Anda di halaman 1dari 13

Page 1 of 13

B.4. MODUL TRAUMA DI BAWAH AIR B.4.4. MODUL TRAUMA COMPARTMENT SYNDROME MODUL NO. B.4.4.
TUJUAN MODUL Modul ini disusun untuk proses pembelajaran dan pelatihan praktek dalam diagnosa, terapi serta pencegahan trauma sindrom kompartemen otot rangka ( skeletal muscle compartment syndrome ) yang dapat terjadi karena pembengkakan di dalam otot rangka yang meningkatkan tekanan cairan interstitial di dalam kompartemen myofascial yang melebihi tekanan perfusi kapiler. Kompetensi kognitif, psikomotor dan afektif akan diperoleh melalui proses pembelajaran materi dan prosedur klinik baku dengan pembimbingan, praktik mandiri dan penilaian perkembangan le el kompetensi WAKTU Mengembangkan Kompetensi #esi di dalam kelas #esi dengan fasilitasi Pembimbing #esi praktik dan pencapaian kompetensi PERSIAPAN SESI Materi presentasi ()* 1 + Menjelaskan pengertian sindrom kompartemen otot rangka (skeletal muscle compartment syndrome) dan patofisiologi terjadinya. ()* $ + Menjelaskan tanda dan gejala #indrom Kompartemen otot rangka ()* 3 + Menjelaskan secara umum bahaya,bahaya yang akan terjadi pada sindrom kompartemen otot rangka ()* - + Menjelaskan penatalaksanaan pertolongan pertama sindrom kompartemen otot rangka dan prosedur e akuasi ()* . + Menjelaskan penatalaksanaan pengobatan lanjutan di /# ()* & + Menjelaskan peranan terapi oksigen hiperbarik pada sindrom kompartemen otot rangka ()* 0 + Menjelaskan pencegahan terjadinya sindrom kompartemen otot rangka !lokasi "aktu $ % &' menit (classroom session) 3 % 1$' menit (coaching session) $ minggu (facilitation and assessment)

Kas!s !1K 2, $3 tahun mengeluh nyeri pada tungkai ba3ah kanan. 1 hari sebelumnya ia tertimpa balok kayu pada betis kanannya ketika sedang baring beristirahat di geladak. Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum pasien cukup baik. 4anda,tanda ital baik. *iketemukan adanya pembengkakan pada tungkai kanan dengan rasa kesemutan, nyeri dan denyut arteri pada dorsum pedis kanan teraba sangat lemah serta pedis kanan sulit untuk digerakan.

Page $ of 13

Sarana "an a#at $ant! #ati% 5ideo, kasus Penuntun belajar (learning guide) terlampir 4empat belajar (training setting)+ /uang kelas 1 PP*# Kelautan Re&erensi US Navy diving manual. 5olume (166&) 5ol. 1 7!5#8! '66-,(P,''1, 6'1'. )hapter $, Physics. 1radley 8( 999. 4he anterior tibial compartment syndrome. Surg Gynecol Obstet. 1603: 13&+$;6,$60. Matsen <! 999, "in=uist /!, Krugmire /1 >r. *iagnosis and management of compartmental syndromes. J Bone Joint Surg. 16;':&$!+$;&,$61. 1o e !!, *a is >). iving !edicine. " 1 #aunders )o, !ugust 166'. #jamsuhidajat /, "im de >ong. Buku"a#ar $lmu Bedah . 8disi re isi, >akarta+ 8?): 1660. >ain KK. %e&tbook of 'yperbaric !edicine. 3rd re .ed. 4oronto + @ogrefe A @ubber Publisher:1666.

