Anda di halaman 1dari 6

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi 1.

Nyeri pada rongga mulut berhubungan dengan rangsangan ujung-ujung syaraf karena pembentu- kan bulla dan erosi Setelah diberikan asuhan keperawa tan selama 224 jam, pasien mengatakan nyeri berkurang. Mandiri o Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi/karakter dan intensitas (skala 0-10) o Jelaskan prosedur/berikan informasi seiring dengan tepat, khususnya saat melakukan perawatanoral hyegene. o Lakukan perawatan oral hyegene dengan teliti menjaga agar membrane mukosa oral tetap bersih dan memungkinkan regenerasi epitel. o Kumur mulut yang sering harus dilakukan untuk membersihkan mulut dari debris dan mengurangi nyeri daerah ulserasi. Hindari penggunaan obat kumur yang dijual bebas di pasaran. o Bibir dijaga agar tetap basah dengan cra mengoleskan lanolin, vaselin, atau pelembab bibir. Tindakan cool mist akan membantu melembabkan udara ruangan. o Berikan aktivitas terapeutik tepat untuk usia/kondisi. Kolaborasi o Berikan kortikosteroid o Berikan prepara imuosupresif (azatioprin, siklofosfamid, emas) o Berikan analgesic sesuai indikasi o Nyeri hamper selalu ada pada beberapa derajat beratnya keterlibatan jaringan/kerusakan. o Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyiapkan diri dan meningkatkan rasa kontrol. o Membantu mempercepat proses penyembuhan luka. o Penggunaan obat tanpa resep dokter akan memperparah terjadinya erosi luka pada daerah ulserasi. o Mengurangi nyeri dan meningkatkan proses penyembuhan luka. o Membantu mengurangi konsentrasi nyeri yang dialami dan memfokuskan kembali perhatian

o Mengendalikan penyakit dan mengendalikan kulit bebas dari bulla. o Untuk mengendalikan penyakit dan mengurangi takaran kortikosteroid. o Pemberian analgesic akan mengurangi nyeri. 2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rupture bulla dan daerah kulit yang terbuka (terkelupas) Setelah diberikan asuhan keperawa tan selama 2x 24 jam pasien dapat memelihara integritas kulit. o Kaji/catat ukuran, warna, keadaan luka/kondisi sekitar luka. o Lakukan kompres basah dan sejuk atau terapi rendaman. o Lakukan perawatan luka dan hygiene (seperti mandi), sesudah itu keringkan kulit dengan hati-hati da taburi bedak yang tidak iritatif. o Hindari penggunaan plester o Berikan prioritas untuk meningkatkan kenyamanan dan kehangatan pasien. o Mengidentifikasi terjadinya komplikasi. o Merupakan tindakan protektif yang dapat mengurangi nyeri. o Memungkinkan pasien lebih bebas bergerak dan meningkatkan kenyamanan pasien o Penggunaan plester akan menimbulkan lebih banyak bulla. o Mempercepat proses rehabilitasi pasien 3. Ansietas dn kemampuan koping tidak efektif berhubungan dengan penampilan kulit dan tidak adanya harapan bagi kesembuhan Setelah diberikan asuhan keperawa tan selama 124 jam pasien mengatakan kecemasan nya menurun. o Berikan penjelasan dengan sering dan informasi tentang prosedur keperawatan o Tunjukkan keinginan untuk mendengar dan berbicara pada pasien bila prosedur bebas nyeri o Libatkan pasien/orang terdekat dalam proses pengambilan keputusan o Kaji status mental, termasuk suasana hati/afek, ketakutan pada kejadian, dan isi pikiran o Identifikasi koping/penanganan situasi stress sebelumnya. o Perhatikan kebutuhan psikologis pasien menurut kehadiran perawat saat diperlukan, pemberian pelayanan keperawatan yang professional dan pelaksanaan penyuluhan bagi pasien dan keluarganya. o Pengetahuan yang

diharapkan menurunkan ketakutan dan ansietas, memperjelas kesalahan konsep dan meningkatkan kerjasama. o Membantu pasien/orang terdekat untuk mengetahui bahwa dukungan tersedia. o Meningkatkan rasa control dan kerjasama, menurunkan perasaan tak berdaya dan putus asa. o Pada awal pasien dapat menggunakan penyangkalan dan represi untuk menurunkan dan menyaring informasi keseluruhan. o Perilaku masa lalu yang berhasil dapat digunakan untuk membantu menerima situasi saat ini o Pengaturan agar anggota keluarga dan setiap teman dekatnya untuk lebih banyak mencurahkan waktu mereka bersama pasien dapat menjadi upaya yang bersifat suportif. 4. Gangguan citra tubuh berhubu-ngan dengan keadaan dan penampilan kulit Setelah diberikan asuhan keperawa tan menyatakan penerimaan situasi diri, bicara dengan keluarga/ orang terdekat tentang situasi peubahan yang terjadi Mandiri o Kaji makna kehilangan/ perubahan pada pasien/oang terdekat o Terima dan akui ekspresi, frustasi, ketergantungan, marah dan rasa berduka. o Dorong interaksi keluarga dan tim rehabilitasi. Kolaborasi o Rujuk ke terapi fisik/kejuruan dan konsul psikiatrik, pelayanan social, psikologis sesuai kebutuhan o Episode traumatic mengakibatkan perubahan tiba-tiba, tidak diantisipasi yang membuat perasaan kehilangan actual/ yang dirasakan. o Penerimaan perasaan sebagai respon normal terhadap apa uang terjadi yang dapat membantu perbaikan o Mempertahankan/ membuka garis komunikasi dan memberikan dukungan terus-menerus pada pasien dan keluarga o Membantu dalam identifikasi cara/ alat untuk meningkatkan/ mempertahankan kemandirian. Pasien dapat memerlukan bantuan lanjut untuk mengatasi masalah emosi mereka bila mereka menetap (contoh : respon pasca trauma) 5. Gangguan keseimba ngan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan dan protein akibat bulla ruptur

