Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Mekanika teknik atau dikenal juga sebagai mekanika rekayasa merupakan bidang
ilmu utama untuk perilaku struktur, atau mesin terhadap beban yang bekerja padanya.
Perilaku struktur tersebut umumnya adalah lendutan dan gaya-gaya (gaya reaksi dan
gaya dalam). Dengan mengetahui gaya-gaya dan lendutan yang terjadi maka
selanjutnya struktur tersebut dapat direncanakan atau di proporsikan dimensinya
berdasarkan material yang digunakan sehingga aman dan nyaman (lendutannya tidak
berlebihan) dalam menerima beban tersebut. Mekanika teknik I menjadi salah satu
mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa teknik sipil karena bidang
ilmu ini sangat erat kaitannya dengan dunia ketekniksipilan.
Berdasarkan pengalaman pribadi dan observasi di Jurusan Pendidikan Teknik
Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta, media yang digunakan selama
ini dalam proses pembelajaran mekanika teknik adalah buku, Microsoft power point,
dan papan tulis. Namun dari kesemua media tersebut, didominasi oleh teks, jika saja
terdapat gambar itupun tidak sesuai dengan keadaan lapangan dan masih sulit
dibayangkan. Kemampuan peserta didik dalam memahami apa yang disampaikan
oleh pemateri juga beragam, untuk peserta didik yang pernah memiliki pengalaman
tentang apa yang diterangkan mungkin akan mudah mengerti, namun bagi mereka
yang benar-benar masih awam, akan kesulitan dalam memahami. Kondisi ini
menjadikan pembelajaran tidak menarik dan motivasi belajar peserta didik menjadi
brendah.
Pada penelitian ini akan dikembangkan Media Pembelajaran Mekanika teknik I
menggunakan perangkat lunak Structure analisys program 2000(sap 2000) yang
berfungsi untuk mengatasi kelemahan dalam media pembelajaran konvensional yang
menggunakan dominasi teks dalam penyampaiannya.
Melalui media belajar yang memanfaatkan Structure analisys program 2000 (sap
2000) diharapkan ketertarikan dan tingkat penyerapan siswa akan meningkat dan siswa
lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran mekanika teknik I.
B. Identifikasi Masalah
1. Sulitnya memahami materi Mata Kuliah Mekanika Teknik I
2. Kurangnya minat dan Motivasi Siswa
3. Pendidik belum menggunakan media yang sesuai dengan materi yang ada dalam
Mata Kuliah Mekanika Teknik I.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini cukup luas, maka
perlu diberi batasan masalah. Masalah yang diteliti dibatasi pada pengembangan dan
pembuatan media pembelajaran pada pembelajran Mata kuliah Mekanika Teknik I
berbasis perangkat lunak Structure analisys program 2000 (sap 2000) , untuk
membantu proses pembelajaran Mata kuliah Mekanika Teknik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah ditetapkan, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran menggunakan Structure
analisys program 2000 (sap 2000) untuk membantu proses pembelajaran Mata
kuliah Mekanika teknik I pada bahasan gaya lintang dan momen.
2. Bagaimana kelayakan media pembelajaran pada Mata kuliah mekanika teknik I
menggunakan perangkat lunak Structure analisys program 2000 (sap 2000 .
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain:
1. Menghasilkan media pembalajaran Mata kuliah Mekanika teknik I kompetensi
gaya lintang dan momen untuk semester I program S1 Pendidikan Teknik Sipil
dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Mengetahui kelayakan media pembelajaran Mata kuliah Mekanika teknik I
kompetensi gaya lintang dan momen untuk semester I program S1 Pendidikan
Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini akan memberikan manfaat bagi siswa dan
dosen, yaitu:
1. Manfaat bagi siswa:
a. Mempermudah siswa dalam memahami materi.
b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
c. Meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas
d. Meningkatkan minat belajar siswa di kelas.
2. Manfaat bagi dosen:
a. Mempermudah dosen dalam menyampaikan materi
b. Sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam
memakai media pembelajaran dan memperbaiki system pembelajaran.
c. Meningkatkan variasi pengembangan media pembelajaran.




