Anda di halaman 1dari 3

DEFINISI Pemfigoid bulosa ialah penyakit autoimun kronik yang ditandai oleh adanya bula subepidermal yang besar

dan berdinding tegang, dan pada pemeriksaan imunopatologik ditemukan C3 (komponen komplemen ke-3) pada epidermal basement membrane zone.5 EPIDEMIOLOGI Sebagian besar pasien dengan Pemfigus Bulosa berumur 60-75 tahun. Meskipun demikian, Pemfigus Bulosa jarang terjadi pada anak-anak. Tidak ada predileksi etnis, ras atau jenis kelamin yang memiliki kecenderungan terkena penyakit Pemfigus Bulosa.1,2 ETIOLOGI Pemfigus Bulosa adalah contoh dari penyakit yang dimediasi imun yang dikaitakn dengan respon humoral dan selular yang ditandai oleh dua self-antigen: antigen PB 180 (PB180, PBAG2 atau tipe kolagen XVII) dan antigen PB 20 (PB230 atau PBAG1).1,5 Etiologi Pemfigus Bulosa adalah autoimunitas, tetapi penyebab yang memproduksi autoantibodi pada Pemfigus Bulosa masih belum diketahui. Sistem imun tubuh kita menghasilkan antibodi untuk melawan bakteri, virus atau zat asing yang berpotensi membahayakan. Dalam Pemfigus Bulosa, sistem kekebalan menghasilkan antibodi terhadap membrane basal kulit, lapisan tipis dari serat menghubungkan lapisan luar kulit (dermis) dan lapisan berikutnya dari kulit (epidermis). Antibodi ini memicu aktivitas inflamasi yang menyebabkan kerusakan pada struktur kulit dan rasa gatal pada kulit.3 Tidak ada penyebab khusus yang memicu timbulnya Pemfigus Bulosa, namun beberapa faktor dikaitkan dengan terjadinya Pemfigus Bulosa. Sebagian kecil kasus mungkin dipicu obat seperti furosemide, sulphasalazine, penicillamine dan captopril. Belum diketahui pasti apakah obat yang berpengaruh pada kasus Pemfigus Bulosa. Sinar ultraviolet juga dinyatakan sebagai faktor yang memicu Pemfigus Bulosa ataupun memicu terjadinya eksaserbasi Pemfigus Bulosa. Beberapa faktor fisik termasuk suhu panas, luka, trauma lokal dan radioterapi diharapkan dapat menginduksi Pemfigus Bulosa pada kulit normal.3 ANATOMI

Gambar 1. Anatomi kulit

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis dan lapisan subkutis. Lapisan epidermis: stratum korneum, stratum lusidum, stratum granular, stratum basale.5,6 Anatomi yang terlibat pada penyakit Pemfigus Bulosa adalah stratum basale. Stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vesikel pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar. Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel berbentuk kolumner dan sel pembentuk melanin. Pada sel basal dalam membrane basalis, terdapat hemidesmosom. Fungsi hemidesmosom adalah melekatkan sel-sel basal dengan membrane basalis.5,7 PATOFISIOLOGI

Gambar 2: mekanisme pembentukan bula di Pemfigoid Bulosa. Gambar diatas menggambarkan beberapa struktur protein membrane basal epidermis yang berfungsi sebagai autoantigen utama dalam penyakit kulit autoimun subepidermal bulosa. Autoantigens utama pada pasien Pemfigus Bulosa adalah antigen PB230 dan antigen PB180. Autoantibodi Pemfigus Bulosa terakumulasi dalam jaringan dan mengikat antigen pada membrane basal. Pemfigus Bulosa adalah salah satu penyakit autoimun dengan respon imun seluler dan humoral yang bersatu menyerang pada membrane basal.4 Antigen Pemfigus Bulosa merupakan protein yang terdapat pada hemidesmosom sel basal, diproduksi oleh sel basal dan merupakan bagian B.M.Z. (basal membrane zone) epitel gepeng berlapis. Fungsi hemidesmosom ialah melekatkan sel-sel basal dengan membrane basalis, strukturnya berbeda dengan desmosom. Terbentuknya bula akibat komplemen yang teraktivasi melalui jalur klasik dan alternatif kemudian akan dikeluarkan enzim yang merusak jaringan sehingga terjadi pemisahan epidermis dan dermis.5 Pasien dengan Pemfigus Bulosa mengalami respon sel T autoreaktif untuk PB180 dan PB230, dan ini mungkin penting untuk merangsang sel B untuk menghasilkan autoantibodi pathogen. Setelah pengikatan autoantibodi terhadap antigen target, pembentukan bula subepidermal terjadi melalui rentetan peristiwa yang melibatkan aktivasi komplemen, perekrutan

sel inflamasi (terutama neutrofil dan eosinofil), dan pembebasan berbagai kemokin dan protease, seperti metalloproteinase matriks-9 dan neutrofil elastase.1 Terdapat 2 jenis antigen Pemfigus Bulosa ialah yang dengan berat molekul 230 kD disebut PBAg1 (Pemfigus Bulosa antigen 1) atau PB230 dan 180 kD dinamakan PBAg2 atau PB180. PB230 lebih banyak ditemukan daripada PB 180.5 Terbentuknya bula akibat komplemen yang beraktivitas melalui jalur klasik dan alternatif, yang kemudian akan mengeluarkan enzim yang merusak jaringan sehingga terjadi pemisahan epidermis dan dermis.5 Langkah awal dalam pembentukan bula adalah pengikatan antibodi terhadap antigen Pemfigus Bulosa. Fiksasi IgG pada membrane basal mengaktifkan jalur klasik komplemen. Aktifasi komplen menyebabkan kemotaksis leukosit serta degranulasi sel mast. Produk-produk sel mast mengakibatkan pemisahan epidermis kulit. Sebagai contoh, eosinofil, sel inflamasi dominan di membrane basal pada lesi pemfigos bulosa, menghasilakan gelatin yang memotong kolagen ekstraseluler dari PBAG2, yang mungkin berkontribusi terhadap pembentukan bula.3

DAFTAR PUSTAKA 1. Borradori L, Bernard P. Bullous Pemphigoid in Bolognia. JL Jorizzo, JL Rapini, RP. Dermatology, vol 1 2nd Edition by Mosby. 2008 2.Kusminiarty, Adharia, Alwi Mappiasse, Rosmini Marola, Faridha S Ilyas, Andiati Silviana.
www.derm-hokudai.jp/shimizu.../pdf/14-04.pdf

3. Fenella Wojnarowska R.A J eady & Susan M Burge. Bullous Eruption in Champion RH Burton, JL Burns, DA Breathnach S.M. Textbook of Dermatology. 5. Ddjuanda A. Pemfigus Bulosa. In: HamzahM, Aisah S, editors. Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi kelima. Akarta: Balai penerbit FKUI 2010. 6. Willian H. Bigby M, Djepgen T. Herxheimer A, Naldi L, Rzany B. Evidence Based Dermatology. 2003 (BMJ Book). 7. Wolff K, Johnson R A. Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. 6th ed. New York: Mc Graw-Hill. 2007.

Anda mungkin juga menyukai