Anda di halaman 1dari 23

BAB II LANDASAN TEORITIS / KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis menguraikan tentang kajian pustaka yang meliputi pendampingan hidup rohani para janda dan duda, bentuk-bentuk pendampingan hidup rohani para janda dan duda, usaha-usaha pendampingan hidup rohani para janda dan duda, serta tentang wilayah Sendangrejo-Sendangsari. Adapun pengaruh psikologi atau kejiwaan dari para janda dan duda, maka hendaknya perlu didampingi hidup rohaninya. Mengapa perlu didampingi? Karena para janda dan duda merasa kurang tenang dalam hidupnya, sehingga mengakibatkan mereka kurang bersemangat dan tidak berdaya untuk bekerja mencari nafkah untuk kehidupan selanjutnya. Dengan pendampingan dan bimbingan, maka akan mengurangi beban pikiran dan pasti saja membuat batin para janda dan duda lebih tenang dan terkendalikan dengan baik. Dengan pendampingan terus menerus maka iman dan harapan mereka diperkuat dan dapat mendekatkan dirinya pada Tuhan. A. Pendampingan Hidup Rohani para Janda dan Duda Menurut Kitab Suci Kitab suci adalah sabda Allah yang menjadi dasar dan pegangan hidup orang beriman Kristiani dalam menjalani hidup baik rohani dan jasmani. Pegangan dalam menghadapi berbagai macam masalah kehidupan setiap hari yang semakin kompleks. Apalagi dengan kondisi dunia terutama Indonesia dalam tahun mengalami krisis hampir di segala bidang : ekonomi, politik, hukum, budaya, korupsi, kekerasan, ancaman kecaman belum juga mereda.

10

Adanya bencana alam di luar kemampuan kita seperti tsunami, gempa bumi, banjir dan tanah longsor serta luapan lumpur PT Lapindo Brantas yang menimpa saudara kita di Jawa Timur menambah litani penderitaan. Kita masing-masing pun tidak asing dengan tantangan dan kesulitan setiap hari. Langit di atas kita tampak kelabu, pemandangan gelap, masa depan suram. Situasi dan kondisi seperti ini juga dialami oleh para janda dan duda di wilayah Sendangrejo-Sendangsari Paroki Klepu. Mereka menghadapi tantangan hidup seperti bagaimana memanage / mengelola harta milik supaya mampu bersyukur bahwa itu semua berasal dari Tuhan dan untuk memuliakan Tuhan dalam hidup sehari-hari. Selain itu juga bagaimana para janda dan duda memaknai hidupnya dan makin mendekatkan diri kepada Tuhan supaya dapat menemukan makna hidup yaitu kebahagiaan hidup bersama keluarga dan sesama. Namun bagi kita umat beriman tidak perlu putus asa, tidak akan berhenti berpengharapan, karena kita percaya bahwa Allah mencintai umatNya, telah memberikan Putera-Nya kepada kita yaitu Tuhan Yesus Kristus, Sang sabda yang menjadi manusia dan tinggal diantara kita (Yoh 1 : 14). Sang sabda inilah penuntun dalam perjalanan hidup manusia terutama para janda dan duda dalam menapaki hidup rohaninya. Akulah jalan kebenaran dan hidup (Yoh 14 : 6), pegangan dalam kegoyahan, harapan di tengah keputusasaan, cahaya dalam kegelapan, Firmanmu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mzm 119 : 105). Sang sabda inilah, yang kita temukan

11

dalam kitab suci, khususnya dalam Injil. Akrab dengan kitab suci berarti akrab dengan sang sabda, berarti akrab dengan Allah sendiri. Penulis secara khusus menyoroti pendampingan hidup rohani para janda dan duda wilayah Sendangrejo-Sendangsari Paroki Klepu menurut kitab suci seperti uraian di atas berharap mereka dapat bergaul secara akrab dengan sang sabda dalam kitab suci yaitu dengan mendengarkan sabda-Nya, merenungkan dan berkontemplasi serta menanggapi dengan doa serta siap melaksanakan perutusan-Nya dalam hidup konkret. Hal ini dapat mereka lakukan dalam kegiatan gerejani yang selama ini dilaksanakan dan diikuti di lingkungan masing-masing. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut seperti doa bersama di lingkungan-lingkungan. Dengan makin akrab bergaul dengan sang sabda dalam kitab suci baik kitab suci Perjanjian Lama maupun kitab suci Perjanjian Baru, mereka dapat makin terlibat dalam kegiatan rohani sehingga membantunya untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan dengan demikian mereka terbantu untuk menemukan makna hidup sebagai janda dan duda. Mereka tetap dapat makin bertanggungjawab terhadap keluarganya tanpa didampingi oleh suami ataupun istri tercinta. Dengan seringnya mendengarkan firman Allah dalam kitab suci para janda dan duda semakin dekat dengan Tuhan, semakin mengenal-Nya dan semakin mencintai-Nya. Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku (Mzm 23 : 1). Dalam Injil Lukas 2 : 16-21 terutama ayat 19 : Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya (Luk 2:

