Anda di halaman 1dari 4

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2013) 1-4

Perencanaan Embung Kedungwungu Kabupaten Blitar


Muhammad Abdul Rahman, Abdullah Hidayat Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail : abdullah@ce.its.ac.id

Abstrak- Pada musim kemarau warga Desa Kedungwungu kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur gali yang ada kering dan harus mengambil dari tempat yang jauh. Sungai yang ada pada musim penghujan dapat ditemukan banyak air atau muka air sungai tinggi, menjadi dangkal pada saat musim kemarau. Dari identifikasi data curah hujan 22 tahun dan topografi, pembangunan embung merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam mengatasi kekurangan air di Desa Kedungwungu. Perhitungan perhitungan yang dilakukan dalam perencananaan Embung Kedungwungu ini meliputi analisa kebutuhan air menggunakan metode linier geometri, analisa kapasitas tampungan menggunakan lengkung kapasitas dan kurva massa, perhitungan curah hujan rencana menggunakan metode pearson type III , debit rencana menggunakan metode hidrograf Nakayasu, penelusuran banjir menggunakan metode tahap demi tahap (step by step), analisa spillway, analisa tubuh bendungan, serta analisa kestabilan spillway terhadap guling, geser, tegangan tanah dan ketebalan lantai, analisa kestabilan tubuh bendungan terhadap longsor pada saat kondisi embung masih kosong, pada saat muka air maksimum (banjir), pada saat elevasi muka air tinggi muka air maksimum, pada saat elevasi muka air tinggi air maksimum dan pada saat elevasi muka air sama dengan elevasi dead storage. Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2035 sebanyak 9.247 jiwa dengan kebutuhan air per orang 100 lt/org/hr, kebutuhan air rencana 11,773 m3/dtk, kapasitas tampungan sebesar 220.277,68 m3, curah hujan rencana periode ulang 25 tahun sebesar 131,999 mm, debit rencana periode ulang tahun sebesar 50.611 m3/detik,mercu spillway menggunakan mercu Ogee Tipe I dengan elevasi mercu pada +224.00 dan elevasi muka air banjir pada + 225.08. Tubuh bendungan menggunakan urugan tanah dengan kemiringan hulu dan hilir tubuh bendungan adalah 1 : 2, elevasi puncak berada pada + 227.50 dan elevasi dasar berada pada + 215.00. Tinggi jagaan tubuh bendungan dipakai sebesar 2,50 meter. Tubuh bendungan dan spillway dinyatakan aman terhadap gaya gaya yang terjadi. Sedangkan saluran pengambilan menggunakan pipa HDPE diameter 0,20 m yang selanjutnya ditampung di bak penampungan air. Kata kunci: kebutuhan air, embung, spillway

I. PENDAHULUAN Desa Kedungwungu terletak di Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar yang memiliki luas 619 ha, dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Desa Selopuro, sebelah timur berbatasan dengan Desa Umbulsongo, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bumiayu, sebelah barat berbatasan dengan Desa Sukorejo Jinglong. Jarak dari Desa Kedungwungu ke pusat pemerintahan Kota Blitar sejauh 25 km. Jumlah penduduk Desa Kedungwungu tahun 2010 sebanyak 4.590 jiwa dengan jumlah rumah tangga 1.465 keluarga. Mata pencaharian penduduk adalah petani, buruh tani, dagang, dan jasa. Pada musim kemarau warga Desa Kedungwungu kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur gali yang ada kering dan harus mengambil dari tempat yang jauh. Sungai yang pada musim penghujan dapat ditemukan banyak air atau muka air sungai tinggi, menjadi dangkal pada saat musim kemarau. Kondisi masyarakat yang berada di Desa kedungwungu merupakan masyarakat menengah ke bawah dan terbanyak merupakan masyarakat miskin dengan penghasilan yang rendah, dengan kondisi tersebut banyak masyarakat yang tidak mampu untuk membeli air. Kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan, daerah perindustrian dan akan dipenuhi oleh PDAM Blitar. Pemenuhan kebutuhan air untuk masyarakat pedesaan belum dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar. Untuk mengatasi permasalahan kekeringan di Desa Kedungwungu saat musim kemarau, maka perlu adanya embung. Embung ini berfungsi untuk menyimpan air hujan pada saat musim penghujan dan dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau. Adapun lokasi embung ini berada di wilayah Desa Kedungwungu Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar. Luas daerah pengaliran sungai Embung Kedungwungu adalah 1,998 km2, sedangkan panjang sungai utama ( Kali Suru ) 1,80 km dengan lebar sungai 2 3 m. Morfologi di sekitar Embung Kedungwungu ini merupakan satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang-tinggi, daerah rencana genangan Embung Kedungwungu dikelilingi morfologi yang cukup tinggi 250 m dpl, dasar sungai 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.1, (2013) 1-4 dengan ketinggian + 215 m, bukit tumpuan kanan dan kiri ketinggian berkisar + 230 m dpl, lebar lembah sungai berkisar antara 90 - 110 m. Alur sungai tersebut terutama pada bulan Agustus mengering, termasuk jenis sungai intermitten dimana pada musim hujan air mengalir dan musim kemarau sedikit aliran - tidak ada aliran. Kondisi morfologi dan jenis alur sungai yang kecil dengan luas daerah pengaliran sungai 1,998 km2 maka cukup baik untuk dibuat suatu embung dalam mengatasi kekurangan air di Desa Kedungwungu. II. METODOLOGI Konsep penyelesaian pada perencanaan yang dipakai dalam penulisan tugas akhir ini adalah untuk melakukan perencanaan apakah Embung Kedungwungu ini mampu menampung kebutuhan air penduduk pada musim penghujan dan dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau. Urutan konsep penyelesaian yang dipakai adalah sebagai berikut:

