Anda di halaman 1dari 9

Bab I masalah belajar A.

Pengertian belajar Belajar pada dasarnya adalah merupakan statu proses mental karena orang yang belajar perlu memikir, menganalisa, mengingat, dan mengambil kesimpulan dari apa yang dipelajari. Sehubungan dengan itu terdapat bermacam macam pendapat tetang apa yang dimaksud denagn belajar. B. Beberapa teori belajar Teori belajar dapat dikelompokan menjadi 3 teori yaitu: 1. Teori spikulatif Menurut teori ini adalah ulangan seorang akan berhasil dalam mempelajari sesuatu apabila sering melakukan latihanlatiahan ataupun ulangan umum tentang apa yang dipelajari. 2. Teori molecular Adapun pokok pokok yang terkandung dalam toeri ini: a. Perkembangan tingkah laku tergantung pada faktor lingkungan terutama faktor belajar bahwa toeri ini berpendapat perkembangan tingkah laku seseorang adalah disebabkan oleh faktor lingkungan b. Toeri ini mementingkan bagian bagian Misalnya kebiasaa yang kompleks dianggap sebagai kombinasi dari kebiasaankebiasaan yang lebih sederhana sebagai sejumlah reflek0reflek bersyarat c. Teori ini mementingkan reaksi. Oleh karena itu didalam proses belajar yang di utamakan adalah reaksi terhadap masalah yang dihadapi utuk itu diperlukan latihan-latihan d. Teori ini dalam menjelaskan sesuatu didasarkan atas sistim mekanisme implementasinya didalam belajar adalah dalam menghadapi suatu persoalan selalu di pecahkan dengan cara berpikir indukrif artinya bahwa menganalisa dari peristiwa atau kejadian e. Teori ini bertinjau historis teori ini dalam menjelaskan segala tingkah laku didasarkan atas tinjauan historis jad segala tingkah laku itu dipandag terbentk dalam pengalaman individu atau latihan 3. Teori Molar teori ini bertolak belakang dengan teori molecular a. Teori ini berpandangan navitistis misalnya dalam melihat gerak, dimensi ketiga dan lainlain obyek lagi, kesannya tidak di tentukan oleh hasil belajar dimasa lampau akan tetapi tegantung pada pengaturan obyek itukini b. Teori ini mementingkan keseluruhan mengandung implikasi bahwa didalam belajar, segala persoalan yang dihadapi harus dipecahkan dengan cara berpikir deduktif artinya dari umum ke khusus c. Teori ini mementingkan kognisi , ahli-ahli mengikuti teori ini mengatakan dirinya tidak bersikap subyektifitas d. Teori molar mejelaskan sesuatu berpegang pada prinsip dynamic equila brium ahli-ahli golongan ini menolak setiap usaha untuk memahami keseluruhan tingkah laku dalam

komponen-kmponen bagiannya keseluruhannya harus dipandang sebagai suatu sistim yang lebih daripada jumlah bagian-bagiannya. e. Taeori molar bertinjau kekinian berbeda dengan teor molecular dimana segala tingkah laku itu di bandang dalam bentuk pengalamana individu atau karena latihan tersebut dalam memecahkan problem pada masa lampau