12

19). Ayat 19 ini kiranya dapat menjadi mutiara iman bagi para janda dalam menghayati hidup rohaninya yaitu bahwa dengan merelakan kesetiaan Bunda Maria sebagai Bunda Keluarga Kudus juga menjadi teladan mereka dalam penghayatan hidupnya sebagai model keibuan mereka, bila para janda ingin sukses sebagai wanita (ibu) yang berfungsi sebagai ibu sekaligus ayah dan sebaliknya duda yang berfungsi sebagai ayah sekaligus ibu dalam keluarganya masing-masing kiranya meneladan Bunda Maria yang setia dalam untung dan malang tetap bersama Yesus putra terkasihnya. Masyarakat modern bermasalah karena peranan wanita yang kian berubah, yang tercabut dari lacus utamanya, yaitu keluarga. Kendati seorang wanita mempunyai karier (karir) profesional, tetapi ia tetap hadir dalam hidup keluarganya. Kesejahteraan sebuah keluarga sangat ditentukan oleh

kehadirannya, siasat silensiumnya yang mendalam dan pengorbanannya sangat berarti dan bermakna bagi kelangsungan hidup dan kebahagiaan keluarga. Demikian juga sosok Santo Yusuf suami Bunda Maria juga menjadi teladan bagi para duda dalam memahami dan mendalami hidup rohaninya. Kesetiaan Santo Yusuf sebagai suami dalam keluarga Kudus Nazaret kiranya menjadi contoh dan landasan bagi kekokohan hidup para duda pada umumnya dan para duda di wilayah Sendangrejo-Sendangsari Paroki Klepu khususnya. Mengapa? Karena Santo Yusuf adalah orang yang benar, pekerja yang tidak kenal lelah, penjaga ulung alias orang-orang yang dipercaya melindungi, dan menerangi keluarga-keluarga.

13

Kemudahan dan fajar hidup adalah kesia-siaan (Pkh 11 : 10). Kitab suci tidak ragu-ragu untuk menunjukkan bahwa kadang-kadang dengan terang-terangan dan realistis hidup ini cepat berlalu dan waktu niscaya cepat berlalu : Kesia-siaan berlalu, kata pengotbah, kesia-siaan.

B. Pendampingan Hidup Janda dan Duda Menurut Ajaran Gereja Dalam uraian ini penulis memaparkan pandangan Dewan Kepausan kepada kaum awam dan surat Paus Yohanes Paulus II. Yang melatarbelakangi pandangan ini ialah supaya / martabat dan hak asasi ara lansia termasuk di dalamnya para janda dan duda dihormati sehingga menampakkan mereka untuk dapat merasakan kondisi-kondisi hidup yang semakin lebih manusiawi dan memainkan peranan mereka yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang sedang mengalami proses perubahan ekonomi dan budaya yang cepat dan terus-menerus. Maka dari itu, pada tahun lansia internasional yang jatuh pada tanggal 1 Oktober 1999, Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II menulis surat untuk lansia, Saya hanya ingin menyatakan betapa saya dekat secara rohani dengan saksi sebagai orang yang telah semakin dalam memahami tahap hidup ini bersama dengan berlakunya tahun-tahun hidupnya dan oleh karenanya merasa perlu membangun hubungan yang lebih erat dengan orang lain yang seusia 1. Pandangan Dewan Kepausan untuk kaum awam janda dan duda yang dimaksudkan di sini, kaum awam adalah usia ketiga dan keempat. Mereka mampu memberikan sumbangan kepada kesejahteraan umum.

