Anda di halaman 1dari 15

REVIEW MIKROBIOLOGI KELOMPOK 1 KLASIFIKASI MAKHLLUK HIDUP

Disusun Oleh: 1. Annisa Nurul Azzahra 2. Qadrina Sufy 3. Athiyah 4. Elsa Elfrida 5. Karimah Yulianti Andidha 6. Miyadah Samiyah 7. Rian Destiyani Putri 8. Ida Ayu Purnama Prodi/Semester: 1111102000029 1111102000030 1111102000031 1111102000032 1111102000033 1111102000034 1111102000035 1111102000036 Farmasi/II-B

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

DAFTAR ISI

Daftar Isi ... 2 A. Tujuan Klasifikasi ... 3 B. Manfaat Klasifikasi . 3 C. Sejarah Klasifikasi Makhluk Hidup 4 D. Macam-macam Klasifikasi . 7 1. Klasifikasi Sistem Alami .. 7 2. Klasifikasi Sistem Buatan . 8 3. Klasifikasi Sistem Filogenetik 11 E. Perkembangan Klasifikasi Filogenetik . 11 1. Sistem Dua Kingdom .. 11 2. Sistem Tiga Kingdom . 12 3. Sistem Empat Kingdom .. 13 4. Sistem Lima Kingdom 13 5. Sistem Enam Kingdom ... 14 Daftar Pustaka 15

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP


A. TUJUAN KLASIFIKASI Tujuan klasifikasi adalah: 1. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk mempermudah mengenali,

membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. 2. 3. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki. Melihat dan mengetahui hubungan kekerabatan antar anggota kelompok makhluk hidup dalam klasifikasi tersebut. Makin banyak persamaan satu golongan dengan golongan lain artinya kedua golongan tersebut memiliki hubungan kekerabatan makin dekat. 4. Mengurutkan proses evolusi/ perkembangan suatu makhluk hidup berdasarkan hubungan kekerabatan dengan golongan lain. 5. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain 6. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama.

B.

MANFAAT KLASIFIKASI Selain memiliki tujuan, klasifikasi juga bermanfaat untuk kepentingan manusia. Adapun

manfaat klasifikasi antara lain sebagai berikut : 1. Menyederhanakan objek studi untuk mempermudah kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
Apabila kita akan mempelajari sesuatu tidak perlu semua makhluk hidup yang ada di muka bumi diteliti satu persatu, tetapi cukup dengan sampel atau perwakilan dari objek tersebut yang dianggap sudah mewakili semua. Misalnya untuk mempelajari serangga atau lebah dengan karekteristik yang mewakili serangga tersebut.

2.

Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antar jenis makhluk hidup.
Dengan melihat hubungan pengelompokkan\klasifikasi tersebut dapat diketahui hubungan kekerabatannya. Misalnya, ayam lebih dekat hubungan kekerabatannya dengan bebek daripada dengan ular.

3. Klasifikasi mempermudah untuk berkomunikasi.


3

C.

SEJARAH KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP Klasifikasi makhluk hidup terbagi menjadi 3 macam yaitu:

1. 2. 3.

Klasifikasi sistem alami Klasifikasi sistem buatan Klasifikasi filogenetik

KLASIFIKASI SISTEM ALAMI Klasifikasi ini diperkenalkan oleh Philippus Aureolus Theophrastus Bombastus von Hohenheim ("Paracelsus", 1490 - 1541). Pengelompokan berdasarkan ciri morfologi, anatomi, dan fisiologinya. Theophrastus membagi klasifikasi sistem alami menjadi 2 bagian yaitu tumbuhan dan hewan. Lalu tumbuhan dibedakan lagi menjadi 4 kelompok yaitu pohon, semak/perdu, setengah semak atau setengah perdu, dan herba/terna. Sedangkan hewan dibagi menjadi kelompok-kelompok.

Theophrastus KLASIFIKASI SISTEM BUATAN Klasifikasi sistem buatan diperkenalkan oleh Carl Vonn Linne (1707-1778), ahli ilmu pengetahuan alam dari Swedia yang namanya dilatinkan menjadi Carolus linnaeus. Karya penting Linnaeus adalah menyusun sistem klasifikasi yang lebih mudah dipahami daripada
4

sistem sebelumnya. Sistem yang telah disusun yaitu sistem klasifikasi buatan. Maksudnya, kategori organisme didasarkan pada sejumlah kecil sifat-sifat morfologi tanpa memandang kesamaan struktur yang mungkin memperlihatkan kekerabatan. Klasifikasi sistem buatan ini antara lain mengelompokkan tumbuhan atas dasar warna bunga, masa bunga, bentuk daun, jumlah benangsari, putik dan lain-lain. Sistem klasifikasi buatan menggunakan sistem binominal nomenklatur.

