Anda di halaman 1dari 19

STATUS PASIEN JIWA RSPAD GATOT SOEBROTO IDENTITAS PASIEN Nama : Tn OIK Jenis kelamin : laki laki Usia

a : 22tahun/31 oktober 1991 Bangsa/suku : jawa Pendidikan : SMP Pekerjaan : Pelajar Status : belum menikah Alamat : cibinong bogor Tanggal MRS : 2-10-2013 No cm : 41 47 68

RIWAYAT PSIKIATRI Keluhan utama Tidak mandi dan tidak keluar rumah +/- sejak 5 bln SMRS Keluhan tambahan Memecah kaca jendela Riwayat gangguan sekarang aloanamnesa dan anamnesa Menurut rekam medis, pasien diketahui tidak mandi +/- sejak 5 bln yang lalu, disertai memecahkan kaca jendela, pasien juga susah tidur, pasien menyatakan dia dibawa ke rumah sakit akibat menjerit dan susah tidur, diakui pasien lahir pada tahun 0 dan berusia 1 tahun, pasien banyak meludah sembarangan, mudah teralih melihat kearah orang orng yang lewat, pasien sering menunduk, dan menggerakan jarinya seperti berhitung/berdzikir, tetapi ketika ditanya dijawab tidak tahu, pasien mengatakan ibunya ada disebelahnya, sedangkan menurut keluarga ibu pasien meninggal +/- 1 tahun yang lalu akibat penyakit ginjal, pasien mengatakan mulutnya pahit, ketika ditanya pasien mengenal ayahnya, pasien mengatakan tidak tahu, pasien ketika ditanya tentang kakaknya, dijawab belum ada, kadang kadang disebutkan Boni sebagai kakaknya, sedangkan adiknya zafira kelas 2 SD,ketika ditanya perihal agama, pasien mengakui beragama islam, sedangkan berdasar keterangan rekam medis pasien beragama katolik, begitu pula ketika pasien diminta menyebutkan salah satu ayat dari alquran pasien tidak dapat menjawab, ketika ditanya kembali beragama apa, pasien tetap dengan agama islam,ketika ditanya tentang kegiatan beribadah, pasien hanya mwnjawab tidak tahum, pasien mengatakan usianya 21 tahun, mengetahui waktu saat ditanyakan dan melihat kearah jam dan membaca jam dengan benar, pasien dapat membaca, dengan membaca name tag tiffany chang, ketika disuruh menulis pasien tidak mau, pasien juga sering pipis sembarangan, dan kadang malam malam suka terbangun, pasien mudah teralih perhatiannya dengan stimulasi ringan lingkungan sekitar, seperti orang orang yang lalu lalang, Riwayat gangguan sebelumnya

Riwayat gangguan psikiatrik Pasien sakit sejak 7 tahun yang lalu, bicara kacau, mendengar suara suara sendiri dan tidak berwujud, prilaku kacau. Riwayat gangguan medik Tidak pernah minum obat untuk penyakitnya, tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya. Riwayat penggunaan zat Pasien mengatakan pernah megkonsumsi beer deer, merokok diakui pasien tapi sejak kapan dan jenis rokok yang digunakan tidak tahu

Riwayat kehidupan pribadi Riwayat kehamilan Pasien tidak mengetahui kelahirannya, ketika ditanya tentang ibunya pasien menjawab tidak tahu. Masa kanak awal Pasien tidak mengtahui tentang masa kecilnya. Masa kanak pertengahan Masa kanak akhir Pasien mengakui terakhir bersekolah di SMP, tetapi tidak mengetahui kelas, dan dimana pasien bersekolah, pasien mengatakan pernah berantem beberapa kali, ketika ditanya sebabnya apa, pasien menjawab tidak tahu, pasien memiliki cita cita sebagai pilot komersial, dan tidak tau cara mencapainya tetapi pasien tau pilot adalah profesi seseorang yang mengendarai pesawat, pasien mengakui memiliki pacar bernama monic, keterangan lain seperti dimana temannya tersebut, bagaimana dan lain lain tidak diketahui oleh pasien. Riwayat dewasa Pasien mengatakan sekarang usianya 1 tahun, ketika ditanya sering berpergian kemana setelah pulang sekolah tidak tahu