14

PBB yakni Kofi Anan menyampaikan dalam amanatnya untuk Hari Lansia Sedunia 1998 bahwa Suatu masyarakat untuk segala usia adalah masyarakat yang sama sekali tidak mengkarikaturkan kaum lansia sebagai orang yang sudah mengundurkan diri dan tidak berdaya kemampuan, tetapi sebaliknya memandang mereka sebagai pelaku dan pewaris pembangunan. Dengan demikian masyarakat untuk segala usia adalah masyarakat yang terdiri atas banyak generasi, yang berketetapan untuk mewujudkan potensi besar yang masuk dimiliki oleh kaum lansia. Kaum lansia termasuk di dalamnya para janda dan duda yang telah ditinggal pasangannya dalam hidup konkret, mereka mengalami kesepian dan kesulitan-kesulitan lain. Untuk membantu situasi seperti yang dialami para janda dan duda ini, kiranya baiklah bila ada dukungan dari persekutuan gerejani. Harus dinyatakan kepada mereka rasa hormat yang mendalam, kesetiakawanan, pengertian dan bantuan praktis, supaya mereka dapat tetap setia juga dalam situasi mereka yang sulit itu dan mereka harus dibantu untuk memupuk kebutuhan mengampuni, hal yang intern di dalam kasih Kristiani dan untuk siap sedia, bila mungkin kembali ke hidup perkawinan mereka semula. Dalam kondisi yang dialami para janda dan duda, mereka memiliki kesempatan untuk membaktikan diri semata-mata dari pelaksanaan tugastugas keluarga serta tanggungjawab hidup Kristiani mereka. Dalam keadaan seperti itu teladan kesetiaan dan kemantapan iman Kristiani mereka mempunyai nilai khusus sebagai suatu kesaksian di hadapan dunia

15

dan gereja. Di sana lebih perlu lagi bahwa gereja memberikan cinta kasih dan bantuan secara terus menerus, tanpa ada rintangan untuk mengizinkan mereka menerima sakramen-sakramen. 2. Pandangan Surat Paus Yohanes Paulus II kepada lansia yang di dalamnya termasuk para janda dan duda. Semua orang termasuk di dalamnya para janda dan duda adalah masa depan dan pengharapan gereja dan dunia. Mereka ditentukan untuk menjadi inti pusat dinamika keluarga dalam milenium ketiga. Masa depan umat manusia akan berlangsung melalui jalan keluarga, maka mutlak perlu dan mendesak bahwa setiap orang yang berkehendak baik harus berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan dan mendukung nilai-nilai dan tuntutan keluarga. Menjadi tugas putra-putri gereja : iman memberi mereka pengetahuan sepenuhnya tentang rencana Allah yang mengagumkan karena itu mereka mempunyai alasan istimewa untuk memperdulikan dengan penuh perhatian realitas keluarga dalam masa cobaan dan rahmat. Mereka harus menunjukkan cinta kasih istimewa bagi keluarga ini adalah perintah yang meminta tindakan konkret. Mencintai keluarga berarti menghargai nilai-nilai dan kemampuankemampuannya, senantiasa mendukung semua itu. Mencintai keluarga berarti juga mengenali bahaya-bahaya dan kejahatan yang mengancamnya, agar dapat mengatasinya. Mengasihi keluarga berarti berusaha

16

menciptakan bagi keluarga suatu lingkungan hidup yang baik untuk perkembangannya. Umat Kristiani termasuk di dalamnya para janda dan duda mempunyai tugas perutusan untuk memaklumkan dengan gembira dan yakni kabar baik tentang keluarga, sebab keluarga sungguh perlu mendengar lagi dan lagi serta memahami dengan makin lebih mendalam sabda otentik yang menyatakan jati dirinya sumber-sumber batinnya, dan makna dari tugas perutusannya dalam kota Allah dan dalam kota manusia. Gereja mengetahui jalan yang perlu dilalui oleh keluarga untuk mencapai inti kebenaran yang paling dalam tentang dirinya sendiri, dengan cara belajar dalam sekolah Kristus dan dalam sekolah sejarah yang ditafsirkan dalam terang roh. Kabar gembira tersebut mencakup salib, akan tetapi berkat saliblah keluarga dapat mencapai kepenuhan keberasaannya dan kesempurnaan cintanya. Bagi para janda dan duda : Masa hidup kami hanya tujuh puluh tahun, dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan, sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. (Mzm 90 : 10). Tujuh puluh tahun merupakan usia lanjut ketika kata-kata itu dituliskan di dalam Mazmur, dan tidak banyak orang yang usianya melebihi 70 tahun. Dewasa ini, ilmu kedokteran sudah maju dan keadaan sosial serta ekonomi sudah membaik, maka usia harapan hidup pun semakin meningkatkan di banyak bagian dunia. Namun benar juga bahwa