KOMPETENSI Mampu menjelaskan pengertian dan patofiologi terjadinya skeletal muscle compartment syndrome. Mampu melakukan pemeriksaan fisik dan menegakkan diagnosa sindrom kompartemen otot rangka (skeletal muscle compartment syndrome). Mampu melakukan penatalaksanaan kasus sindrom kompartemen otot rangka di lapangan dan di fasilitas /#. Mampu melakukan penatalaksanaan dengan terapi oksigen hiperbarik. Mampu melaksanakan konsultasi per radio B alat komunikasi lainnya, mampu melaksanakan instruksi dokter konsultan dan mampu menyiapkan e akuasi korban ke fasilitas medis terdekat bila diperlukan. Mampu melaksanakan pencegahan terjadinya sindrom kompartemen otot rangka. KETRAMPILAN #etelah mengikuti kegiatan pembelajaran modul ini, peserta didik diharapkan terampil + menjelaskan patofisiologi terjadinya sindrom kompartemen otot rangka (skeletal muscle compartment syndrome) dan cara,cara pencegahannya. menjelaskan dan menegakkan diagnosa sindrom kompartemen otot rangka mampu menentukan rencana penatalaksanaan korban di fasilitas /# melakukan penatalaksanaan sindrom kompartemen otot rangka dengan terapi oksigen hiperbarik.

Page 3 of 13 mampu melaksanakan konsultasi per radioBalat komunikasi lainnya dan melaksanakan instruksi dokter konsultan. mampu menyiapkan korban untuk di e akuasi ke fasilitas medis terdekat.

'AMBARAN UMUM #indrom kompartemen otot rangka (skeletal muscle compartment syndrome) terjadi bila pembengkakan di dalam otot rangka meningkatkan tekanan cairan interstitial di dalam kompartemen myofascialnya, sehingga mencapai batas tertentu di atas tekanan perfusi kapilernya. 4rauma iskemik pada otot terjadi karena aliran darah pada tingkat mikrosirkulasi menjadi terhenti. 8dema dan hipoksia jaringan adalah komponen patofiologi yang penting dari sindrom kompartemen ini. Cmumnya skeletal muscle compartment syndrome terkait dengan trauma. #ebab lain adalah toruni=uet yang terlalu lama, kongesti ena, insuffisiensi arteri, kompressi dari luar seperti pada pembalutan atau pemasangan gips yang terlalu ketat. ?ejala dan tanda sindrom kompartemen + nyeri pada keadaan istirahat (pain), parestesia, pucat (pale), paresis atau paralisis, denyut nadi hilang (pulseless) , jari pada posisi fleksi, gangguan diskriminasi dua titik (t(o points discrimination test ) dan tekanan tinggi di dalam kompartemen (pressure). 7yeri pada gerakan pasif jari,jari pada ekstremitas yang membengkak merupakan tanda a3al terjadinya sindrom kompartemen. ?ejala,gejala ini baru akan timbul setelah mele3ati lag phase) yaitu 3aktu sejak dari trauma terjadi sampai gejala,gejala timbul, yang mungkin terjadi setelah berjam,jam atau berhari,hari. Pengukuran tekanan cairan interstitial merupakan parameter yang objektif untuk menentukan beratnya sindroma kompartemen otot rangka. 4indakan pembedahan dekompressi kompartemen myofascial berupa fasciotomy yang membelah total kulit dan fascia, dianjurkan kalau tekanannya melebihi 3' D -' mm@g di atas tekanan perfusi kapiler. #ementara masih berada dalam lag phase) dengan tekanan cairan interstitial masih belum menunjukkan indikasi pembedahan, pengobatan dengan terapi oksigen hiperbarik dapat diberikan. Pemberian terapi oksigen hiperbarik akan dapat menghambat progesi itas penyakit. *engan pemberian terapi oksigen hiperbarik, tindakan pembedahan dekompresi dapat dicegah. 1ila terapi oksigen hiperbarik diberikan setelah dilakukan fasciotomi dekompresi, terapi tersebut akan mempercepat pengurangan edema dan mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut. C(nt(% Kas!s !1K 2, $3 tahun mengeluh nyeri pada tungkai ba3ah kanan. 1 hari sebelumnya ia tertimpa balok kayu pada betis kanannya ketika sedang baring beristirahat di geladak. Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum pasien cukup baik. 4anda,tanda ital baik. *iketemukan adanya pembengkakan pada tungkai kanan dengan rasa kesemutan, nyeri dan denyut arteri pada dorsum pedis kanan teraba sangat lemah serta pedis kanan sulit untuk digerakan.

