Anda di halaman 1dari 7

TIDAK BISA BUANG AIR KECIL

Nama : Anggun Rizki Nurhani


NPM : 1102008030
ANATOMI PROSTAT
Anatomi makroskopis prostat
Lokasi dan deskripsi :
Prostata merupakan organ kelenjar fibromuskular yang mengelilingi urethra pars
prostatika.
Panjangnya 3cm.
Terletak di antara collum vesicae diatas dan diaphragma urogenitale di bawah.
Dikelilingi oleh capsula fibrosa, diluar capsula terdapat selubung fibrosa bagian
visceral fascia pelvis.
Bentuk kerucut mempunyai basis prostatae di superior dan berhadapan dengan
collum vesicae, apex prostatae terletak di inferior dan berhadapan dengan
diaphragma urogenitale.
Kedua ductus ejakulatorius menembus bagian atas facies posterior prostatae untuk
bermuara ke urethra pars prostatica pada pinggir lateral utriculus prostaticus.
Hubungan :
Ke superior : basis prostatae berhubungan dengan collum vesicae. Otot polos
prostata terus melanjut tanpa terputus dengan otot polos collum vesicae. Urethra
masuk pada bagian tengah basis prostatae
Ke inferior : apex prostatae terletak pada facies superior diaphragma urogenitale.
Urethra meninggalkan prostate tepat diatas apex pada facies anterior.
Ke antrior : facies anterior prostatae berbatasan dengan symphysis pubica,
dipisahkan oleh lemak ekstraperitoneal yang terdapat di dalam spatium retropubicum
(cavum Retzius). Selubung fibrosa prostata dihubungkan dengan aspek postrior os
pubis oleh ligamenta puboprostatica. Ligamenta ini terletak di samping kanan dan kiri
linea mediana dan merupakan penebalan fascia pelvis.
Ke posterior : facies posterior prostatae berhubingan erat dengan facies antrerior
ampulla recti dan dipisahkan dari rectum oleh septum rectovesicae (fascia
Denonvillier). Septum ini dibentuk pada masa janin oleh fusi dinding ujung bawah
excavatio retrovesicalis peritonealis, yang semula meluas ke bawah sampai ke
corpus peritoneal.
Ke lateral : facies lateralis prostatae difiksasi oleh serabut anterior musculus levator
ani pada saat serabut ini berjalan ke posterior dari pubis.
Struktur :
Kelenjar prostata yang jumlahnya banyak tertanam di dalam campuran otot polos
dan jaringan ikat, dan ductusnya bermuara ke urethrapars prostatica.
Dibagi 5 lobus :
Anterior : di depan urethra dan tidak punya jaringan kelenjar.
Medius/Medianus : berbentuk baji, terletak diantara urethra dan ductus
ejaculatorius. Permukaan atasnya berhubungan dengan trigonum vesicae.
Banyak kelenjar.
Posterior : di belakang urethra dan dibawah ductus ejaculatorius.
Mengandung banyak kelenjar.