17

tahun-tahun berlalu dengan cepat dan anugerah hidup, meskipun mengandung segala macam jerih payah dan derita, sangat sedih dan berharga sehingga tidak selayaknya kita merasa jemu. Dalam keadaan apa pun dalam diri para janda dan duda yang kerap kali harus menghadapi berbagai macam masalah yang sulit, roh uluran tangan Allah Bapa Maha Penyelenggara dan belas kasih yang menjaga segala sesuatu yang ada dengan sebaik-baiknya dan ia mengabulkan doa kita jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya bersama penalbun, saya berkata kepada-Nya, Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib, juga sampai masa tuaku dan putih rambutku ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang. (Mzm 71: 17-18)

C. Refleksi Teologis Mengenai Pendampingan Hidup Rohani para Janda dan Duda Kebenaran hidup rohani para janda dan duda dalam ajaran kitab suci mendapat perhatian, terlebih dalam pendampingannya. Hal ini dapat kita lihat dalam hubungan tugas pelayanan para diakon dalam bagian awal dari kisah para rasul 6 : 1-7 Tujuh orang dipilih untuk melayani orang miskin termasuk para janda. Yang melatarbelakangi pemulihan ini adalah orang-orang yang terkenal baik dan yang penuh roh dan hikmat, supaya dapat memusatkan

18

pikirannya dalam doa dan pelayanan firman dengan perantaraan tumpangan tangan para rasul Yesus. Kondisi hidup para janda dan duda sebagian dari mereka menjadi tua itu menakutkan dan penuh kepedihan diantaranya ada yang dibiarkan sendiri dan pada akhir dari siklus, mereka menjadi sumber kepahitan dan keputusasaan. Maka dengan melihat situasi kondisi mereka itu para diakon bertugas melayani dengan cara menolong mereka untuk menjadi guru bagi kita, yang memberitahu kita tentang berbagai bahaya maupun kemungkinan dalam menjadi tua dan memperbaiki hubungan yang terputus diantara generasi. Para petugas tersebut juga dapat memperlihatkan bahwa menjadi tua (janda dan duda) tidak hanya merupakan cara menuju ke kegelapan tetapi juga cara menuju ke terang, selain itu perlu kita pahami bahwa menyayangi mereka sebagai jalan menuju ke diri sendiri dan sesama, penekanannya bahwa menyayangi para janda dan duda bukan hanya bagian merawatnya tetapi terlebih bagian kita mau dan bisa berada bagi mereka. Menjadi janda dan duda adalah pengalaman yang menebus batas semu dari masa kanak-kanak, masa dewasa dan antara masa dewasa dan masa lanjut usia. Menjadi janda dan duda merupakan landasan untuk berharap suatu pematangan bertahap dan suatu kesempatan untuk dipeluk. Dalam suatu analisis tentang aspek-aspek biologis, etnologis, sejarah dan fenomenologis dari penuaan, simone de beauvoir menyimpulkan : Sebagian terbesar umat manusia melihat datangnya usia lanjut dengan kesedihan/pemberontakan. Hal itu memenuhi mereka dengan perasaan enggan

19

daripada kematian itu sendiri. Pandangan ini menjadi refleksi teologis dari keluhan yang disampaikan dalam Mazmur 31 : 10-13 Seperti barang pecah yang dibuang, itulah yang dirasakan oleh banyak orang lanjut usia dan para janda dan duda sekarang. Apakah yang membuat banyak orang lanjut usia dan para janda duda merasa diasingkan? Hal ini ada 3 faktor yang mempengaruhinya yaitu : pemisahan, kesendirian dan kehilangan diri sendiri. Kita dapat

mempertimbangkan faktor ini sebagai 3 bentuk dari penolakan : penolakan oleh masyarakat, penolakan oleh teman-teman dan penolakan oleh nurani kita sendiri. Pemisahan adalah penolakan oleh masyarakat dan kesendirian sering dialami sebagai penolakan oleh teman-teman orang itu. Dua faktor ini menciptakan keterasingan yang dahsyat pada orang lansia sedangkan penolakan oleh diri sendiri adalah pengasingan dari dalam diri dimana orang lansia tidak hanya merasa bahwa mereka tidak terima lagi dalam masyarakat berdasarkan keuntungan, atau bisa tetap berkumpul dengan teman-teman dekat dalam sebuah lingkaran kecil, tetapi manakala mereka juga merasa ditelanjangi dari perasaan harga diri sendiri serta tidak lagi merasa di rumah sendiri dalam hidup terdalam mereka. Sepertinya ia dapat berkata : Hai maut, betapa baiklah keputusanmu bagi orang yang berkekurangan dan yang menyusut kekuatannya, yang lanjut usia dan yang tersesak dalam segalagalanya, bagi orang yang degib dan yang habis ketabahan hatinya (Sir 41 : 2). Selain kondisi negatif dari hidup para janda dan duda kiranya ada juga sisi lain yang merupakan kondisi positif yaitu menjadi tua sebagai jalan

