam bentuk ucapan maupun tindakan. )
Qanaah (yaitu menerima dengna ikhlas semua qadha dan qadhar Allah SWT.) Taqwa (yaitu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya baik
terang-terangan)
At-Taubat (yaitu bertaubat hanya kepada Allah SWT.) Tawakal (yaitu mempercayakan diri kepada Allah SWT dalam melaksanakan suatu rencana, bersandar kepada
kekuatannya dalam melaksanakan pekerjaannya.)
Akhlak Buruk terhadap Allah SWT Takabbur (yaitu sikap yang menyombongkan diri) Musyrik (yaitu sikap yang mempersekutukan Allah SWT ) Murtad (yaitu sikap yang meninggalkan atau keluar dari agama Islam, untuk menjadi kafir.) Munafiq (yaitu sikap yang menampilkan dirinya bertentangan dengan kemauan hatinya dalam
kehidupan beragama)
Riya (yaitu sikap yang selalu menunjuk-nunjukkan perbuatan baik yang dilakukannya.) Boros/berfoya-foya (yaitu perbuatan yang selalu melampaui batas-batas ketentuan agama. ) Rakus/tanak (yaitu sikap yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu ingin menambah apa
yang seharusnya ia miliki, tanpa memperhatikan orang lain.)
Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah mencintai Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta
beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman Allah yang artinya: kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dasn (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (QS 9:24). lain selain Allah dan Rasul-Nya, maka Rasulullah Saw tidak mau mengakuinya sebagai orang yang beriman, beliau bersabda: sendiri, orang tuanya, anaknya dan semua manusia (HR. Bukhari, Muslim dan Nasai).
Disamping itu, manakala seseorang yang telah mengaku beriman tapi lebih mencintai yang
Tidak beriman seseorang diantara kamu sebelum aku lebih dicintainya daripada dirinya
3. Mengikuti dan Mentaati Rasul Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada Rasul, bahkan Allah Swt akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah yang artinya: Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaikbaiknya (QS 4:69).
Disamping itu, manakala kita telah mengikuti dan mentaati Rasul Saw, Allah Swt akan
mencintai kita yang membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari Allah manakala kita melakukan kesalahan, Allah berfirman yang artinya: Katakanlah: jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS 3:31) Swt berfirman yang artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan izin Allah (QS 4:64). mentaatinya, maka ketaatan itu berarti telah disamakan dengan ketaatan kepada Allah Swt. Dengan demikian, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi seperti dua sisi mata uang yang tidak boleh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah berfirman yang artinya: Barangsiapa mentaati rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka (QS 4:80).
Oleh karena itu, dengan izin Allah Swt, Rasulullah Saw diutus memang untuk ditaati, Allah
Manakala manusia telah menunjukkan akhlaknya yang mulia kepada Rasul dengan
4. Mengucapkan Shawalat dan Salam Kepada Rasul Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti doa, istighfar dan rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi, inilah salah satu makna dari firman Allah yang artinya: Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS 33:56). Adapun, bila kita bershalawat kepada Nabi hal itu justeru akan membawa keberuntungan bagi kita sendiri, hal ini disabdakan oleh Rasul Saw: Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali (HR. Ahmad).
sebagai orang yang kikir atau bakhil, hal ini dinyatakan oleh Rasul Saw:
Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau
Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang Selain itu, Rasul Saw juga mengingatkan umatnya agar waspada terhadap bidah dengan
teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku (HR. Hakim).
wariskan adalah Al-Quran dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Quran dan sunnah (hadits) agar tidak sesat, beliau bersabda:
Sesungguhnya, siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan. Oleh karena
itu,. Kamu semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu bidah dan setiap bidah itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaki dan Tirmidzi).
Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para pewarisnya,
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS 35:28).
yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya.
mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmui kepada mereka, maka barangsiapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil mbagian yang besar (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
7 Melanjutkan Misi Rasul Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh Rasul Saw: Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka (HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu Umar).
Tilawah
Sebagian orang membaca al-Qurn, tetapi dengan tergesa-gesa atau dengan cara yang cepat, seolah-olah sedang diburu musuh! Padahal Allah Azza wa Jalla telah memerintahkan kita agar membaca al-Qurn dengan tartl (perlahan-lahan). Allah Azza wa Jalla berfirman: Dan bacalah al-Qur`n itu dengan perlahan-lahan. [al-Muzammil/73:4]
Demikian juga dianjurkan untuk membaca al-Qurn dengan berjamaah, yaitu satu orang membaca sedangkan yang lain mendengarkan, sebagaimana kebiasaan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan para Sahabatnya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah ada sekelompok orang yang berkumpul di dalam satu rumah di antara rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan belajar bersama di antara mereka, melainkan ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapanNya. []
HR. Muslim no: 2699; Abu Dwud no: 3643; Tirmidzi no: 2646; Ibnu Mjah no: 225; dan lainnya.