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis
1. Pengembangan
a. Deskripsi Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk baru
melalui proses pengembangan (Mulyatiningsih, 2011: 145). Metode
penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah
sebuah strategi atau metode penelitian yuang cukup ampuh untuk
memperbaiki praktik, Sukmadinata (2009: 164). Sukmadinata (2009: 164)
juga mengatakan bahwa:
Penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah
suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangankan suatu produk
baru atau menyempurnakan produk yang telah ada berbentuk benda atau
pernagkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran
di kelas atau laboratorium , tetapi bisa juga perangkat lunak (software),
seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajran di kelas,
perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan,
pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi manajemen, dll.
Pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development
adalah metode penelitian yang digunakan untukmernghasilkan produk
tertentu, den menguji keefektifan produk tersebut.

Dari definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan
merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan produk baru maupun
untuk mengetes produk yang sudah ada.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,
lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan
pembelajaran / pelatihan. (Hariyanto, 2012)

Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu untuk
mempermudah dan membantu tugas guru dalam menyampaikan berbagai
bahan dan materi pelajaran, serta mengefektifkan dan mengefisienkan proses
pembelajaran (Indriana, 2011:5)
Dari berbagai pendapat ahli diatas dapat dijelaskan bahwa pengertian
media pembelajaran yaitu alat yang dipergunakan untuk mempermudah
pembelajaran dan mengefektifkan pembelajaran.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran mempunyai beberapa manfaat, menurut
Rowntrie dalam Aan Munawaroh (2012:16) menyebutkan bahwa fungsi
media sebagai berikut:
1. Engage the students motivation
2. Recall earlier learning
3. Provide new learning stimulation
4. Activate the student response
5. Give speedy feedback
6. Encourage appropriate practice


c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Klasifikasi media menurut Miarso dalam Aan Munawaroh (2012:20)
yaitu:
1. Media audio visual gerak merupakan media yang paling lengkap
yaitu menggunakan kemampuan audio visual dan gerak.
2. Media audio visual diam merupakan media kedua dari segi
kelengkapan kemampuannya karena ia memiliki semua
kemampuan yang ada pada golongan sebelumnya kecuali
penampilan gerak
3. Media audio semi-gerak memiliki kemampuan menampilkan
suara disertai gerakan titik secara linier, jadi tidak dapat
menampilkan gerakan nyata secara utuh.
4. Media visual gerak memiliki kemampuan seperti golongan
pertama kecuali penampilan suara
5. Media visual diam mempunyai kemampuan menyampaikan
informasi secara visual tetapi tidak dapat menampilkan suara
maupun gerak
6. Media audio adalah media media yang hanya memanipulasikan
kemampuan-kemampuan suara semata-mata.
7. Media cetak merupakann media yang hanya mampu
menampilkan informasi berupa huruf-angka dan symbol verbal
tertentu saja.
3. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Structure analisys program
(sap 2000).
Media pembelajaaran terus berkembang mengikuti teknologi dan
kreatifitas manusia. Terlebih lagi sejak berkembang pesatnya teknologi
informasi, penggunaan teknologi informasi khususnya komputer dalam
pembuatan media pembelajaran mengalami peningkatan yang drastis pada
satu dekade ini, perkembangan media pembelajaran menjadi semakin
beragam dan menarik.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efisien, salah satu caranya
ialah dengan peningkatan kualitas media pembelajaran. Media pembelajaran
yang baik ialah media pembelajaran yang dapat merangsang keingintahuan
siswa dan secara jelas dapat mentransfer materi yang dikehendaki dengan
tuntas.

