Anda di halaman 1dari 4

NO. 1.

ASPEK Oksigenisasi

DESKRIPSI SITUASI Pemberian terapi O2 dan nebu saat dinas malam tanggal 18 Maret 2014, alat dan tindakan yang dilakukan sudah sesuai SOP. Teknik yang digunakan oleh perawat (Br.R) saat pemberian terapi O2 dan nebu adalah bersih. Klien terpasang O2 3L menggunakan nasal canule dengan paten. Nebu diberikan sesuai dengan jadwal yang seharusnya. Saat pemberian terapi O2 dan nebu, perawat sudah melakukan komunikasi terapeutik dan klien kooperatif saat dilakukan tindakan. Pemberian terapi O2 (penggantian tabung baru) oleh Ns.P saat dinas malam tanggal 19 Maret 2014, alat dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan SOP. Penggantian tabung baru terlihat sulit karena harus memindahkan alat pengukur O2 ke tabung baru dengan menggunakan kunci inggris. Dalam transportasi tabung oksigen dari tempat persediaan ke ruangan perawatan klien tidak menggunakan alat yang sudah tersedia tetapi hanya memutar-mutar tabung. Hal tersebut beresiko tabung jatuh dan mencederai perawat serta penggantian tabung O2 terlihat lebih lama.

2.

Nutrisi, Cairan dan Elektrolit

Dalam pemenuhan kebutuhan makan dan minum klien, perawat hanya mengingatkan untuk menghabiskan

makanan yang sudah diberikan oleh petugas gizi. Untuk perhitungan kebutuhan kalori per hari klien, dilakukan oleh petugas gizi. Untuk pemenuhan cairan tubuh klien yang terpasang infus, keluarga pasien biasanya memanggil perawat untuk mengganti cairan infus jika cairan infus klien sudah mulai habis. Lalu perawat atau mahasiswa mengganti cairan infus sesuai kebutuhan klien berdasarkan kebutuhan cairan yang tertera didalam status perawatan klien. Perawat tidak

mengidentifikasi jenis cairan yang diberikan apabila cairan infus habis (tidak melihat status/instruksi dokter). Selama observasi saat pasien atau klien mengatakan bahwa cairan infus telah habis terkadang perawat sedang melakukan tindakan yang lain. Bagi pasien-pasien yang membutuhkan observasi ketat, perawat melakukan pemantauan intake output pasien.

Eliminasi

Saat dinas malam tanggal 18 Maret 2014 semua klien yang menggunakan kateter, urin output-nya dibuang oleh perawat (Zr.N) dan dicatat jumlah urin sebelum dibuang. Teknik yang digunakan saat pembuangan urin dari urin bag adalah bersih. Perawat yang membuang urin pasien menggunakan sarung tangan. Urin ditampung dengan ember baru setelah itu dibuang. Perawat juga sudah melakukan komunikasi, yaitu meminta izin kepada pasien serta mengakhiri komunikasi dengan pasien. Saat dinas malam tanggal 19 Maret 2014, klien yang post op kurang dari 2 hari ingin ke kamar mandi untuk BAB. Namun klien belum boleh turun dari bed. Perawat menawarkan untuk BAB menggunakan pispott, namun klien merasa enggan dan akhirnya mengatakan untuk tidak jadi BAB. Pasien yang tidak terpasang kateter, dapat BAK di kamar mandi atau menggunakan pispott atau urinal yang dibantu oleh keluarga. Pembuangan urin dilakukan oleh keluarga pasien yang sebelumnya telah diajarkan terlebih dahulu oleh perawat. Pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB pasien yang tidak bisa ke kamar mandi, menggunakan pispot difasilitasi oleh perawat atau keluarga.

4.

Rasa (Nyeri)

nyaman

Berdasarkan hasil observasi dari tgl 17 sampai dengan 19 maret 2014, perawat sudah memberikan intervensi untuk rasa nyaman : nyeri. Seperti ketika memberikan injeksi obat IV, melakukan wound care (perawatan luka), pemasangan infus atau pengambilan spesimen darah, perawat

mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam serta teknik distraksi dengan cara berkomunikasi dengan klien.

Saat dinas siang tanggal 18 Maret 2014, perawat meningkatkan rasa nyaman klien saat melakukan tindakan. Teknik relaksasi dianjurkan perawat pada klien untuk meningkatkan rasa nyaman. Saat dinas malam tanggal 19 Maret 2014 klien dengan post op day 1 urologi yang mengeluh nyeri ulu hati. Perawat (Br.R) melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter jaga urologi namun tidak ada jawaban. Perawat langsung melakukan manajemen nyeri dengan pemberian terapi ranitidin 1 ampul. Perawat tidak menggunakan sarung tangan saat injeksi. Prinsip yang digunakan bersih. Saat injeksi ranitidin, perawat tidak memasukkan obat melalui triway (jalur khusus obat) tapi perawat malah memasukkan obat melalui karet dengan melakukan disinfektan terlebih dahulu. Perawat menjelaskan tujuan pemberian terapi dan menganjurkan klien untuk

mendengarkan musik sebagai alternatif teknik distraksi. Komunikasi yang digunakan perawat sudah terapeutik dan perawat mengakhiri interaksi dengan baik.

5.

Istirahat tidur

Berdasarkan observasi dari tanggal 17 - 19 Maret 2014, perawat sudah memberikan intervensi pada pasien dengan gangguan istirahat tidur. Seperti ketika saat dinas malam terdapat dua pasien yang mengalami gangguan istirahat tidur, perawat langsung memberikan intervensi kepada pasien dengan cara menanyakan penyebab pasien tidak bisa tidur dan ketika mengetahui bahwa alasan pasien tersebut tidak bisa tidur karena nyeri perawat lalu memberikan obat penghilang nyeri pada pasien tersebut. Berdasarkan hasil observasi tanggal 17 19 Maret 2014, terdapat 10 pasien dengan self care, 14 pasien dengan partial care, tiga pasien dengan total care. Perawat

6.

Aktivitas

memberikan posisi yang nyaman bagi pasien pada saat bedmaking dan setelah ganti balutan dan membantu mengatur kembali posisi nyaman bila pasien membutuhkan. Berdasarkan hasil observasi pada 14 pasien dengan partial care dapat memenuhi kebutuhan aktivitas seharihari dengan bantuan keluarga dan perawat. 10 pasien dengan self care dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa bantuan dari keluarga maupun perawat. Tiga pasien dengan total care untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dibantu total oleh perawat dan keluarga. Perawat

memberikan edukasi pada

keluarga mengenai tindakan

mobililsasi pasif dan aktif pada pasien yang mengalami tingkat ketergantungan total. Perawat juga memberikan edukasi pada keluarga dan pasien mengenai pentingnya ambulasi dini. Berdasarkan hasil observasi tanggal 17 19 Maret 2014 tentang kebersihan diri pasien sudah dilakukan perawat dengan menyiapkan dan membagiakan 1 ember air hangat ketiap pasien pada pukul 05.00. Untuk aktivitas kebersihan diri ini dilakukan oleh keluarga pasien dan pada pasien yang memerlukan perawatan total, kebersihan diri pasien ini dilakukan oleh perawat dengan prosedur yang sesuai seperti memakai sarung tangan dan persiapan alat mandi yang sesuai.

7.

Kebersihan diri

Anda mungkin juga menyukai