C. Asas-asas belajar Maka perlu kiranya dibicarakan pula asas-asas dalam belajar. Dibawah ini akan di kemukankan asas-asas belajar menurut koneksionisme yang tergolong dalam teori molecular dan asas-asas belajar menurut gestalt yang tergolong dalam teori molar. 1. Asas-asas belajar menurut koneksionisme Tokoh dan pencipta teori ini adalah Thorndike asas-asas belajar ini dikemukakannya sebagai hasil eksperimen yang dilakukannnya terhadap binatang berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa proses belajar itu di tentukan oleh tiga amacam azas belajar yaitu asas kesiapan, (the law of readenese), asas latihan (the law of exercise) dan asas effect (the law effect). a. Asas kesiapan (the laq of readnese) 1. Bila organism sudah siapa untuk berbuat dan disuruh melakukan perbuatan itu ia akan senang 2. Bila rganisme sudah siap berbuata sesuatu tetapi dicegah perbuatan itu akan kecewa 3. Bila organism tidak siap berbuat sesuatu tetapi dipaksa untuk melakukannya ia tidak senang b. Asas latihan Latihan yang dilakukan pada manusia ternyata ucapannya practice make perfect tidak benar dan latihan baru menimbulkan perbaikan bila anak yang melakukan latihan selalu mengetahui hasil daripada latihan yang dilakukkannya tanpa adanya pengetahuan itu perbaikan tidak akan terjadi c. Asas effect dalam kenyataannya asas ini yang paling banyak menimbulakan perhatian dan dari ahli-ahli psikologi lainnya teutama ahli-ahli gestal dan behaviorisme atas dasar asas ini thorndike menjelaskan pendapatnya mengenai hubungan antara ganjaran (reward) dan hukuman (punishment) dalam pendidikan untuk menyepurnakan dan melengkapi kekurangan tiga macam asas belajar: - Asas belonging menurut asas ini suatu koneksi lebih mudah dipelajari bila termasuk dalam suatu situasi - Asas reaksi berganda bila orang menghadapi masalah, ada kemungkinan mengadakan bermacam-macam reaksi

Asas sikap asas ini mengatakan bahwa belajar itu di tentukan arah dan bentukannya oleh sikap total daripada si pelajar - Asas partial activity orang punya keampuan untuk mengatakan reaksi yang bersifat selektiv terhadap situasi yang dihadapi - Asas associative shifting pada prinsipya asas ni sama dengan belajar secara conditioning 2. Azas-azas elajar menurut gestalt Teori belajar yang dikemukakan oleh gestalt pada dasarnya merupakan pentransferan masalah pengamatan kemasalah belajar. Hasil-hasil yang sukses dalam penyelidikan mengenai pengamatan dibawahnya dalam studi mengenai belajar. Tokoh utama yang merumuskan transfer dari pengmatan kebelajar ialah kurt koffka. Titik tolak yang digunakan koffka dalam mempersoalkan belajar adalah pangkal duga bahwa hokum organisasi dalam pengamatan itu berlaku bagi belajar. a. Hokum pokok: hukum pragmanz yaitu berarah kepada keadaan pragnanz yaitu keaadaan yang seimbang suatu gestalt yang baik. Yang pragnanz atau keadaan yang seimbang itu menangkut sifat-sifat, keteraturan,kesederhanaan,symetris dan sebagainya. b. Hokum tambahan itu adapun keempat hokum tambahan adalah 1. Hokum keterdekatan artinya yang terdekat merupakan gestalt Misalnya untuk berhasil dalam mempelajari matakuliah penelitian kuantitatif, maka mahasiswa yang bersangkutan juga harus belajar mata kuliah statisti. 2. Hokum ketertutupan artinya uang tertutup Misalnya untuk mudah memaami mata kuiah organisasi bimbingan dan penyuluhan, maka mahasiswa yang bersangkutan juga harus mempeajari administrasi pedidikan. 3. Hokum kontinuita yang kontinyu merupakan gestalt Misalnya untuk mudah memahami mata kuliah konsling III harus dimengerti dulu mata kuliah konsling II. D. Macam-macam belajar Belajar itu ada bberapa macam 1. Tipe keterampilan intelektual dalam belajar a. Belajar tanda-tanda, anak dikenal dengan tanda-tanda lambing seperti angka atau huruf b. Belajar stimulus respon, misalnya dalam belajar berhitung anak disuruh menjawab soal-soal penjumlahan dan pengurangan atau dalam pelajaran bahasa anak disuruh menulis kata setelah mengenal huruf, c. Rangkaian kegiatan umpamanya belajar mejalankan sebuah mesin jahit, memasukkan benang, menyete kedudukan jarum, meletak kain, memutar roda pemutar, meluruskan jahitan dan sebagainya.

