Anda di halaman 1dari 13

Siwak : Keajaiban dalam Sunnah Nabi Abu Salma M. Rachdie P., S.

Si

Sejarah Penggunaan Siwak (Salvadora persica) Penggunaan alat-alat kebersihan mulut telah dimulai semenjak berabad-abad lalu. Manusia terdahulu menggunakan alat-alat kebersihan yang bermacam-macam seiring dengan perkembangan sosial, teknologi dan budaya. Beraneka ragam peralatan sederhana dipergunakan untuk membersihkan mulut mereka dari sisa-sisa makanan, mulai dari tusuk gigi, batang kayu, ranting pohon, kain, bulu burung, tulang hewan hingga duri landak. Diantara peralatan tradisional yang mereka gunakan dalam membersihkan mulut dan gigi adalah kayu siwak atau chewing stick. Kayu ini walaupun tradisional, merupakan langkah pertama transisi/peralihan kepada sikat gigi modern dan merupakan alat pembersih mulut terbaik hingga saat ini. Miswak (Chewing Stick) telah digunakan oleh orang Babilonia semenjak 7000 tahun yang lalu, yang mana kemudian digunakan pula di zaman kerajaan Yunani dan Romawi, oleh orang-orang Yahudi, Mesir dan masyarakat kerajaan Islam. Siwak memiliki nama-nama lain di setiap komunitas, seperti misalnya di Timur Tengah disebut dengan miswak, siwak atau arak, di Tanzania disebut miswak, dan di Pakistan dan India disebut dengan datan atau miswak. Penggunaanchewing stick (kayu kunyah) berasal dari tanaman yang berbeda-beda pada setiap negeri. Di Timur Tengah, sumber utama yang sering digunakan adalah pohon Arak (Salvadora persica), di Afrika Barat yang digunakan adalah pohon limun (Citrus aurantifolia) dan pohon jeruk (Citrus sinesis). Akar tanaman Senna (Cassiva vinea) digunakan oleh orang Amerika berkulit hitam, Laburnum Afrika (Cassia sieberianba) digunakan di Sierre Leone serta Neem (Azadirachta indica) digunakan secara meluas di benua India. Meskipun siwak sebelumnya telah digunakan dalam berbagai macam kultur dan budaya di seluruh dunia, namun pengaruh penyebaran agama Islam dan penerapannya untuk membersihkan gigi yang paling berpengaruh. Istilah siwak sendiri pada kenyatannya telah umum dipakai selama masa kenabian Nabi Muhammad yang memulai misinya sekitar 543 M. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda : Seandainya tidak memberatkan ummatku niscaya akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat (dalam riwayat lain : setiap akan berwudhu). Nabi memandang kesehatan dan kebersihan mulut adalah penting, sehingga beliau senantiasa menganjurkan pada isterinya untuk selalu menyiapkan siwak untuknya hingga akhir hayatnya. Siwak terus digunakan hampir di seluruh bagian Timur Tengah, Pakistan, Nepal, India, Afrika dan Malaysia, khususnya di daerah pedalaman. Sebagian besar mereka menggunakannya karena faktor religi, budaya dan sosial. Ummat Islam di Timur Tengah dan sekitarnya menggunakan siwak minimal 5 kali sehari disamping juga mereka menggunakan sikat gigi biasa. Penelitian yang dilakukan oleh Erwin dan Lewis (1989) menyatakan bahwa pengguna siwak memiliki relativitas yang rendah dijangkiti kerusakan dan penyakit gigi meskipun mereka mengkonsumsi bahan makanan yang kaya akan karbohidrat.

Morfologi dan Habitat Tanaman Siwak Siwak atau Miswak, merupakan bagian dari batang, akar atau ranting tumbuhan Salvadora persica yang kebanyakan tumbuh di daerah Timur Tengah, Asia dan Afrika. Siwak berbentuk batang yang diambil dari akar dan ranting tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon arak adalah pohon yang kecil seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, berdiameter lebih dari 1 kaki. Jika kulitnya dikelupas berwarna agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna cokelat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aromanya seperti seledri dan rasanya agak pedas. Siwak berfungsi mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata siwak sendiri berasal dari bahasa arab yudlik yang artinya adalah memijat (massage). Siwak lebih dari sekedar sikat gigi biasa, karena selain memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walaupun di bawah tekanan yang keras, siwak juga memiliki kandungan alami antimikrobial dan antidecay system(sistem antipembusuk). Batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara tepat dan dapat mengikis plak pada gigi. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi.

Kandungan Kimia Batang Kayu Siwak Al-Lafi dan Ababneh (1995) melakukan penelitian terhadap kayu siwak dan melaporkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri, mengikis plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi. Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, meliputi : Antibacterial Acids, seperti astringents, abrasive dan detergent yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi, menghentikan pendarahan pada gusi. Penggunaan kayu siwak yang segar pertama kali, akan terasa agak pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard yang merupakan substansi antibacterial acid tersebut. Kandungan kimiawi seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluorida, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimetilamin, Salvadorin, Tannin dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi. Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, yang dapat menyegarkan mulut dan menghilangkan bau tidak sedap. Enzim yang mencegah pembentukan plak yang merupakan penyebab radang gusi dan penyebab utama tanggalnya gigi secara prematur. Anti Decay Agent (Zat anti pembusukan) dan Antigermal System, yang bertindak seperti Penicilin menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah terjadinya proses pembusukan. Siwak juga turut merangsang produksi saliva, dimana saliva sendiri merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut. Menurut laporan Lewis (1982), penelitian kimiawi terhadap tanaman ini telah dilakukan semenjak abad ke-19, dan ditemukan sejumlah besar klorida, fluor, trimetilamin dan resin. Kemudian dari hasil penelitian Farooqi dan Srivastava (1990) ditemukan silika, sulfur dan

o o o

vitamin C. Kandungan kimia tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut dimana trimetilamin dan vitamin C membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan gusi. Klorida bermanfaat untuk menghilangkan noda pada gigi, sedangkan silika dapat bereaksi sebagai penggosok. Kemudian keberadaan sulfur dikenal dengan rasa hangat dan baunya yang khas, adapun fluorida berguna bagi kesehatan gigi sebagai pencegah terjadinya karies dengan memperkuat lapisan email dan mengurangi larutnya terhadap asam yang dihasilkan oleh bakteri.

Siwak sebagai zat antibakterial El-Mostehy dkk (1998) melaporkan bahwa tanaman siwak mengandung zat-zat antibakterial. Darout et al. (2000) Melaporkan bahwa antimikrobial dan efek pembersih pada miswak telah ditunjukkan oleh variasi kandungan kimiawi yang dapat terdeteksi pada ekstraknya. Efek ini dipercaya berhubungan dengan tingginya kandungan Sodium Klorida dan Pottasium Klorida sepertisalvadourea dan salvadorine, saponin, tannin, vitamin C, silika dan resin, jugacyanogenic glycoside dan benzylsothio-cyanate. Hal ini dilaporkan bahwa komponen anionik alami terdapat pada spesies tanaman ini yang mengandung agen antimikrobial yang melawan beberapa bakteri. Nitrat (NO3-) dilaporkan mempengaruhi transportasi aktif porline pada Escherichia coli seperti juga pada aldosa dari E. coli dan Streptococcus faecalis. Nitrat juga mempengaruhi transport aktif oksidasi fosforilasi dan pengambilan oksigen oleh Pseudomonas aeruginosa dan Stapyhylococcus aureus sehingga terhambat. Menurut hasil penelitian Gazi et al. (1987) ekstrak kasar batang kayu siwak pada pasta gigi yang dijadikan cairan kumur, dikaji sifat-sifat antiplaknya dan efeknya terhadap komposisi bakteri yang menyusun plak dan menyebabkan penurunan bakteri gram negatif batang. Penyusun (2005) di dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Ekstrak Serbuk Kayu Siwak (Salvadora persica) Terhadap Pertumbuhan BakteriStreptococcus mutans Dan Staphylococcus aureus Dengan Metode Difusi Lempeng Agar menemukan bahwa ekstrak serbuk kayu siwak bersifat antibakterial sedang terhadap bakteri S. mutans dan S. aureus.

Siwak sebagai oral cleaner device (alat pembersih mulut) Siwak sangat efektif sebagai alat pembersih mulut. Almas (2002) meneliti perbandingan pengaruh antara ekstrak siwak dengan Chlorhexidine Gluconate (CHX) yang sering digunakan sebagai cairan kumur (mouthwash) dan zat anti plak pada dentin manusia dengan SEM (Scanning Electron Microscopy). Almas melaporkan bahwa 50% ekstrak siwak dan CHX 0,2% memiliki efek yang sama pada dentin manusia, namun ekstrak siwak lebih banyak menghilangkan lapisan nodanoda (Smear layer) pada dentin. Sebuah penelitian tentang Periodontal Treatment (Perawatan gigi secara berkala) dengan mengambil sampel terhadap 480 orang dewasa berusia 35-65 tahun di kota Makkah dan Jeddah oleh para peneliti dari King Abdul Aziz University Jeddah, menunjukkan bahwa Periodontal Treatment untuk masyarakat Makkah dan Jeddah adalah lebih rendah daripada treatment yang

harus diberikan kepada masyarakat di negara lain, hal ini mengindikasikan rendahnya kebutuhan masyarakat Makkah dan Jeddah terhadap Periodontal Treatment. Penelitian lain dengan menjadikan serbuk (powder) siwak sebagai bahan tambahan pada pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran serbuk siwak menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi kesehatan gigi secara sempurna adalah dengan menggunakan pasta gigi dengan butiran-butiran serbuk siwak, karena butiran-butiran serbuk siwak tersebut mampu menjangkau sela-sela gigi secara sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang masih bersarang pada sela-sela gigi. Hal ini yang mendorong perusahaan-perusahaan pasta gigi di dunia menyertakan serbuk siwak ke dalam produk pasta gigi mereka. WHO (World Health Organization) turut menjadikan siwak sebagai salah satu komoditas kesehatan yang perlu dipelihara dan dibudidayakan.

(Diadopsi dari Skripsi penyusun yang berjudul PENGARUH EKSTRAK SERBUK KAYU SIWAK (Salvadora persica) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans DANStaphylococcus aureus DENGAN METODE DIFUSI LEMPENG AGAR), 2005, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Fakta Ilmiah di Balik Mukjizat Sunah Siwak


Sabtu, 27 October 2012 Tags: fakta ilmiah, mukjizat, sunah, siwak Views: 887

Hadits Nabi SAW, menganjurkan kita bersiwak, Siwak adalah pembesih mulut dan sebab ridhonya Rabb. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah) Dengan semakin majunya dunia ilmu pengetahuan, semakin banyak pula bermunculan produksi pasta gigi. Akan tetapi, pemakaian pasta gigi tidak lantas menjadikan gigi terbebas dari kemungkinan timbulnya masalah, misalnya, timbulnya kebusukan, nafas tidak segar, gusi berdarah dan lainnya akibat zat-zat yang terkandung di dalamnya. Terlebih jika sisa-sisa makanan masih bersarang di celah-celah gigi. Berbeda dengan pasta gigi biasa, siwak mempunyai banyak keutamaan, yakni untuk membersihkan dan mencegah menetapnya sisa-sisa makanan yang terdapat di celah-celah gigi. Sebuah penelitian tentang siwak menunjukkan, siwak mempunyai zat anti bakteri yang mampu mengurangi jumlah bakteri di dalam mulut, sehingga gigi menjadi sehat dan mencegah timbulnya gigi berlubang dan gigi menjadi sehat. Efek desinfektan yang terdapat di dalam siwak dapat dipergunakan untuk menghentikan pendarahan gusi. Mineral yang terdapat di dalam siwak adalah:

Natrium. Klorida. Kalium. Sodium Bikarbonat. Kalsium Oksida. Kandungan zat inilah yang berfungsi untuk membersihkan gigi.

Karena khasiat yang terkandung dalam kayu siwak itulah, terutama untuk menguatkan gigi dan memutihkannya sampai-sampai ada sebuah perusahaan pasta gigi yang memproduksi pasta gigi dengan memanfaatkan getah pohon Araq (bahan siwak). Bau harum dan rasanya yang enak, timbul dari minyak alamiah berjumlah 1 persen dari seluruh komposisi. Selain itu di dalam siwak juga terdapat enzim yang mencegah penyakit gusi.

Dalam kitab Ath-Thubbun Nabawi (Medis Nabawi) yang disusun dijelaskan manfaat siwak antara lain :

- membersihkan mulut, - membersihkan gusi, - mencegah pendarahan - menguatkan penglihatan - mencegah gigi berlubang - menyehatkan pencernaan - menjernihkan suara - membantu pencernaan makanan - memperlancar saluran nafas (bicara) - menggiatkan bacaan - menahan tidur - meridhokan Allah Taala - dikagumi malaikat

Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :

Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids tersebut. Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahanbahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi. Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap. Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature. Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.

Fakta Ilmiah Sebuah penelitian pada 2004 membandingkan pembersihan gigi dengan siwak dan sikat gigi bercampur pasta gigi. Hasilnya, gigi lebih bersih bila dibersihkan dengan siwak.

Pada 1986 dan 2000, World Health Organization (WHO) menyarankan penggunaan siwak untuk membersihkan gigi. Salah seorang peneliti siwak, Ramli Mohammed Diabi, menghabiskan 17 tahun masa hidupnya hanya untuk meneliti kegunaan siwak. Dia berpendapat, siwak juga berfungsi untuk menghilangkan efek kecanduan bagi perokok aktif. Siwak adalah ranting pohon Salvadora persica. Pohon itu juga disebut de ngan arak atau peelu. Di kalangan masyarakat Muslim, penggunaan siwak sangat popular karena hukumnya sunah. Kayu siwak marak digunakan sebagai pembersih gigi mulai Timur Tengah menuju Asia Selatan, kemudian bersambung ke Asia Tenggara. Sebuah majalah Jerman memuat tulisan ilmuwan Rowdatt, rektor Institut Perkumanan pada Universitas Rostoc. Dalam tulisannya itu ia berkata, Saya telah membaca tentang siwak yang digunakan Bangsa Arab sebagai sikat gigi. Seketika itu, saya mulai melakukan pengkajian. Penelitian ilmiah modern mengukuhkan bahwa siwak mengandung zat yang melawan pembusukan, zat pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan ggi, melindungi gigi dari kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut dan gigi dari berbagai penyakit, bagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah kanker. Dalam penemuan ini terdapat dua mukjizat bagi Rasulullah SAW. Mukjizat pertama, yaitu manfaatmanfaat yang tampak pada siwak. Dengan ini, berarti Rasulullah SAW adalah orang pertama yang memerintahkan melindungi mulut dari berbagai macam penyakit. Mukjizat kedua, yaitu bagaimana Muhammad SAW bisa mengetahui dari sekian juta jenis pohon-pohonan, bahwa pohon siwak (saludora persica) mengandung banyak manfaat bagi manusia? Sebuah penelitian tentang Periodontal Treatment (Perawatan gigi secara periodik/berkala) dengan mengambil sample terhadap 480 orang dewasa berusia 35-65 tahun di kota Makkah dan Jeddah oleh para ilmuwan dari King Abdul Aziz University, Jeddah, menunjukkan bahwa Periodontal treatement untuk masyarakat Makkah dan Jeddah adalah lebih rendah daripada studi yang dilakukan terhadap negara-negara lain. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan siwak berhubungan sangat erat terhadap rendahnya kebutuhan masyarakat Makkah dan Jeddah terhadap Periodontal Treatment. (berbagai sumber/jurnalhajiumroh)

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3723367/ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21798329 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21715265 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2930631/ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3249923/ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2749543/ http://eprints.undip.ac.id/37057/1/Paramitha_A.pdf

kayu siwak lebih mudah dibawa kemana-mana dibandingkan sikat gigi. Hanya diletakkan dalam saku dan tidak memerlukan pasta gigi. Malah beberapa zat vitamin yang Allah SWT. beri terdapat pada kayu siwak. Kita digalakkan untuk bersikat gigi setiap kali hendak sholat, tetapi apakah kita sanggup bawa sikat gigi dan pasta gigi dalam saku kita kemana sahja kita pergi? Memang tidak pernah saya lihat seseorang berbuat semacam itu, tetapi sangat mudah jika bawa kayu siwak yang memang banyak kelebihannya. Malah jika kita perhatikan zaman sekarang, pasta gigi kadang-kadang yang tidak jelas kehalalannya mempunyai banyak bahan kimia yang berbahaya. Memang cukup pelik bagi kita untuk meneliti sumber yang haram yang terkandung dalam pasta gigi. Tidak dinafikan juga terdapat pasta gigi yang halal seperti keluaran perusahaan tertentu atau yang bersertifikat halal dari MUI. Namun jika kita menggunakan kayu siwak dijamin halal 100% karena sumbernya murni dari tumbuhan yang diciptakan oleh Allah SWT. Berdasarkan pengalaman penulis yang selalu menggunakan kayu siwak, apabila kita hendak sholat, lidah kita akan menjadi ringan dan lembut untuk melafadzkan bacaan ayat al-Quran dan dzikir. Subhanallah. Sangat nikmat rasanya jika dibandingkan setelah menggunakan pasta gigi dan sikat gigi. STUDY ILMAH TENTANG MISWAK

-Proses Pencmaran Proton pada Gigi

Gigi yang tercemar menjadikan ia mudah menarik logam berat dan bahan berasam untuk melekat kepadanya. Bahan ini akan melekat pada dinding gigi dan membentuk plak (plaque). Plak akan menebal dan menjadi keras. Plak ini tidak bisa dibersihkan secara fisik seperti mencongkel, menggosok gigi dengan sikat gigi dengan pasta gigi dan sebagainya. - Proses Gigi Mendapat Elektron

Gigi yang menerima elektron akan mempunyai getaran asal yang tidak menerima benda asing melekat kepadanya. Ia juga berusaha untuk mengawal aktivitas biotik dan terhindar dari terjangkit kuman. Oleh karena itu, gigi yang disosok dengan kayu siwak (kayu sugi / malaysia) mempunyai kemampuan untuk menanggalkan plak lebih baik daripada menyungkil atau menyikat. Walaupun anda hanya menggosok beberapa gigi saja, elektron akan tersebar ke gigi lain yang bersebelahan apabila gigi tersebut bersentuhan atau rapat. Plak dibagian belakang gigi juga akan tertanggal walaupun tidak dicapai oleh kayu siwak. Dengan hanya menggosok dibagian depan gigi, bagian belakangnya juga turut mendapat elektron yang membantu menanggalkan plak dengan sendiri, insyaAllah. - Berus Gigi Linen atau Plastik

Terdapat berbagai jenis sikat atau pembersih gigi di pasaran. Begitu juga dengan pasta gigi. Mereka membuat berbagai teknik dan rekayasa. Diantara teknik yang digunakan ialah seperti mesin getar, mesin yang memutar sikat, pengurut gusi dari getah, pembersih lidah dan sebagainya. Berdasarkan kajian saintifik, menyikat dengan berbagai cara menggunakan sikat linen atau plastik walaupun sikat tersebut dibuat dengan berbagai bentuk yang canggih, sebenarnya tidak akan membantu membersihkan menanggalkan plak dengan sempurna. Sikat yang dibuat dari linen atau plastik amat mudah memerangkap bakteri. Itulah sebabnya persatuan dokter gigi menyarankan agar sikat gigi diganti setiap DUA bulan sekali! Mungkin anda lihat sikat gigi tersebut masih baru dan belum rusak atau sikatnya masih keras, tetapi ia sudah membahayakan kesehatan gigi. - Kerisauan yang berdasar.. Di pasaran dunia dan Malaysia khususnya (termasuk Indonesia) terjadi lonjakan barangan keperluan yang dibuat dari sumber yang haram dan beracun. Berdasarkan pada Panduan Halal Haram yang di keluarkan oleh Consumer Association of Penang (2006), Lazimnya sikat yang dibuat dari bulu babi dilabelkan sebagai Pure Bristle. Selain sikat lukisan, sikat cat, sikat penggosok sajadah dan songkok, sikat gigi dan sikat cukur dikhawatirkan mengandung bahan haram ini.

Disaat umat Islam dilanda kebimbangan mengenai status barang halal, khususnya keperluan dalam menjaga kesehatan mulut, Nabi SAW. telah memberikan satu solusi yang terbaik sejak 600M yang lalu. Pada zaman nabi telah terdapat berbagai jenis alat pembersih mulut seperti powder, tetapi siwak tetap menjadi pilihan Baginda SAW. Meskipun terdapat begitu banyak manfaat atau khasiat penggunaan siwak, sekitar 70 manfaat, namun satu manfaat utama yang harus kita lihat adalah khasiatnya terhadap kesehatan gigi dan mulut. Beberapa studi atau penelitian yang telah dilakukan terhadap khasiat siwak sebagai berikut : Wrigley, suatu Perusahaan yang melakukan studi tentang miswak yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menemukan bahwa mint dengan ekstrak dari Miswak 20 kali lebih efektif membunuh bakteri dibandingkan mint biasa.

Sejumlah peneliti di Swedia pun, mempublikasikan penelitiannya dalam Journal of Periodontology dan menemukan bahwa siwak atau miswak ternyata mampu membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit periodontal. Sebuah studi yang membandingkan toothbrushing dan menggunakan Miswak (Miswak ing!) Dapat dilihat pada Pubmed (US Perpustakaan Nasional untuk Pengobatan Service) . Studi menyimpulkan bahwa Miswak lebih efektif daripada toothbrushing dalam mengurangi plak dan radang gusi yang diberikan itu digunakan secara benar.

Anda mungkin juga menyukai