Riwayat keluarga Ibunya meninggal +/- 1tahun yang lalu, jumlah saudara kandung tidak jelas, kadang pasien mengakui memiliki kakak 1, dan adik 1, kadang tidak ada kakak, pasien menyatakan merupakan anak ke 2 memiliki seorang kakak bernama Boni dan adiknya Zafira yang duduk dibangku kelas 2 SD, selain itu pasien mengaku pernah dipukul oleh seseorang bernama boni, dan tidak mengetahui alasannya apa, dan tidak mengetahui bagian mana yang dipukul. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya Pasien memungkiri bahwa pasien sakit, dan ketika diberi penjelasan, pasien juga tidak mengetahuinya Persepsi keluarga terhadap pasien

STATUS MENTAL Deskripsi umum Penampilan : Kesadaran compos mentis Seorang pria muda berusai 22 tahun, tinggi badan 160 cm, BB 55kg, IMT 21, kulit berwarna kuning langsat,rambut panjang ikal bergelombang berwarna hitam dan banyak ketombe, kuku panjang, tidak terawat, penampilan terlihat lebih tua dari usianya, pandangan kosong, sering bertumpu pada suatu titik tetapi mudah teralih, lebih banyak menatap bawah, pasien memberontak, gaduh gelisah Prilaku dan aktivitas motorik Saat dibawa pertama kali prilaku kacau, mengamuk, hiperaktif dan terfiksasi di tempat tidur, pasien diberi persidal 2x2mg, stelazine 2x5mg, trihexipenidhyl 2x2mg, pasien jarang melakukan kontak mata dengan pemeriksa, terdapat gerakan seperti berdzikir atau menghitung jari, kadang meludah sembarangan, tidak terdapat retardasi psikomotor ataupun gerakan tubuh yang melambat secara menyeluruh, pasien tidak dapat duduk tenang, lebih banyak berjalan dengan postur yang kaku, dan tidak bertujuan, ketika diajak diam pasien hanya mampu diam sementara dengan diajak bermain, terlihat malas mandi, dan kadang kencing sembaranmgn, pasien kadang dapat duduk diam +/- 10 menit

Sikap terhadap pemeriksa Saat dibawa ke RS pasien tidak kooperatif dan tidak mau menjawab pertanyaan pemeriksa, pasien tidak dapat duduk diam, kecuali saat makan dimeja makan, pasien menghindari dan afeknya berubah ketika ditanya tentang ibunya, pasien mau diajak tos dengan pemeriksa, dan sering menanyakan kapan pulanh bareng Alam perasaan Mood : kosong, skehidupan emosinya sangat dangkal, tidak dan hanya sedikit penghayatan suasana perasaan. Afek : afek mendatar ekspresi wajah datar, tatapan kosong, hanya sesekali tersenyum ketika pemeriksa mempergakan beberapa gerakan permainan Keserasian : ekspresi pasien tidak memiliki keserasian yang jelas Pembicaraan Pasien lebih banyak menanyakan tentang kepulangannya, bagaimana cara pulang, dimana jalanan, seberapa besar jalanan tersebut, bicara kacau, kadang hanya menjawab kan udah sikat gigi, pasien jarang bercerita jika tidak diberikan beberapa pertanyaan terbuka, dan jawaban pun hanya yang ditanyakan, sering juga terjadi blocking, ketika sudah menceritakan suatu hal dan ditanya kembali apa yang sudah diceritakan, pasien lupa. Gangguan persepsi Pasien menanyakan ini siapa? cowok apa cewek? kepada pemeriksa padahal pada saat yang bersamaan tidak ada orang disekitar tempat yang ditunjuk pasien, ketika ditanya itu siapa pasien hanya bilang tidak tahu apa dia sering melihat dia pasien bilang jarang, ketika ditanya apa sering mengobrol pasien menjawab tidak tahu, menunjukan adanya halusinasi visual, Depersonalisasi dan derealisasi tidak ditemukan.

