Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

Pada bab ini akan di bahas mengenai hasil dari pengujian terhadap sistem yang di rangkai beserta analisanya. Pengujian ini menyangkut beberapa hal sebagai berikut: 4.1 Pengujian Sistem Pada pengujian akan di lakukan beberapa proses untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat mampu bekerja dengan baik atau tidak. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mendapatkan data-data dari rangkaian elektronika yang telah dirancang, sehingga kita dapat mengetahui spesifikasi dari rangkaian tersebut, pengujian dilakukan secara bertahap sesuai dengan urutan rangkaian yang akan dirancang, setelah masing-masing rangkaian dapat menghasilkan output sesuai yang diinginkan, maka dapat dilanjutkan dengan menggabungkan rangkaian-rangkaian tersebut sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Pada pengujian akan dilakukan beberapa proses untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat mampu bekerja dengan baik atau tidak. 4.2 Multimeter Digital Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai AVO meter yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amper-meter). Adadua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (Digital

31

32

Multi-Meter) dimana lebih akurat hasil pengukurannya, dan multimeter analog. Masingmasing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC. Fungsi dasar Multimeter adalah sebagai : Amperemeter DC Voltmeter DC Voltmeter AC Ohmmeter

Gamabar 4.1 Volmeter Dc 20 Volt

Ada dua macam multimeter digital yang akan kita gunakan yakni multimeter biasa dan multimeter true Rms, perbedaannya adalah untuk multimeter biasa terdapat rumus Rms dan hanya bisa menerima gelombang sinus sedangkan yang true Rms lebih sensitive dan lebih teliti dibanding yang non true Rms karena di dalam true Rms terdapat rumusan yang lebih kompleks, selain itu juga true Rms biasa menerima gelombang lebih banyak dibanding yang non true Rms, jadi tidak hanya gelombang sinus saja.

33

4.3 Potensio Meter


Potensiometer

Sebuah potensiometer tunggal gilirannya khas Jenis Pasif

Simbol Elektronik

(Internasional) (US)

Gambar 4.2 Potensiometer

4.4

Pembuktian nilai-nilai yang ada di 7 Rangkaiang Percobaan Elektronika .

4.4.1 Transistor Emitter Biasing Biasing penguat Transistor adalah proses pengaturan tegangan operasi DC dan saat ini ke tingkat yang benar sehingga setiap sinyal input AC dapat diperkuat dengan benar oleh transistor . Titik bias benar transistor umumnya suatu tempat antara dua ekstrem operasi sehubungan dengan itu menjadi baik " penuh - ON " atau " OFF

34

sepenuhnya " sepanjang garis beban . Ini titik operasi sentral disebut " Titik Operasi diam " , atau Q -point untuk pendek . Ketika transistor bipolar bias sehingga Q -point dekat tengah jangkauan operasinya , yang kira-kira setengah jalan antara cutoff dan saturasi , dikatakan akan beroperasi sebagai Kelas-A amplifier . Mode operasi memungkinkan arus keluaran untuk meningkatkan dan mengurangi sekitar amplifier Q - titik tanpa distorsi sebagai sinyal ayunan masukan melalui siklus lengkap . Dengan kata lain , saat ini arus output untuk 360o penuh dari siklus input.

Gambar 4.3 Rangkaian Bias Emitter 4.4.2 Prosedur Percobaan Tabel : 1) Rangkaikan seperti pada gambar .4.3 yang bersesuaian dengan modul praktikum atau dengan menggunakan breadboard. 2) Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan pada RB dan RC. Dari hasil pengukuran tersebut, dengan menggunakan hukum Ohm, hitunglah IB dan IC, kemudian catatlah hasilnya pada tabel 4.1. 3) Dari hasil langkah (2) tentukan penguatan arus dc transistor () dan catatlah hasilnya pada tabel 4.1.

35


4)

IC IB

Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan pada titik VB, VC dan VE ke ground, catatlah hasilnya pada tabel 4.1.