20

menuju terang. Hal ini dapat kita pahami dalam refleksi Simeon adalah seorang yang benar dan salah yang menantikan penghabisan bagi Israel (Luk 2 : 25-32). Ia menerobos pesimisme kita dan berkatnya seperti senyum yang lembut, seolah berkata : apakah pernah kau pikirkan bahwa menjadi tua (janda dan duda) mungkin juga bisa menjadi jalan ke arah terang? Kita dapat mendengar Mzm 92 : 13-15. Orang benarakan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar. Untuk memberitahukan bahwa Tuhan itu benar. Musa yang telah melihat terang itu berkembang pada orang saleh, berkata kepada kaumnya : Tanyalah kepada para tua-tuamu, maka mereka mengatakan kepadamu (Ul 32 : 7) untuk memahami kematangan penuh usia tua dan menangkap beberapa terang yang memancar dari mereka yang mengalami masa tua mereka sebagai karunia, kita dapat mendekatinya dengan 3 faktornya yaitu harapan, humor dan visi sebab ketiga faktor ini dapat menciptakan manusia yang beruntung yang bisa mempertahankan keterbukaan mental, sambil menikmati buah-buah dari suatu pengalaman yang sudah lama. Simeon tua dari Kenisah di Yerusalem tentu termasuk kelompok orang yang beruntung itu. Simeon diarahkan untuk mewartakan terang yang disediakan untuk dilihat banyak bangsa, oleh seorang bayi yang ditaruh di dalam dekapan lengannya. Dengan demikian orang muda dan tua (janda dan duda) saling berpelukan dalam suatu relasi bahwa setidaknya usia tua bukanlah pemisahan terakhir tetapi ilusi terakhir, karena dinyatakan kepada kita bahwa akhirnya

21

kita tidaklah dibagi menjadi muda dan tua, tetapi dipersatukan menjadi anakanak terang. Dengan demikian tugas pelayanan (diakon) para rasul yang diteruskan oleh 7 orang benar dan benih pemuka Roh Kudus yang terpilih untuk tugas pelayanan bagi para janda-janda itu sampai sekarang dan ada yang akan datang mendapat perhatian istimewa dari gereja bahkan dengan mendukung PBB menetapkan tanggal 1 Oktober 1999 adalah Hari Lansia Internasional.

D. Bentuk-bentuk Pendampingan Hidup Rohani para Janda dan Duda Bentuk-bentuk pendampingan yang dapat dipergunakan dalam upaya pendampingan hidup rohani para janda dan duda adalah : 1. Rekoleksi Rekoleksi bagi para janda dan duda dapat menjadi salah satu sarana untuk mendampingi hidup rohani para janda dan duda. Tentu saja hal ini akan menjadi kerinduan akan terpenuhinya kebutuhan

pendampingan hidup rohani mereka bila tema-tema yang disajikan bertitik tolak dari kebutuhan-kebutuhan hidup rohaninya dan bagaimana menghadapi persoalan hidup rohaninya. Dengan demikian bentuk ini akan menarik bagi para janda dan duda dalam upaya penghayatan hidup rohaninya dan juga bagi para pendampingan hidup rohani mereka.

22

2. Retret Retret menjadi tempat bagi pendampingan hidup rohani para janda dan duda, karena dengan retret hidup rohani mereka mendapatkan penyegaran iman, dimana penyegaran ini membantu mereka dalam menapaki hidup rohani selanjutnya akan lebih menggembirakan dan menyemangatinya. Dengan retret, para janda dan duda dapat kesempatan untuk memperbaharui hidup rohaninya dengan cara : pertobatan dan penerimaan sakramen rekonsiliasi/tobat, sehingga mereka mengalami suasana hidup baru dalam kedamaian bersama Tuhan. Hal ini akan menambah semangat dalam menghadapi kehidupan selanjutnya.