Pikiran Bentuk dan proses pikir Pasien tidak dapat berpikir secara koheren dan logis, maupun RTA nya terganggu, dengan banyaknya jawaban nggak tahu, dan kan sudah sikat gigi, selain itu pasien lebih sering menanyakan kepulangannya, selain itu pikirannya melompat lompat antar ide, asosisai longgar. Selain itu pasien sering terjadi blocking, yaitu kehilangan ide tiba tiba dan tidak dapat melakukan pembicaraan selanjutnya Isi pikiran Tidak terdapat waham, jika ada mungkin seperti waham bizzare dengan kepercayaan seperti gerakan berdzikir yang dimaksudkan untuk upaya kesembuhan pasien, haluinasi didapatkan berupa halusinasi visual melihat ibunya disekitar sini, dan anak kecil yang berkeliaran Sensorium dan kognitif Kesiagaan dan taraf kesadaran Kesiagaan buruk tidak dapat memusatkan, memindahkan, dan mempertahankan perhatian terhadap stimulus eksternal. Taraf kesadarn pasien compos mentis Orientasi Waktu : pasien dapat menjawab ini pagi,siang,malam, dan jam berapa, hanya pasien tidak mengetahui tanggal, bulan,dan tahu orientasi terhadap waktu cukup Tempat : pasien tidak mengetahui ini dimana, rumah pasien sendiri, sekolah dll, orientasi tempat pasien buruk Orang : pasien tidak dapat mengingat identitas lengkapnya, dan identitas lain, Ingatan Jangka panjang : pasien tidak dapat mengingat tanggal- lahir, nama sekolah, nama lengkap anggota keluarga,lingkungan dan lain lain, hanya beberapa ingatan tentang saat pasien sekolah. Tetapi pasien dapat menyebutkan nama orang tua dengan lengkap dan jelas, ayah papen tantoro PNS, dan ibu beatrice tantoro ibu rumah tangga. Jangka sedang : pasien tidak dapat mengingat sejak kapan tidak mandi Jangka pendek : pasien dapat mengingat nama pemeriksa dan beberapa teman pemeriksa, selain itu pasien dapat mengikuti 5 kata yang disebutkan oleh pemeriksa yang saling berkait dan berarti. Konsentrasi dan perhatian Pasien tidak dapat menjawab perhitungan yang diberikan pemeriksa, mengeja kata secara terbalik juga tidak bisa dilakukan, kadang pasien mudah teralih dengan suara suara sekitar, selain itu tidak dapat menyebutkan kata benda yang diawali huruf B Kemampuan membaca dan menulis Pasien dapat membaca tapi tidak bisa diminta ketika membaca, terbukti dari pasien mengetahui nama lengkap rekan pemeriksa, sedangkan menulis angka pasien dapat menulisnya sedikit Kemampuan visuo spasial Pasien dapat meniru dan menggambarkan jam dan memperlihatkan arah jarum jam pendek dan panjang dengan benar, Pikiran abstrak Pasien tidak dapat menjelaskan perbedaan dan persamaan antara 2 hal (misalnya : bangku dan meja), pasien tidak dapat mengerti perumpaan kata Intelegensi dan daya informasi Saat ini buruk pasien tidak dapat menjaga prilaku sopan dengan meludah sembarangan dan pipis sembarangan serta minum air keran meski sudah diperingatkan sebelumnya.

Pengendalian impuls Saat ini buruk pasien kesadaran pasien akan prilaku sopan sangat kurang, maupun dalam hal yang membahayakan diri sendiri, tetapi sejauh ini tidak terlihat kegiatan yang membahayakan orang lain baik pemeriksa maupun pasien lain Daya tilikan, nilai, pertimbangan Daya nilai sosial Pasien bersikap kurang kooperatif terhadap dokter spesialis kesehatan jiwa, dokter residen, dokter muda, perawat dan pasien lain, ketika wawancara masih meludah dan tidak bisa diam, selain itu pasien ini juga kencing di sembarang tempat Tilikan Tilikan 2 yaitu ambivalensi terhadap penyakitnya, pasien tidak menyangkal, tetapi tidak tahu kalau dia sakit, terkadang ketika dinasehati akan penyakitnya pasien menerima, tetapi diragaukan pemahamannya Pertimbangan pasien kritis Pasien tidak kritis, ttidak mampu melihat dan menilai berbagai pilihan ketika diberi situasi imajiner, pasien lebih banyak mengucapkan tidak tahu, dan males akh Tarif dapat dipercaya Secara umum, sangat sedikit informasi tentang masa lalu pasien, selain itu karena adanya pikiran dengan asosiasi longgar, pemeriksa sangat susah menarik kesimpulan masa lalu pasien, kalimat kalimat pemikirannya pun sangan miskin, hanya seputar topik tertentu

