PENDAHULUAN
1.
Umum
Perkembangan jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan
raya semakin hari semakin bertambah banyak seiring dengan bertambahnya
jumlah kendaraan bermotor di wilayah Kab. Lumajang yang hampir tidak
dapat dibendung, menyebabkan disetiap ruas jalan raya pada jam-jam
tertentu sering mengalami kepadatan dan keruwetan ditambah lagi dengan
perilaku dari para pengendara ranmor yang tidak baik dan cenderung
melakukan pelanggaran lalu lintas sehingga keadan jalan raya kelihatan
semakin ruwet dan sangat berpotensi menyebabkan laka Lantas.
Dalam rangka menciptakan situasi berlalu lintas yang aman dan nyaman
bagi pengendara ranmor, maka perlu dilakukan kegiatan-kegiatan kepolisian
lalu lintas yang bersifat preventif edukatif berupa penjagaan, patroli dan
pengaturan lalu lintas pada jam-jam tertentu serta kegiatan represif berupa
penindakan pelanggaran lalu lintas dengan tilang dengan maksud untuk
memberikan efek jera bagi pengendara kendaraan bermotor untuk tidak
melanggar lagi.
Guna memperoleh kesamaan pemahaman dan kesamaan tindak bagi
anggota Sat Lantas Polres Lumajang dalam pelaksanaan penindakan
terhadap pelaku pelanggaran lalu lintas dengan menggunakan blanko tilang,
maka perlu diberikan buku Standar Operaisional Prosedu (SOP) penggunaan
blanko tilang sebagai pedoman penindakan pelanggaran lalu lintas
menggunakan blanko tilang.
2 / 2. Maksud ..
2.
3.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup poenyusunan buku Standar Operaisional Prosedu (SOP)
penggunaan blanko tilang ini dibatasi penyajiannya tentang tata cara dan
petunjuk penyelesaian perkara pelanggaran lalu lintas jalan tertentu
menggunakan blanko tilang.
4.
Tata Urut
a. Pendahuluan
1)
Umum
2)
Maksud dan tujuan
3)
Ruang lingkup
4)
Tata Urut
b. Dasar kebijaksanaan
c. Pengertian
1)
Pelanggaran lalu lintas jalan tertentu
2)
Penyidik
3)
Blanko Tilang
4)
Terdakwa
5)
Tabel pelanggaran dan uang titipan
6)
Petugas khusus
7)
Tabel uang titipan
8)
Uang denda
3 / 9) Angka ..
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
Angka pinalti
Wakil
Struk ( Bonggol)
Penyitaan
Penitipan
Barang Sitaan
Barang titipan
Petugas keuangan tilang (Pekutil)
Penyidik Polri
d. Pelaksanaan
1)
Ketentuan umum
2)
Penindakan terhadap terdakwa
3)
Kegiatan kesatuan penyidik
4)
Hal hal yang perlu diperhatikan
5)
Prosedur standar penggunaan blanko tilang
e. Administrasi
f. Penutup
II.
DASAR KEBIJAKSANAAN
1. Dasar hukum
a. Undang-undang No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
b. Undang-undang No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia
c. Undang-undang RI No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan
Jalan.
2.
3.
III.
PENGERTIAN
1. Pelanggaran lalu lintas jalan tertentu
Adalah suatu pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan lalu
lintas dan angkutan jalan yang berlaku, yang dilakukan oleh seseorang
dijalan baik dengan menggunakan kendaraan bermotor atau tidak bermotor,
maupun pejalan kaki sedemikian rupa sehingga mudah untuk dibuktikan.
Sesuai dengan pasal 211 KUHAP, maka yang dapat digolong kan dengan
pelanggaran Lalu Lintas Jalan tertentu adalah :
a. Mempergunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi,
membahayakan ketertiban atau keamanan lalu lintas, yang mungkin dapat
menimbulkan kerusakan pada jalan.
b. Mengemudian kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan
Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Uji Kendaraan ( STUK) yang
sah atau tanda bukti lainnya yang diwajibkan menurut ketentuan
perundang-undangan lalu lintas jalan atau ia dapat memperlihatkan tetapi
masa berlakunya sudah kadaluwarsa.
c. Membiarkan atau memperkenankan kendaraan bermotor dikemudikan
oleh orang yang tidak memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM)
d. Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas
jalan tentang penomoran, perorangan, peralatan, perlengkapan,
pemuatan, kendaraan dan syarat penggadengan dengan kendaraan lain.
e. Membiarkan kendaraan bermotor yang ada dijalan tanpa melengkapi plat
nomor kendaraan bersangkutan.
f. Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu
lintas jalan dan atau isyarat alat pengatur lalu lintas jalan, rambu-rambu
atau tanda yang ada dipermukaan jalan.
g. Pelanggaran terhadap ketentuantentang ukuran dan muatan yang
diijinkan, cara menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau cara
memuat dan membongkar barang.
h. Pelanggaran terhadap ijin trayek, jenis kendaraan yang diperbolehkan
beroperasi dijalan yang ditentukan.
Bila dilihat dari kemungkinan akibat kefatalan yang berpeluang atas
kejadiannnya suatu pelanggaran lalu lintas jalan tertentu, dikaitkan dengan
berat ringannya vonis hakim, maka jenis-jenis pelanggaran lalu lintas jalan
tertentu dalam juknis ini diklasifikasikan sebagai pelanggaran ringan, sedang
dan berat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan lalu lintas dan
angkutan jalan yang berlaku sebagaimana daftar terlampir / tabel
pelanggaran pada blanko tilang.
5 / 1. Penyidik .....
2.
Penyidik
Adalah petugas yang melakukan penindakan terhadap pelanggar lalu
lintas jalan tertentu dengan menggunakan blanko tilang.
3.
Blanko tilang
Adalah lembaran / blanko yang diberikan oleh penyidik kepada terdakwa
pelanggaran lalu lintas, sebagai bukti bahwa terdakwa telah melakukan satu
atau lebih pelanggaran lalu lintas jalan tertentu.
4.
Terdakwa
Adalah seseorang yang telah melakukan pelanggaran lalu lintas jalan
tertentu dan telah mendapat tindakan dari penyidik untuk diajukan kesidang
pengadilan.
5.
6 / 6. Petugas .....
6.
Petugas Khusus
Adalah petugas Polri yang ditunjuk berdasarkan surat perintah dari kepala
satuan kewilayahan setempat untuk menerima penyerahan uang titipan
terdakwa bila kantor bank BRI sebagai tempet penyetoran tutup (diluar jam
kerja, hari libur / hari raya ) untuk selanjutnya segera menyerahkan uang
titipan tersebut bila kantor Bank BRI telah dibka kembali.
7.
8.
Uang denda
Adalah sejumlah uang yang harus dibayar tunai oleh terdakwa atas
putusan hakim disidang pengadilan tilang atau uang titipan terdakwa yang
berdasarkan keputusan hakim sidang pengadilan tilang dirubah menjadi uang
denda oleh eksekutor (jaksa).
9.
Angka pinalti
Adalah angka yangdiberikan kepada terdakwa oleh penyidik atas satu/
lebih pelanggaran lalu lintas jalan tertentu dan atau yang dilakukan secara
berulang.
Manakala seseorang terdakwa (pengemudi) telah diberikan angka pinalti
mencapai jumlah maksimal yang ditetapkan, maka terdakwa tersebut dapat
dianggap kurang cakap mengemudikan kendaraan bermotor dan harus
mengikuti uji ulang baik teori maupun praktek mengemudi, dan sementara itu
SIM yang bersangkutan dibatalkan.
Angka maksimal adalah 36 (tiga puluh enam) untuk setiap terdakwa
berdasarkan jenis kendaraan yang digunakan, dengan perhitungan nilai
pinalti sebagai berikut :
a. Untuk sepeda motor dan selanjutnya adalah 3 (tiga). Berarti bahwa
seseorang yang pertama kali melanggar dengan menggunakan sepeda
motor, ia mendapat angka penalti 3. Sehingga bila ia telah melanggar
sebanyak 12 (dua belas) kali, maka yang bersangkutan memperoleh
angka pinalti maksimal yaitu 3x12=36.
b. Untuk mobil penumpang umum pick up adalah 9 (sembilan). Bila
melanggar 4 (empat) kali, maka yang bersangkutan memperoleh angka
pinalti maksimal yaitu 9x4=36.
7 / c. Untuk .....
3)
Pelanggaran berganda
Yaitu pelanggaran yang jumlahnya lebih dari 1 (satu) jenis
pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang dalam 1 (satu) kali
kejadian pelanggaran.
Yaitu pelanggaran yang dlihat dari akibat yang dapat ditimbulkan
berpeluang terjadinya fatalitas bagi korban atas kejadian itu
pelanggaran tersebut terinci pada tabel pelanggaran dan uang
titipan pada buku tilang.
10. Wakil
Adalah seseorang yang bekerja dilingkungan kesatuan (bukan POLRI
maupun PNS) yang ditunjuk atau ditugaskan oleh Polri/ Kepala Satuan
setempat berdasarkan surat perintah untuk mewakili terdakwa di sidang
pengadilan perkara pelanggaran lalu lintas jalan tertentu.
11. Sruk (bonggol)
Adalah potongan setiap lembaran blanko tilang yang dipegang penyidik
untuk bahan/ alat pengawasan pimpinan/ Kepala Satuan penyidik yang
bersangkutan, dan digunakan untuk perhitungan pengambilan uang insentif
bagi Ka unit penyidik sesuai dengan index yang telah ditentukan.
8 / 12. Penyitaan .....
12. Penyitaan
Adalah rangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau
penyimpanan dibawah penguasaannya atas barang/ benda milik atau yang
ada pada terdakwa, sehubungan dengan pelanggaran lalu lintas jalan
tertentu yang diperlukan sebagai barang bukti karena terdakwa menolak/
tidak setuju atau sangkaan penyidik untuk kepentingan pembuktian dalam
sidang pengadilan.
13. Penitipan
Adalah penyerahan barang/ benda milik terdakwa yang berhubungan
dengan suatu pelanggaran lalu lintas jalan tertentu kepada penyidik karena
terdakwa setuju/ menerima sangkaan penyidik atas pelanggaran yang
dilakukannya, diperlukan sebagai jaminan dalam kewajiban terdakwa
menyetor uang titipan di kantor Bank (BRI) petugas khusus yang ditunjuk.
14. Barang sitaan
Adalah barang bukti yang disita oleh penyidik milik terdakwa (SIM, STNK,
Kendaraan, dsb) sehubungan dengan pelanggaran lalu lintas jalan tertentu
untuk kepentingan pembuktian di sidang pengadilan.
15. Barang titipan
Adalah barang jaminan yang diterima penyidik dari penyerahan terdakwa
sehubungan dengan pelanggaran lalu lintas jalan tertentu yang dipergunakan
sebagai jaminan atas kesediaan terdakwa menyetorkan uang titipan di Bank
(BRI)/ petugas khusus yang ditunjuk.
16. Petugas keuangan tilang (Pekutil)
Adalah petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan pengelolaan dukungan
biaya insentif dan dukungan administrasi penggunaan blanko tilang. Petugas
keuangan tilang menyerahkan dukungan insentif petugas sesuai index yang
ditetapkan sesuai bonggol blanko tilang yang dikembalikan oleh penyidik
sesuai jumlah berkas perkara tilang yang diserahkan/ disidangkan
pengadilan.
17. Penyidik Polri
Adalah penyidik/ penyidik pembantu dan penyidik sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5,6,7 dan 11 KUHAP .
a. Dalam hal penyidik/ penyidik pembantu dan penyidik menggunakan
pakaian uniform/ dinas maka :
9 / 1) Untuk .....
1)
IV.
PELAKSANAAN
1. Ketentuan Umum
a. Persyaratan
Penggunaan blanko tilang dalam penindakan terhadap pelanggar
lalu lintas jalan tertentu dilaksanakan untuk kepentingan peradilan sesuai
dengan persyaratan sebagai berikut :
1)
Dasar hukum
Penindakan
dengan
menggunakan
blanko
tilang
berdasarkan Bab XVI bag VI paragraph 2 KUHAP dari pasal 211
sampai dengan pasal 216 KUHAP beserta penjelasannya.
