Anda di halaman 1dari 24

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Diabetes melitus atau lebih dikenal dengan nama penyakit kencing manis ini telah dikenal semenjak zaman dahulu. Nama Diabetes Melitus berasal dari kata Diabetes yang berarti pancur air. Hal ini telah diungkapkan oleh pakar pengobatan Yunani (Grek) Areteus dari Cappdocia semenjak 2000 tahun yang lalu. Perkataan Melitus kemudian ditambahkan oleh Willis yang berarti terdapatnya gula dalam air kencing. Daibetes Melitus merupakan penyakit kronik (yang tidak bisa sembuh total) yang terjadi karena ada gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein oleh karena adanya gangguan insulin atu kurangnya hormone insulin yang dihasilkan oleh pancreas. Diabetes melitus juga menyebabkan penderita menjadi lemas, lesu, tidak bertenaga dan menurun kinerjanya. Secara Epidemiologi diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi diabetes mellitus di indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan hasil riset kesehatan dasar diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45 54 tahun di daerahperkotaan menduduki peringkat kedua yaitu 14,7 %. Berdasarkan Departemen kesehatan (Depkes), angka prevalensi penderiata diabetes di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 5,7 % dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) Lampung 2007 menunjukan bahwa prevalensi diabetes mellitus adalah 0,4 %. Menurut kabupaten dan kota prevalensi diabetes sekitar 0,1 0,9 % dan terendah berada di Bandar

Lampung utara 0,1 %, baik berdasarkan diagnosis maupun gejala. Sementara itu Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tercatat bahwa pada tahun 2005 2006 jumlah penderita diabetes mellitus mengalami peningkatan 12% dari periode sebelumnya yaitu sebanyak 6.256 Berdasarkan latar belakang di atas maka kelompok 12 tertarik untuk

melakukan homecare pada penderita Diabetes Melitus.

B. Tujuan Untuk mengetahui profil salah satu penderita diabetes melitus di puskesmas rawat inap kota karang Bandar lampung

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diabetes Melitus adalah abnormalitas hormone insulin yang ditandai dengan tingginya nilai kadar gula atau glukosa darah. Apabila kadar gula darah pengidap diabetes sangat tinggi, maka air kemih pengidap diabetes dapat mengandung gula. Karena itu, masyarakat awam sering menyebut diabetes mellitus dengan istilah Kencing Manis atau penyakit gula. Diabetes mellitus juga merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat.

B. Etiologi a. Faktor Genetik Penderita diabetes cenderung ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA. b. Faktor Imunologi Adanya respon otoimun yang merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Antibody yang menyerang ini yang sering di sebut autoantibody yang merusak immunologi sel-sel yang memproduksi insulin.

c. Faktor Lingkungan Virus atau toksin yang memicu proses autoimun yang menimbulkan destruksi sel beta. d. Faktor resiko: 1) Usia 2) Obesitas 3) Riwayat keluarga

C. Patofisiologi Individu yang peka secara genetik tampaknya memberikan respon terhadap kejadian-kejadian pemicu yang di duga berupa infeksi virus, dengan memproduksi autoantibody terhadap sel-sel beta, yang akan mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin yang di rangsang oleh glukosa. Manifestasi klinis diabetes melitus terjadi jika lebih dari 90% sel-sel beta menjadi rusak. Pada DM dalam bentuk yang lebih berat, sel-sel beta telah dirusak semuanya sehingga terjadi insulinopenia dan semua kelainan metabolik yang berkaitan dengan defisiensi insulin. Autoandibodi yang di produksi di pulau langerhans tersebut telah merusak sel-sel beta sehingga produksi insulin yang membantu proses penyerapan glukosa tersebut tidak mencukupi atau produksi insulinnya sedikit bahkan dapat juga tidak memproduksi insulin. Tubuh yang tidak bisa memenuhi kebutuhan insulin ini disebut resistensi insulin. Karena produksi insulin tidak mencukupi sehingga

penyerapan glukosa didalam usus yang akan disimpan didalam hati dan otot menjadi sedikit. Hal ini menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi meningkat.