PEMERIKSAAN LAINNYA STATUS INTERNA Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis Status gizi : Cukup IMT 21 TB 160cm, BB 55kg Tanda tanda vital Tekanan darah : 110/70 MmHg Frekuensi Nadi : 24x/min Frekuensi Nafas : 80x/min Suhu : 36 Status generalis
Mata : konjuctiva tidak ikterik

Skelera tidak ikterik Reflek cahaya +/+ Bentuk pupil bulat, isokor
Hidung : Perdarahan (-/-)

Nyeri tekan daerah sinus Deviasi septum Telinga perdarahan -/-

Bentuk normal +/+ Serumen +/+


Mulut dan gigi Leher Thorax Abdomen Ekstremitas susunan teratur, lengkap pembesaran KGB -, deviasi a. Jantung : bunyi jantung I/II regular, tidak ada murmur, tidak ada gallop : datar supel, Bising usus + normal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada hepatosplenomegali : Akral hangat,tidak edema

b. paru : vesikuler kiri dan kanan, tidak ada wheezing di kedua lapang paru dan tidak ada ronkhi

Neurologi GCS : E4,M5,V6 Meningeal sign : negatif Tanda efek ekstrapiramidal : lidah tremor -, tremor ekstremitas -, akatsia -, tardif diskenia Motorik Tonus :baik Refleks fisiologis : baik Koordinasi : baik Kekuatan : 5/5, 5/5 Sensorik : dalam batas norma Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

IKHTIAR PENEMUAN BERMAKNA Telah dilakukan pemeriksaan kepada Tn OIK usia 22 tahun, agama katolik, suku medan, pendidikan terakhir -, dirawat di paviliun amino sejak tanggal 2/oktober/2013 dengan keluhan tidak mandi dan tidak keluar rumah sejak +/- 5bln sebelum masuk rumah sakit. Dari riwayat gangguan sekarang, pasien mudah marah dan mengamuk, pasien menyatakan bahwa pasien lahir pada tahun 0 dan berusia 1 tahun, memiliki kebiasaan meludah sembarangan, mudah teralih melihat kearah orang orng yang lewat, pasien sering menunduk, dan menggerakan jarinya seperti berhitung/berdzikir, berjalan tidak teratur tanpa henti dan tak bertujuan tetapi ketika ditanya dijawab tidak tahu,selain itu sering mengatakan ibunya ada disebelahnya, sedangkan menurut keluarga ibu pasien meninggal +/ - 1 tahun yang lalu akibat penyakit ginjal, dan kadang melihat sosok anak kecil. Dari riwayat medis pasien diketahui sudah berdiam diri dan kurang berinteraksi sejak +/- 7 tahun yang lalu. Dari data riwayat kehidupan sekarang Dari data status mental didapatkan penampilan tampak lebih tua dari usianya, tubuh terlihat kuru, kerapian kurang dan perawatan diri kurang. Selama wawancara pasien tidak dapat duduk dengan tenang kontak mata jarang lebih sering menunduk. Sikap cukup kooperatif dalam hal menjawab pertanyaan pemeriksa. Mood kosong, afek serasi, pasien bersuara lancar, respon lambat, volume suara sedang, intonasi dan artikulasi jelas, isi pembicaraan kadang dapat dimengerti kadang tidak adanya blocking. Dan berbicara hanya ketika ditanya saja, prilaku motorik terdapat furor katatonia, dengan gerakan jari yang stimultan tanpa tujuan dan berjalan seperti robot, Proses pikiran asosiasi longgar dan cenderung ke inkohorensia,isi pikir terdapat tidak terdapat waham, ide sedikit, terdapat persepsi halusinasi visual dengan menyatakan sering melihat ibu dan anak kecil disekitar tempat tinggal sekarang. Taraf kesadaran dan kesiagaan paien baik, orientasi waktu baik, orientasi tempat kurang, orientasi orang baik dan daya ingat jangka pendek baik, daya ingat jangka menengah dan panjang kurang, konsentrasi dan perhatian pasien kurang. Kemampuan membaca dan menulis baik, kemampuan visuopasial cukup, pikiran abstrak, intelegensia dan kemampuan informasi pasien kurang. Pengendalian impuls pasien baik, daya nilai sosial pasien kurang. Penilian realita terganggu, tilikan derajat 1 dan taraf dapat dipercaya kurang.