2)
Penindakan
Yang berwenang melakukan penindakan terhadap perkara
pelanggaran lalu lintas jalan tertentu adalah :
a)
Penyidik/ penyidik pembantu
b)
Penyidik baik atas perintah maupun tidak dari penyidik/
penyidik pembantu dengan menggunakan blanko tilang yang
ditanda tangani oleh penyidik/ penyidik pembantu sebelum
penindakan tersebut dilaksanakan.
3)
Blanko tilang
a)
Sesuai standar spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dan
dicetak oleh Ditlantas Polri
b)
Merupakan penyaluran/ pendistribusian dari Mabes Polri
(Ditlantas Polri), dan tidak dibenarkan untuk mencetak/
mengadakan sendiri.
10 / c) untuk .....
10
c)
d)
4)
5)
b. Penggolongan
Kegiatan-kegiatan dan tata cara yang dilaksanakan dalam
menindak terdakwa pelanggaran lalu lintas jalan tertetu dengan
menggunakan blanko tilang, dalam buku petunjuk teknis ini
pelaksanaannya digolongkan atas kegiatan :
1)
Penindakan terhadap pelanggar
Adalah tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan oleh
penyidik terhadap terdakwa sehubungan dengan terjadinya
pelanggaran lalu lintas jalan tertentu.
2)
2.
11
2)
12 / b) Penulisan .....
12
b)
c)
13
(k)
14
(2)
b)
c)
d)
4)
15 / b) Lembar .....
15
b)
c)
5)
d)
16
(3)
(4)
(5)
e)
17 / 6) Tahap .....
17
6)
7)
18
(3)
(4)
d)
3.
19
5)
20
4)
5)
d. Petugas khusus
1)
Menerima penyetoran uang titipan dari terdakwa dengan lembar
tilang warna biru, dalam hal penyetoran tidak dilaksanakan di
kantor bank (BRI) karena tutup (diluar jam kerja, hari raya/libur,
Dsb)
2)
Memberikan bukti penitipan (Bukti setor) setelah di cap dan
ditandatangani, kepada terdakwa yang telah menyetorkan titipan
uang kepadanya.
3)
Dengan lembar tilang warna biru selanjutnya menyetorkan dengan
segera ke kantor bank (BRI) titipan yang diterima dari terdakwa
setelah kantor bank buka.
4)
Menyimpan tanda bukti setor dari bank dan menyerahkan surat
tilang warna biru kepada petugas penyerah perkara serta mencatat
semua kegiatan tersebut diatas dalam buku register / blanko yang
telah di tentukan.
5)
Melaporkan setiap kegiatannya kepada Ka Kesatuan secara
periodik
e. Terdakwa
1)
Menandatangani surat tilang (lembar merah dan biru) pada kolom
yang telah disediakan apabila menunjuk wakil di sidang dan
sanggup menyetor uang titipan di bank ditunjuk.
2)
Menyetor uang titipan kepada petugas khusus bila kantor bank
(BRI) yang ditunjuk untuk menerima penyetoran uang titipan
terdakwa tutup, karena hari raya, libur, diluar jam kerja, dan
sebagaianya.
3)
Menyerahkan lembar tilang warna biru yang telah ditandatangani /
di cap petugas kepada pendidik yang mengelola barang titipan
tersebut.
4)
Menerima tanda bukti setor dari petugas khusus (Polri) apabila
penyetor uang titipan terpaksa dilakukan di luar jam kerja bank
(BRI).
21 / 5) Menerima .....
21
5)
6)
22
3)
4.
5.
23
2)
24
5)
V.
ADMINISTRASI
1. Dukungan administrasi dan logistik menggunakan sarana dan prasarana
yang tersedia.
2. Sistem laporan menggunakan petunjuka administrasi umum.
3. Anggaran biaya menggunakan anggaran rutin/ yang tersedia.
4. Pembentukan TIM Pokja Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
penggunaan blanko tilang pada Sat Lantas Polres Lumajang dengan Surat
Perintah Kapolres Lumajang.
VI.
PENUTUP
TRIYANTO
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 63060321