Page - of 13

Dis)!si *iagnosa. 8tiologi Patofisiologi Penatalaksanaan. Ja*a$an *iagnosa + sindrom kompartemen akut pada tungkai ba3ah kanan 8tiologi + trauma tumpul Patofisiologi + trauma tumpul menyebabkan edema dan pembengkakan tungkai ba3ah kanan, yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam kompartemen tungkai ba3ah kanan yang mengakibatkan gangguan sirkulasi darah. Penatalaksanaan + sepanjang denyut arteri pada dorsum pedis masih ada 3alaupun sangat lemah, pasien masih berada pada lag phase. #egera pasien die akuasi ke fasilitas kesehatan yang memungkinkan untuk tindakan operasi bila diperlukan. 1ila masih memungkinkan pasien die akuasi ke /# yang memiliki fasilitas terapi oksigen hiperbarik untuk segera diberikan terapi oksigen hiperbarik. TUJUAN PEMBELAJARAN #etelah mengikuti proses pembelajaran untuk sesi ini, peserta didik akan memiliki keterampilan untuk + 1. $. 3. -. .. Mampu menjelaskan patofisiologi terjadinya skeletal muscle compartment syndrome dan cara,cara pencegahannya. Mampu menjelaskan dan menegakkan diagnosa skeletal muscle compartment syndrome. Mampu melakukan pertolongan di lapangan dan mampu menentukan rencana penatalaksanaan korban di fasilitas /# Mampu melakukan penatalaksanaan skeletal muscle compartment syndrome dengan terapi oksigen hiperbarik. Mampu mencegah terjadinya sindrom kompartemen otot rangka.

STRATE'I "an METODE PEMBELAJARAN T!+!an ,. Ma-p! -en+e#as)an pat(&isi(#(.i ter+a"in/a s)e#eta# -!s0#e 0(-part-ent s/n"r(-e "an 0ara10ara pen0e.a%ann/a. Cntuk mencapai tujuan ini peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut+

Page . of 13

4utorial tentang lingkup patofisiologi terjadinya skeletal muscle compartment syndrome yang biasanya terjadi pasca trauma atau pembedahan eEtremitas Bed side teaching*on site teaching kasus pasien di ruang ra3at inap *iskusi kelompok tentang kondisi fisik sindrom kompartemen, akibat,akibat yang mungkin terjadi dan cara,cara penilaian berat ringannya penyakit 1elajar mandiri (te&tbook and #ournal reading) Praktik mandiri dengan super isi

Must to know key points + Patofisiologi terjadinya sindroma kompartemen otot rangka )ara,cara pencegahan sindroma kompartemen otot rangka T!+!an 2. Ma-p! -en+e#as)an "an -ene.a))an "ia.n(sa s)e#eta# -!s0#e 0(-part-ent s/n"r(-e. Cntuk mencapai tujuan ini pembelajaran berikut+

peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode

4utorial tentang lingkup secara umum gejala,gejala klinis dan cara,cara pemeriksaan sindrom kompartemen otot rangka serta cara,cara menegakkan diagnosa Bed side teaching*on site teaching kasus pasien di ruang ra3at inap 1elajar mandiri (te&tbook and #ournal reading) *iskusi kelompok tentang gejala,gejala klinis sindrom kompartemen otot rangka dan cara,cara menegakkan diagnosa Praktik mandiri dengan super isi