5)

Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 4.1 berikan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini. Tabel 4.1 Data Pengukuran Dan Perhitungan Parameter Transistor Parameter
Pengukuran

Transistor 1 Perhitungan 5.05 vol +15 vol dc -8 vol dc 3.41 vol 4.94 vol

Vc Re vb 4.4.3 Transistor Voltage Divider Biasing

Rangkaian pembagi tegangan biasanya digunakan untuk membuat suatu tegangan referensi dari sumber tegangan yang lebih besar, titik tegangan referensi pada sensor, untuk memberikan bias pada rangkaian penguat atau untuk memberi bias pada komponen aktif. Rangkaian pembagi tegangan pada dasarnya dapat dibuat dengan 2 buah resistor, contoh rangkaian dasar pembagi tegangan dengan output VO dari tegangan sumber VI menggunakan resistor pembagi tegangan R1 dan R2 seperti pada gambar berikut. Rangkaian Dasar Pembagi Tegangan Dari rangkaian pembagi tegangan diatas dapat dirumuskan tegangan output VO. Arus (I) mengalir pada R1 dan R2 sehingga nilai tegangan sumber VI adalah penjumlahan VS dan VO sehingga dapat

36

dirumuskan sebagai berikut. Nampak bahwa tegangan masukan terbagi menjadi dua bagian , masing-masing sebading dengan harga resistor yang dikenai tegangan tersebut.

Gambar 4.4 Rangkaian Bias Pembagi Tegangan

4.4.4

Prosedur Percobaan Tabel : 1) Rangkaikan seperti pada gambar 4.4 yang bersesuaian dengan modul praktikum atau dengan menggunakan breadboard. 2) Dengan menggunakan nilai VBE yang umum untuk transistor silikon (0,7 V), hitunglah nilai tegangan dc base (VB), emitter (VE), collector (VC), dan collector-emitter (VCE) untuk rangkaian percobaan voltage divider biasing, gambar 4.4 kemudian catatlah hasilnya pada tabel 4.2.

VC VCC I C RC
3) Dengan menggunakan voltmeter dc, secara bergantian ukurlah tegangan base (VB), emitter (VE), collector (VC), dan collector-emitter (VCE) untuk rangkaian percobaan gambar 4.4, kemudian catatlah hasilnya pada tabel 4.2

37

Tabel 4.2 Data Pengukuran Dan Perhitungan Parameter Transistor

Parameter Transistor Vb Vc ve

Pengukuran
Transistor 1

1.92 vol 0.86 vol 1.10 vol 0.78 vol

4.4.5 Transistor Collector-Feedback Biasing

Salah satu fungsi transistor yang paling banyak digunakan di dunia Elektronika Analog adalah sebagai penguat yaitu penguat arus,penguar tegangan, dan penguat daya. Fungsi komponen semikonduktor ini dapat kita temukan pada rangkaian Pree-Amp Mic, Pree-Amp Head,Mixer,Echo,ToneControl,Amplifier. Prinsip kerja transistor pada contoh rangkaian di bawah adalah, arus kecil pada basis (B) yang merupakan input dikuatkan beberapa kali setelah melalui Transistor. Arus output yang telah dikuatkan tersebut diambil dari terminal Collector (C). Besar kecilnya penguatan atau faktor pengali ditentukan oleh beberapa perhitungan resistor yang dihubungkan pada setiap terminal transistor dan disesuaikan dengan tipe dan karakteristik transistor. Signal yang diperkuat dapat berupa arus DC (searah) dan arus AC (bolak-balik) tetapi maksimal tegangan output tidak akan lebih dari tegangan sumber (Vcc) Transistor.

38

Gambar 4.5 Rangkaian Bias Collector-Feedback 4.4.6 Prosedur Percobaan Tabel : 1) Rangkaikan seperti pada gambar 4.5 yang bersesuaian dengan modul praktikum atau dengan menggunakan breadboard. 2) Dengan menggunakan voltmeter dc, ukurlah tegangan pada resistor RB, kemudian dengan menggunakan hukum Ohm carilah IBQ, dan catatlah hasilnya pada tabel 4.3 3) Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 4.3 berikan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini.