analisa data, didapatkan kebutuhan air penduduk sebesar 11,773 liter/ detik. B. Analisa kapasitas Tampungan

Gambar 2.Grafik Hubungan Elevasi, Luas Genangan dan Volume

Analisa kapasitas tampungan didapatkan dari data topografi. Dari analisa ini didapatkan grafik hubungan antara elevasi dengan luas volume suatu waduk. Dari hasil perhitungan didapatkan grafik seperti pada gambar 2. Dari hasil analisa perubahan volume waduk akibat debit inflow dan outflow. Debit inflow didapat dari perhitungan debit andalan, sedangkan debit outflow diperoleh dari perhitungan evaporasi dan perhitungan kebutuhan air penduduk. Maka dari hasil analisa tersebut yaitu : Kapasitas mati = 1.998,00 m3 Kapasitas efektif = 218.279,681 m3 Kapasitas Total = Kap. Mati + Kap. Efektif = 1998,00 m3 + 218.279,681 m3 = 220.277,68 m3 Jika diplotkan pada grafik lengkung kapasitas, maka didapatkan elevasi + 223,95 + 224 yang digunakan sebagai elevasi rencana mercu bendung. Selanjutnya dapat di buat kurva massa yang terhadap debit inflow dan kebutuhan air.

Gambar 1.Langkah pengerjaan tugas akhir.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 3. Kurva Massa Debit Inflow dan Kebutuhan Air

A. Proyeksi Kebutuhan Air Penduduk Metode yang digunakan dalam memproyeksi pertumbuhan penduduk adalah Metode Linear Geometri [1], dari hasil analisa penduduk didapatkan jumlah penduduk pada tahun 2035 adalah 9.247 jiwa. Dalam menentukan kebutuhan air digunakan besaranbesaran yang mengacu pada dasar- dasar perencanaan dan evaluasi kebutuhan air bersih yang telah ada. Dari hasil

C. Analisa Data Curah Hujan Data curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan. Namun dari hasil analisa metode Thiessen Polygon ini hanya ada satu stasiun hujan saja yaitu stasiun Kaulon [2].

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.1, (2013) 1-4 D. Analisa Distribusi Frekuensi Analisa distribusi frekuensi ini dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah hujan rencana yang ditetapkan. Untuk keperluan analisa ditetapkan curah hujan dengan periode ulang tertentu dengan menggunakan metode Pearson Type III, diperoleh harga curah hujan periode ulang 25 tahun yaitu 131,999 mm. E. Perhitungan Debit Banjir Rencana Untuk membuat hidrograf banjir pada sungaisungai yang tidak ada atau sedikit sekali data hidrograf banjirnya, maka perlu dicari karakteristik atau parameter daerah pengaliran tersebut terlebih dahulu, misalnya waktu untuk mencapai puncak hidrograf, lebar dasar saluran luas, kemiringan saluran, koefisien limpasan dan sebagainya. Dalam perhitungan hidrograf satuan spillway pada Embung Kedungwungu ini digunakan metode hidrograf sintetik Nakayasu [3] yaitu grafik hubungan antara debit yang mengalir dan waktu. Dengan menggunakan grafik hidrograf Nakayasu kemudian dapat dihitung debit maksimum terbesar pada periode ulang 25 tahun adalah sebesar 50,611 m3/ detik. Penelusuran Banjir Tujuan penelusuran banjir adalah untuk mengetahui daya tampung embung terhadap banjir rencana yang terjadi. Dasar perhitungannya adalah : = I = Debit air yang masuk ke dalam waduk (m3/detik) O = Debit air yang keluar ke dalam waduk (m3/detik) ds/dt= Debit air yang tertahan ke dalam waduk (m3/detik) F.

dengan lebar 15 m. Direncanakan lengkap dengan bagianbagiannya, yaitu : saluran pengatur, saluran transisi, saluran peluncur lurus, saluran peluncur terompet dan kolam olak tipe I serta saluran tambahan [4]. Analisa hidrolika bangunan spillway secara lengkap dapat dilihat pada [2]. Gambar desain spillway dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5.Desain Spillway