Gambar 1. Kerucut pengalaman Edgar Dale, John D. Latuheru M.P.
(Syaiful Amin, 2013)
Kerucut pengalaman pada gambar 1 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pengalaman langsung
Pengalaman yang diperoleh diperoleh dari pengalaman melakukan
kegatan secara langsung. Kemungkinan keterserapan materi merupakan yang
tertinggi dari pengalaman belajar yang lain karena siswa mengalami secara
konkret.
2) Pengalaman yang logis
Pengalaman yang diperoleh dengan melibatkan unsur-unsur yang terlibat
pada kejadian sebenarnya namun hanya tiruan. Pengalaman semacam ini
memberikan pengalaman konkret namun terkadang tiruan yang dibuat masih
memiliki perbedaan dengan kenyataannya.
3) Pengalaman yang didramatisir
Pengalaman yang diperoleh dari kondisi dan situasi yang diciptakan
melalui drama dengan menggunakan skenario yang sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai. Pengalaman semacam ini dimaksudkan agar dapat
terlihat secara konkrit bagaimana sesuatu dilakukan dengan konkret.
4) Pengalaman melalui demonstrasi
Mirip seperti pengalaman yang didramatisir namun pelaku yang
memperagakan merupakan instruktur dan siswa hanya memperhatikan saja.
5) Darmawisata
Dalam darmawisata, siswa mendatangi tempat yang akan menjadi objek
yang dipelajari. Siswa mengobservasi objek yanng dipelajari.
6) Pameran
Dalam pameran, dipertunjukkan hasil karya yang telah jadi, sehingga
dapat menjadi pembelajaran seperti apa karya yang baik.
7) Pengalaman Televisi
Pengalaman televisi memberikan pengalaman audio visual gerak namun
siswa hanya melihat dari layar kaca sehingga yang ia tangkap ialah objek-
objek yang terekam oleh kamera.
8) Pengalaman melalui gambar hidup dan film
9) Pengalaman melalui radio, tape recorder, dan gambar
Sifatnya lebih abstrak dibandingkan pengalaman melalui gambar hidup
sebab hanya mengandalkan salah satu indra saja yaitu indra pendengaran
atau indra penglihatan saja.
10) Pengalaman melalui lambang-lambag visual seperti grafik, bagan dan
gambar. Siswa lebih dapat memahamai berbaggai perkembangan atau
struktur elalui bagan dan lambang visual lainnya.
11) Pengalaman melalui lambang verbal
Merupakan pengalman yang sifatnya lebih abstrak. Sebab siswa memperoleh
pengalaman hanya melalui bahasa baik lisan maupun tulisan. Oleh sebab itu,
sebaiknya pengalaman bahasa verbal harus disertai dengan penggunaan
media lain.
Dari kerucut pengalaman Edgar Dale, dapat ditarik pengertian bahwa
pengetahuan bisa didapatkan dengan cara langsung dan tidak langsung.
Kemudahan keterserapan pengetahuan atau pengalaman tergantung pada
bagiamana pengalaman itu didapatkan. Pada kerucut Edgar Dale, digambarkan
bahwa semakin riil suatu pengalaman didapatkan, semakin baik keterserapannya.
Media pembelajaran yang akan diteliti pada peniltian ini adalah media
Structure analisys program (sap 2000), media ini menggunakan GUI (Graphic
User Interface) dalam pengoperasiannya yaitu input dilakukan dengan bantuan
gambar grafik sehingga lebih mudah untuk menginterpretasikannya bahkan kita
tidak perlu tahu koordinat dari tiaap-tiap titik buhul. Begitu juga dengan output
yang dihasilkan dapat dilihat langsung pada layar berupa diagram gay-gaya
dalam maupun defleksi yang terjadi. Dan ini semua terkumpul dalam satu
aplikasi.
Menurut Ariesto Hadi Sutopo (2003: 32) pengembangan multimedia dilakukan
melalui 6 tahap : concept , design, material, collecting, assembly, testing, and
sitribution.
1) Concept
Tahap concept (konsep) yaitu menentukan tujuan, termasuk identifikasi
audiens, macam aplikasi (presentasi, interaktif, dan lain-lain), tujuan aplikasi
(informasi, hiburan, pelatihan, dan lain-lain) dan spesifikasi umum. Pada
tahap ini ditentukan dari multimedia, serta auidens yang menggunakan. Hal
yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah memahami karakteristik user.
Tingkat kemampuan audiens dangat mempengaruhi pembuatan desain.
Output dari tahap ini biasanya dokumen dengan penulisan naratif.
2) Design
Tahap ini adalah tahap dimana dibat spesifikasi secara rinci mengenai
struktur proyek, gaya, dan kebutuhan material untuk proyek. Authoring
system bermanfaat pada tahap ini. Bentuk authoring system yang sering
digunakan dalam pengembangan multimedia adalah outlining,
storyboarding, flowcharting, modelling, dan scrypting. Storyboard
merupakan pedoman dari aliran pekerjaan yang harus dilakukan.
Flowchat view yang disebut juga diagram tampilan adalah diagram yang
memberikan gambaran alir dari suatu tampilan ke tampilan selanjutnya.
Dalam flowchat view dapat dilihat komponen yang terdapat dalam suatu
scene dengan penjelasan yang diperlukan. Transisi dari suatu tampilan ke
tampilan lainnya diesbutkan, disamping hubungan antara satu tampilan
dengan yang lain dinyatakan dengan garis berikut tanda panah.
3) Material Collecting
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan.
4) Assembly
Tahap ini merupakan tahap dimana seluruh objek multimedia dibuat.
Pembuatan media sesuai dengan design yang telah dibuat sebelumnya.
5) Tesitng
Testing dilakukan setelah selasai tahap perangkaian atau assembly. Pada
tahap ini dites apakah sudah sesuai dengan dengan design ataukah belum
6) Distribution
Pada tahap ini, dilakukan distribusi dimana barang yang sudah diproduksi
akan digunakan.
B. Penelitian Yang Relevan
Pembelajaran dengan media memilik pengaruh positif bagi efektifitas
instruksional berdasarkan hasil penelitian Winda Setyawenni (2008) dengan judul
Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan komputer pada mata Pelajaran
Pendidikan Lingkungan Hidup Pokok Bahasan Mengenal Hutan Kelas III di SD
Negeri Nogopuro Sleman menunjukkan bahwa media tersebut layak digunakan. Hal
ini berdasarkan hasil evaluasi ahli dan uji coba. Menurut ahli media, kualitas produk
layak digunakan dengan rerata skor 4,31. Menurut ahli materi, kualitas produk
termasuk dalam kriteria sangat baik dengan skor 4,27. Menurut data hasil uji coba
kelompok kecil kualitas media sangat baikdengan skor 4,62 dan pada uji coba
kelompok besar media ini termasuk kategori sangat baik dengan skor 4,29.
Pembelajaran dengan media memilik pengaruh positif bagi efektifitas
instruksional berdasarkan hasil penelitian Aan Munawaroh (2012) dengan judul
Pengembangan Media Pembelajaran Membuat Pola Dasar Badan Sistem Meyneke
Berbasis Macromedia Flash di SMK Maarif Piyungan menunjukkan bahwa media
tersebut layak digunakan. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi ahli dan uji coba.
Menurut ahli media dan materi , kualitas produk layak digunakan dengan presentase
100%. Menurut data hasil uji coba kelompok kecil kualitas media layak dengan
presentase 52,232 % dan pada uji coba kelompok besar media ini termasuk kategori
sangat layak dengan presentase 55,312%.
C. Kerangka Berpikir
Menggunakan program analisis komputer (software computer) sebagai media
pembelajaran di bidang konstruksi sudah mulai banyak dilakukan dilakukan. Pada
umumnya, pembelajaran hanya menggunakan perangkat lunak perkantoran dasar
seperti powerpoint untuk media
Keuntungan dari pemanfaatan media pembelajaran berbasis Structure analisys
program (sap 2000) diantaranya adalah siswa dapat melihat pemodelan struktur,
sehingga seakan-akan struktur yang ditunjukkan benar-benar ada secara fisik. Ini
memudahkan siswa untuk memahami apa yang sedang disampaikan oleh pengajar
tentang sistem struktur yang ditunjukkan. Ini diperkirakan akan meningkatkan
keterserapan materi pada siswa karena siswa lebih antusias dan dapat dengan lebih
mudah mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh pengajar.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang dikemukakan di atas, timbul pertanyaan
penelitian dalam pengembangan media pembelajaran mekanika teknik menggunakan
program Structure analisys program (sap 2000), yaitu:
A. Bagaimana mengembangkan media pembelajran menggunakan Structure
analisys program (sap 2000) untuk membantu proses pembelajaran Mata kuliah
Mekanika teknik I pada bahasan gaya lintang dan momen.
B. Bagaimana kelayakan media pembelajaran pada Mata kuliah Mekanika teknik I
dengan menggunakan program Structure analisys program (sap 2000).














