Anda di halaman 1dari 3

Gas methane batubara yang teradsorbsi dalam matrix batubara dapat keluar dari sea m batubara denan cara

: - apabila tekanan dalam batubara rendah (tekanan diluar pori dimana GMB teradsor bsi). - bila terdapat saluran yang menghubungkan pori tersebut dengan sumur Didalam seam batubara didapatkan sejumlah air, hal ini tergantung : - kedalaman lapisan batubara - peringkat batubara - hubungan seam batubara dengan lapisan sandstone sebagai lapisan pembawa air (a quifer) - Dalam seam batubara terdapat sejumlah air yang menyebabkan bertambahnya tekana n gas dalam batubara. Pemboran eksploitasi (produksi) GMB : Alat dilengkapi dengan peralatan pemboran minyak dan gas. Siapkan pemboran untuk produksi, termasuk pipanisasi dan tempat penampungan air serta gas yang dihasilkan. Pada saat pemboran, operator harus dapat menempatkan casing pada lapisan atas ba tubara. Gunakan diameter mata bor besar. Untuk produksi GMB, pemboran dilakukan lebih dari satu lubang bor, dengan tujuan agar proses dewatering lebih effisien. Spasi pemboran : bisa 402 m atau 201 m. Spasi pemboran dipengaruhi oleh struktur geologi daerah endapan batubara. Pada tahap awal pemboran produksi GMB sebagian besar hanya memproduksi air hal i ni terjadi karena : Didalam seam batubara didapatkan sejumlah air yang tergantung dari peringkat bat ubara dan ada tidaknya hubungan lapisan batubara dengan sandstone diatasnya. Adanya air didalam seam batubara akan memberi tambahan teka nan gas, yang membuat gas semakin kuat teradsorbsi dalam matrix batubara Untuk mengurangi tekanan yang ada dalam seam batubara maka harus dilakukan dewatering dengan cara dipompakan ke atas. Apabila ukuran kondisi cleat dan pori tidak memungkinkan air mengalir dari dalam seam batubara, maka dibantu dengan kavitasi. Kavitasi adalah suatu upaya untuk membuka cleat dan pori dalam seam batubara den gan cara memompa air dan udara kedalam seam batubara untuk meningkatkan tekanan dalam reservoir. Setelah itu tekanan dilepas, sehingga ada tekanan balik dari air dan udara masuk ke sumbur pemboran, yang diikuti aliran air. Bila sudah terjadi dewatering, operator harus memastikan bahwa : Permukaan air yang masuk ke dalam pompa harus rendah, sehingga gas tidak ikut ke luar bersama-sama air, yang mengakibatkan air mengandung gas. Setelah air dipompa ke atas, volume air menurun dan tekanan gas akan turun sehin gga produksi gas akan meningkat. Gas akan keluar melalui pipa yang posisinya lebih tinggi . Setelah sampai permukaan (bila kualitas gas bagus) bisa langsung dijual dengan b antuan kompresor untuk dialirkan ke konsumen melaui pipa. RESERVOIR (CEBAKAN) GAS METHANE Gas methane terbentuknya selalu berhubungan dengan proses pembentukan batubara. Batubara adalah media berpori dengan gas yang relatif sangat rendah kemampuan p eresapannya. Kandungan gas dalam batubara merupakan parameter penting untuk evaluasi reservoi r gas, yaitu :