Carolus Linnaeus Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut : a. Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup. b. Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri. c. Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang didasarkan pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan. Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut :

Kingdom/Regnum : dunia/kerajaan Filum/Divisio : bagian/keluarga besar Klassis : kelas Ordo : bangsa Familia : suku Genus : marga Species : jenis Jika kita perhatikan klasifikasi tersebut terdiri atas beberapa tingkatan, mulai dari

kelompok besar, kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Selanjutnya, kelompok kecil dibagi menjadi beberapa kelompok kecil lagi sehingga akan terbentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil yang hanya mempunyai anggota satu jenis makhluk hidup. Tiap tingkatan kelompok inilah yang disebut takson . Takson disusun dari tingkat tinggi ke tingkat rendah. Dengan demikian, semakin tinggi tingkatan takson, maka semakin umum persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Sebaliknya, semakin rendah tingkatan takson, maka semakin khusus persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Biasanya tingkatan ini memiliki jumlah makhluk hidup yang sedikit. KLASIFIKASI SISTEM FILOGENETIK Klasifikasi ini muncul karena ada pandangan baru Darwin tentang makhluk hidup. Sebelum Darwin menyatakan tentang teori evolusinya yang menggemparkan, ada anggapan bahwa makhluk hidup sekarang sama dengan makhluk yang ada pada zaman dahulu. Namun Darwin menyangkal hal ini dengan teori evolusinya, menurutnya makhluk hidup dulunya tidak seperti yang ada saat ini. Pandangannya itu dimasukkan dalam bukunya yang diberi judul The Origin pada tahun 1859. Pendapatnya mendapatkan tentangan dari para pemuka agama, karenanya dinyatakan menyalahi aturan Tuhan. Namun toh, teorinya ini makin berkembang dan meluas. Karena para ahli Biologi menganggap kalau teori Darwin adalah benar (karena disertai juga dengan bukti-bukti yang tidak/belum terbantahkan), mereka menggunakan teori evolusi Darwin
6

ini sebagai dasar pengklasifikasian yang baru. Bentuk klasifikasi ini disebut dengan Klasifikasi berdasarkan filogeni yaitu klasifikasi yang didasarkan dengan memperhatikan keturunan dan hubungan kekerabatan, sehingga dapat disimpulkan klasifikasi ini mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan. Hal-hal yang umum diperhatikan dalam pengklasifikasian bentuk ini adalah:morfologi, anatomi, fisiologi dan tingkah laku.

Charles Darwin D. MACAM-MACAM KLASIFIKASI Klasifikasi dibagi menjadi 3 macam : 1. Klasifikasi Sistem Alami Klasifikasi pada dasarnya berpijak dari adanya persamaan. Hal ini dapat diketahui dengan mengamati makhluk hidup secara morfologi. Misalnya, mengamati binatang kucing, anjing, sapi, kuda, dan harimau. Jika dilihat secara alami, dapat kita ketahui bahwa kelima binatang itu mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti yang dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang yang berkaki empat. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa klasifikasi sistem alami merupakan terbentuknya suatu kelompok-kelompok makhluk hidup secara alami.Tokoh klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles, seorang berkebangsaan Yunani pada tahun 350 SM. Beliau membagi makhluk hidup menjadi dua dunia (kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dunia hewan ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan habitat dan
7

perilakunya, sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya. kingdom tumbuhan dibagi menjadi 3 divisi yaitu herba, semak, dan pohon.Herba adalah bagian tumbuhan yang di atas tanah,perdu atau semak adalah suatu kategori tumbuhan berkayu yang dibedakan dengan pohon karena cabangnya yang banyak dan tingginya yang lebi rendah,biasanya kurang dari 6-5 meter dan pohon adalah tumbuhan dengan batang dan cabang yang berkayu. Sedangkan semak adalah tumbuhan dengan berbatang berkayu tapi tidak berdiri tegak.

2.

