Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Di lingkungan Nikolaus Jetis Depok dan Paroki Santo Petrus dan Paulus merupakan sebuah lingkungan yang banyak dihuni para janda Katolik. Mereka menyandang predikat janda karena berbagai alasan yang

melatarbelakangi. Seperti ditinggal suami untuk cari kepuasan diri dan karena suami sudah dipanggil Tuhan. Sementara tanggungjawab mereka masih cukup berat yaitu membesarkan anak-anaknya di zaman seperti sekarang ini. Dengan melihat beban yang harus ditanggung oleh para janda tersebut cukup berat, maka kami tergerak untuk membantu sedikit, menyadari beban mereka dengan memberikan pendampingan iman supaya mereka mampu dan tabah menghadapi cobaan dan beban di pundak yang cukup berat tersebut dengan tetap mendekatkan diri dan berserah diri kepada kuasa Tuhan. Adapun bentuk kegiatan yang sudah kami coba adalah doa rutin di lingkungan dan arisan ibu-ibu lingkungan Nikolaus serta ikut anggota koor di lingkungan. Selain itu kami berusaha untuk menjadi sahabat curhat bagi mereka dengan mengadakan kunjungan ke rumah-rumah secara tidak resmi. Sebab dengan cara ini lebih efektif untuk mendekati mereka dan mendengarkan keluh kesah tentang masalah keluarga mereka.

Selain lingkungan Nikolaus Jetis Depok juga melibatkan para janda dan duda Katolik di wilayah Sendang Rejo Sendang Sari Paroki Klepu yang keseluruhannya mencakup : a. Lingkungan Thomas Ngagul-agulan Yang diketuai oleh Bapak Agustinus Gunarto dengan jumlah umatnya 195 orang yang terdiri dari antara lain janda ada 5 orang dan duda 2 orang. b. Lingkungan Ignatius Loyola Ngagul-agulan Diketuai oleh Bapak Y. Sukarno Suprihatin dengan jumlah umatnya 68 orang yang terdiri dari antara lain janda ada 3 orang dan duda 1 orang. c. Lingkungan Maria Mulus Purbo Ngaranan Diketuai oleh YB. Kamiyo dengan jumlah umat keseluruhan ada 76 orang, dimana jandanya ada 5 orang dan dudanya ada 1 orang. d. Lingkungan Polycarpus Ngaranan Diketuai oleh Bapak Bonifasius Sumartono dengan jumlah umat keseluruhan ada 105 orang, dimana jandanya ada 9 orang dan dudanya ada 3 orang. e. Lingkungan Theresia Jetis Depok Kidul Diketuai oleh Bapak Y. Yuventius Vran Xavier Sarjana dengan jumlah umat keseluruhan ada 103 orang, dimana jandanya ada 5 orang dan dudanya ada 1 orang.

f. Lingkungan Paulus Kiyudan Diketuai oleh Bapak Yohanes Heru Widagdo dengan jumlah umat keseluruhan ada 72 orang, dimana jandanya ada 4 orang dan dudanya ada 1 orang. g. Lingkungan Agatha Timbulrejo Diketuai oleh Bapak Yohanes Stefanus Kamat dengan jumlah umatnya 84 orang yang terdiri dari antara lain janda ada 5 orang dan duda 2 orang. Dari lingkungan-lingkungan yang ada di wilayah Sendang Rejo Sendang Sari Paroki Klepu ini mayoritas warganya Katolik adalah Lingkungan Nikolaus Jetis Depok yang berjumlah 232 orang. Ketiga lingkungan ini semula jadi satu lingkungan, namun karena mengalami perkembangan pesat maka dikembangkan menjadi tiga lingkungan. Selain lingkungan Nikolaus Jetis Depok, ada beberapa lingkungan yang juga mengalami pemekaran yaitu Lingkungan Ngaranan dan Ngagulagulan. Adapun peningkatan jumlah umat Katolik di wilayah Sendang Rejo Sendang Sari Paroki Klepu ini disebabkan oleh adanya jumlah pembaptisan usia anak-anak sampai dewasa bahkan lansia yang makin banyak, selain itu juga karena ada pendatang baru dari paroki lain seperti karena pernikahan dan kembali menghuni rumah peninggalan orangtuanya. Situasi dan kondisi jemaat Kristiani di wilayah ini pada umumnya baik dalam arti tingkat keaktifan dalam kegiatan lingkungan kebanyakan diikuti oleh usia tua dan yang sudah berkeluarga. Termasuk di dalamnya para jandaduda itu sendiri.