d. Belajar hubungan Verbal dimulai dengan mengenal hubungan sebuah benda dengan namanya. e. Belajar membedakan atas dasar kesamaan dan perbedaan itu maka anak belaar mengkategorikan f. Belajar konsep. Suatu konsep disimpulkan dari beberapa situasi, peristiwa, perlakuan ataupun kegiatan, dapat disimpukan dari penampilan, ucapan, dan pemberaniannya. g. Belajar aturan atau hukum-hukum, dimulai dengan aturan sederhana, kemudian anak belajar aturan yang lebih formal dan kompleks yang berknan dengan kehidupan manusia h. Belajar pemecahan masalah. Kegiatan belajar pemecahan masalah biasanya meliputi 4 langkah yaitu : 1. Mengidentifikasi masalah 2. Mengumpulkan data 3. Menyusun pertanyaan-pertanyaan 4. Merumuskan jawaban atas pertanyaan serta kesimpulan 2. Belajar menerima, menghafal, dikaveri dan bermakna Ausuble dan Robinson, mengemukakan adanya 4 macam bentuk belajar : a. Belajar menerima dan belajar diskaveri Belajar menerima adalah suatu bentuk belajar dengan peranan siswa lebih pasif mereka lebih banyak menerima apa yang disampaikan oleh guru dan menyangkut proses mental terutama berfikir misalnya mendengar ceramah atau penjelasan guru, mencatat, membaca, dan bacaan secara pasif. Belajar diskaveri disebut juga belajar inquiry, kegiatan belajar ini lebih bersifat aktif, karena ada sejumlah proses mental yang dilakukan siswa. Belajar diskaveri lebih kompleks, banyak menuntut aktifitas berfikir dan menuntut aktifitas fisik b. Belajar menghafal dan belajar bermakna Belajar menghafal merupakan kegiatan belajar yang menekankan penguasaan pengetahuan atau fakta-fakta tanpa memberi arti terhadap pengetahuan atau fakta-fakta itu. Dalam belajar bermakna sesuatu dipelajari dari makna itu sendiri 1. Ada hubungan antara sesuatu fakta atau pengetahuan dengan fakta lainnya 2. Ada hubungan antara sesuatu pengetahuan dengan penggunaannya 3. Belajar di Sekolah dan di luar sekolah Kegiatan belajar di sekolah berada dibawah bimbingan dan pengawasan guru. Kalau para siswa menghadapi kesulin, guru juga dapat secara langsung memberikan bantuan. Kegiatan diluar sekolah tidak endapat bimbingan dan pengawaan dari guru. Kegiatan belajar ini dapat berlangsun dirumah, diperpustakaan, umum atau pada pusat kegiatan belajar. Banyak bentuk tugas yang dapat diberikan oleh guru pada siswa seperti mengerjakan soal dalam Lembaran Kerja Siswa (LKS), menjawab peratanyaan guru, membuat ringkasan, membuat makalah, dalam pelajaran biologi ditugaskan mengumpulkan dan mencatat cirri-ciri daun/serangga/tanaman 4. Belajar secara klasikal, kelompok dan individu