Tabel 4.3 Data Pengukuran Dan Perhitungan Parameter Transistor Parameter


Pengukuran

Transistor 1 Perhitungan 1.24 vol

Vc vb +15 volmeter dc -00 vol dc

2.97 vol

39

4.4.7

Kurva Transfer Karakteristik Jfet Pada saat semua terminal JFET Kanal N belum diberi tegangan bias dari luar,

maka pada persambungan P dan N pada kedua gate JFET Kanal N terdapat daerah pengosongan. Hal ini terjadi sebagaimana pada pembahasan junction dioda. Pada daerah pengosongan JFET Kanal N tidak terdapat pembawa muatan bebas, sehingga tidak mendukung aliran arus sepanjang kanal. Apabila antara terminal D dan S JFET Kanal N diberi tegangan positip (VDS = positip) dan antara terminal G dan S diberi tegangan nol (VGS = 0), maka persambungan antara G dan D mendapat bias negatip, sehingga daerah pengosongan JFET Kanal N semakin lebar. Sedangkan persambungan antara G dan S daerah pengosongannya tetap seperti semula saat tidak ada bias. Untuk membuat VGS = 0 adalah dengan cara menghubungkan terminal G dan terminal S pada JFET Kanal N . JFET Kanal N Dengan VGS = 0 Dan VDS >0 Dengan adanya VDS JFET Kanal N bernilai positip, maka elektron dari S akan mengalir menuju D melewati kanal N, karena kanal-N tersedia banyak pembawa muatan mayoritas berupa elektron.

Gambar 4.6 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang (HW)

40

4.4.8

Prosedur Percobaan Tabel : 1) Rangkaikan seperti pada gambar 4.6 yang bersesuaian dengan modul praktikum atau dengan menggunakan breadboard. 2) Pada percobaan ini, oscilloscope di set-up fungsinya sebagai X-Y plotter, yaitu : 3) Dari nilai IDSS dan VGS (off) yang didapat dari display oscilloscope, hitunglah transkonduktansi forward (gm0) pada tegangan gate-source sama dengan nol (VGS = 0), dan catatlah pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Data Kurva Transfer Karakteristik JFET


IDSS
4.48 mA

VGS (off)

.0.47 V

gm0

4.33 s

4.4.9 Jfet Self Bias JFET kanal N dengan VGS = 0 dan VDS = Vp Selanjutnya apabila VGS JFET Kanal N diberi tegangan negatip, misalnya sebesar VGS = -1 Volt, maka bias mundur untuk persambungan G-S maupun G-D semakin besar, sehingga daerah

pengosongannya semakin lebar. Dengan demikian untuk mencapai kondisi pinch-off

41

(kedua sisi daerah pengosongan bersentuhan) diperlukan tegangan VDS lebih kecil. Arus ID JFET Kanal N akan mencapai titik jenuh (maksimum) pada tegangan VDS yang lebih kecil. Namun perlu diingat arus bahwa arus jenuh pada VGS bukan nol namanya bukanlah IDSS.

Gambar 4.7 Rangkaian Penyearahan Gelombang Penuh Metoda Bridge 4.4.10 Prosedur Percobaan Tabel : 1) Rangkaikan seperti pada gambar 4.7 yang bersesuaian dengan modul praktikum atau dengan menggunakan breadboard. 2) Dengan menggunakan voltmeter dc, ukurlah besarnya tegangan pada RD, kemudian dengan menggunakan hukum Ohm hitunglah arus drain pada titik kerja rangkaian (IDQ) dan catatlah hasilnya pada tabel 4.5. 3) Masih dengan persamaan diatas dan nilai IDSS dan VGS (off) yang didapat dari percobaan sebelumnya, gambarkan kurva transfer karakteristik. Kemudian

42

letakkan titik kerja rangkaian yang didapat dari hasil pengukuran pada kurva yang telah dibuat. Tabel 4.5 Data Pengukuran Tegangan Input, Output Dan Barier