Must to know key points + ?ejala klinis sindrom kompartemen otot rangka )ara,cara menegakkan diagnosa sindrom kompartemen otot rangka T!+!an 3. Ma-p! -enent!)an ren0ana penata#a)sanaan )as!s sin"r(-a )(-parte-en (t(t ran.)a "i &asi#itas RS Cntuk mencapai tujuan ini pembelajaran berikut+

peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode

4utorial tentang lingkup secara umum rencana penatalaksanaan kasus sindroma kompartemen otot rangka di fasilitas /# dan timing untuk dilakukannya tindakan pembedahan untuk dekompresi. Bed side teaching*on site teaching kasus pasien di ruang ra3at inap 1elajar mandiri (te&tbook and #ournal reading) *iskusi kelompok tentang rencana penatalaksanaan kasus sindroma kompartemen otot rangka di fasilitas /# dan timing untuk dilakukannya tindakan pembedahan untuk dekompresi.

Page & of 13

Praktik mandiri dengan super isi

Must to know key points +

rencana penatalaksanaan kasus sindroma kompartemen otot rangka

T!+!an 4. Ma-p! -e#a)!)an penata#a)sanaan s)e#eta# -!s0#e 0(-part-ent s/n"r(-e "en.an terapi ()si.en %iper$ari). Cntuk mencapai tujuan ini pembelajaran berikut+

peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode

4utorial tentang lingkup secara umum 3aktu yang tepat diberikannya terapi oksigen hiperbarik pada kasus sindrom kompartemen dan indikasi serta kontra indikasinya Bed side teaching*on site teaching kasus pasien di ruang ra3at inap 1elajar mandiri (te&tbook and #ournal reading) *iskusi kelompok tentang 3aktu yang tepat diberikannya terapi oksigen hiperbarik pada kasus sindrom kompartemen otot rangka serta indikasi dan kontra indikasinya Praktik mandiri dengan super isi Must to know key points + Pelaksanaan terapi oksigen hiperbarik pada kasus sindrom kompartemen 9ndikasi terapi oksigen hiperbarik pada kasus sindrom kompartemen E4ALUASI Pada a3al pertemuan dilaksanakan pre,test. #elanjutnya dilakukan small group discussion dengan fasilitator untuk membahas hal,hal yang berkenaan dengan penuntun belajar. #etelah mempelajari penuntun belajar mahasis3a di3ajibkan untuk mengaplikasikan langkah,langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk ,ole play dengan sesama peserta didik dimana saat peserta memperagakan kinerjanya maka temannya menilai dengan menggunakan penuntun belajar untuk e aluasi (peer assisted evaluation) #etelah dianggap memadai melalui metode bed side teaching*on site teaching diba3ah penga3asan fasilitator, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar pada model anatomi. #etelah kompetensi tercapai peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan pada klienBpasien sesungguhnya. Pada saat pelaksanaan, e aluator melakukan penga3asan langsung dan mengisi formulir penilaian sebagai berikut + Per#! per$ai)an + tahap akuisisi C!)!p + tahap akuisisi,kompeten (pelaksanaan benar tapi 3aktunya tak efisien) Bai) + tahap kompeten (pelaksanaan benar dan 3aktunya efisien)