Lobi prostatae dexter dan sinister : di samping urethra dan dipisahkan satu
sama lain oleh jalur vertical dangkal yang terdapat pada facies posterior
prostatae. Lobi laterales mengandung banyak kelenjar.
Perdarahan :
Arteriae : cabang arteria vesicalis inferior dan arteria rectalis media
Venae : membentuk plexus venosus prostaticus, yang terletak diantara capsula
prostatica dan selubung fibrosa. Plexus venosus prostaticus menampung darah dari
vena dorsalis profunda penis dan sejumlah venae vesicales, selanjutnya bermuara
ke vena iliaca interna.
Aliran limf
Pembuluh limf dari prostata mengalirkan cairan limf ke nodi iliaci interni
Persarafan
Berasal dari plexus hypogastricus inferior. Saraf simpatis merangsang otot polos
prostata saat ejakulasi
Anatomi mikroskopis prostat
Prostat melingkari pangkal urethra yang keluar dari vesica urinaria.
Kumpulan dari 30-50 kelenjar tubuloalveolar kompleks yang kecil-kecil, bermuara di
dalam urethra pars prostatica, melalui 15-30 saluran kecil.
Kelenjar- kelenjar kecil di mukosa dan dikelilingi oleh kelenjar-kelenjar submukosa.
Kelenjar utama di bagian tepi dan merupakan bagian terbesar.
Keseluruhan kelenjar dibungkus oleh simpai fibroelastik yang mengandung banyak serat
otot polos di sebelah dalam dan kaya akan plexus venosus.
Bagian-bagian kelenjar terbenam di dalam stroma padat yang bagian tepi berlanjut pada
simpai.
Stromanya juga fibroelastik dan mengandung sejumlah berkas serat otot polos.
Alveoli dan tubuli kelenjar sangat tidak teratur dan sangat beragam bentuk dan
ukurannya.
Alveoli dan tubuli bercabang berkali-kali, keduanya memiliki lumen yang lebar.
Lamina basal : kurang jelas dan epitelnya sangat berlipat-lipat, jenis epitelnya selapis
atau bertingkat dan berveriasi dari silindris hingga kubis rendah, tergantung pada status
endokrin dan kegiatan kelenjar.
Sitoplasma mengandung banyak butir sekret, lisosom dan butir lipid.
Saluran keluar mempunyai lumen yang tidak teratur dan mirip tubuli sekretorius yang
kecil.
Sekret prostat mempunyai cairan seperti susu, bersifat agak alkali, kaya akan enzim
proteolitik, terutama fibrinolisis yang membantu pencairan semen. Dan mengandung
sejumlah besar fosfatase asam.
Pada kanker prostat, terdapat peningkatan kadar enzim fosfatase asam di dalam darah.
Pada sajian, sekret terlihat sebagai massa granular yang asidofilik. Seringkali
mengandung bahan-bahan bulat atau bulat telur yang disebut konkremen prostat
(korpore amilasea) yang merupakan kondensasi sekret yang mungkin mengalami
perkapuran.
FISIOLOGI PROSTAT
Fungsi Kelenjar Prostat
Kelenjar prostate menyekresi cairan encer, seperti susu, yang mengandung ion
sitrat, kalsium,ion fosfat, enzim pembeku, dan profibrinolisin. Selama pengisian, simpai
kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer
seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat menambah lebih banyak lagi jumlah
semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat mungkin penting untuk suatu keberhasilan
2

fertilisasi ovum, karena cairan vas deferens relatif asam akibat adanya asam sitrat dan hasil
akhir metabolisme sperma, dan sebagai akibat, akan menghambat fertilisasi sperma. Juga,
sekret vagina bersifat asam (pH 3,5 sampai 4,0). Sperma tidak dapat bergerak optimal
sampai pH sekitarnya meningkat kira-kira 6 sampai 6,5. Akibatnya, merupakan suatu
kemungkinan bahwa cairan prostate menetralkan sifat asam dari cairan lainnya setelah
ejakulasi dan juga meningkatkan motilitas dan fertilitas sperma.
BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA
Definisi
Pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasia beberapa atau
semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang
menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika
Etiologi
Beberapa teori telah dikemukakan berdasarkan faktor histologi, hormon, dan faktor
perubahan usia, di antaranya:
1. Teori DHT (dihidrotestosteron). Testosteron dengan bantuan enzim 5- reduktase
dikonversi menjadi DHT yang merangsang pertumbuhan kelenjar prostat.
2. Teori Reawakening. Teori ini berdasarkan kemampuan stroma untuk merangsang
pertumbuhan epitel.
3. Teori stem cell hypotesis. Stem sel akan berkembang menjadi sel aplifying. Sel
aplifying akan berkembang menjadi sel transit yang tergantung secara mutlak
pada androgen, sehingga dengan adanya androgen sel ini akan berproliferasi
dan menghasilkan pertumbuhan prostat yang normal.
4. Teori growth factors. Faktor pertumbuhan ini dibuat oleh sel-sel stroma di bawah
pengaruh androgen. Adanya ekspresi berlebihan dari epidermis growth factor
(EGF) dan atau fibroblast growth factor (FGF) dan atau adanya penurunan
ekspresi transforming growth factor, akan menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan pertumbuhan TGF- prostat dan menghasilkan pembesaran
prostat.
Patofisiologi dan patogenesis
Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan
akan menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesikal.
Untuk dapat mengeluarkan urin, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan
tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus ini menyebabkan perubahan anatomik dari bulibuli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel
buli-buli. Fase penebalan otot detrusor ini disebut fase kompensasi.
Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada
saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu dikenal
dengan gejala-gejala prostatismus.
Dengan semakin meningkatnya resistensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam
fase dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi
retensi urin. Tekanan intravesikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian
buli-buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini
dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesico-ureter.
Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan
akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal.
Pada BPH terdapat dua komponen yang berpengaruh untuk terjadinya gejala yaitu
komponen mekanik dan komponen dinamik. Komponen mekanik ini berhubungan dengan
adanya pembesaran kelenjar periuretra yang akan mendesak uretra pars prostatika
sehingga terjadi gangguan aliran urine (obstruksi infra vesikal) sedangkan komponen
dinamik meliputi tonus otot polos prostat dan kapsulnya, yang merupakan alpha adrenergik
reseptor. Stimulasi pada alpha adrenergik reseptor akan menghasilkan kontraksi otot polos
3