3. Doa bersama di lingkungan Bentuk kegiatan doa bersama di lingkungan antara lain : a. Doa Rosario Bulan Mei dan Oktober. Pada bulan-bulan seperti itu, umat berkumpul bersama-sama dalam sebulan penuh untuk mengadakan doa Rosario secara bergiliran tempat dan pemimpinnya, juga bergantian untuk pemersatuan dan supaya terlibat aktif seluruh peserta. b. Doa Novena Doa ini dilakukan menjelang datangnya Hari Pentakosta dan menyongsong Hari Jadi Paroki, pelaksanaannya secara serentak seluruh lingkungan-lingkungan di wilayah paroki.

23

Adapun macam doa Novena ialah : doa Novena tiga kali Salam Maria, doa Novena Hati Kudus Yesus, doa Novena . c. Pendalaman kitab suci Kegiatan ini dilakukan secara khusus pada bulan September yang diragukan oleh gereja sebagai bulan Kitab Suci Nasional. Bentuk pendalaman ini ada beberapa macamnya, seperti : kuis kitab suci, lomba lektor, sarasehan kitab suci dengan mengambil beberapa perikope yang menarik bagi peserta, pameran buku-buku rohani di paroki dan di percetakan Kanisius Yogyakarta. d. Katekese umat Untuk pelaksanaannya, dibuat dan dipersiapkan sedemikian rupa sehingga bentuk ini menarik bagi peserta dan umat beriman merasakan kerinduannya. Dengan bentuk ini peserta/umat dapat terlibat secara aktif dan dapat saling tukar pengalaman iman dalam sharing sehingga semakin diteguhkan imannya. e. Ibadat sabda Bentuk ibadat saba dilakukan pada masa-masa biasa

merupakan doa rutinitas bagi umat beriman Kristiani. Dengan ibadat ini umat dapat mendengarkan sabda Tuhan dan mengkomunikasikan dengan sesama dengan dipandu seorang pendampingan.

24

E. Usaha-usaha Pendampingan Hidup Rohani para Janda dan Duda Dengan turut merasakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, gereja berusaha dengan kepedulian penuh keibuan mendukung kaum lansia (janda dan duda) dengan bentuk kegiatan-kegiatan di atas (bagian D) dan bentuk-bentuk bantuan serta kegiatan awal kasih. Gereja juga mendesak mereka supaya meneruskan perutusannya untuk mewartakan Injil. Perutusan yang tidak hanya mungkin dan perlu, tetapi juga boleh dikatakan merupakan tugas khusus dan murni bagi usia hidup ini. Dalam amanat apostolic pasca sinode, christifideles laici, tentang panggilan dan perutusan kaum awam, Yohanes Paulus II berbicara kepada orang-orang lanjut usia dan menulis : Masa pensiun yang dinantikan memberikan kesempatan baru dalam kerasian tersebut kepada mereka yang tidak lagi pergi ke tempat kerja dan melakukan berbagai profesi. Termasuk dalam tugas itu ialah kebulatan tekad mereka untuk mengalahkan godaan yang mendorongnya supaya lari ke dalam nostalgia masa lalu yang takkan pernah kembali (lari dari tanggungjawab masa kini) karena kesulitan-kesulitan yang dijumpai dalam dunia yang dari waktu ke waktu menampilkan sesuatu yang baru. Dalam kondisi para janda dan duda, peranan gereja hanyalah menghadap cara-cara penerapan yang baru : mencapai usia tua harus dipandang sebagai keistimewaan tidak hanya karena tidak setiap orang beruntung mencapai usia tua, tetapi juga dan terutama karena masa ini memberikan kemungkinan-kemungkinan riil untuk menilai masa lalu dengan

25

lebih baik, untuk mengenali dan menghayati Misteri Paskah dengan lebih dalam dan untuk menjadi teladan dalam gereja bagi seluruh umat Allah no. 48. Keistemewaan tersebut nampak dalam karunia para janda dan duda sebagai saksi tradisi iman (Uk Mzm 44 : 2; Kel 12 : 26-27), sebagai guru kebijaksanaan hidup (Lih. Sir 6 : 34; 8 : 11-12), sebagai pekerja amal kasih. Dari berbagai usaha yang terbuka kemungkinannya untuk kesaksian para janda dan duda dalam gereja. Usaha-usaha termasuk antara lain : 1. Kegiatan-kegiatan amal kasih Cukup besar jumlah para janda dan duda yang masih mempunyai kekuatan fisik mental dan spiritual yang cukup untuk membuktikan waktu dan bakat-bakat mereka sendiri dengan penuh kemurahan hati kepada berbagai kegiatan dan program pelayanan sukarela (amal kasih). 2. Kerasulan Orang-orang lansia (janda dan dua) dapat memberikan sumbangan yang besar kepada pewartaan Injil sebagai katekese dan saksi hidup Kristiani. 3. Liturgi Banyak para janda dan duda sudah secara efektif memberikan sumbangan kepada pelayanan di tempat-tempat ibadat. Jika mereka mendapat pelatihan yang sesuai, mereka dapat dalam jumlah yang lebih besar menunaikan peranan sebagai diakon tetap dan melaksanakan tugas sebagai lektor dan akolit. Mereka juga dapat membantu untuk menerimakan ekaristi pada saat khusus dan memainkan peranan sebagai