BAB III
MEETODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Jenis dari penelitian ini adalah Research and Development. Produk yang dimaksud
disini adalah media pembelajaran mekanika teknik menggunakan program structure
analisys program (sap 2000).
Pengembangan produk pada penelitian kali ini menggunakan langkah yang dibuat
oleh Borg & Gall, namun langkahnya telah disederhanakan menjadi 5 langkah tanpa
mengurangi substansi, yang dibuat oleh Tim Puslitjaknov. Penelitian ini sebatas
sampai pada uji kelayakan, amun belum sampai ke tahap implementasi (pengujian).
B. TEMPAT dan WAKTU PENELITIAN
Tempat : Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Negeri Yogyakarta
Waktu : Januari-Mei 2015
C. PROSEDUR PENGEMBANGAN
Penelitian pengembangan merupakan bagian dari Penelitian Pengembangan
Inovasi Pembelajaran. Menurut puslitjaknov (2008:1) Penelitian Pengembangan
Inovasi Pembelajran dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu 1)
PenelitianTindakan Kelas (Classroom Action Research), 2) PenelitianEkspresi Semu
(Quasi-Experiment) dan 3) Penelitian Pengembangan (Design Research).
Ada 3 komponen utama dari metode Penelitian Pengembangan (Puslitjaknov,
2008:8)
1. Model Pengembangan
2. Prosedur pengembangan
3. Uji coba produk
Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall, dapat dilakukan
dengan lebih sederhana Puslitjaknov (2008:11)
1) Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan
2) Mengembangkan produk awal
3) Validasi ahli dan revisi
4) Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk
5) Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir
Dalam penelitian pengembangan ini, hanya dilakukan sampai tahap uji coba
lapangan skala kecil karena berbagai keterbatasan.
Berikut penerapan prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall yang
digunakan dalam penelitian kali ini.
1) Analisa Produk yang Akan Dikembangkan
Analisa produk yang akan dikembangkan adalah analisa kebutuhan
produk (media pembelajaran )seperti apa yang diperlukan oleh subjek yang
akan diteliti, dalam hal ini mahasiswa mata kuliah mekanika teknik I Jurusan
Pendidikan Teknik Sipil Universitas Negeri Yogyakarta.
2) Pengembangan Produk Awal
Pengembangan produk disini adalah pengembangan media pembelajran
menggunakan Sketchup. Proses pengembangan produk berupa media
pembelajaran mulai dari pembuatan dan pengumpulan bahan mulai dari teks
hingga gambar. Setelah bahan terkumpul maka dilakukan perakitan dalam
perangkat lunak Sketchup.
3) Validasi Ahli dan Revisi
Validasi yang dimaksud merupakan validasi ahli media dan juga validasi
ahli materi. Validator menilai kelayakan media dan memberikan saran
kepada peneliti. Revisi dilakukan apabila ada saran dan masukan dari para
ahli.
4) Uji Coba Lapangan Skala Kecil dan Revisi Produk
Uji coba kelompok kecil digunakan untuk memperoleh bukti empiris jika
produk digunakan. Akan terbaca respon pengguna dan dapat dilakukan
sebagai evalusasi.
D. SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah mahasiswa mata kuliah Mekanika teknik I Jurusan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta sebagai
subjek uji kelompok kecil dan ahli mater dan media sebagai validasi ahli.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data atau
pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan
responden penelitian. ( Puslitjaknov 2008 : 14)
Teknik pengumpulan data pada penilitan ini di tahap validasi ahli dan uji lapangan
skala kecil digunakan angket tertutup.
F. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati Sugiyono dalam Aan munawaroh (2012:73). Untuk
pertimbangan ahli digunakan teknik delphi Questioner Design. Untuk uji lapangan
skala kecil menggunakan angket tertutup. Lembar validasi ahli berbentuk checklist
menggunakan skala Guttman dengan skala layak (1) dan tidak layak (0). Untuk
lemabr validasi siswa menggunakan skala Likert dengan skala penilaian sangat
setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju.
G. VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN
Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus memiliki dua syarat yaitu
reliabel dan valid. Reliabel berarti hasil pengukuran konsisten dari waktu ke waktu.
Valid berarti instrumen secara akurat mengukur objek yang harus diukur. (Prasetya
Irawan, 2012)
1. Validitas
Penelitian ini menguji instrument menggunakan validitas konstruk untuk
menguji apakah instrument yang digunakan untuk mengukur yang seharusnya
diukur sudah dipaparkan di kajian teori. Validitas konstruk meembutuhkan 3
ahli materi, 3 ahli media dan 3 ahli evaluasi. Para ahli akan memberikan
keputusan apakah instrument yang disusun dapat digunakan tanpa perbaikan
ataupun harus ada revisi terlebih dahulu. Jika semua ahli menyatakan layak
maka dapat dinyatakan angket tentang pengembangan media ini valid dan layak
digunakan untuk menguji kelayakan media.
2. Reabilitas
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran
atau serangkaian alat ukur.

Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur
yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk
pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor
yang mirip (reliabilitas antar penilai). (Wikipedia, 2012)
H. Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Metode statistika
deskriptif diaplikasikan untuk mendeeskripsikan data.Sugiyono (2010: 207)
Menurut Sukardi dalam Aan Munawaroh (2012: 80) untuk instrumen dalam
berntuk non tes kriteria penilaian menggunakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan
jumlah butir valid dan nilai yang dicapai dari skala nilai yang digunakan. Oleh karena
itu kriteria penilaian untuk para ahli dalam penilitian ini disusun dengan cara
pengelompokkan skor (interval nilai). Setelah diperoleh hasil pengukuran dari
tabulasi skor langkah-langkah penguurannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah kelas interval, yakni 2
2. Menentukan rentang skor, yaitu skor maksimum dan skor minimum
3. Menentukan panjang kelas (p), yaitu rentang skor dibagi jumlah kelas
4. Menyusun kelas interval dimulai dari skor terkecil sampai terbesar
Dalam penelitian ini, mengukur kelayakan media pembelajaran mata kuliah
mekanika teknik I menggunakan program structure analisys program (sap 2000)
diperlukan jumlah butir pernyataan dikalikan nilai teritnggi maka diperoleh skor
maksimum, sedangkan dari perkalian butir valid dengan nilai terendah maka
didapatkan skor minimum.
Tabel 1. Kriteria Media Pembelajaran Mata Kuliah Mekanika teknik I Menggunakan
program structure analisys program (sap 2000) untuk ahli
Kategori Penilaian Interval Nilai
Layak (Smin + p) S Smax
Tidak Layak Smin S (Smin+p-1)
(Diadaptasi dari skripsi Aan Munawaroh hal. 81)
Keterangan :
S = Skor responden
S min = Skor terendah
p = Panjang kelas interval
S max = Skor tertinggi
Tabel 2. Interpretasi Kategori Penilaian Hasil Validasi para Ahli
Kategori Penilaian Interpretasi
Layak Ahli materi dan ahli media menyatakan bahwa media
pembelajaran berbasis structure analisys program (sap
2000) baik digunakan dalam proses pembelajaran
Tidak Layak Ahli materi dan ahli media menyatakan bahwa media
pembelajaran berbasis structure analisys program (sap
2000) tidak baik digunakan dalam proses
pembelajaran

