Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN LANJUT Dosen Ir. H. Nur Ali, MT. Ir. Adji Adisasmita, M.Si., M.Eng.Sc., Ph.D.

JENIS PERKERASAN 1. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) 2. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

KERUSAKAN JALAN Jenis-jenis Kerusakan (Struktural) Jalan

JENIS PERKERASAN

Berdasarkan karakteristik menahan dan mendistribusikan beban, maka perkerasan dapat dibagi atas: 1. Perkerasan lentur (flexible pavement) Perkerasan lentur umumnya terdiri dari beberapa lapis perkerasan dan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat 2. Perkerasan kaku (rigid pavement) Perkerasan kaku umumya hanya terdiri dari satu lapis dan menggunakan semen (portland cement) sebagai bahan pengikat.

Pada struktur perkerasan lentur: -Beban lalu lintas didistribusikan ke tanah dasar secara berjenjang dan berlapis (layer system). Beban lalu lintas didistribusikan dari lapisan permukaan ke lapisan di bawahnya. Lapisan yang tebal akan mendistribusikan beban lebih lebar pada lapisan dibawahnya demikian juga lapisan yang mutunya baik sehingga akhirnya tegangan beban kendaraan diterima oleh tanah dasar menjadi kecil. Dengan demikian untuk kondisi tanah dasar yang kurang baik maka diperlukan lapis perkerasan yang tebal dan atau bermutu tinggi. Pada struktur perkerasan kaku: -Sebagaimana layaknya beton, memiliki kekakuan (nilai modulus elastisitas) dan kekuatan tekan yang besar sehingga beban lalu lintas yang diterimanya ditahan langsung oleh struktur perkerasan itu sendiri. Beberapa perbedaan penting antara perkerasan lentur dan kaku adalah antara lain: - Pada proses konstruksi - Perilaku terhadap beban dan material pengikat. .

Perbandingan Perkerasan Lentur dan Kaku


Item Umur Rencana (masa layan) Sesitivitas thd Lendutan Sesitivitas thd overloading Tingkat Kebisingan dan Vibrasi Pemantulan Cahaya Bentuk permukaan Proses Konstruksi Perkerasan Lentur Efektif 5 sampai 10 tahun Sangat sensitif Sangat sensitif Rendah Lemah Halus dan nyaman Relatif lebih mudah dan cepat, dalam 2 jam sudah dapat digunakan Memerlukan perawatan rutin tetapi relatif lebih mudah Biaya awal relatif lebih murah tetapi perlu ada perawatan rutin tahunan Beban didistribusikan secara berjenjang dan bertahap sampai tanah dasar Agregat, aspal dan filler (jika perlu), air sangat dihindari Perkerasan Kaku Dapat mencapai 20 sampai 30 tahun Kurang sensitif Kurang sensitif Tinggi Kuat

Bergelombang dan relatif tidak nyaman


Lebih lama. Proses pematangan beton paling cepat 1-2 hari Tidak perlu perawatan rutin, tetapi perbaikan kerusakan, jika ada, relatif lebih sulit Biaya awal relatif lebih mahal tetapi relatif tidak memerlukan perawatan rutin Dengan nilai kekakuan yang tinggi maka seluruh beban diterima oleh struktur Agregat, semen dan filler (jika perlu), air diperlukan untuk pematangan beton

Perawatan

Biaya konstruksi dan perawatan

Karakteristik thd pembebanan

Material Penyusun

Subgrade: lapisan tanah dasar dan merupakan lapisan terakhir yang menerima distribusi tegangan akibat beban

Sub-base: merupakan bagian dari perkerasan (pavement) sebagai lapisan pelindung untuk subgrade, dan sebagai lapisan drainase yang mengeluarkan air dari perkerasan

Roadbase: elemen utama pada struktur perkerasan dan berfungsi untuk mendistribusikan tegangan Lapisan permukaan: base course: berfungsi untuk memberikan permukaan yang datar pada wearing course dan mendistribusikan beban ke lapisan di bawahnya wearing course: adalah lapisan yang mengalami kontak langsung dengan beban lalu lintas dan pengaruh lingkungan

Lapisan Tanah Dasar, yang merupakan treated soil Lapis Pondasi Bawah, sebagai bagian dari lapis pondasi perkerasan Lapis Pondasi, bersama-sama dengan Lapis Pondasi Bawah membentuk pondasi perkerasan yang kuat dan kokoh Lapis Permukaan, yang memiliki pengertian yang sama dengan wearing course atau surface course

Kerusakan Jalan
Kerusakan jalan dapat dibedakan menjadi: 1. Kerusakan Struktural Kerusakan struktural mencakup kegagalan perkerasan atau kerusakan dari satu atau lebih komponen perkerasan yang mengakibatkan perkerasan tidak dapat lagi menanggung beban lalu lintas
2. Kerusakan Fungsional Kerusakan fungsional adalah suatu kondisi kerusakan dimana kenyamanan dan keamanan dari pengguna jalan terganggu dan biaya operasi kendaraan meningkat Kerusakan fungsional ini dapat berdiri sendiri dan dapat pula diikuti dengan kerusakan struktural. Kerusakan fungsional dapat diperbaiki dengan cara pemeliharaan sedangkan kerusakan struktur biasanya harus diperbaiki dengan membangun ulang perkerasan tersebut. Proteksi dan koreksi adalah salah satu kegiatan pemeliharaan jalan. Kegiatan koreksi diterapkan pada perkerasan beraspal yang sudah mengalami kerusakan dengan derajat keparahan berat, antara lain: lubang, amblas, gelombang, retak buaya, jembulan Tujuan kegiatan koreksi adalah: Mengembalikan nilai kekuatan, tingkat keamanan, tingkat kenyamanan, ke kedapan terhadap air, dan kelancaran pengaliran air.

Proteksi diterapkan pada permukaan perkerasan beraspal yang sudah menunjukkan gejala-gejala akan terjadi kerusakan, atau sudah mengalami kerusakan dengan derajat keparahan ringan tetapi dengan derajat penyebaran luas (antara lain retak halus, retak memanjang, retak kulit buaya, retak susut, pengausan, keriting, kegemukan Tujuan kegiatan proteksi adalah: Mempertahankan nilai kekuatan, tingkat keamanan, tingkat kenyamanan, kekedapan permukaan, kelancaran pengaliran air Proteksi diselenggarakan secara berkala, mencakup daerah permukaan yang luas, dilakukan pada atau dari permukaan, serta tambahan nilai kekuatan yang diperhitungkan rendah

Jenis-jenis kerusakan (struktural) jalan antara lain:


- Retak (Cracking) - Perubahan Bentuk (Deformation) - Cacat Permukaan (Surface Disintegration) - Pengausan (Polished Aggregate) - Kegemukan (Bleeding), dan - Penurunan Kualitas pada Bekas Penanaman Utilitas (Utility Cut Depression).

Kerusakan Retak dapat terbagi atas: - Retak halus (hair cracks) - Retak kulit buaya (alligator cracks) - Retak pinggir (edge cracks) - Retak pertemuan perkerasan dan bahu (edge joint cracks) - Retak sambungan jalan (lane joint cracks) - Retak sambungan pelebaran (widening cracks) - Retak refleksi (reflection cracks) - Retak susut (shrinkage cracks) - Retak selip (slippage cracks) Perubahan Bentuk terdiri atas: - Alur (ruts) - Keriting (corrugation) - Amblas (depression) - Sungkur (shoving) - Jembul (upheavel) - Lubang (potholes) - Pelepasan butir (raveling) - Pengelupasan lapis permukaan (stripping)

Anda mungkin juga menyukai