26

penggerak liturgi. Selain itu, mereka juga dapat membantu meningkatkan bentuk-bentuk defosi ekaristi dan bentuk-bentuk defosi yang lain, terutama kepada Maria dan orang-orang Kudus. 4. Perkumpulan dan gerakan gerejani Terutama sesudah Konsili Vatikan II, kaum lansia (janda dan duda) mulai menunjukkan minat yang lebih kuat pada makna persekutuan dari iman mereka. Perkumpulan dan pergerakan gerejani yang semakin tumbuh sungguh-sungguh memperkaya gereja, hal ini juga dikarenakan adanya suatu bentuk partisipasi yang memadukan berbagai generasi dan memperlihatkan kekayaan dan kesuburan kharisma roh yang berbedabeda. 5. Keluarga Lansia (janda dan duda) merupakan ingatan sejarah bagi generasi muda. Mereka adalah pengemban nilai-nilai asasi manusia. Bila mana ingatan ini tidak ada orang-orang menjadi kehilangan akar, mereka juga tidak mempunyai kemampuan untuk memproyeksikan diri mereka dengan harapan tertentu ke masa depan yang melampaui batas-batas masa kini. Keluarga dengan demikian dan juga seluruh masyarakat akan memetik banyak manfaat dari penilaian kembali atas peranan kaum lansia (janda dan duda) dalam pendidikan. 6. Kontemplasi dan doa Orang lansia (janda dan duda) harus didorong untuk

mempersembahkan tahun-tahun hidupnya yang tersisa, yang jumlahnya

27

hanya diketahui oleh Allah kepada suatu perutusan baru yang diterangi Roh Kudus. Mereka dapat melahirkan tahap hidup manusia yang dalam terang Misteri Paskah Tuhan dinyatakan sebagai yang paling kaya dan paling menjanjikan. Dalam hal ini Paus Yohanes II mengajak dan mendoakan para janda dan duda untuk berdoa dan bersatu dengan Allah karena mereka dipanggil untuk melayani orang-orang lain dan untuk mempersembahkan hidupnya pada Tuhan dan memberi hidup. 7. Cobaan, sakit dan penderitaan Pengalaman-pengalaman ini merupakan pemenuhan dalam tubuh dan hati, dari sengsara Kristus demi gereja dan dunia (Lih. Kal. 1:24). Bantuan tersebut tidak hanya untuk menyambut salib-salib dengan semangat (roh kerendahan hati) dan ketaatan kepada kehendak Allah, dengan mengikuti jejak Kristus. Akan tetapi rekso pastoral yang diberikannya benar-benar dapat memastikan janda dan duda tidak merasa dirinya tidak berguna dan jadi beban dan guna membantunya menerima penderitaannya sebagai sarana untuk berjumpa dengan Misteri Allah dan manusia. 8. Komitmen kepada budaya kehidupan Manusia tidak dapat memilih berdasarkan kehendak sendiri untuk hidup/mati ini adalah pilihan yang hanya dapat dibuat oleh Dia dimana kita hidup, dan bergerak, dan berada (Kis 17 : 28; Lih. Kel 32 : 39).

28

Melihat keanekaragaman situasi dan kondisi hidup para lansia, pelayanan pastoral gereja kepada orang-orang tua ketiga dan keempat harus mencakup pelaksanaan serangkaian langkah yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut : a. Membangkitkan kesadaran. b. Menangkal sikap-sikap pengunduran diri. c. Meningkatkan integrasi. d. Mengembangkan pelayanan kaum lansia dalam masyarakat. e. Mengambil bagian dalam hidup sakramental gereja. f. Memberikan reksa rohani. g. Memberikan sakramen perminyakan. h. Menghibur orang-orang yang sakit tidak terobati. i. Memperhatikan orang-orang yang beragama lain. j. Memberikan tempat yang semestinya dalam masyarakat dan keluarga. k. Memperhatikan kaum lansia yang hidup dalam perumahan umum/ swasta. l. Memperhatikan imam-imam yang sudah lanjut usia. m. Menciptakan solidaritas antar generasi.