a. Untuk analisa studi kelayakan gas methane batubara b. Memperkirakan lapisan-lapisan batubara yang relatif aman untuk kegiatan penambangan bwh tanah. c. Emisi gas dari pertambangan batubara. Berdasarkan hasil analisa laboratorium : a. Jumlah gas yang tersimpan dalam batubara tergantung pada tekanan gas dalam sy stem pori b. Jika tekanan gas insitu tiba-tiba berubah menjadi lebih kecil, maka gas akan dilepas oleh batubara sampai tekanan kembali seimbang. Bila dilihat berdasarkan sifat fisika batubara maka keberadaan gas methane batub ara dibagi 3 : 1. Gas bebas : adalah gas yang terjebak dalam pori-pori yang saling berhubungan dan void dari lapisan batubara. 2. Gas teradsorbsi : merupakan gas yang terjebak karena gaya tarik antar permuka n pori,mengisi pada rongga-rongga (meso pori) dan cleat . Luas permukaan pori ini sangat besar 50-300 Angstrom. Dan sebagian besar gas ada disini. 3. Gas teradsorbsi dalam pori-pori tertutup atau sangat dalam. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyerapan gas methane dalam batubara : 1. Tekanan yang bekerja pada lapisan batubara. 2. Peringkat batubara, semakin tinggi peringkatnya maka gas methane yang dihasil kan semakin banyak. 3. Temperatur lapisan batubara 4. Kandungan air dan abu dalam batubara : semakin banyak kandungan air maka gas yang dihasilkan semakin sedikit. Parameter lain yang mempengaruhi reservoir gas methane adalah : - Porositas masa batubara serta cleat. - Permeability lapisan batubara - Hubungan antara gas- air batubara. - Tekanan reservoir. Porositas masa batubara : Porositas adalah banyaknya pori-pori (mikro pori) yang terdapat dalam lapisan ba tubara. - Micro pori ini berfungsi sebagai saluran ataupun tempat teradsorpsinya gas met hane. - Porositas terjadi dalam masa batubara yg berhubungan dengan cleat serta rekaha n. - Porositas akan mempengaruhi permeabilitas dan tempat terdapatnya gas methane, dan secara alamiah adsorpsi gas akan penting untuk mengontrol keberadaan gas dal am konvensional reservoir. - Analisa porositas lapisan batubara dapat diketahui hasilnya secara detail apab ila dilakukan analisa terhadap core. - Tetapi kebanyakan hasil analisa lab. Tidak dilengkapi data porositas dari anal isa terhadap core konventional. - Permeabilitas lapisan batubara - Permeabilitas reservoir primer dapat terjadi dalam cleat. Jumlah dan arah clea t yang sangat banyak, sehingga dengan diketahuinya arah cleat mayor dapat diguna kan sebagai petunjuk arah aliran gas methane. - Bila permeabilitas batubara tidak diketahui, maka arah aliran gas juga tidak d apat diketahui. Hal ini harus dicantumkan dari hasil analisa core. - Perusahaan biasanya menggunakan test aliran atau hambatan untuk mendapatkan da ta permebilitas. System pori

Berdasarkan ukuran pori, 1. Micropori : diameter 2. Mesopori : mempunyai 3. Macropori : diameter

dapat dibedakan menjadi : 8 20 Angstrom. diameter 20 500 angstrom. > 500 angstrom.

1 ngstrom = 1 x 10 10 m . Bright coal dan bituminous coal mempunyai volume micro pori yang lebih besar dar i pada dull coal pada rank yang sama. mesopori pada dull coal lebih besar dibanding pada bright coal. Secara umum dikatakan volume pori termasuk cleat dan fracture sebesar 1- 10 % d ari vol. batubara. tekanan reservoir : - Tekanan reservoir biasanya digunakan untuk menghitung kapasitas cebakan gas d engan menggunakan adsorpsi pada temperatur yang sama (berdasar analisa lab) sesu ai dengan karakteristik reservoir. - Tekanan dihitung dari perbedaan hidrostatik. Hal ini memberikan petunjuk terh adap aliran gas dalam permukaan pori dan rekahan. Reaksi oksidasi terhadap CH4 : CH4 + O2 ----> CO + H2 + H2O H2 mengoksidasi menbentuk H2O melepaskan panas. 2 H2 + O2 ---> 2 H2O CO + O2 -----> 2 CO2 CH4 (g) + 2 O2 (g) ----> CO2 (g) + 2 H2O (l) 891 kj/mol Reaksi dengan halogen : CH4 + X2 ----> CH3 X + Hx x adalah halogen Fluor (F) , chlor (Cl) , brom (Br) atau iodin (I). Mekanisme proses diatas disebut : halogenation bebas. Bila x adalah Cl maka reaksinya : 1. Radikal generasi Uv \t Cl2 ----> 2 Cl 239 kj \tEnergi yang diperlukan berasal dari radiasi Uv atau pemanas. 2. Radikal pertukaran \tCH4 + Cl -----> CH3 + HCl + 14 Kj \tCH3 + Cl2 ----> CH3Cl + Cl + 100 kj 3. Radikal pemusnahan -\t 2 Cl ------> Cl2 + 239 Kj -\t CH3 + Cl ----> CH3 Cl + 339 Kj -\t 2 CH3 ----> CH3 CH3 + 347 Kj

Anda mungkin juga menyukai