Faktor Lingkungan Virus / Toksik Pankreas Autoantibody Merusak Sel Beta Produksi Insulin Terganggu

Insufisiensi Insulin

Resistensi Insulin

Usus Tidak Dapat Menyerap Glukosa Kadar Gula Darah Naik Diabetes Ginjal Tidak Dapat Menyerap Glukosa Kembali Glukosuria

Diuresis Osmotik

Polidipsia

Poliuria

Glukosa Hilang

Keseimbangan Kalori (-)

Ketidak Seimbangan Cairan

Polifagia Gangguan Nutrisi

D. Gejala Klinis Diabetes Melitus

a. Gejala khas Diabetes Melitus Banyak buang air kecil (Poliuria) terutama pada malam hari Sering haus atau banyak minum (Polidipsi) Banyak makan (Polifagia)

b. Gejala umum Diabetes Melitus Kesemutan pada jari-jari dan kaki Lemah Berat badan menurun dengan cepat Penglihatan kabur Luka sukar sembuh Gairah seks menurun Pusing, keringat dingin dan tidak bisa konsentrasi Gatal-gatal

E. Komplikasi Diabets Melitus adalah : Penyakit diabetes melitus dapat menyebabkan berbagai macam

komplikasi. Komplikasi dari penyakit Diabetes Melitus antara lain : Tekanan darah tinggi Kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat menyababkan gangguan kesehatan serius. Mempengaruhi pembuluh darah

serta menimbulkan serangan jantung, stroke, dan permasalahan peredaran darah. Gangguan Fungsi Ginjal Bila ginjal kehilangan kemampuan membuang zat-zat sisa, ginjal juga akan kehilangan kemampuan dalam mempertahankan protein dan gula, sehungga protein dan gula terdeteksi didalam urin dalam jumlah yang besar. Jika melalui tes darah ditemukan urea, nitrogen, dan kreatinin dalam jumlah yang besar, itu menunjukkan adanya kesusakan ginjal. Infeksi kandung kemih yang sering terjadi disebabkan oleh kadar gula yang tinggi (tidak dikendalikan dengan baik) dapat menyebabkan kesusakan ginjal. Efek samping kesusakan ginjal Jika kerusakan ginjal (Nefropati) berlanjut, penderita harus menjalani cuci darah atau mungkin mendapat transplantasi ginjal. Kadar gula darah yang tinggi yang tidak terkendali akan mengakibatkan gangguan saraf (Neuropati) Gangguan fungsi saraf Gangguan saraf juga bisa muncul dengan gejala sensasi kesemutan (seperti tusukan jarum ) dikaki dan tangan. Diabetes yang sudah merusak saraf dapat menyebabkan kurangnya atau hilangnya rasa sakit dikaki. Luka atau borok dikaki dapat disebabkan oleh alas kaki yang kurang baik.

Luka dan infeksi tidak dapat pulih dengan baik. Biasanya, luka dikaki tidak bisa sembuh dan menjadi gangrene (penyakit yang disebabkan oleh matinya jaringan tubuh ). Gangguan Retina (Retinopati) yang disebabkan oleh diabetes Hal tersebut dapat disebabkan oleh penyakit atau kerusakan kapiler darah di retina. Gangguan pada mata dapat menjadi masalah yang kompleks dan berakhir pada retinopati, katarak premature, dan glaucoma. Retina adalah bagian mata yang menerima bayangan dari benda yang kita lihat yan dibentuk oleh sisem lensa mata. Penyakit ini sering diderita oleh orang yang sudah lama menderita diabetes. Penyakit kulit (Dermopati diabetes) Adalah penyakit kulit yang paling umum munculpada penderita diabetes, yaitu munculnya lebam kecoklatan di lutut. Penyakit ini merupakan akibat adanya perubahan pada kapiler darah di kulit. Prosesnya akan berlangsung lebih cepat.

F. Penegakan Diagnosis Pemeriksaan gula darah: a. Pemeriksaan gula darah sewaktu Pemeriksaan gula darah sewaktu adalah pemeriksaan gula darah yang waktunya dapat dilakukan kapan saja tanpa memerlukan persiapan puasa.

b. Pemeriksaan gula darah puasa Adalah pemeriksaan gula darah saat puasa. Persiapan untuk melakukan tes ini adalah harus berpuasa setidaknya 8 jam sebelum pemeriksan. c. Pemeriksaan gula darah dua jam (postprandial) Tes ini dilakukan 2 jam setelah tes gula darah puasa. Petugas laboratorium akan memberikan minuman manis yang sudah ditakar kadar gulanya.

Kriteria Diagnosis Untuk Prediabetes Kadar Gula Darah Sewaktu (Mg/Dl) Bukan DM < 100 Belum pasti DM 100 200 Kadar Gula Darah Puasa (Mg/Dl) Bukan DM < 100 Belum pasti DM 100 125 Kadar Gula Darah Post Prandial Bukan DM < 140 Belum pasti DM 140 - 200 DM 200 DM 126 DM 200

G. Pemeriksaan Fisik 1. Menilai Indeks Masa Tubuh (IMT), yaitu dengan menghitung bobot badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m2).