Page 0 of 13

#etelah selesai bed side teaching*on site teaching melakukan diskusi untuk mendapat penjelasan dari berbagai hal yang tidak mungkin dibicarakan di depan klienBpasien . Self assessment dan peer assisted evaluation dengan mempergunakan penuntun belajar Penilaian + Pengamatan langsung dengan memakai e aluation checklist form Kriteria penilaian + cakapBtidak cakapBlalai *iakhir penilaian peserta didik diberi masukkan dan bila perlu diberi tugas yang dapat memperbaiki kinerja. Pencapaian kompetensi diperoleh melalui Cjian F#)8 Cjian akhir stase Cjian kognitif tengah pembelajaran Cjian akhir kognitif Cjian akhir profesi INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KO'NITI5 )ontoh Kuesioner + Kuesioner Sebelum Pembelajaran S(a# ,. Pengobatan sindrom kompartemen otot rangka dalam lag phase pada umumnya dilakukan dengan tindakan pembedahan dekompresi. (1B#) Kuesioner Tengah Pembelajaran S(a# ,. Sa#a% sat! pen/e$a$ )e"ar!ratan pa"a sin"r(- )(-parte-en (t(t ran.)a a"a#a% !. Perdarahan masif karena robekan organ 1. /eaksi imunologis yang terjadi . ). Panik akibat nyeri, sakit, kramp otot karena reaksi antigen,antibody . *. 4erjadinya iskhemia pada jaringan. Ja*a$an A. Perdarahan masif karena robekan organ dalam abdomen. 1. /eaksi imunologis yang terjadi . ). Panik akibat nyeri, sakit, kramp otot karena reaksi antigen,antibody . D. Ter+a"in/a is)%e-ia pa"a +arin.an. Essay/Ujian Lisan/Uji Sumatifa S(a# ,. C($a !rai)an pen/e$a$ ter+a"in/a sin"r(- )(-parte-en (t(t ran.)a "an .e+a#a1.e+a#a /an. ti-$!# serta penata#a)sanaann/a se0ara !-!-.

Page ; of 13

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR PENUNTUN BELAJAR PSIKOLO'I KELAUTAN (akukan penilaian kinerja pada setiap langkah atau tugas dengan menggunakan skala penilaian di ba3ah ini + , Per#! Per$ai)an (angkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar atau dalam urutan yang salah ( bila diperlukan) atau diabaikan. 2 C!)!p (angkah atau tugas dikerjakan secara benar dalam urutan yang benar (bila diperlukan) tetapi 3aktu kerjanya tidak efisien. 3 Bai) (angkah atau tugas dikerjakan dikerjakan dengan benar dan 3aktu kerjanya efisien dalam menyelesaikan kegiatanBprosedur tersebut. 7ama peserta didik 7ama pasien PENUNTUN BELAJAR NOKE'IATAN I. KAJI ULAN' DIA'NOSIS7PROSEDUR TINDAKAN 7ama *iagnosis $nformed -hoice . $nformed -onsent /encana 4indakan Persiapan #ebelum 4indakan Peni#aian Kiner+a Ketera-pi#an 8U+ian A)%ir9 DA5TAR TILIK PENILAIAN KINERJA PROSEDUR PENATALAKSANAAN TRAUMA COMPARTEMENT SYNDROME 1erikan tanda G dalam kotak yang tersedia bila ketrampilanBtugas telah dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda E bila tidak dikerjakan dengan memuaskan serta 4B* bila tidak dilakukan pengamatan. Me-!as)an : Ti"a) -e-!as)an (angkah atau tugas dikerjakan sesuai prosedur standar atau penuntun. 4idak mampu untuk mengerjakan langkah atau tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun. KASUS , 2 3 4 6 4anggal 7o. /ekam Medis

Page 6 of 13 T;D Ti"a) "ia-ati 7ama peserta didik 7ama pasienBklien NOKE'IATAN ; LAN'KAH KLINIK Persiapan Pre pe-eri)saan KASUS SINDROM KOMPARTEMEN OTOT RANGKA !namnesa dan e aluasi problema , Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan status lokalis, 9nformed )onsent , Menyiapkan alat ruang tindakan Peni#aian Kiner+a Ketera-pi#an 8U+ian A)%ir9 DA5TAR TILIK PENILAIAN KINERJA PROSEDUR PENATALAKSANAAN TRAUMA COMPARTEMENT SYNDROME . 1. $. 3. -. Pelaksanaan penatalaksanaan KASUS SINDROM KOMPARTEMEN OTOT RANGKA Menjelaskan diagnosa klinis Menjelaskan pemeriksaan penunjang yang diperlukan Menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan sesuai diagnosa Menjelaskan rujukan ke fasilitas kesehatan (bila perlu) (angkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih. 4anggal 7o. /ekam MedisB7o induk !1K NILAI , 2 3

1. $. 3. -. ..