Dalam perencanaan spillway juga dihitung stabilitas bangunannya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1. Dan dari hasil analisa stabilitas spillway dapat disimpulkan bahwa spillway yang direncanakan masih aman.
Tabel 1 Hasil Anlisa Stabilitas Spillway

H. Perencanaan Bendungan Tubuh bendungan direncanakan dengan tipe homogen berupa urugan tanah (earth fill), dimana material tanah diambil dari daerah genangan atau sekitar lokasi embung. Dalam perencanaannya perlu diperhatikan beberapa langkah perhitungan [4], yaitu : 1. Menentukan tinggi jagaan 2. Menentukan tinggi puncak bendungan 3. Menentukan lebar mercu bendungan 4. Menentukan kemiringan lereng urugan 5. Menentukan garis depresi 6. Analisa Stabilitas
Gambar 4. Grafik Inflow dan Outflow

Hasil analisa penelusuran banjir [2] didapatkan hidrograf banjir seperti gambar 4. Dari perhitungan penelusuran banjir didapatkan debit outflow sebesar 37,024 m3/ detik. G. Perencanaan Spillway Bangunan pelimpah merupakan suatu bangunan yang harus mampu melimpahkan kelebihan air dari debit banjir yang akan dibuang sehingga kapasitas bendungan dapat dipertahankan sampai batas maksimum. Direncanakan memakai tipe mercu ogee. Tinggi spillway adalah 3 m

Dari hasil perhitungan didapat : tinggi jagaan = 2,5 m, tinggi puncak bendungan 12,5 m, lebar mercu bendungan 6 m, kemiringan lereng urugan didapat perbandingan horizontal : vertikal = 2 : 1. Untuk analisa garis depresi dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Garis Depresi Dengan Drain Tumit

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.1, (2013) 1-4 Dari analisa stabilitas tubuh bendungan Embung Kedungwungu dapat disimpulkan pada Tabel 2. Kesimpulan stabilitas tubuh bendungan pada Tabel 2 dianalisa dalam dua kondisi, yaitu kondisi tanpa memperhitungkan faktor gempa (kondisi normal) dan kondisi dengan memperhitungkan faktor gempa. Dari hasil analisa stabilitas tubuh bendungan dapat disimpulkan bahwa tubuh bendungan sisi upstream maupun downstream yang direncanakan masih aman.
Tabel 2 Hasil Anlisa Stabilitas Tubuh Bendungan

- Panjang kolan olak =6m - Tipe kolam olak = USBR tipe 3 4. Dimensi tubuh bendungan : - Lebar mercu =6m - Tinggi bendungan = 12,5 m - Elevasi mercu = +227.50 - Kemiringan lereng hulu =1:2 - Kemiringan lereng hilir =1:2 5. Dari perhitungan kestabilan terhadap pelimpah dan tubuh bendungan, maka dinyatakan pelimpah dan tubuh bendungan aman pada saat muka air normal maupun pada saat muka air banjir. UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillahirobbilngalamin segala puji penulis panjatkan kepada kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehinga saya YC dapat menyelasaikan penulisa ini. Tidak lupa penulis ucapkan banyak terimakasih kepada kedua orangtua (bapak dan ibu), kepada bapak dosen pembimbing Ir. Abdullah

Denah Embung Kedungwungu Setelah diketahui perencanaan bangunan spillway dan bendungan. Gambar perencanaan denah secara lengkap dapat dilihat pada gambar 7.

I.

Hidayat,SA, MT dan semua pihak yang telah membantu penulis slama ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] [2] [3] [4] Pekerjaan Umum, Dirjen. 1986. Kriteria Perencanaan 02 Bangunan Utama. PU Bina Buana Raya, PT. 2010. SID Embung Kedungwungu Blitar. Surabaya Sosrodarsono, S., Takeda, K. 2006. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita Sosrodarsono, S., Takeda, K. 2002. Bendungan Tipe Urugan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita

Gambar 7. Denah Embung Kedungwungu

IV. KESIMPULAN A. Kesimpulan Dari uraian dan perhitungan pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa : 1. Jumlah kebutuhan air total pada tahun 2035 sebesar 11,773 liter/ detik. 2. Ketersediaan air pada Embung Kedungwungu dari analisa kebutuhan air penduduk dan curah hujan andalan yang ada sebesar 218.279,681 m3. Kapasitas mati sebesar 1.998 m3 dan kapasitas total tampungan sebesar 220.277,68 m3. Dari kapasitas tampungan total tersebut mampu memenuhi kebutuhan air penduduk di Desa Kedungwungu. 3. Dimensi spillway : - Tipe mercu = Ogee I - Lebar pelimpah = 15 m - Panjang sal. Transisi =7m - Panjang sal. Peluncur lurus = 20 m - Panjang saL.Peluncur terompet = 16 m 4

Anda mungkin juga menyukai