IMT = bobot badan (kg) / tinggi badan (m2) Berdasarkan hasil perhitungan IMT maka seseorang dapat dikategorikan memiliki bobot badan normal, overweight, atau obesitas (kegemukan) Kategori IMT untuk orang dewasa yaitu: Kategori Underweight Batas Normal Overweight At Risk Obese I Obese II 2. Pemeriksaan ketajaman penglihatan mata 3. Pemeriksaan saraf motorik dan sensorik 4. Pemeriksaan gigi dan mulut IMT (Kg/M2) < 18,5 18,5 22,9 23 23 24,9 25 29,9 30

H. Pemeriksaan Laboratorium a. Pemeriksan darah rutin, seperti pemeriksaan hemoglobin, leukosit, dan laju endap darah b. Pemeriksaan fibrinogen

c. Pemeriksan ureum dan kreatinin. Bertujuan untuk mengetahui fungsi ginjal (ada-tidaknya komplikasi diabetes pada ginjal). d. Pemeriksaan albumin dan mikro-albumin, keduanya bertujuan untuk mengetahui ada-tidaknya kebocoran protein pada ginjal. e. Pemeriksaan SGPT, berguna untuk mengetahui adanya komplikasi perlemakan hati. f. Pemeriksaan profil lemak darah, seperti pemeriksaan kolesterol total, kolerterol-LDL, kolesterol-HDL, dan trigliserida. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui terjadinya dislipidemia atau gangguan profil lemak darah. Nilai ini akan berdampak pada keputusan perencanaan makanan dan obat pada penderita diabetes g. Pemeriksaan urine atau air kemih (urinalisis). Biasanya ditemukan positif benda keton. Artinya telah terjadi pembakaran lemakkarena kegagalan tubuh dalam membakar glukosa. Adanya gula urine positif . artinya terjadi glukosuria karena kadar gula darah yang tinggi dapat melewati ambang ginjal. h. EKG dan treadmill untuk deteksi dini kelainan jantung i. Foto sinar X dada (rontage) j. Funduskopi atau pemeriksaan mata untuk mendeteksi adanya retinopati diabetik.

I. Klasifikasi Diabetes Melitus a. Diabetes melitus tipe 1 atau insulin dependent diabetes melitus (IDDM) Melalui proses imunologi Bentuk diabetes ini merupakan diabetes tergantung insulin biasanya disebut sebagai juvenile onset diabetes hal ini disebabkan karena adanya dektsruksi sel beta pankreas karena autoimun. Manifestasi klinis pertama dari penyakit ini adalah terjadi asidosis. Pada diabetes tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali sekresi insulin dapat di tentukan dengan level protein c- peptida yang jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali. Diabetes melitus autoimun ini terjadi akibat pengaruh genetik dan faktor lingkungan. Idiopatik Terdapat diabetes tipe 1 yang etiologinya tidak diketahui. Hanya beberapa pasien yang diketahui mengalami insulinopenia dan cenderung untuk terjadinya ketoasidosis tetapibukan dikarenakan atuoimun.

b. Diabetes tipe 2 atau insulin non defenden diabetes melitus (iddm) pada tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa ke dalam jaringan karena terjadi resustensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena di anggap kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi relatif insulin.

c. Diabetes Melitus Tipe Lain : Defek genetik fungsi sel beta Defk genetik kerja insulin Penyakit eksokrin pankreas Karena obat dan zat kimia : pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormon tiroid, agonis beta adrenergik, tiazid, interferon alfa Infeksi : rubela kongenital Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan dm : sindrom down, sindrom klinoferter, sindrom turner, sindrom wolframs

d. Diabetes melitus gestasional Pada tipe ini kondisi diabetes dialami sementara selama masa kehamilan. Artinya kondisi intoleransi glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada trimester pertama dan ketiga. Diabetes gestasional berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal (sekitar waktu melahirkan) dan sang ibu memiliki resiko untuk menderita penyakit dm yang lebih besar dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah melahirkan. Diabetes tipe ini merupakan inteloransi karbohidrat akibat terjadinya hiperglikemi dengan berbagai keparahan dengan serangan atau pengenalan awal selama masa kehamilan. Pada wanita hamil, jumlah hormon estrogen yang dimiliki lebih banyak dari pada wanita normal karena plasenta juga menghasilkan estrogen yang bekerja secara simpatis sehingga secara tidak langsung menghambat pengeluaran insulin, mengakibatkan

aktifasi glukagon untuk memecah glikogen yang menyebabkan kadar gula darah pada wanita hamil meningkat.