Kegiatan belajar dapat berlangsung secara klasikal, kelompok atau individu yaitu kegiatan belajar yang bersifat menerima atau menghafal pada umumnya diberikan secara klasikal. Kegiatan belajar yang lebih mengaktikan siswa berlangsung secara kelompok atau individu yaitu kegiatan diskusi, permainan, simulasi, percobaan, pemecahan masalah, dan sejenisnya dilakukan dalam bentuk kelompok. 5. Belajar teori dan praktek Di sekolah pelaaran yang diberikan sebahagian besar berkenan dengan teori, sebagian bersifat praktek. Dalam kegiatan belajar yang bersifat praktek umumnya para siswa belajar secara aktif, bukan saja aktif secara jasmaniah tetapi juga secara rohaniah. Hal yang prlu mendapat perhatian guru dalam belajar yang bersifat praktek adalah masalah penilaian. Penialain tidak hanya dberikan pada akhir kegiatan penilaian hasil belajar, tetapi harus juga diadakan sepanjang kegiatan praktek. E. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar Faktor faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar itu banyak sekali. Adapun faktor tersebut ada yang datang dari luar dan adapula yang datang dari dalam. Faktor yang datang dari luar disebut faktor Exogen. Sedangkan yang datang dari dalam disebut Endogen. Faktor Exogen secara teoritis dapat digolongkan kedalam 2 golongan yaitu faktor sosial dan Nonsosial. Sedangkan faktor Endogen juga dapat digolongkan kedalam 2 golongan yaitu faktor fisiologis dan faktor psichologis. Perlu ditegaskan bahwa penggolongan di atas tersebut sifatnya hanya teoritis untuk memudahkan pembahasan. 1. Faktor-faktor sosial Faktor sosial adalah faktor manusia, baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya dapat disimpulkan artinya tidak langsung hadir. Misalnya ketika seorang guru sedang menjelaskan materi pelajaran kepada siswa dalam kelas, siswa-siswa dikelas sebelahnya rebut karena ada gurunya atau siswa-siswa disebelahnya sedang belajar bernyanyi . hal ini dapat mengganggu proses belajar dikelas. 2. Faktor Nonsosial Faktor-faktor Nonsosial yang dapat mengganggu proses belajar ini tak terhitung banyaknya antara lain dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu faktor alam dan alat-alat perlengkapan atau fasilitas yang dapat dipergunakan untuk belajar. 1. Faktor alam misalnya keadaan cuaca 2. Mengenai fasilitas dapat diontohkan misalnya tempat yang tenang tentu akan lebih berhasil, jika dibandingkan dengan belajar ditempat yang gaduh 3. Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah keadaan jasmani manusia. Kedaan jasmani siswa atau siswa yang segar tentu akan lain dengan keadaan jasmani yang tidak segar pada saat menerima pelajaran dalam kelas. Keadaan jasmani yang lelah tentu akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani siswa yang tidak lelah. Selain daripda itu keadaan fungsi fisiologis juga mempengaruhi aktifitas pada siswa terutama fungsi pancaindera sampai saat ini telah

terbukti bahwa diantara pancaindera yang 5 macam tersebut mata dan telinga memegang peranan yang penting sekali dalam belajar 4. Faktor-faktor psikolgis Belajar sebagai masalah psikologis disyaratkan oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis memang peranan yang menentukan didalam pelajaran . karena itu sudah sepantasnya faktor-faktor ini mendapatkan pembahasan dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar dalam kelas. Faktor perhatian, faktor kognitif, faktor affektif, faktor konatif atau motivasi dan intelegensi.

BAB II MOTIVASI DALAM BELAJAR A. Pengertian Motivasi Belajar

Pengertian Motivasi Secara umum Motivasi merupakan suatu kondisi kejiwaan individu yang dapat mendorongnya untuk melakukan suatu aktivitas guna pemenuhan kebutuhan atau mencapai tujuan. Sedangkan menurut beberapa ahli:
1. Tabrani Rusyam (1980:100) Motivasi adalah perbuatan energi dalam diri seseorang ditandai dengan

timbulnya perasaan dari reaksi untuk mencapai tujuan. 2. Soejono Trimo (1986:174) Motivasi pada hakikatnya merupakan suatu karakteristik atau suatu

kepribadian yang cukup stabil sehingga setiap individu dipandang berbeda dari individu yang lain, termasuk orientasinya terhadap pekerjaan/tugasnya. 3. Sardiman AM (1996:75) Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,

sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. 4.

Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein,1991; Biggs dan Telfer, 1987. Motivasi dipandang

sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Pengertian Belajar Secara umum belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan dalam tingkah laku atau kecakapan manusia, yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis. Adapun pengertian belajar menurut beberapa para ahli: 1. Ernest R. Hilgard dalam bukunya yang berjudul Introduction To Psychology. Belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau dirubahnya suatu kegiatan, karena mereaksi terhadap suatu keadaan. 2. H. C. Witherington dalam bukunya Educational Psychology Mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.

3. Gagne, 2004. Belajar adalah sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.

Pengertian Motivasi Belajar Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (dalam artian belajar) untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

b. Jenis-jenis Motif

Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis: 1. Motif atau kebutuhan organis, misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas seksual, berbuat, dan kebutuhan untuk beristirahat. 2. Motif-motif darurat, antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar 3. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan explorasi, melakukan manipulasi. Motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
c.

DAFTAR PUSTAKA

http://viedy-green.blogspot.com/2011/03/motivasi-belajar-pengertian-pentingnya.html

Anda mungkin juga menyukai