Kelayakan dapat dikethui melalui hasil dari perhitungan rata-rata dan hasil
presentase. Untuk peserta didik menggunakan langkah-langkah perhitungan sebagai
berikut:
1. Menentukan jumlah interval, yakni 4
2. Menentukan rentang skor, yaitu skor maksimum dan skor mminimum
3. Menentukan panjang kelas (p), yaitu rentang skor dibagi jumlah kelas
4. Menyusun kelas interval dimulai dari skor terkecil sampai terbesar.
Tabel 3. Kriteria Kelayakan Media Pembelajaran Mata Kuliah Mekanika teknik I
Menggunakan structure analisys program (sap 2000) untuk Siswa
Kategori Penilaian Interval Nilai
Sangat Layak (Smin + 3p) S Smax
Layak (Smin + p) S (Smin+3p-1)
Kurang Layak (Smin + p) S (Smin+2p-1)
Tidak Layak Smin S (Smin+p-1)
(Diadaptasi dari skripsi Aan Munawaroh hal. 82)
Keterangan :
S = Skor responden
S min = Skor terendah
p = Panjang kelas interval
S max = Skor tertinggi


Tabel 4 . Interpretasi Kategori Penilaian Hasil untuk Siswa
Kategori Penilaian Interpretasi
Sangat Layak Siswa sangat memahami materi dan sangat tertarik
dengan tampilan media pembelajaran menggunakan
structure analisys program (sap 2000) pada mata
kuliah Mekanika teknik I
Layak Siswa memahami materi dan tertarik dengan tampilan
media pembelajaran menggunakan structure analisys
program (sap 2000) pada mata kuliah Mekanika teknik
I
Kurang Layak Siswa kurang memahami materi dan kurang tertarik
dengan tampilan media pembelajaran menggunakan
structure analisys program (sap 2000) pada mata
kuliah Mekanika teknik I
Tidak Layak Siswa tidak memahami materi dan tidak tertarik dengan
tampilan media pembelajaran menggunakan structure
analisys program (sap 2000) pada mata kuliah
Mekanika teknik I







DAFTAR PUSTAKA

Aan Munawaroh. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran
Membuat Pola Dasar Badan Sistem Meyneke Berbasis Macromedia Flash di
SMK Maarif Piyungan. Yogyakarta
Indriana Dina. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pembelajaran.
Yogyakarta: diva Press
Mulyatiningsih Endang (2011). Riset Terapan. Yogyakarta: UNY Press
Sukmadinata, Nana S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian & Administrasi dilengkapi Metode
R&D. Bandung: Alfabeta
http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_teknik diakses tanggal 11 juni 2014 pukul
20.00 wib
Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian Pengembangan. Yogyakarta:
Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian
dan Pengemabangan Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai