Anda di halaman 1dari 40

BAB III

Determinan matriks
Definisi Determinan
Misalkan A matriks bujur sangkar , fungsi
determinan A sering dituliskan sebagai
determinan ( disingkat det(A) atau |A| )
didefinisikan sebagai jumlah semua hasil kali
elementer bertanda dari A .
Jika A berukuran nxn , maka hasil kali
elementer dari matriks A akan berbentuk :
a
1p1
.a
2p2
a
npn
dimana p
1
p
2
p
n
merupakan
permutasi dari bilangan bilangan 1,2,, n.
Tanda dari a
1p1
.a
2p2
anpn sendiri ditentukan
dari banyaknya bilangan bulat besar yang
mendahului bilangan yang lebih kecil (
banyaknya invers ) pada bilangan p
1
p
2
p
n
,
jika banyaknya invers adalah ganjil maka
tandanya negatif ( ) dan jika sebaliknya
tandanya positif ( + ).

Contoh
Diketahui A =

Tentukan det(A) !
(

d c
b a
+
= =
(

=
bc ad
d c
b a
A
: adalah A matriks determinan maka ,
d c
b a
A Jika
Matriks 2x2
(

=
22 21
12 11
a a
a a
A
Jawab
Banyaknya permutasi 1,2 ( karena A
berukuran 2x2 ) = 2 yaitu 12 dan 21 Pada
bilangan 12 akan didapatkan banyaknya
invers = 0 sehingga tanda untuk hasil kali
elementer a
11
.a
22
adalah (+) , sedangkan
untuk hasil kali elementer a
12
.a
21
akan
bertanda () karena pada bilangan 21
terdapat satu angka bulat yang
mendahului angka yang lebih kecil.
Jadi det(A) = + a
11
.a
22
a
12
.a
21
= ad bc

Adapun untuk matriks B berordo 3x3,
determinan matriks B ini didefinisikan sebagai
berikut menggunakan kaidah Sarrus.
! det(B) Tentukan ,
a a a
a a a
a a a
B Diketahui
33 32 31
23 22 21
13 12 11
(
(
(

=

Untuk memudahkannya akan dibuat tabel
sebagai berikut
permutasi Hasil kali elementer Banyak invers Hasil kali elementer bertanda
123 a11.a22.a33 0 + a11.a22.a33
132 a11.a23.a32 1 a11.a23.a32
213 a12.a21.a33 1 a12.a21.a33
231 a12.a23.a31 2 +a12.a23.a31
312 a13.a21.a32 2 + a13.a21.a32
321 a13.a22.a31 3 a13.a22.a31
Jadi det B = + a
11
.a
22
.a
33
a
11
.a
23
.a
32
+
a
12
.a
23
.a
31
a
12
.a
21
.a
33
+ a
13
.a
21
.a
32
a
13
.a
22
.a
31
Untuk kasus matriks yang berukuran lebih dari
3x3 , tentunya penentuan nilai determinan
dengan menggunakan definisi tersebut menjadi
kurang efektif dan lebih rumit. Berdasarkan
definisi dari determinan tersebut maka
dikembangkan metode perhitungan determinan
yang lebih cepat yang akan dibahas dibagian
selanjutnya.
Metode perhitungan determinan
a. Ekspansi kofaktor
Pada metode ini dikenal beberapa istilah , antara lain :
Minor elemen aij ( Mij ) yaitu determinan yang didapatkan
dengan menghilangkan baris i dan kolom j matriks
awalnya.
Kofaktor elemen aij ( C
ij
) = (1 )
i+
j Mij
Jika A matriks bujur sangkar berukuran nxn , maka dengan
menggunakan metode ini perhitungan determinan dapat
dilakukan dengan dua cara yang semuanya menghasilkan
hasil yang sama yaitu :
ekspansi sepanjang baris i
det(A) = a
i1
C
i1
+ a
i2
C
i2
+ + a
in
C
in
ekspansi sepanjang kolom j
det(A) = a
1j
C
1j
+ a
2j
C
2j
+ + a
nj
C
nj
( )
( ) ( )
( )
( ) ( ) ( ) 3 2 . 3 2 . 2 1 . 1 det(A) Jadi
2 8 6
3 4
2 2
1
2 4 2
1 4
1 2
1
1 3 2
1 3
1 2
1
Det(A)
(A) det menghitung untuk 1 baris ekspansi n menggunaka dicoba Akan
: Jawab
kofaktor! ekspansi n menggunaka dengan det(A) tentukan ,
1 3 4
1 2 2
3 2 1
A Diketahui
13 13
3 1
13
12 12
2 1
12
11 11
1 1
11
13 13 12 12 11 11
= + + =
= = = = =
= = = = =
= = = = =
+ + =
(
(
(

=
+
+
+
M M C
M M C
M M C
C a C a C a
Jawab
Jika melihat sifat dari metode ini , maka
perhitungan akan lebih cepat jika ada elemen a
ij

yang bernilai 0 . Jadi pemilihan baris / kolom
akan sangat menetukan kecepatan perhitungan .
Dalam contoh ini terlihat bahwa baris/kolom
yang mengandung banyak nilai 0 adalah kolom
2. Jadi det (B) akan dapat dihitung secara cepat
menggunakan ekspansi terhadap kolom 2.
( ) B Det Hitung ,
1 0 1
1 2 2
3 0 1
B Diketahui
(
(
(

=
1. Determinan dari matriks dan transposenya adalah sama; |A
T
| = |A|



Akibatnya : semua sifat determinan berlaku secara baris / dan secara kolom.
2. Matriks persegi yang mempunyai baris (kolom) nol, determinannya nol (0).

26
2 3
4 7
26
2 4
3 7
=

= =

=
T
A A
( ) ( ) 0
0 8 7
0 5 6
0 2 2
det 0
5 6 7
0 0 0
3 1 2
det =

= =

= C B
3. Determinan dari suatu matriks persegi A yang salah satu baris (kolom) dikalikan
dengan skalar k, maka determinannya berubah menjadi k A

Jika baris kedua dikalikan dengan 7

Akibat sifat ini :

Suatu determinan jika salah satu baris (kolom) mempunyai faktor yang sama,
maka sudah dapat difaktorkan.



5
4 3
1 2
=


= A A 7 35
28 21
1 2
= =


( ) 35 5 7
4 3
1 2
7
28 21
1 2
= =


2 3 1
1 2 3
1 1 2
4
2 12 1
1 8 3
1 4 2
2 1 1
1 2 1
4 2 3
3
2 1 1
1 2 1
12 6 9

=
4. Determinan suatu matriks yang salah satu baris (kolom) nya
ditukar dengan baris (kolom) yang lain, maka nilai determinan
matriks tersebut berubah menjadi negatip determinan semula.

Baris pertama ditukar baris kedua

5. Determinan dari suatu matriks persegi yang mempunyai dua baris
(kolom) yang sama adalah sama dengan 0 (nol).

0
3 0 3
2 3 2
1 1 1
0
2 7
2 7
=


=

31
3 2
5 7
=

31
5 7
3 2
=

6. Determinan dari suatu matriks persegi yang salah satu barisnya


(kolomnya) merupakan kelipatan dari baris (kolom) yang lain
adalah sama dengan 0 (nol).




Karena kolom ke dua kelipatan kolom ke empat, |B| = 0




1 1 2 1
3 1 6 1
2 2 4 1
1 1 2 1




= B
7. Determinan dari matriks persegi A = (a
ij
) berdimensi n yang
baris ke -i (kolom ke-j) terdiri dari elemen-elemen yang dapat
diuraikan menjadi dua suku binomium, maka determinannya
sama dengan determinan A yang baris ke-i (kolom ke-j) diganti
dengan suku binomium yang pertama ditambah determinan A
yang baris ke-i (kolom ke-j) diganti dengan suku yang kedua.
6 4
5 3
6 5
5 5
6 4 5
5 3 5
6 9
1 3
6 9
4 5
6 9
1 4 3 5
6 9
5 8
+ =
+
+

+ =
+ +

8. Determinan suatu matriks persegi tidak berubah nilainya jika salah


satu baris (kolom) ditambah dengan kelipatan baris (kolom) yang
lain.



9. Determinan dari matriks segitiga adalah sama dengan produk (hasil
kali) elemen-elemen diagonalnya.

11
4 1
1 3
b2 b1 Jika
11
1 1
9 2
k1 3 k2 Jika
11
4 1
3 2
=

+
=

Sifat ke 8 ini sering dipakai untuk


menyederhanakan baris (kolom), sebelum
menghitung nilai determinan
( )( )( ) ( )( )( )( ) 24 1 4 2 3
1 3 0 0
0 4 1 1
0 0 2 0
0 0 0 3
15 5 1 3
5 0 0
3 1 0
2 7 3
= =

= =

Tentukan determinan matriks berikut :


, 3 2
1 5
2 3
Jika 3.
4 6
2 3
Q 2.
3 4
2 5
P 1.
=

=
(


=
x
x
Tentukan harga x yang memenuhi
persamaan tersebut
Tentukan determinan dari matriks



Determinan matriks Q adalah 5, tentukan nilai x
(
(
(


=
0 4 1
4 5 0
3 2 1
M
(
(
(

=
5 2 3
4 2 1
3 1 1
x
x
Q
Minor , Kofaktor, dan Adjoin
Jika A adalah sebuah matriks persegi, maka minor entri
atau elemen a
ij
dinyatakan oleh M
ij
dan didefinisikan
sebagai determinan submatriks yang tinggal setelah baris
ke-i dan kolom ke-j dicoret dari A. Bilangan (-1)
i+j
M
ij

dinyatakan oleh C
ij
dinamakan kofaktor entri a
ij
.
Jika A adalah sembarang matriks persegi (n x n) dan C
ij
adalah
kofaktor a
ij
, maka matriks





disebut matriks kofaktor dari A. Transpose matriks ini disebut
adjoin dari A dan dinyatakan dengan Adj (A).
(
(
(
(

nn n n n
n
n
C C C C
C C C C
C C C C

3 2 1
2 23 22 21
1 13 12 11
Tentukan minor, kofaktor, matriks kofaktor, dan adjoin dari



Tentukan minor, kofaktor, matriks kofaktor, dan adjoin dari

(

=
4 5
1 2
A
(
(
(

=
3 2 4
1 4 1
5 0 2
A
Reduksi baris menggunakan operasi
baris elementer
Penggunaan metode ini sebenarnya tidak lepas dari metode
ekspansi kofaktor yaitu pada kasus suatu kolom banyak
mengandung elemen yang bernilai 0. Berdasarkan sifat ini
maka matriks yang berbentuk eselon baris atau matriks
segitiga akan lebih mudah untuk dihitung nilai
determinannya karena hanya merupakan perkalian dari
elemen diagonalnya. Reduksi baris dilakukan dengan
mengubah kolom kolom sehingga banyak memuat elemen
0. Biasanya bentuk metriks akhir yang ingin dicapai adalah
bentuk eselon baris atau bentuk segitiga tetapi ini tidak
mutlak. Jika bentuk eselon atau segitiga belum tercapai
tetapi dianggap perhitungannya sudah cukup sederhana
maka determinan bisa langsung dihitung. Dalam melakukan
reduksi baris operasi yang digunakan adalah operasi baris
elementer.
Pada operasi baris elementer ada beberapa
operasi yang berpengaruh terhadap nilai
determinan awal , yaitu :
Jika matriks B diperoleh dengan mempertukarkan
dua baris pada matriks A maka det (B) = det (A)
Jika matriks B diperoleh dengan mengalikan
konstanta k ke salah satu baris matriks A maka det
(B) = k det (A)
Jika matriks B didapatkan dengan menambahkan
kelipatan suatu baris ke baris lainnya , maka det
(B) = det (A)


Jawab
A. Matriks X didapatkan dengan mempertukarkan
baris 1 dan 2 matriks A , maka
det ( X) = det ( X) = r
B. Matriks Y didapatkan dengan mengalikan baris
ke2 matriks A dengan 2, maka
det ( Y) = 2.det ( Y) = 2r
C. Matriks Z didapatkan dengan menambahkan
baris 1 ke baris 3 matriks A , maka
det (Z) = det (Z) = r
Contoh
Tentukan Deteminan Matriks



Dengan menggunakan reduksi baris.