FORMULA DIAGNOSTIK Aksis I Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah mengalami trauma kepala walaupun pernah tertabrak beberapa tahun lalu, pada pasien didapatkan riwayat penggunaan zat nikotin, begitu juga dengan alkohol. Pasien memiliki halusinasi visual yang sudah berlangsung lebih dari 1 bulan, usia pasien 22 tahun, pemalu dan senang menyendiri, terdapat perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan(BAK sembarangan), serta mannerisme (menghitung jari) dan aada kecendrungan untuk selalu menyendiri. Proses pikir mengalami disorganisasi dan kadang terdapat blocking. Waham dan halusinasi tidak menonjol Aksis II Ciri keperibadian herbefrenik pada pasien ditemukan pada dewasa muda, pemalu dan penyendiri, adanya perilaku tidak bertanggung jawab dan tanpa tujuan, halusinasi tidak menonjol Aksis III Ekstrapiramidal symptom Aksis IV Kemungkinan berkaitan dengan masalah primary support group Aksis V GAF current 20 HLPY 20 EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I F20.1 Skizofreinia herbefrenik Aksis II Ciri kepribadian Aksis III Ekstrapiramidal symptom Aksis IV Primary support group keluarga Aksis V GAF current 20 HLPY 20 PROGNOSIS Ad vitam Ad functionam Ad sanam

RENCANA TERAPI Psikofarmaka Abilfy 1x10mg Trihexipenidyl 2x2mg Clorilex 1x 25mg Psikoterapi Sosioterapi DISKUSI Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan perilaku, alam perasaan dan alam pikir sehingga menimbulkan penderitaan dan hendaya daialm kehidupan sosial pasien seperti perilaku dependen dan mengalami penurunan kinerja sosial. Dengan demikian dapat disimpulan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa. Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan psikiatrk tidak ditemukan faktor organobiologik bermakna dan tidak ada gangguan kesadaran, sehingga gangguan mental organik dapat disingkirkan, gerakan seperti robot pada pasien diduga berhubungan dengan gejala ekstrapiramidal Pasien memenuhi kritera untuk diagnostik skizofrenia herbefrenik karena pada pasien ini didapatkan onset gejala, halusinasi visual yang berlangsung lebih dari 1 bulan, terdapat hilangnya minat, mengurung diri dan berusia 15-25tahun. Menggunakan urutan diagnosis yang mencermikan urutan prioritas yang diberikan untuk ciri ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan priotias yang dipakai adalah : Onset yang kronis (dalam masa lebih dari 1 bulan = jangka waktu gejala gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu aspek kehidupan dan pekerjaan sehari hari. Terjadi pada usia dewasa muda 15 25 tahun Adanya halusinasi visual yang menetap, terdapat arus pikiran yang terputus,keperibadian premorbid pemalu dan senang menyendiri, adanya juga perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mennerisme, ada kecenderungan untuk selalu menyendiri, dan perilaku menunjukan hampa tujuan dan hampa perasaan, serta pembicaraannya yang tak menentu. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung Tidak ada penyebab organikk

Berdasarkan hasil diatas maka terapi yang diberikan berupa terapi antipsikotik yang bermanfaat pada terapi antipsikosis yang akut maupun kronik, suatu gangguan jiwa berrat. Ciri terpenting dari antipsikotik adalah Berefek antipsikosis yaitu berguna mengataasi agresivitas, hiperaktivitas, dan labilitas emosional Dosis besar tidak menyebabkan koma yang dalam atau ireversibel Dapat meninmbulkan gejala ekstrapiramidal yang reversibel atau ireversibel. Pada neuroleptik yang baru, efek samping ini minimal sehingga antipsikotik menurut efek samping ekstrapiramidal yang ditimbulkan terbagi menjadi antipsikotik tipikal dan atipikal Tidak ada kecendrungan untuk menimbulkan ketergantungan fisik dan psikis