Adapun kegiatan rohani yang sudah berjalan selama ini dirasakan oleh warga kurang bisa melibatkan peserta secara menyeluruh, karena pemimpinlah yang mendominasi kesempatan untuk aktif. Sehingga keadaan seperti ini lama kelamaan membuat jemaat pasif dan jenuh. Maka tak heran bila saat pertemuan berlangsung banyak peserta yang mengantuk dan bicara dengan teman sebelahnya. Apalagi sebagian diantara mereka pekerjaan sehari-harinya sebagai petani. Sebenarnya mereka membutuhkan metode yang mampu melibatkan peserta aktif dalam proses berkatekese yang sedang berlangsung, sebab dalam kondisi lelah seharian bekerja mencari nafkah baik yang berprofesi sebagai pegawai karyawan maupun petani itu sangatlah membutuhkan penyegaran iman supaya penghayatan hidup rohaninya itu makin diteguhkan dan dikukuhkan lewat tukar pengalaman iman (sharing) diantara peserta yang hadir. Selain itu mereka juga membutuhkan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapinya lewat pertolongan kebenaran dari Tuhan. Supaya hidup jemaat Kristiani terutama para janda-duda makin mampu mendekatkan diri dengan Tuhan. Dengan kerinduan ini kiranya jemaat terbantu untuk dapat memaknai hidupnya dengan lebih baik dalam hidup berkeluarga dan bermasyarakat serta berjemaat Kristiani (Gerejani). Dari kondisi seperti inilah, penulis tergerak hatinya untuk sedikit meringankan beban para janda-duda dalam mengarungi sisa-sisa hidupnya di masa berikutnya. Sebab dengan menyandang predikat baru sebagai janda dan duda akan membuat mereka itu pada awalnya merasa bingung, bimbang bahkan ada yang sampai mengalami depresi seperti kesepian, merasa tak berguna lagi hidupnya dan lain-lain.

Dari sekian jumlah jemaat yang terdiri dari janda-duda, kebanyakan mereka merindukan suasana yang nyaman untuk menjalani hidup seterusnya. Salah satu solusi supaya hidup nyaman dan berguna bagi keluarga dan masyarakat adalah bahwa hidup di dalam kesendirian dalam arti sudah ditinggal pasangan hidupnya, mereka tetap eksis dalam menjalani hidupnya terutama hidup rohaninya semakin mendalam dan mampu menjadikan Tuhan sebagai pegangan hidupnya. Maka dari itu, penulis mencoba berusaha mendampingi hidup rohani mereka dengan cara mengusulkan kegiatan katekese umat untuk membantu mengatasi masalah yang dikategorikan ringan dan sedang. Sedangkan untuk masalah yang berat, penulis bekerjasama dengan pastur dan pemuka agama mencoba mengusulkan metode konseling. Sebab metode ini kiranya dapat membantu para janda-duda dalam menghadapi masalah hidup yang cukup berat tersebut. Dengan demikian, tema yang penulis usulkan dalam program pada bab terakhir dalam karya tulis ini berjudul Memaknai Hidup dan Berserah Diri pada Tuhan. Maka penulis menemukan beberapa permasalahan penting bagi para janda-duda yang kiranya membutuhkan solusi dan campur tangan tenagatenaga rohani di lingkungannya. Berikut inilah penjabaran masalah-masalah tersebut. Situasi lingkungan yang mayoritas Kristiani sangatlah mendukung upaya kami ini. Hal ini didukung oleh pengurus lingkungan kami dan tanggapan keluarga-keluarga yang bersangkutan sangat bagus. Kami juga minta bantuan Pastor Paroki untuk membantu dengan memberi masukanmasukan yang cukup bermanfaat bagi kegiatan pendampingan ini.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana situasi kondisi para janda dan duda di wilayah SendangrejoSendangsari Paroki Klepu? 2. Sejauh mana pendampingan hidup rohani mereka? 3. Kegiatan apa yang cocok untuk pendampingan hidup rohaninya? 4. Metode pendampingan apa yang tepat dengan kebutuhan hidup rohani janda-duda?