J. Penatalaksanaan a. Edukasi diabetes Penderita diabetes harus selalu ingin tahu perihal diabetes melalui kegiatan membaca, b. Mengatur pola makan (diet) Pasien penderita DM dilakukan untuk menurunkan kadar gula dalam darah dan juga menurunkan berat badan pada orang yang menderita obesitas untuk mengurangi komplikasi pada penderita DM. penderita diabetes harus mengatur pola makannya dengan prinsip 3J yaitu tepat Jadwal, tepat Jenis, dan tepat Jumlah makan

Hindari makanan belemak, junk food, gorengan, atau makanan awetan. Jika anda kelebihan berat badan sebaiknya dikurangi, konsumsilah lebih banyak serat dan karbohidrat kompleks. Pilihlah makanan selingan atau kudapan yang sehat. Makanan diet seharusnya mengandung serat yang tinggi serta rendah lemak dan protein. Buah-buahan dan sayuran yang kaya akan kandungan mineral, vitamin, dan antioksidan, sebaiknya dikonsumsi sebagai bagian dari diet. Syarat diet yaitu dengan memperoleh energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan bbn.kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg bbn

Kebutuhan Protein total Kebutuhan Lemak

: 15 20 % dari kalori yang dibutuhkan. : Kurang dari 30 % dari kalori yang dibutuhkan : 55 60% dari kalori yang dibutuhkan. : Sekitar 25 gr/hari untuk wanita dan 40 gr/hari untuk pria.

Kebutuhan Karbohidrat Serat

Bahan Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan sesuai dengan diet Diet standar untuk diabetes melitus saat ini adalah :

Yang tidak diperbolehkan Gula murni dan makanan yang banyak mengandung gula seperti :

Coklat , Susu Kental , Es krim , Puding Buah kaleng , buah dingin , atau yang dimasak dengan gula , minuman buah yang diberi pemanis , es dan jus , saus cranberi , sayuran berkilat.

Roti dan sereal seperti dadar gulung manis, kue bolu kopi, serewal yang diberi pemanis,

Kue bolu , permen karet , kue-kue , kue donat , elatin yang diberi pemanis , madu , jam dan jeli , marmalade , molasi , pastri , pie, popsicle , minuman ringan , sarbet , dan sirup.

Yang diperbolehkan :

Dengan Pengecualian gula murni, Makanan tinggi serat Rendah Kandungan Lemak ,rendah lemak jenuh dan kolesterolnya

c. Melakukan Aktifitas Fisik Dan Olahraga Penderita diabetes harus melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur. Dosis olahraga dapat diatur degan pedoman FIT, yaitu Frekuensi, Intensitas, dan Time (waktu). d. Obat Antidiabetik Oral Mungkin Juga Suntikan Insulin. Diberikan jika upaya pengaturan makanan dan olahraga tidak cukup mengendalikn kadar gula darah pada penderita diabetes. Obat antidabetes oral yang digunakan untuk penderita diabetes melitus tipe 2 sebaiknya dilakukan bersama dengan diet dan olahraga yang tepat. Macam-macam obat antidiabetes yaitu biguanin, sulphonil ureas, thiazolidinediones, inhibitor alfa glukosidal. Dan injeksi insulin biasanya digunakan untuk penderita penyakit diabetes melitus tipe 1 e. Pemantauan gula darah secara mandiri Bermanfaat agar pengidap diabetes mengetahui kadar gula darahnya seingga bisa mengatur pola makan, aktivitas, dosis obat atau dosis hormone insulin yang harus diterapkan.

PENUTUP

a. Kesimpulan

Diabetes Melitus adalah abnormalitas hormone insulin yang ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat. Diabetes Melitus di sebabkan oleh berbagai macam faktor antara lain : 1. faktor genetik 2. faktor immunologi 3. faktor lingkungan 4. faktor resiko

Didalam sel zat makanan terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit yamg hasil akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini di sebut metabolisme. Dalam proses metabolisme insulin memegang peran penting yaitu bertugas memsukkan glukosa kedalam sel.

Penyakit diabetes melitus memiliki berbagai macam tipe antara lain:

DM tipe 1/ IDDM (Insulin Dependent Diabetes)

Jika Insulin tidak bekerja aktif glukosa tidak dapat masuk ke sel dengan akibat glikosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa darah meningkat .