Klasifikasi Sistem Buatan Carolus Linnaeus (1707-1778) sarjana kedokteran dari Swedia yang sangat besar

perhatiannya terhadap bidang botani. Bapak Taksonomi ini mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan : Adanya beberapa persamaan ciri morfologi Alat reproduksi Lingkungan tempat tumbuh Daerah penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang mungkin memperlihatkan hubungan kekerabatan. Carolus Linneaus menamakan sistem klasifikasinya dengan Binomial Nomenklatur (menetapkan nama makhluk hidup dengan dua kata saja). Linnaeus juga membagi tumbuhan menjadi 2 yaitu tumbuhan tidak berbunga dan tumbuhan berbunga (berdasarkan alat reproduksinya) : 1. Tumbuhan tidak berbunga Tumbuhan ini tidak memiliki putik dan benang sari. Contohnya Alga, Lumut, dan Paku. 2. Tumbuhan berbunga Tumbuhan yang termasuk dalam kelompok ini memiliki putik dan benang sari. Linnaeus menyatakan bahwa makhluk hidup yang memiliki persamaan paling banyak digolongkan dalam tingkatan yang sama, mengenal adanya tingkatan pengelompokan makhluk hidup yang disebut takson. Anggota-anggota dalam tingkatan takson yang semakin tinggi mempunyai persamaan semakin sedikit. Sebaliknya, makin rendah tingkatan takson, maka semakin banyak persamaannya. Umumnya kelompok (takson) dari tinggi ke rendah adalah sebagai berikut:
8

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kingdom (Dunia) Phylum (Filum) atauDivision (Divisi) Classis (Kelas) Ordo (Bangsa) Familia (Suku) Genus (Marga) Species (Spesies/Jenis)

Sistem Tata Nama Ganda (Binominal Nomenclature) Sebelum digunakan nama baku yang diakui dalam dunia ilmu pengetahuan, makhluk hidup diberi nama sesuai dengan nama daerah masing-masing, sehingga terjadi lebih dari satu nama untuk menyebut satu makhluk hidup. Misalnya, mangga ada yang menyebut poah, ada yang menyebut pauh, dan ada pula yang menyebut pelem. Nama pisang, di daerah Jawa tengah disebut dengan gedang, sedangkan di daerah Sunda gedang berarti pepaya. Karena adanya perbedaan penyebutan ini maka akan mengakibatkan salah pengertian sehingga informasi tidak tersampaikan dengan tepat ataupun informasi tidak dapat tersebar luas ke daerah-daerah lain atau pun negara lain. Carollus Linnaeus seorang sarjana kedokteran dan ahli botani dari Swedia berhasil membua tsistem klasifikasi makhluk hidup. Untuk menyebut nama makhluk hidup, Carolus Linneaus menggunakan system tata nama ganda, yang aturannya sebagai berikut. a. Untuk menulis nama Species (jenis) 1) Terdiri dari dua kata, dalam bahasa latin. 2) Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies. 3) Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil. 4) Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digaris bawahi secara terpisah antar kata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digaris bawahi. Contohnya: nama jenis tumbuhan Oryza sativa atau dapat juga ditulis Oryza sativa (padi) dan Zea mays dapat juga ditulis Zea mays (jagung).

5) Apabila nama spesies tumbuhan terdiri lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penghubung. Misalnya, nama bunga sepatu, yaitu Hibiscus rosa sinensis ditulis Hibiscus rosa-sinensis. Sedangkan jenis hewan yang terdiri atas tiga suku kata seperti Felis manuculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung. Penulisan untuk varietas ditulis seperti berikut ini yaitu, Hibiscus sabdari favaralba (rosella varietas putih). 6) Apabila nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambah huruf (i) di belakangnya. Contohnya antara lain tanaman pinus yang diketemukan oleh Merkus, nama tanaman tersebut menjadi Pinus merkusii. b. Untuk menulis Genus (marga) Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan dan sebagainya yang merupakan karakteristik organism tersebut. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar, contoh genus pada tumbuhan, yaitu Solanum (terung-terungan), genus pada hewan, misalkan Canis (anjing), Felis (kucing). c. Untuk menulis nama Familia (suku) Nama familia diambil dari nama genus organism bersangkutan ditambah akhiran aceae untuk organism tumbuhan, sedangkan untuk hewan diberi akhiran -idea. Contoh nama familia untuk terung-terungan adalah Solanaceae, sedangkan contoh untuk familia anjing adalah Canidae. d. Untuk menulis nama Ordo (bangsa) Nama ordo diambil dari nama genus ditambah akhiran ales, contoh ordo Zingiberales berasal dari genus Zingiber + akhiran ales. e. Untuk menulis nama Classis (kelas) Nama classis diambil dari nama genus ditambah dengan akhiran -nae, contoh untuk genus Equisetum maka classisnya menjadi Equisetinae. Ataupun juga dapat diambil dari cirri khas organism tersebut, missal Chlorophyta (ganggang hijau), Mycotina (jamur).