Abilfy 1x10mg Merupakan merk dagang dari merk generik aripiprazole antipsikotik generasi baru, yang bersifat partial agonis pada reseptor D2 dan reseptor serptonin 5HT1A serta antagonis pada reseptor serotonin 5HT2A. Aripiprazole bekerja sebagai dopamin sistem stabilizer artinya menghasilkan signal transmisi dopamin yang sama pada keadaan hiper atau hipo-dopaminergik karena pada keadaan hiperdopaminergik aripiprazole afinitasnya lebih kuat dari dopamin akan mengeser secara kompetitif neurotransmiter dopamin dan berikatan dengan reseptor dopamin. Pada keadaan hipodopaminergik maka aripiprazole dapat menggantikan peran neurotransmiter dopamin dan akan berikatan dengan reseptro dopamin. Aripiprazole di metabolisme di hati melaui isoenzim P450 pada CYP 2D6 dan CYP 3A4, menjadi dehydro-aripiprazole. Afinitas dari hasil metabolisme ini mirip dengan aripiprazole pada reseptor D2 dan berada di plasma sebesar 40% dari keseluruhan aripiprazole. Waktu paruh berkisar antara 75-94 jam sehingga pemberian cukup 1 kali sehari. Absorpsi aripiprazole mencapai konsentrasi plasma ouncak dalam waktu 3-5 jam setelah pemberian oral. Aripiprazole sebaiknya diberikan sesudah makan, terutama pada pasien yang mempunyai keluhan dispepsia, mual dan muntah. Indikasi : Skizofrenia. Dosis : 10 atau 15 mg 1 x sehari. Efek samping : Sedasi dan inhibisi psikomotor (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun. Gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, pandangan mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan irama jantung) Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, akathisia, sindrom parkinson: tremor, bradikinesia, rigiditas). Gangguan endokrin (amenorrhoe, gynaecomastia), metabolik (jaundice), hematologik (agranulocytosis), biasanya pada pemakaian jangka panjang. Efek samping ini ada yang dapat di tolerir oleh pasien, ada yang lambat, dan ada yang sampai membutuhkan obat simptomatis untuk meringankan penderitaan pasien. Dalam penggunaan obat anti-psikosis yang ingin dicapai adalah optimal response with minimal side effect. Efek samping dapat juga irreversible : tardive dyskinesia (gerakan berulang involunter pada : lidah, wajah, mulut/rahang, dan anggota gerak, dimana pada waktu tidur gejala tersebut menghilang). Biasanya terjadi pada pemakaian jangka panjang (terapi pemeliharaan) dan pada pasien usia lanjut. Efek samping ini tidak berkaitan dengan dosis obat anti-psikosis (non dose related). Bila terjadi gejala tersebut : obat anti-psikosis perlahan-lahan dihentikan, bisa dicoba pemberian obat Reserpine 2,5 mg/h, (dopamine depleting agent), pemberian obat anti parkinson atau I-dopa dapat memperburuk keadaan. Obat pengganti anti-psikosis yang paling baik adalah Clozapine 50-100 mg/h. Pada penggunaan obat anti-psikosis jangka panjang, secara periodik harus dilakukan pemeriksaan laboratorium : darah rutin, urine lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, untuk deteksi dini perubahan akibat efek samping obat. Obat anti-psikosis hampir tidak pernah menimbulkan kematian sebagai akinat overdosis atau untuk bunuh diri. Namun demikian untuk menghindari akibat yang kurang menguntungkan sebaiknya dilakukan lavage lambung bila obat belum lama dimakan.

Trihexipenidyl 2x2mg Obat obatan ini terutama berefek sentral . dibandingkan dengan potensial atropin, triheksipenidil memperlihatkan potensial antispasmodik, midiatrik, dosis besar triheksipenidil menyebabkan perangsangan otak, dan memberikan efek antiparkinson, kadar puncak tercapai setelah 1-2jam pemberian waktu paruh 10-12 jam , dan pemberian cukup 2x Efek sampingnya ataksia,disatria,hipertemia, pikiran kacau, amnesia, delusi, halusinasi, somnolen dan koma, bisa juga terjadi glaukoma, insomnia. Memperbaiki gejala beser ludah (sialorhea), dan mood, spastik dan berpengaruh terhadap tremor.