Setelah dilakukan tindakan askep selama 1 x 24 jam diharapkan tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan. Dengan criteria hasil : Menunjukan perbaikan keseimbangan cairan dibuktikan oleh haluan urin individu adekuat TTV stabil Awasi tanda vital, CVV. Perhatikan pengisisn kapiler dan kekuatan nadi perifer. Awasi haluan urin dan berat jenis. Observasi warna urin dan hemates se suai indikasi Pertahankan pencatatan kumulatif jumlah dan tipe pemasukan cairan. Timbang berat badan tiap hari. o Lakukan infeksi dan palpasi kulit secara teratur. Memberikan pedoman untuk penggantian cairan dan mengkaji respon kardiovaskuler. Secara umum, penggantian cairan harus dititrasi untuk menyakinkan rata-rata haluan urin 30-50 ml/jam (pada orang dewasa). Urin dapat tampak merah-hitam pada kerusakan otot massif sehubungan dengan adanya darah dan keluarnya mioglobin. Bila terjadi mioglobinuria menyolok minimum haluan urin harus 75-100 ml/jam untuk mencegah kerusakan atau nekrosis tubulus. Penggantian massif atau cepat dengan tipe cairan berbeda dan fluktuasi kecepatan pemberian memerlukan tabulasi ketata untuk mencegah ketidakseimbangan dan kelebihan cairan. Penggantian cairan tergantung pada berat badan pertama dan perubahan bulan selanjutnya.Peningka tan BB 15-20% pada 72 jam pertama selama penggantian cairan dapat diantisispasi untuk mengganti berat sebelumnya Untuk mengetahui adanya edema dan perubahan warna kulit. 7. Resiko infeksi dan sepsis berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit Setelah dilakukan tindakan askep selama 1 x 24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi. Dengan kriteria hasil Mencapai penyenbuhan luka tepat waktu. Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan pasien. Awasi atau batasi pengunjung, bila perlu jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung.

Kaji semua sistem (pernapasan, genitourinaria) terhadap tanda atau gejala infeksi secara kontinue. Berikan antibiotik sesuai indikasi. Ubah posisi sesering mungkin Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan pasien. Awasi atau batasi pengunjung, bila perlu jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung. Kaji semua sistem (pernapasan, genitourinaria) terhadap tanda atau gejala infeksi secara kontinue. Berikan antibiotik sesuai indikasi. Ubah posisi sesering mungkin(sisi potensial intuk pertumbuhan bakteri). Evaluasi Hasil yang diharapkan 1. Mencapai peredaan nyeri pada lesi oral a. Mengidentifikasi terapi yang meredakan rasa nyeri b. Menggunakan obat kumur mulut dan semprotan aerosol mulut yang mengadung larutan antiseptic anastetik c. Minum cairan yang dingin dengan interval 2 jam sekali. 2. Mencapai kesembuhan kulit a. Menyatakan tujuan regimen terapi b. Bekerjasama dalam menjalani regimen terapi rendaman atau mandi c. Mengingatkan petugas kesehatan untuk menaburkan bedak non iritatif dalam jumlah bebas pada sprei tempat tidur 3. Mengalami pengurangan perasaan cemas dan peningkatan kemampuan untuk mengatasi masalah (kemampuan koping) a. Mengutarakan dengan kata-kata keprihatinan pasien terhadap keadaannya, dirinya sendiri, dan hubungannya dengan orang lain b. Turut berpartisipasi dalam perawatan mandir KESIMPULAN Pemfigus vulgaris merupakan penyakit serius pada kulit yang ditandai dengan timbulnya bulla (lepuh) dengn berbagai ukuran (misalnya 1-10 cm) pada kulit yang tampak normal dan membrane ukosa (misalnya mulut dan vagina) (Brunner, 2002) Penyakit pemfigus terdiri dari empat type yaitu : 1. pemfigus vulgaris 2. pemfigus erytomatous

3. pemfigus foliacus 4. pemfigus vegetam pemfigus merupakan penyakit autoimun yang menyerang kulit da membrane mukosa, penyakit ini biasanya terjadi pada daerah oral, aksila, dan vagina. DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3.EGC : Jakarta. Doenges, E., Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.EGC : Jakarta. Phipps & Woods. 1991. Medical Surgical Nursing concepts and Clinical Practice. Fourth Edition. Rahayu, Sri. Course Book. Medikal Surgical Nursing. Unit 1. Intergument System. Sylvia, A. Price. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC : Jakarta. http://www.pemfigus.org.com Adhi, Djuanda Dr. Pengobatan dengan Kortikosteroid Sistemik dalam Dermatologi.http://www.portalkalbe.com. http://www.medicalholistik.com

Anda mungkin juga menyukai