10

3.

Klasifikasi Sistem Filogenetik LINNAEUS Sistem kingdom (1735) HAECKEL COPELAND 3 Sistem kingdom (1938) Monera Protista Belum dikenal Plantae Animalia Plantae Animalia Plantae Animalia Protista Protista Fungi Plantae Animalia Monera WHITTAKER WOESE 6

2 Sistem kingdom (1866)

4 Sistem 5 kingdom Sistem (1969) kingdom (1977) Eubacteria Archaebacteria Protista Fungi Plantae Animalia

E. PERKEMBANGAN KLASIFIKASI FILOGENETIK


1. Sistem Dua kingdom Kingdom Animalia (Dunia Hewan) Ciri : tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki klorofil dan mampu bergerak bebas Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) Ciri : memiliki dinding sel, berklorofil dan mampu berfotosintesis Klasifikasi makhluk hidup menjadi hewan dan tumbuhan adalah klasifikasi paling kuno. Aristoteles (384 SM 322 SM) mengelompokkan hewan dalam bukunya Sejarah Hewan, dan muridnya Theophrastus (sekitar 371 sekitar 287 SM) secara bersamaan menulis tentang klasifikasi tumbuhan. Carolus Linnaeus (1707 1778) meletakkan dasar nomenclature biologi modern, dia mengklasifikasi makhluk hidup menjadi dua kingdom: Animalia untuk hewan dan Plantae untuk tumbuhan. Jadi, Sistem ini di temukan oleh Aristoteles, dan kemudian dikembangkan oleh ilmuwan Swedia C. Linnaeus tahun. Kelebihan sistem ini pada saat itu adalah mampu menggolongkan dua kelompok besar mahkluk hidup di bumi berdasarkan karakter fisiknya yaitu tumbuhan dan hewan dan kedua kingdom ini merupakan kunci atau pengarah untuk model-model kingdom lainnya.
11

Kelemahannya adalah penggolongan ini masih terlalu umum dan kurang spesifik sehingga terdapat beberapa makhluk hidup lainnya yang tidak dapat digolongkan dalam kedua kingdom ini. 2. Sistem Tiga kingdom Kingdom Animalia (Dunia Hewan) Ciri: Heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri), eukariotik (memiliki membrane inti) dan multiseluler (bersel banyak). Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) Ciri: Autotrof (dapat membuat makanan sendiri), eukariotik, multiseluler, dan berreproduksi dengan spora. Kingdom Protista (Organisme bersel satu dan organisme multiseluler sederhana) Ciri: uniseluler (bersel tunggal) atau multiseluler. Pada tahun 1674, Antonie van Leeuwenhoek, yaitu "bapak mikroskopi", mengirim kopi dari pengamatan perdananya tentang organisme mikroskopik bersel tunggal kepada Royal Society di London. Hingga saat ini, keberadaan organisme mikroskopik tersebut tidak diketahui. Pada awalnya organisme-organisme ini diklasifikasikan menjadi hewan dan tumbuhan. Lalu, di pertengahan tahun 1800-an dikotomi kingdom tumbuhan dan hewan semakin buram batasannya dan ketinggalan zaman. Pada tahun 1866, setelah proposal yang diajukan Richard Owen dan John Hogg, Ernst Haeckel mengajukan kingdom ketiga. Haeckel merevisi kandungan kingdom ini berkali-kali sebelum akhirnya memutuskan dasar klasifikasinya, yaitu apakah bersel tunggal (Protista) atau bersel banyak (hewan dan tumbuhan). Kelebihan sistem ini adalah organisme mikroskopis bersel satu atau multiseluler sederhana dikelompokan kedalam kingdom tersendiri dan berbeda dari animalia atau plantae, penyebabnya karena secara fisiologis, morfologisnya, dan anatomi, kingdom protista memiliki perbedaan dari kedua kingdom lainnya. Kelemahannya, bakteri tidak dapat digolongkan ke dalam kingdom protista, karena bakteri adalah organisme mikroskopis yang tidak memiliki inti sel. Sehingga pengelompokan kingdom ini kurang sempurna.