Peserta dinyatakan + 4erampil Perlu perbaikan 4idak terampil dalam melaksanakan prosedur

4anggal+ ........B..........B............

7ama dan 4anda 4angan Penilai

KATE'ORI EDUKATOR;PELATIH Pen"i"i) Pe#ati% T!.as Pembimbing )lassroom Preceptor Membimbing petugasB peserta didik untuk )linical 9nstructor memahami aplikasi pengetahuan dalam praktik

Page 1' of 13 Pendidik Penilai ?uru 1esar )linical 4rainer !d anced 4rainer Master 4rainer #tandardisasi atau memberikan kompetensi bagi petugasBpeserta didik Menilai hasil proses pembelajaran peserta didik dan kualifikasi pendidikB penilaiBclinical trainer 9nstructional *esigner Mencetak !d anced 4rainer Mengembangkan sistem dan manajemen pelatihan

LCD , Pen.ertian sin"r(- )(-parte-en (t(t ran.)a 8skeletal muscle compartment syn rome9 "an pat(&isi(#(.i ter+a"in/a. #indrom kompartemen otot rangka (skeletal muscle compartment syndrome) terjadi bila pembengkakan di dalam otot rangka meningkatkan tekanan cairan interstitial di dalam kompartemen myofascialnya sehingga mencapai di atas tekanan perfusi kapilernya. 4rauma iskemik pada otot terjadi karena aliran darah pada tingkat mikrosirkulasi menjadi terhenti. 8dema dan hipoksia jaringan adalah komponen patofiologi yang penting dari sindrom kompartemen ini. Cmumnya skeletal muscle compartment syndrome terkait dengan trauma. #ebab lain adalah toruni=uet yang terlalu lama, kongesti ena, insuffisiensi arteri, kompressi dari luar seperti pada pembalutan atau pemasangan gips yang terlalu ketat.

LCD 2 Tan"a "an .e+a#a Sin"r(- K(-parte-en (t(t ran.)a ?ejala dan tanda sindrom kompartemen + nyeri pada keadaan istirahat (pain), parestesia, pucat (pale) , paresis atau paralisis, denyut nadi hilang ( pulseless) , jari pada posisi fleksi, gangguan diskriminasi dua titik (t(o points discrimination test ) dan tekanan tinggi di dalam kompartemen (pressure). 7yeri pada gerakan pasif jari,jari pada ekstremitas yang membengkak merupakan tanda a3al terjadinya sindrom kompartemen. ?ejala,gejala ini baru akan timbul setelah mele3ati lag phase, yaitu 3aktu sejak dari trauma terjadi sampai gejala,gejala timbul, yang mungkin terjadi setelah berjam,jam atau berhari,hari.

Page 11 of 13 LCD 3 Ba%a/a1$a%a/a /an. a)an ter+a"i pa"a sin"r(- )(-parte-en (t(t ran.)a Pengukuran tekanan cairan interstitial merupakan parameter yang objektif untuk menentukan beratnya sindroma kompartemen otot rangka. 1ila tekanan melebihi batas tertentu di atas tekanan perfusi kapiler, akan terjadi iskhemia dan kerusakan jaringan, baik jaringan syaraf dan otot. !kan terjadi kematian jaringan B nekrosis yang irre ersibel. LCD 4 Penata#a)sanaan pert(#(n.an perta-a sin"r(- )(-parte-en (t(t ran.)a "an pr(se"!r e<a)!asi. 4indakan pertama yang perlu dilakukan setelah diagnosa ditegakkan, adalah upaya,upaya segera untuk menurunkan tekanan dalam kompartemen, yang disesuaikan dengan faktor kausa, misalnya kalau disebabkan karena pemasangan gips yang terlalu ketat, gips tersebut diperbaiki atau dilepaskan. 1ila tindakan,tindakan pertolongan tidak memperbaiki keadaan dengan bermakna, harus segera dipersiapkan untuk e akuasi pasien ke fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pertolongan lebih definitif. LCD 6 Men+e#as)an penata#a)sanaan pen.($atan #an+!tan "i RS Penatalaksanaan pengobatan lanjutan di /# setelah diagnosa ditegakkan dari pemeriksaan klinis maupun pengukuran tekanan interstitiel adalah tindakan pembedahan dekompressi kompartemen myofascial berupa fasciotomy yang membelah total kulit dan fascia. 4indakan pembedahan ini dianjurkan kalau tekanannya melebihi 3' D -' mm@g di atas tekanan perfusi kapiler. Pada keadaan ini tindakan pembedahan merupakan tindakan emergency dan harus dilakukan segera. 4indakan ini bahkan harus dilakukan di lapangan kalau sekiranya kelainan sudah cukup lama atau e akuasi tidak dapat segera mencapai fasilitas /#. #ementara masih berada dalam lag phase, dengan tekanan cairan interstitial masih belum menunjukkan indikasi pembedahan, pengobatan dengan terapi oksigen hiperbarik dapat diberikan kalau sekiranya terdapat fasilitas pengobatan ini.

