Akhir-akhir ini Negara Indonesia banyak sekali di landa bencana alam seperti banjir, longsor, gempa dan tsunami. Akibatbencana tersebut manusia banyak dirugikan seperti rumah hancur dan hanyut terbawa arus, maka akibat kejadian tersebut para perancang harus berfikir dan mencari solusi untuk mengurangi dampak tersebut. Sebagai usaha yang preventif terhadap kemungkinan gempa kami menyarankan beberapa hal yang berkaitan dengan konstruksi di antaranya : 1. Perencanaan hubungan antar ruang yang terbuka (open-plan) sehingga mengurangi penggunaan dinding bata sebagai sekat ruang yang beresiko ambruk. 2. Proses pemasangan besi dari kolom dan balok dalam struktur perlu memilih bahan besi yang sudah bersertifikasi dan tenaga pemasang sebaiknya yang sudah ahli dan mengerti benar detail kolom.
Detail Kolom
3. Adukan semen harus di buat sesuai standar karena mempengaruhi daya ikat dan rekat antara semen terhadap besi dalam kolom. 4. Konstruksi atap yang ringan, pemilihan material rangka baja yang ringan dengan penutup genteng dari bahan metal yang layak di gunakan. Kombinasi material itu memiliki beban berat yang tidak sebesar rangka kayu dengan genteng konvensional. Dan sekarang banyak sekali pilihan bentuk dan warna di pasaran.
5. Rangka atap dan baja lebih presisi, tahan karat, tahan rayap dan lebih rendah biaya perawatannya. Namun pastikan kualitas produk rangka baja yang di pilih terjamin mutunya dan teruji garansinya.
Persyaratan Bangunan Rumah Tembok Tahan Gempa adalah sebagai berikut : 1. Bangunan harus terletak diatas tanah yang stabil 2. Denah bangunan rumah sebaiknya sederhana dan simetris 3. Sloof diangkur ke pondasi 4. Gunakan kayu kering, pilih bahan atap yang ringan 5. Dinding pasangan bata/batako dipasang angkur setiap jarak vertikal 30 cm yang di jangkarkan ke kolom 6. Setiap luasab dinding 12 M2 harus dipasang kolom praktis 7. Dipasang balok ring/cincin yang diikat kaku dengan kolom 8. seluruh kerangka bangunan harus terikat secara kokoh dan kaku 9. Rangka kuda kuda gantung, pada titik sampul sambungan kayu diberi baut dan plat pengikat 10. Perhatikan bahan spesi/adukan *(1 pc : 4 pasir) 11. Pelaksanaan konstruksi oleh tukang berpengalaman
PENGENALAN JEMBATAN
Definisi Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain.
A. Struktur Atas. Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll
b) Slab lantai kendaraan(deck) c) Gelagar (Girder), d) Balok diafragma, e) Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),
f) Tumpuan (Bearing).
gelagar
B. Struktur Bawah. Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya bebanbeban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar.
Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi : a). Pangkal jembatan (Abutment), Dinding belakang (Back wall), Dinding penahan (Breast wall), Dinding sayap (Wing wall), Oprit, plat injak (Approach slab) Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
Gambar 6.Abutment
b. pilar jembatanier (pier) Kepala pilar (Pier Head), Pilar (Pier), yg berupa dinding,kolom, atau portal, Konsol pendek untuk jacking (Corbel), tumpuan (bearing)
pier
c). Pondasi Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar. Berdasarkan sistimnya, pondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain : 1). Pondasi telapak 2). Pondasi sumuran (caisson) 3). Pondasi tiang (pile foundation)
Gambar 8. Pondasi Klasifikasi Jembatan a) Klasifikasi Material Superstruktur Menurut material superstrukturnya jembatan diklasifikasikan atas: Jembatan Baja Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja: deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel. Jembatan Beton Jembatan yang beton bertulang dan beton prategang Jembatan Kayu Jembatan dengan bahan kayu untuk bentang yang relatif pendek
Jembatan Metal Alloy Jembatan yang menggunakan bahan metal alloy seperti alluminium alloy dan stainless steel Jembatan Komposit Jembatan dengan bahan komposit fiber dan plastik Jembatan Batu Jembatan yang terbuat dari bahan batu; di masa lampau batu merupakan bahan yang umum digunakan untuk jembatan pelengkung. komposit
b) Klasifikasi Berdasarkan Penggunanya Jembatan Jalan Jembatan untuk lalu lintas kendaraan bermotor
Jembatan Kereta Api Jembatan untuk lintasan kereta api Jembatan Kombinasi Jembatan yang digunakan sebagai lintasan kendaraan bermotor dan kereta api Jembatan Pejalan Kaki(pedestrian) Jembatan yang digunakan untuk lalu lintas pejalan kaki Jembatan Aquaduct Jembatan untuk menyangga perpipaan saluran air jaringan
c) Klasifikasi Berdasarkan Sistem Struktur yang Digunakan : Jembatan IGirder Gelagar utama terdiri dari plat girder atau rolled-I. Penampang I efektif menahan beban tekuk dan geser. Jembatan Gelagar Kotak (Box Girder) Gelagar utama terdiri dari satu atau beberapa balok kotak baja fabrikasi dan dibangun dari beton, sehingga mampu menahan lendutan, geser dan torsi secara efektif. Jembatan Balok T (T-Beam) Sejumlah Balok T dari beton bertulang diletakkan bersebelahan untuk mendukung beban hidup
Jembatan Gelagar Komposit Plat lantai beton dihubungkan dengan girder atau gelagar baja yang bekerja sama mendukung beban sebagai satu kesatuan balok. Gelagar baja terutama menahan tarik sedangkan plat beton menahan momen lendutan. Jembatan Gelagar Grillage (Grillage Girder) Gelagar utama dihubungkan secara melintang dengan balok lantai membentuk pola grid dan akan menyalurkan beban bersama-sama Jembatan Dek Othotropic
Dek terdiri dari plat dek baja dan rusuk/rib pengaku Jembatan Rangka Batang (Truss)
Gambar 9. Jembatan truss Warren Elemen-elemen berbentuk batang disusun dengan pola dasar menerus dalam struktur segitiga kaku. Elemenelemen tersebut dihubungkan dengan sambungan pada ujungnya. Setiap bagian
menahan beban axial juga tekan dan tarik. Plat dek diletakkan melintasi bagian bawah jembatan. Jembatan Pelengkung (Arch) Pelengkung merupakan struktur busur vertikal yang mampu menahan beban tegangan axial
Gelagar digantung oleh kabel berkekuatan tinggi dari satu atau lebih menara (pylon). Desain ini lebih sesuai untuk jembatan bentang panjang
Jembatan Gantung( suspension ) Gelagar digantung oleh penggantung vertikal atau mendekati vertikal yang kemudian digantungkan pada kabel penggantung utama yang melewati menara dari tumpuan satu ke tumpuan lainnya. Beban diteruskan melalui gaya tarik kabel. Desain ini sesuai dengan jembatan dengan bentang yang terpanjang.
Gambar 13 menunjukkan tiga perbedaan kondisi pendukung untuk gelagar dan gelagar rangka.
Gelagar utama atau rangka batang ditopang oleh roll di satu sisi dan sendi di sisi yang lainnya.
Jembatan dengan Pendukung Menerus Gelagar atau rangka batang didukung menerus oleh lebih dari tiga sendi sehingga menjadi sistem struktur yang tidak tetap. Kecenderungan itu lebih ekonomis karena jumlah sambungan sedikit serta tidak memerlukan perawatan. Penurunan pada pendukung sebaiknya dihindari. Jembatan Gerber (Jembatan Kantilever)