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk membantu hidup rohani para janda dan duda di wilayah Sendangrejo-Sendangsari Paroki Klepu. 2. Untuk memperoleh bentuk pendampingan hidup rohani mereka yang cocok. 3. Untuk memenuhi kelulusan Sarjana Strata 1.

D. Kegunaan Penulisan Melaksanakan pendampingan hidup rohani sangat berguna bagi kita semua antara lain : bagi para janda dan duda di wilayah SendangrejoSendangsari Paroki Klepu, penulis dan pembaca. 1. Bagi para janda dan duda di wilayah Sendangrejo-Sendangsari Dalam menjalani masa tuanya, mereka sangat membutuhkan pendampingan hidup rohaninya supaya dapat membantu dalam rangka mempersiapkan dirinya mengisi hidup di hari tuanya dengan lebih baik

dan karena itu terbantu dalam mencari jalan terang dari Tuhan sebagai bekal hidupnya. Dengan demikian, hidup rohani yang terdampingi dengan baik dapat memberikan rasa aman, damai dan dapat berserah diri sepenuhnya pada kehendak Tuhan. 2. Bagi penulis Penulisan proposal ini dapat membantu penulis dalam rangka memenuhi persyaratan kelulusan Sarjana Agama Strata 1 dan ikut andil dalam mempersiapkan para orangtua dalam upaya mencari jalan terang di masa tuanya. Selain itu, penulis juga diperkaya dengan situasi kondisi hidup rohani mereka yang nantinya juga akan dialaminya. Sehingga semakin diteguhkan dalam hidup rohaninya. 3. Bagi pembaca Penulisan proposal ini kiranya berguna bagi para pembaca budiman, sebab diantara mereka ada yang sedang mengalami dan membutuhkan pendampingan ini dan ada yang sedang dalam proses menuju ke dalam situasi mereka. Selain itu diantara para pembaca ada juga yang menjadi petugas khusus atau terpanggil untuk membantu mendampingi hidup rohani para janda dan duda ini. Hal ini sebagai bentuk kepeduliannya dalam rangka karya pastoral paroki melalui katekese bagi para janda dan duda di wilayah Sendangrejo-Sendangsari Paroki Klepu.

E. Metodologi 1. Wilayah Penelitian Wilayah yang akan diteliti adalah para janda dan duda Katolik di wilayah Sendangrejo-Sendangsari Paroki Klepu yang terdiri dari lingkungan Thomas Ngagul-agulan, Ignatius Loyola Ngagul-agulan, Maria Mulus Pinurbo Ngaranan, Polycarpus Ngaranan, Theresia Jetis Depok Kidul, Paulus Kiyudan, Agatha Timbulrejo, Nikolaus Jetis Depok Tengah.

2. Responden Penelitian Responden yang akan diteliti adalah para janda dan duda Katolik terdiri dari 40 orang janda dan 12 orang duda Katolik.

3. Instrumen Penelitian Untuk mengumpulkan data dari responden dengan menggunakan wawancara dengan para tokoh agama setempat seperti Ketua Lingkungan dan Romo Paroki. Penulis menggunakan cara ini untuk mengetahui bentuk/macam kegiatan yang cocok dibutuhkan para janda dan duda dalam rangka memenuhi pendampingan hidup rohaninya.

4. Teknik Pengumpulan Data Penulis mengumpulkan data dengan cara mengunjungi para tokoh agama setempat dan para janda dan duda Katolik di wilayah SendangrejoSendangsari Paroki Klepu, lewat wawancara dalam rangka kunjungan pastoral keluarga.

Anda mungkin juga menyukai