Anda di halaman 1dari 6

Batik Nusantara

PENGERTIAN BATIK Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.[1] Adapun sebuah buku yang mengatakan bahwa batik adalah bahan sandang yang dibuat berupa tekstil untuk keperluan kelengkapan hidup sehari-hari. Tekstil yang dibuat dengan teknik atau proses batik untuk sandang tersebut, berupa kain penutup badan, hiasan rumah tangga, dan perlengkapan lain yang semuanya dimaksudkan untuk memperindah. Mengenai asal mula Batik Indonesia, ada beberapa pendapat : Sejarah Batik di Indonesia Seni Batik tetap hidup subur di Indonesia, dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Bila kita bandingkan batik yang kita kenal sekarang dengan batik puluhan tahun yang silam, tidak begitu banyak perubahan ; baik bahan, cara maupun coraknya. Sifat inilah yang menyebabkan seni batik mudah dipelajari, dari generasi ke generasi (Widodo, 1982 : 2).

Ditinjau dari Sejarah Kebudayaan Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik (Widodo, 1983 : 2). Ditinjau dari design batikdan proses Loax-resist tehnique Prof. Dr. Alfred Steinmann mengemukakan bahwa : Telah ada semacam batik di Jepang pada zaman dinasti Nara yang disebut Ro-Kechr, di China pada zaman dinasti Tang, di Bangkok dan Turkestan Timur. Design batik dari daerahdaerah tersebut pada umumnya bermotif geometris, sedang batik Indonesia lebih banyak variasinya. Batik dari India Selatan (baru mulai dibuat tahun 1516 di Palekat dan Gujarat) Adalah sejenis kain batik lukisan lilin yang terkenal dengan nama batik Palekat. Perkembangan batik India mencapai puncaknya pada abad 17-19. Daerah-daerah di Indonesia yang tidak terpengaruh kebudayaan India, ada produksi batik pula, misalnya di Toraja, daerah Sulawesi, Irian dan Sumatera. Tidak terdapat persamaan ornamen batik Indonesia dengan ornamen batik India. Misal : di India tidak terdapat tumpal, pohon hayat, caruda, dan isen-isen cece serta sawut. Ditinjau dari sejarah Baik Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa

batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau Tang (abad 7-9). Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri (Widodo, 1983 : 2-3). Sejarah batik diperkirakan dimulai pada zaman prasejarah dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil proses perkembangannya pada zaman Hindu. Sesuai dengan lingkungan seni budaya zaman Hindu seni batik merupakan karya seni Istana. Dengan bakuan tradisi yang diteruskan pada zaman Islam. Hasil yang telah dicapai pada zaman Hindu, baik teknis maupun estetis, pada zaman Islam dikembangkan dan diperbaharui dengan unsur-unsur baru (Yudaseputro, 2000 : 97).\ MACAM-MACAM BATIK: 1. Batik Kraton

Jenis Batik yang Berkembang di Indonesia Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang biasa seperti motif Parang Barong, Parang Rusak termasuk Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.

2. Batik Sudagaran

Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan berani dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.

3. Batik Petani

Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.

4. Batik Belanda

Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa. Motifnya berupa bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana.

5. Batik Jawa Hokokai

Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis yang disebut batik Hokokai. Motif dominan adalah bunga seperti bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi. Marilah kita jaga semua kekayaan yang ada di negeri kita. Jangan sampai timbul lagi masalah yang sama seperti masalah Malaysia menghakpatenkan kekayan bangsa kita untuk negaranya. Mari kita lestarikan semua kekayaan di negeri kita.

Motif Batik Pesisiran : Ganggeng

Motif batik pesisiran banyak dijumpai di daerah pesisir/pantai seperti madura, pekalongan, indramayu, dan sebagainya. Masing-masing daerah membawa ciri khas dalam motif batiknya. Lain halnya dengan Batik Keratonan yang hanya dijumpai di daerah- daerah tertentu yang memiliki Keraton seperti, Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan sebagainya. Secara umum, motif batik memiliki 2 kategori, yaitu:
1. Batik Keratonan, yang motifnya diadopsi dari ornamen-ornamen dan situs yang berada di daerah keraton. Batik ini di dominasi oleh warna coklat/soga, hitam, dan krem. 2. Batik Pesisiran, motif batik pesisiran menggunakan flora dan fauna baik dari darat maupun laut dan warnanya cenderung terang serta berwarna-warni.

Daerah pengrajin batik yang memiliki 2 kategori tersebut adalah Cirebon. Cirebon memiliki 4 Keraton (Kasepuhan, Kanoman, Keprabonan, dan Kecerbonan) dan juga Cirebon memiliki pelabuhan sehingga Cirebon memiliki Batik Pesisiran. Beberapa motif batik pesisiran adalah Ganggeng, Taman Arum, Taman Laut, Pohon Kehidupan, Piring Selampad, Kelapa Setundun, Mawar Sepasang, dan lain-lain. Setiap motif yang diciptakan memiliki makna/arti/ filosofi tersendiri. Sebagian besar filosofi tersebut akan kembali ditujukan untuk manusia sebagai cermin kehidupan. Contohnya, motif ganggeng yang termasuk ke dalam jenis batik pesisiran. Ganggeng sendiri memiliki arti yaitu ganggang laut (alga), dalam batik ini mengandung filsafah yang mana tumbuhan ganggang yang lemah lembut di dalam air berperan untuk melindungi hewan-hewan kecil laut dari predator dan penunjang kehidupan sebagai bahan pangan manusia (ikan). Maknanya bahwa dalam kehidupan kita berlaku lemah lembut bukan berarti lemah akan tetapi kita juga bisa melindungi dan berguna bagi orang lain. Sehingga orang lain akan merasa nyaman dengan adanya saling membantu dan tolong menolong dalam kebaikan Karena Sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Sekarang kita telah mengetahui bahwa batik memiliki makna dalam setiap ceritanya. Seperti Motif batik pesisiran, batik ganggeng.
Kata Kunci Artikel: batik pesisiran, motif batik pekalongan dan penjelasannya, motif batik pesisiran, pengertian motif batik, motif batik solo dan penjelasannya, motif batik madura dan penjelasannya, motif batik pekalongan, makna motif batik, motif batik pekalongan dan maknanya, motif batik nusantara dan penjelasannya, motif batik pekalongan dan keterangannya, arti motif batik, motif batik madura dan keterangannya, motif batik flora, vektor batik, motif ganggeng, motif batik ganggeng, motif batik madura, filosofi motif batik pekalongan, batik nusantara dan penjelasannya, GAMBAR BATIK, motif

batik indonesia, makna motif batik madura, motif batik pekalongan dan filosofinya, batik ganggeng, corak batik, makna motif batik pekalongan, batik pekalongan dan keterangannya, motif pesisiran, motif batik pesisiran cirebon

Anda mungkin juga menyukai