DM tipe 2/ NIDDM/ (non insulin dependent diabetes melitus)

Jumlah insulin normal malah meningkat lebih banyak tapi jumlah reseptor Insulin yang di permukaan sel yang berkurang. Dalam jangka panjang akan menimbulkan yang disebut komplikasi jangka panjang akibat kelainan glukosa,pasien dapat terkena komplikasi di mata hingga buta atau komplikasi lain seperti kaki busuk ( jangren ), komplikasi pada ginjal, jantung dll.

Insulin di berikan pada DM tipe 1

Ketoasidosis/koma hiperosmolar,stres berat , berat badan turun cepat , DM hamil, gagal/kontraindikasi dengan OHO.dalam keadaan tertentu pemberian kombinasi

sulfoniluria dengan metformin / acarbose bahkan dengan insulin dapat memberikan hasil perbaikan metabolik, disamping dapat mengurangi dosis masing-masing obat

b. Saran

Bagi penderita diabetes harus menjaga pola makan pasien dan harus memperhatikan diet apa saja yang harus di lakukan pasien dan mengikuti syarat diet yang diberikan oleh dokter. Membatasi makan makanan yang tinggi lemak seperti daging, sosis, kuning telur. Batasi penggunaan penyedap rasa seperti mostar, saus tomat, dan minyak salad karena mengandung banyak gula atau garam Hindari stress yang dapat memperparah penyakit yang diderita oleh pasien. Berolah raga secara teratur atau melakukan aktivitas fisik secara teratur. Kontrol gula darah atau cek kadar gula darah secara teratur minimal satu bulan sekali.

LAMPIRAN :
Status Pasien Yang Menderita Diabetes Melitus : Anamnesa Identitas pasien: Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan TB BB : Ny. Juariah : 51 Tahun : Perempuan : Pedagang : 155 cm : 60 kg

Riwayat Penyakit Sekarang Ny. Juariah mengeluh Mual, muntah dan badannya terasa lemas sejak 1 hari sebelum masuk puskesmas rawat inap kota karang.

Riwayat Penyakit Dahulu Ny. Juariah menderita penyakit diabetes melitus sejak 6 tahun yang lalu. Awalnya ia mengeluh badannya Lemas, sering buang air kecil terutama pada malam hari, sering minum dan juga banyak makan. Ny. Juriah juga mengatakan bahwa dia pernah mengalami komplikasi gagal ginjal dari penyakit DM yang di deritanya

Faktor Resiko Ny. Juariah adalah seorang pedagang. Ketika berdagang, ia mengatakan bahwa sering meminum minuman yang manis seperti air es teh manis. Ny juariah sering memekan makanan yang sebearnya tidak diperbolehkan oleh dokter ketika ia merasa sehat meskipun ia tahu bahwa ia sudah terkena penyakit dm.

Riwayat Penyakit Keluarga Ny juariah mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit diametes melitus, selain nyonya juariah ibu dan pamannnya juga menderita penyakit dm

Riwayat Pengobatan Sejak tahun 2006 ny juariah telah berobat ke dokter karena penyakit dm yang di deritanya

Riwayat Alergi Obat Tidak ada riwayat alergi obat. Pemeriksaan Fisik TD RR : 130/90 mmHg : 18 x/menit

SUHU : 33,4oC KU : Tampak Sakit Ringan

Kesadarannya : Compos Mentis

Kepala Inspeksi : Dilihat kulit dan rambutnya rambutnya kering, Matanya Telinga : Konjungtva Anemis : Kulit Telinganya Normal Dan Tidak ada Benjolan

Hidung : Tidak Ada Defiasi. (Normal ) Mulut Bibir : Pucat Gigi : Caries Lidah: Papil Lidah Putih Pucat Leher: Dalam Batas Normal Thorak Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Abdomen Inspeksi : Dalam Batas Normal Palpasi : Dalam Batas Normal Perkusi : Dalam Batas Normal Auskultasi : Bising Ususnya Normal : Normal : Normal : Sonor Paru Kanan Kiri : Vesikuler

Pemeriksaan Penunjang GDS : 37

LAPORAN KEGIATAN HOME-CARE PADA PASIEN DIABETES MELITUS

Disusun Oleh : Kelompok 12 Blok CHOP

UNIVERSITAS MALAHAYATI FAKULTAS KEDOKTERAN 2013

Anda mungkin juga menyukai