(
(
(

=
1 3 4
1 2 2
3 2 1
A
Menentukan invers suatu matriks dapat juga
menggunakan rumus berikut :




dimana adj (A) = C
t
dan C = { c
ij
}, c
ij
=
kofaktor elemen a
ij
( )
A
A adj
A =
1
Menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan
linier dengan metode Crammer
Metode Crammer didasarkan atas perhitungan determinan matriks.
Suatu SPL yang berbentuk A X = B dengan A adalah matriks bujur sangkar
dapat dikerjakan dengan metode Crammer jika hasil perhitugan
menunjukkan bahwa det (A) 0. Penyelesaian yang didapatkan dengan
metode ini adalah penyelesaian tunggal.
Diketahui suatu sistem persamaan linier berbentuk A X = B dengan A
adalah matriks bujur sangkar berukuran nxn dan det (A) 0 sedangkan
nilai X dan B adalah :
(
(
(
(

=
(
(
(
(

=
n n
b
b
b
B
x
x
x
X

2
1
2
1
,
maka penyelesaian untuk x adalah :




A
i
adalah matriks A yang kolom kei nya diganti dengan
vektor B.
A
A
x
A
A
x
A
A
x
n
n
= = = ,....., ,
2
2
1
1
Diketahui sistem persamaan linier berbentuk
A X = B




a. Periksa apakah metode Crammer dapat
digunakan untuk mendapatkan penyelesaian
SPL ?
b. Jika bisa , tentukan penyelesaian untuk x !
(
(
(

=
(
(
(

(
(
(


1
1
1
3 4 2
0 1 1
5 5 2
I.
z
y
x
(

=
(


3
11
1 2
5 3
II.
y
x
Hubungan determinan, invers matriks dan
penyelesaian untuk sistem persaman linier
Jika suatu SPL berbentuk A x = b dan A matriks bujur
sangkar, maka sifat dari penyelesaian SPL dapat diketahui
dari nilai determinan A atau invers matriks A. Berikut ini
adalah hubungan yang berlaku :

Det(A) = 0 A
-1
terdefinisi (ada) penyelesaian
tunggal untuk SPL
Det(A) = 0 A tidak memiliki invers

Det(A) = 0 SPL memiliki banyak penyelesaian
SPL tidak memiliki penyelesaian
Pada kasus det (A) 0 untuk menentukan penyelesaiannya
dapat digunakan invers matriks untuk menghitungnya, yaitu
x = A
1
b . Sedangkan pada kasus det (A) = 0 , untuk
menentukan penyelesaian SPL harus digunakan eliminasi
GaussJordan pada matriks diperbesar [A : b ].
Gunakan ekspansi kofaktor untuk menghitung determinan
dari matriks matriks berikut :
(
(
(
(

=
(
(
(
(

=
(
(
(

=
2 0 2 4
3 2 3 2
2 0 1 0
1 0 0 3
.
3 3 1 3
2 0 1 4
0 1 0 2
1 0 1 1
.
1 0 1
1 2 2
3 0 1
. C c B b A a
Diketahui sistem persamaan linier x = b





a. Periksa apakah metode Crammer dapat digunakan
untuk menentukan penyelesaian SPL ?
b. Jika ya, tentukan nilai untuk x !
c. Tentukan invers A dengan menggunakan rumus



d. Tentukan nilai x dengan menggunakan hasil dari
(a)!
(
(
(

=
(
(
(

(
(
(

3
2
1
1 1 1
1 2 2
3 2 1
z
y
x
( )
A
A adj
A =
1
Diketahui SPL A x = b dengan matriks diperbesar [ A l B ]
sebagai berikut :




Tentukan nilai a agar
a. SPL memiliki penyelesaian tunggal !
b.SPL memiliki penyelesaian banyak !
c. SPL tidak memiliki penyelesaian !
( ) (
(
(

+
=
3
3
4
1 0 2
1 1 2
3 2 1
] B | A [
2
a a
Catatan
Matriks yang mempunyai invers adalah matriks yang nilai
determinannya 0, matriks seperti ini disebut matriks
nonsingular, sedangkan matriks yang harga determinannya =
0 disebut matriks singular .
Invers suatu matriks jika ada dan tunggal, maka berlaku sifat
(A
1
)
1
= A
(A x B)
1
= B
1
x A
1
Contoh
Manakah yang termasuk matriks singular dan matriks
nonsingular dan carilah inversnya
|
|
.
|

\
|
=
6 3
4 2
A a.
|
|
.
|

\
|
=
5 - 2 -
10 - 4
B b.

Anda mungkin juga menyukai