Widi Hastuti
widi 2008
Tujuan Pembelajaran
Pada akhir kuliah mahasiwa diharapkan mampu :
Pengertian Tujuan
Spesifisitas
Sensitifitas Validitas
Reliabilitas
DIAGNOSIS DINI
Mengetahui penyakit sedini mungkin, sebelum gejala klinis tampak (asimtomatik) Mengetahui penyakit sedini mungkin sewaktu timbul gejala klinis (simtomatik)
Pengertian
Screening Test (Tes Penyaringan)
Suatu uji sederhana untuk mendeteksi faktor risiko atau penyakit subklinik pada suatu masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu test/pemeriksaan, yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang kemungkinan besar menderita,selanjutnya diproses melalui diagnosa dan pengobatan.
Faktor Risiko
Faktor yang mungkin menyebabkan seseorang menderita sakit
Penyakit Subklinik
Penyakit tanda tanda atau gejala dan penderita sendiri tdk tahu bahwa dirinya sakit
Screening Upaya identifikasi penyakit secara aktif yg secara klinis belum jelas pada orang-orang tanpa gejala & terlihat sehat
Menggunakan pemeriksaan tertentu, yg secara cepat dpt membedakan : - Orang yg terlihat sehat tetapi mempunyai kemungkinan/ risiko sakit - Orang yg betul-betul sehat
1. Orang-orang yg dicurigai sakit (hasil tes positif) harus dilakukan diagnosis lebih lanjut, jika perlu mendapat pengobatan 2. Kemungkinan hasilnya : Orang-orang tersebut betulbetul sakit atau tidak sakit
Tujuan Utama Screening : 1.Mengidentifikasi penyakit lebih dini 2.Mengidentifikasi orangorang yg memiliki risiko tinggi menderita suatu penyakit
Screening dilakukan juga untuk tujuan : 1. Riset Merup salah satu survei epidemiologi unt tentukan frek penyakit. Dpt jg digun unt melihat riwayat alamiah suatu kondisi ttt 2. Perlindungan Kes Masy X-ray massal, kasus2 TBC aktif dpt ditemukan, dilakukan pengobatan berarti masy telah dpt perlindungan dr kemungkinan terjadinya kontak dg kuman TBC. Pendidikan kes dpt lebih terarah dan efektif 3. Memberikan Anjuran (Prescriptive) Skrining dpt menjadi dasar anjuran/petunjuk ttt bg individu yg punya tanda-tanda dini
Jenis Screening
1. Mass Screening Screening pd seluruh populasi 2.Selective screening (targeted screening) Screening pada sekelompok penddk ttt 3.Single Disease Screening Thp satu jenis peny (TBC) 4. Multiphase Screening Terdiri dr bbrp fase
Syarat Screening
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Maslh kes masy yg sangat penting Hrs ada cara pengobatannya Fasilitas diagnosis & pengobatan hrs ada Stadium simptomatik dini & masa laten hrs dikenal Hrs ada cara tes/pem yg sesuai Cara pem tdk berbahaya & dpt diterima masy Riwayat alamiah peny dimengerti Ada kebijakan yg jelas thp penderita (pengobatan gratis) Biaya hrs seimbang dg biaya keseluruhan medis Prosen penemuan kasus hrs berkelanjutan/terus menerus
di
dlm
menilai
1. Validitas
Kemampuan dr suatu tes/pemeriksaan unt tentukan individu mana yg memp penyakit (sakit) dan individu yg mana tidak memp penyakit (sehat).
Sejauh mana instrumen mengukur apa yg seharusnya diukur, sesuai dg yg seharusnya dimaksud peneliti Mengukur sesuai dg yg sebenarnya
Penilaian Validitas pengukuran : 1. Sensitifitas 2. Spesifisitas 3. Positive Predictive ramal positif) 4. Negative Predictive ramal negatif)
dilakukan
dg
Value Value
(Nilai (Nilai
1. Sensitifitas (sensitivity=kepekaan) Ad kemamp suatu pemeriksaan unt mengidentifikasi sec benar orang2 yg memp penyakit
Se menyatakan yg benar-benar SAKIT
2. Spesifisitas (Specificity=ketegasan) Ad kemampuan suatu pemeriksaan unt mengidentifikasi sec benar orang2 yg tdk memp penyakit
Sp menyatakan yg benar-benar TIDAK SAKIT
Golden Standard
(Standar Emas)
Standar baku yang digunakan sebagai pembanding seberapa valid hasil pengukuran suatu tes
Contoh :
1.Pengukuran detak jantung janin dengan doptone, sebagai Gold Standard, dibandingkan menggunakan corong 2.Pengukuran BB ideal dengan IMT sebagai Gold Standard, dibandingkan penggunaan ukuran rangka tubuh
Total
Positif Positif
Negatif Total
Negatif b
d
a
c
TP
FN
FP
TN b+d
a+b
c+d a+b+c+d
a+c
a = Jml orang sakit yg diklasifikasikan sakit (True Pos / pos sejati) b = jml orang sehat yg diklasifikasikan sakit (False Pos / pos palsu) c = jml orang sakit yg diklasifikasikan sehat (False Neg / neg palsu) d = jml orang sehat yg diklasifikasikan sehat (True Neg / neg sejati) Se = TP / TP + FN Sp = TN / FP + TN Nilai prediksi positif (PPV) = TP / TP + FP Nilai prediksi negatif (NPV) = TN / FN + TN
Se =
TP TP + FN
Sp =
TN TN + FP
PPV =
TP TP + FP
NPV = TN FN + TN
Total
180
Negatif
Total
20
FN
800
TN
820
1000
100
900
Total
180
Negatif
20
FN
800
TN
820
Total 100 900 1000 Se = 80/100 = 80% Artinya : Kemampuan suatu tes untuk mendeteksi 80% yang sakit
Sp = 800/900 = 89% Artinya : Kemampuan suatu tes untuk mendeteksi 89% yg tidak sakit dideteksi tidak sakit
PPV = TP / TP + FP = 80 / 180 = 44% Artinya : Kemampuan suatu tes untuk memprediksi benar-benar sakit 44% NPV = TN / FN + TN = 800 / 820 = 98% Artinya : Kemampuan suatu tes untuk memprediksi benar-benar tidak sakit 98%
LATIHAN :
Pemeriksaan gula darah sewaktu 200 mg/dl < 200 mg/dl Total Se = ..% Artinya : . Sp = ..% Artinya : PPV = .% Artinya : . NPV = .% Artinya : . DM Gestasional Sakit 80 50 TP FN Tdk Sakit 200 670 FP TN Total 280 720 1000
130
870
1. Reliabilitas
Skrining yg terandal ad pemeriksaan yg mberikan hsl konsisten, jika pemeriksaan dilakukan lbh dr satu kali pd individu yg sama dg kondisi yg sama. Keajegan dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya
Contoh : Mengukur suhu tubuh dg termometer dg 2 metode melalui : ketiak dan mulut Hasil pengukuran : Ketiak : 39oC 35oC Mulut : 37,2oC 37oC
37oC 36,9oC
Menunjukkan adanya variasi Variasi melalui ketiak : sangat besar Variasi melalui mulut : kecil Menunjukkan pengukuran mel ketiak : TIDAK RELIABEL Sedangkan melalui mulut : LEBIH RELIABEL
Reliabilitas memiliki 2 aspek : 1. Stabilitas (stability) Konsistensi intra pengamat (konsistensi pengukuran seorang pengamat)
2. Kesamaan (equivalence) Konsistensi antar pengamat
VALID
RELIABEL
oooo o o
RELIABEL
o o o
oo
widi 2008
oooo
27