F. Sekilas tentang Sendangrejo Sendangsari Dengan melihat beban yang harus ditanggung oleh para janda tersebut cukup berat, maka kami tergerak untuk membantu sedikit, menyadari beban mereka dengan memberikan pendampingan iman supaya mereka mampu dan tabah menghadapi cobaan dan beban di pundak yang cukup berat tersebut dengan tetap mendekatkan dan berserah diri kepada kuasa Tuhan.

29

Adapun bentuk kegiatan yang sudah kami coba adalah doa rutin di lingkungan dan arisan ibu-ibu di lingkungan Nikolaus Jetis Depok serta ikut anggota koor di lingkungan. Selain itu, kami berusaha untuk menjadi sahabat curhat bagi mereka dengan mengadakan kunjungan ke rumah-rumah secara tidak resmi. Sebab dengan cara ini lebih efektif untuk mendekati mereka dan mendengarkan keluh kesah tentang masalah keluarga mereka. Selain lingkungan Nikolaus Jetis Depok, penulis juga melibatkan para janda dan duda Katolik di wilayah Sendangrejo Sendangsari Paroki Klepu yang keseluruhannya mencakup : a. Lingkungan Thomas Ngagul-agulan Yang diketuai oleh Bapak Agustinus Gunarto dengan jumlah umatnya 195 orang terdiri dari antara lain janda 5 orang dan duda 2 orang. b. Lingkungan Ignatius Loyola Ngagul-agulan Diketuai oleh Bapak Y. Sukarno Suprihatin dengan jumlah umatnya 68 orang terdiri dari antara lain janda ada 3 orang dan duda 1 orang. c. Lingkungan Maria Mulus Purbo Ngaranan Diketuai oleh YB. Kamiyo dengan jumlah umat keseluruhan ada 76 orang, dimana jandanya ada 5 orang dan dudanya ada 1 orang. d. Lingkungan Polycarpus Ngaranan Diketuai oleh Bapak Bonifasius Sumartono dengan jumlah umat keseluruhan ada 105 orang, dimana jandannya ada 9 orang dan dudanya ada 1 orang.

30

e. Lingkungan Theresia Jetis Depok Kidul Diketuai oleh Bapak Y. Yuventius Vran Xavier Sarjana dengan jumlah umat keseluruhan ada 103 orang, dimana jandanya ada 5 orang dan dudanya ada 1 orang. f. Lingkungan Paulus Kiyudan Diketuai oleh Bapak Yohanes Heru Widadgo dengan jumlah umat keseluruhan ada 72 orang, dimana jandanya ada 4 orang dan dudanya ada 2 orang. g. Lingkungan Agatha Timbulrejo Diketuai oleh Bapak Yohanes Stefanus Kamat dengan jumlah umatnya 84 orang yang terdiri dari antara lain janda ada 5 orang dan duda 2 orang. Dari lingkungan-lingkungan inilah yang ada di wilayah SendangrejoSendangsari Paroki Klepu ini mayoritas warganya Katolik adalah lingkungan Nikolaus Jetis Depok yang berjumlah 232 orang. Ketiga lingkungan ini semula menjadi satu lingkungan, namun karena mengalami perkembangan pesat maka dikembangkan menjadi tiga lingkungan. Selain lingkungan Nikolaus Jetis Depok ada beberapa lingkungan yang juga mengalami pemekaran yaitu lingkungan Ngaranan dan Ngagul-agulan. Adapun jumlah umat Katolik di wilayah Sendangrejo Sendangsari Paroki Klepu ini disebabkan oleh adanya jumlah pembaptisan usia anak-anak sampai dewasa bahkan lansia yang makin banyak. Adanya kendala atau tantangan yang dihadapi yaitu :

31

1. Tingkat orangtua atau dewasa : Pengurus lingkungan atau pembimbing tidak menawarkan dan mencari calon baptis. Umat yang bersangkutan pasif, namun kalau ada yang menyapa pasti mau menurutinya. Tenaga pembimbing atau katekis kurang dan terbatas. Bagi orangtua yang sudah lanjut usia sulit menghafalkan doa seperti Aku Percaya, Bapa Kami dan Salam Maria. 2. Tingkat sekolah : Waktu yang ditentukan untuk pelajaran baptis sering tidak datang. Karena kesibukan dengan pelajaran sekolah.

Anda mungkin juga menyukai