12

3.

Sistem Empat kingdom Sistem klasifikasi ini dicetuskan oleh ahli biologiAmerika Serikat, Herbert Copeland pada

tahun 1956. Pada klasifikasi ini kingdom terbagi menjadi 4, yaitu: Kingdom Animalia (Dunia Hewan) Ciri : terdiri dari hewan kelas vertebrata hingga chordata Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) Ciri : terdiri dari jamur, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan biji Kingdom Protista (Organisme bersel satu dan organisme multiseluler sederhana) Ciri : terdiri dari organism yang multiseluler dan uniseluler Kingdom Monera Ciri : prokariotik (tanpa membran inti) Kelebihan sistem ini adalah menyempurnakan sistem klasifikasi sebelumnya, yaitu dengan mengelompokkan monera sebagai kingdom tersendiri karena organisme mikroskopik ini tidak mempunyai membran inti (prokariotik), berbeda dengan protista, plantae, dan animalia yang adalah eukariotik. Kelemahan sistem ini adalah masih terdapat makhluk hidup yang tidak bias digolongkan dalam sistem ini, yaitu fungi (mycota). Fungi memiliki perbedaan karakter yang cukup unik, ukurannya bervariasi. Ada yang menyerupai protista, tetapi bukan protista. Cara makan dan sistem pencernaannya pun berbeda dengan plantae dan animalia. Kelemahan lainnya terdapat pada kingdom monera, sebab masih terdapat perbedaan-perbedaan yang penting juga dalam kingdom ini. 4. Sistem Lima Kingdom Pencetus sistem klasifikasi 5 kingdom ini adalah Robert H. Whittaker pada tahun 1969. Pada sistem ini terdiri dari kingdom monera, protista, fungi, plantae dan animalia. Berikut ini adalah perbedaan mendasar dari masing-masing kingdom.

13

Kingdom

Monera

Protista

Fungi

Plantae

Animalia

Ciri-Ciri Jenis sel Cara memperoleh makanan Jumlah sel Uniseluler dan multiseluler Uniseluler dan multiseluler Uniseluler dan multiseluler multiseluler multiseluler prokariotik eukariotik eukariotik dan hetrotrof eukariotik autotrof Eukariotik Heterotrof

Autotrof dan Autorof heterotrof heterotrof

Kelebihan sistem ini adalah telah dikelompokkannya fungi ke dalam kingdom tersendiri. Kelemahan dari sistem pengklasifikasian ini adalah masih terdapatnya perbedaan dalam kingdom monera yang belum terselesaikan. Meskipun demikian, sistem pengklasifikasian yang seringdipakai adalah sistem klasifikasi 5 kingdom ini. 5. Sistem Enam Kingdom Sistem klasifikasi ini dicetuskan oleh Carl Woese pada tahun 1977. Pada sistem ini, kingdom dibagi menjadi 6, yaitu: 1. Kingdom archaebacteria (prokariot) 2. Kingdom eubacteria (bakteri) 3. Kingdom protista (protozoa dan eukariotik lain yang bersel satu) 4. Kingdom fungi (jamur) 5. Kingdom plantae (tumbuhan) 6. Kingdom animalia (avertebrata dan vertebrata) Pada sistem ini kingdom monera telah dipisahkan menjadi 2 kingdom, yaitu archaebacteria dan eubacteria. Pembagian ini didasarkan pada proses transkripsi dan translasinya yang berbeda. Serta perbedaan susunan rARN dan susunan kimia pada dinding dan membrane selnya.

14

DAFTAR PUSTAKA
Campbell dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga Sudjadi Bagod, Siti Laila. 2006. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya: Yudhistira Pelczar, Michael J. & E.C.S. Chan. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press) Pratiwi, Silvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga http://biologysays.blogspot.com/2010/01/sistem-klasifikasi-makhluk-hidup.html Sumber: file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Sistem-Klasifikasi-5-Kingdom.htm
http://biohikmah.blogspot.com/2010/10/klasifikasi-4-kingdom.html

http://syakir-berbagiilmu.blogspot.com/2012/03/sistem-klasifikasi-5-kingdom-robert-h.html

15

Anda mungkin juga menyukai