Clorilex 1x 25mg Adalah merk dagang dari clozapine Merupakan APG II yang pertama dikenal, kurang menyebabkan timbulnya EPS, tidak menyebabkan terjadinya tardice dyskinesia dan tidak terjadi peningkatan dari prolaktin. Clozapine merupakan gold standard pada pasien yang telah resisten dengan obat antipsikotik lainnya. Profil farmakoligiknya atipikal bila dibandingkan dengan antipsikotik lain. Dibandingkan terhadap psikotropik yang lain, clozapine menunjukkan efek dopaminergik rendah, tetapi dapat mempengaruhi fungsi saraf dopamin pada sistem mesolimbik-mesokortikal otak, yang berhubungan dengan fungsi emosional dan mental yang lebih tinggi, yang berbeda dari dopamin neuron di daerah nigrostriatal (darah gerak) dan tuberoinfundibular (daerah neruendokrin). Clozapine efektif untuk menggontrol gejala-gejala psikosis dan skizofrenia baik yang positif (iritabilitias) maupun yang negatif (social disinterest dan incompetence, personal neatness). Efek yang bermanfaat terlihat dalam waktu 2 minggu, diikuti perbaikan secara bertahap pada mingkl.gu-minggu berikutnya. Obat ini berguna untuk pasien yang refrakter dan terganggu berat selam pengobatan. Selain itu, karena resiko efek samping EPS yang sangat rendah, obat ini cocok untuk pasien yang menunjukkan gejala EPS yang berat bila diberikan antipsikosis yang lain. Namun, karena clozapin memiliki efek resiko agranulositosis yang lebih tinggi dibandingkan antipsikosis yag lain, maka pengunaannya di batasi hanya pada pasien yang resisten atau tidak dapat mentoleransi antipsikosis lain. Pasien yang diberi clozapine perlu di pantau sel darah putihnya setiap minggu. Secara farmakokinetik, clozapine di absorpsi secara cepat dan sempurna pada pemberian per oral. Kadar puncak plasma tercapai pada kira-kira 1,6 jam setelah pemberian obat. Clozapine secara ekstensif diikat protein plasma (>95%), obat ini di metabolisme hampir sempurna sebelum dieksresi lewat urin dan tinja (30% melaui kantong empedu dan 50% melaui urine), dengan waktu paruh rata-rata 11,8 jam sehingga pemberiannya dianjurkan 2 kali dalam sehari. Distribusi dari clozapine dibandingkan obat antipsikotik lainnya lebih rendah. Umunya afinitas dari clozapine rendah pada reseptor D2 dan tinggi pada reseptor 5HT2A sehingga cenderung rendah untuk menyebabkan terjadinya efek samping EPS. Pada reseptor D4 afinitasnya lebig tinggi 10 kali lipat dibandingkan antipsikotik lainnya, dimana reseptor D4 terdapat pada daerah korteks dan sedikit pada daerah srtiatal. Hal ini lah yang membedakan clozapine dengan APG I. Dosis Hari 1 : 1 2 x 12,5 mg. Berikutnya ditingkatkan 25 50 mg / hari sp 300 450 mg / hari dengan pemberian terbagi. Dosis maksimal 600 mg / hari. Sediaan yang ada di pasaran tablet 25 mg dan 100 mg Efek samping granulositopeni, agranulositosis, trombositopeni, eosinofilia, leukositosis, leukemia. Ngantuk, lesu, lemah, tidur, sakit kepala, bingung, gelisah, agitasi, delirium. Mulut kering atau hipersalivasi, penglihata kabur, takikardi, postural hipotensi, hipertensi. Kontra indikasi Ada riwayat toksik/hipersensitif. Gangguan fungsi Sumsum tulang. Epilepsi yang tidak terkontrol. Psikosis alkoholik dan psikosis toksik lainnya. Intoksikasi obat. Koma. Kollaps sirkulasi. Depresi SSP. Ganguan jantung dan ginjal berat. Gangguan liver.

Anda mungkin juga menyukai