Syaikh As-Sadi rahimahullah berkata: Ini menunjukkan bahwa seukuran fikiran dan akal seseorang, dia akan medapatkan pelajaran dan manfaat dengan kitab (al-Qurn) ini.[] Bahkan Allah Azza wa Jalla menantang orang-orang kafir untuk mencari-cari kesalahan al-Qurn, jika mereka meragukan bahwa al-Qurn datang dari sisi Allah Azza wa Jalla ! Maka, apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur`n? kalau kiranya al-Qur`n itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. [an-Nis/4:82] Oleh karena itu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memberitakan bahwa sebaik-baik orang dari umat ini adalah orang yang mempelajari al-Qurn dan mengajarkannya. Sebagaimana disebutkan di dalam hadits di bawah ini: Dari Utsman, Nabi bersabda: Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qurn dan mengajarkannya.[]
ITTIBA (MENGIKUTI)
setiap orang sangat membutuhkan rahmat Allah Azza wa Jalla . Namun, apa sarana untuk meraih rahmat-Nya? Mengikuti al-Qurn itulah cara mendapatkan rahmat Allah Azza wa Jalla , sebagaimana firman-Nya: Dan al-Qur`n itu adalah kitab yang Kami turunkan, yang diberkati, maka ikutilah ia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. [al-Anm/6:155]
Sebaliknya, Allah Azza wa Jalla juga memberi ancaman berat bagi orang yang berpaling dari kitabNya: Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, namun kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan". Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayatayat rabbnya. Sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.[Thha/20:124-127]
Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya. Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang. Berkomunikasi dengan orang tua dengan hikmat, mempergunakan kata-kata lemah
lembut. Berbuat baik kepada bapak-ibu dengan sebaik-baiknya, dengan mengikuti nasehat baiknya, tidak menyinggung perasaan dan menyakiti hatinya, membuat bapak-ibu ridha. Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.
Sekiranya suatu saat usia mereka sudah diambang senja, janganlah kita menghardik, mencaci, memukul, serta perbuatan-perbuatan keji lainnya, mengucapkan kata ah saja terlarang sebagaiman dalam ayat diatas apalagi perbuatan-perbuatan yang lebih daripada itu. Dan yang patut dilakukan adalah berbicara kepada mereka dengan lemah lembut, sikap rendah diri, suara tidak melebihi suara mereka, dan itu semua adalah ahlak utama seorang anak.
Sabda Rasulullah saw. di atas merupakan pelajaran berharga kepada kita semua. Salah satunya, perlakuan kita terhadap tetangga akan mendatangkan tindakan serupa dari pihak tetangga. Kalau kita memperlakukan tetangga dengan baik, maka mereka pun akan memperlakukan kita dengan baik, dan bahkan bisa lebih baik lagi. Nyaris tidak mungkin, bila kita menumpahkan kebaikan, namun mereka malah membalasnya dengan keburukan. Akan tetapi, jika kita memperlakukan mereka dengan buruk dan jahat, maka jangan harap mereka akan memperlakukan kita dengan baik. Artinya perbuatan kita kepada mereka akan terefleksi pada perbuatan mereka kepada kita. Apa yang kita tabur, maka itulah yang akan kita panen.
Sayang pada sesama makhluk Senantiasa menggalakkan kerja bakti sebagai sarana perawatan alam
Memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan kehidupannya.
Bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama. Mentaati putusan yang telah diambil. Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang diberikan seseorang atau
masyarakat kepada kita.
Menepati janji.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu komponen utama agama islam adalah Akhlak. Suatu perbuatan baru dapat disebut sebagai cerminan akhlak jika dilakukan berulang-ulang sehingga hampir menjadi suatu kebiasaan dan timbul dengan sendirinya tanpa pertimbangan yang lama dan dipikir-pikir terlebih dahulu. Secara garis besar akhlak dibagi menjadi dua Akhlak terhadap Allah dan Akhlak terhadap makhluk Allah. Akhlak kepada Allah dibagi lagi menjadi dua yaitu Akhlak baik dan buruk kepada Allah. Sedangkan Akhlak kepada Makhluk Allah yaitu Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad SAW.), akklak terhadap Kedua Orang Tua, Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak terhadap Keluarga, akhlak terhadap Tetangga, Akhlak terhadap sesame mukmin, Akhlak terhadap Makhluk lain, Akhlak terhadap hak asasi
Terima Kasih
Wassalamualaikum WR WB