Page 1$ of 13 LCD = Peranan terapi ()si.en %iper$ari) pa"a sin"r(- )(-parte-en (t(t ran.)a Pemberian terapi oksigen hiperbarik diberikan dalam lag phase dan akan dapat menghambat progesi itas penyakit. *engan pemberian terapi oksigen hiperbarik, tindakan pembedahan dekompresi dapat dicegah. 1ila terapi oksigen hiperbarik diberikan setelah dilakukan fasciotomi dekompresi, terapi tersebut akan mempercepat pengurangan edema dan mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut. LCD > Pen0e.a%an ter+a"in/a sin"r(- )(-parte-en (t(t ran.)a #etiap trauma pada ekstremitas harus di3aspadai dan harus dicegah terjadinya pembengkakan. Pada pemasangan gips atau tourni=uet harus di3aspadai jangan sampai terlalu kencang. *engan adanya tanda,tanda a3al peningkatan tekanan dalam kompartemen harus segera dibuka tourni=uet atau gips tersebut. Pada pasca tindakan pembedahan pada ekstremitas atau trauma pada ekstremitas, bila perlu, dilakukan ele asi ekstremitas untuk mengurangi pembengkakan. Pengenalan dini tanda,tanda peningkatan tekanan intra kompartemen otot rangka dan tindakan segera untuk mengurangi tekanan ini akan dapat mencegah terjadinya sindrom kampartemen otot rrangka. KEPUSTAKAAN MATERI BAKU US Navy diving manual. 5olume (166&) 5ol. 1 7!5#8! '66-,(P,''1, 6'1'. )hapter $, Physics. 1radley 8( 999. 4he anterior tibial compartment syndrome. Surg Gynecol Obstet. 1603: 13&+$;6,$60. Matsen <! 999, "in=uist /!, Krugmire /1 >r. *iagnosis and management of compartmental syndromes. J Bone Joint Surg. 16;':&$!+$;&,$61. 1o e !!, *a is >). iving !edicine. " 1 #aunders )o, !ugust 166'. #jamsuhidajat /, "im de >ong. Buku"a#ar $lmu Bedah . 8disi re isi, >akarta+ 8?): 1660. >ain KK. %e&tbook of 'yperbaric !edicine. 3rd re .ed. 4oronto + @ogrefe A @ubber Publisher:1666.

Pa)et Materi Pe#en.)ap M("!#


B!)! Pan"!an Peserta Di"i) 1uku yang diberikan kepada peserta didik dan digunakan untuk memandu mereka mengikuti proses pembelajaran B!)! Pe.an.an Pen"i"i)

Page 13 of 13 1uku yang dipegang oleh pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan bagi peserta didik dalam upaya untuk mencapai kompetensi yang diinginkan B!)! A0!an Materi esensial yang digunakan oleh peserta didik dan diacu oleh pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran untukmencapai kompetensi

Anda mungkin juga menyukai