Hasil Parameter Vd vs vg +15 vol dc -8 vol dc 0.89 vol Pengukuran Perhitungan 4.62 vol 0.86 vol

4.4.11 Rangkaian Penguat Common Emitter Pada praktikum ini membahas bagaimana cara kerja rangkaian penguat common emiter yang menggunakan transistor sebagai penguat. Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat, transistor di gunakan untuk bekerja sebagai penguat, transistor harus berada dalam kondisi aktif. Kondisi aktif dihasilkan dengan memberikan bias pada transistor. Bias dapat dilakukan dengan memberikan arus yang konstan pada basis atau pada kolektor. Untuk kemudahan, dalam praktikum ini akan digunakan sumber arus konstan untuk memaksa arus kolektor agar transistor berada pada kondisi aktif. Jika pada kondisi aktif transistor diberikan sinyal (input) yang kecil, maka akan dihasilkan sinyal keluaran (output) yang lebih besar. Hasil bagi antara sinyal output

43

dengan sinyal input inilah yang disebut faktor penguatan, yang sering diberi notasi A atau C

Gambar 4.8 Rangkaian Penguat Common Emitter

4.4.12 Prosedur Percobaan Tabel : 1) Rangkaikan seperti pada gambar 4.8 yang bersesuaian dengan modul

praktikum atau dengan menggunakan breadboard. 2) Setelah di cek semua hubungan rangkaian dengan benar, hubungkan tegangan supply sebesar 15 Volt. 3) Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan base (VB), tegangan emitter (VE), dan tegangan collector (VC), kemudian tuliskan pada tabel 4.6 4) Dengan menggunakan persamaan-persamaan yang ada, dan dengan asumsi bahwa VBE = 0,7 Volt, hitunglah tegangan base (VB), tegangan emitter (VE), dan tegangan collector (VC), kemudian tuliskan pada tabel 4.6 sebagai nilai yang diharapkan.

44

5) Bandingkan hasil penguatan tegangan tanpa kapasitor by-pass emitter yang didapat secara teori dan praktek, kemudian hitunglah errornya dan catatlah hasilnya pada tabel 4.6. 6) Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 4.6 berikan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini Tabel 4.6 : Data Pengukuran Tegangan Dengan Oscilloscope

Parameter

Hasil

Pengukuran

Perhitungan 2.33 vol

VB +15 vol dc - 00 vol dc 0.9 vol

VE VC

1.06 vo

4.4.13 Rangkaian Penguat Common Colector Rangkaian Ekivalen ac Penguat Common Kolektor Pada bagian input, tahanan basis (RB) relatif besar sekali, sehingga pada rangkaian seolah-olah open. Sehingga semua arus input lewat tahanan emitor (RE). Akibatnya, tegangan input sama dengan tegangan drop di tahanan RE:

45

Gambar 4.9 Rangkaian Percobaan Penguat Common Collector

4.4.14 Prosedur Percobaan Tabel : 1) Rangkaikan seperti pada gambar 4.9 yang bersesuaian dengan modul praktikum atau dengan menggunakan breadboard. 2) Setelah di cek semua hubungan rangkaian dengan benar, hubungkan tegangan supply sebesar 15 Volt. 3) Dengan menggunakan voltmeter dc ukurlah tegangan base (VB) dan tegangan emitter (VE) terhadap ground, kemudian tuliskan hasilnya pada tabel 4.7. 4) Ulangi langkah (10) sampai dengan (12) dengan mengganti hambatan beban RL, berturut-turut 100 dan 68 , kemudian catatlah hasilnya kedalam tabel 4.7 5) Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 4.7 berikan kesimpulan yang didapat dari percobaan ini.

46

Tabel 4.7 Data Pengukuran Dan Perhitungan Untuk VB Dan VE

Parameter

Hasil

Pengukuran

Perhitungan 1.35 vol

VB

+15 vol dc -00 vol dc 0.27 vol

VE

Anda mungkin juga menyukai