prostat ataupun kenaikan tonus. Komponen dinamik ini tergantung dari stimulasi syaraf
simpatis, yang juga tergantung dari beratnya obstruksi oleh komponen mekanik.
Manifestasi klinis
Gejala-gejala pembesaran prostat jinak dikenal sebagai Lower Urinary Tract Symptoms
(LUTS),yang dibedakan menjadi:
1. Gejala iritatif, yaitu sering miksi (frekuensi), terbangun pada malam hari untuk miksi (
nokturia),perasaan ingin miksi yang sangat mendesak (urgensi),dan nyeri pada saat
miksi ( disuria).
2. Gejala obstruktif adalah pancaran melemah, rasa tidak puas setelah miksi, kalau mau
miksi harus menunggu lama , harus mengedan,kencing terputus-putus,dan waktu miksi
memanjang yang akhirnya menjadi retensi urin dan inkontinen karena overflow.
Diagnosis dan diagnosis banding
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dari anamnesa yang meliputi keluhan dari gejala dan tanda
obstruksi dan iritasi. Kemudian dilakukan pemeriksaan colok dubur untuk
merasakan/meraba kelenjar prostat. Dengan pemeriksaan ini bisa diketahui adanya
pembesaran prostat, benjolan keras (menunjukkan kanker) dan nyeri tekan
(menunjukkan adanya infeksi).
Selain itu biasanya dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui fungsi ginjal dan
untuk penyaringan kanker prostat (mengukur kadar antigen spesifik prostat atau PSA).
Pada penderita BPH, kadar PSA meningkat sekitar 30-50%. Jika terjadi peningkatan
kadar PSA, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah
penderita juga menderita kanker prostat.
http://dokterkharisma.blogspot.com/2008/08/benign-prostatic-hyperplasia-definisi.html

Diagnosis Banding
1. Kelemahan detrusor kandung kemih
a. kelainan medula spinalis
b. neuropatia diabetes mellitus
c. pasca bedah radikal di pelvis
d. farmakologik
2. Kandung kemih neuropati, disebabkan oleh :
a. kelainan neurologik
b. neuropati perifer
c. diabetes mellitus
d. alkoholisme
e. farmakologik (obat penenang, penghambat alfa dan parasimpatolitik)
3. Obstruksi fungsional :
a. dis-sinergi detrusor-sfingter terganggunya koordinasi antara kontraksi detrusor
dengan relaksasi sfingter
b. ketidakstabilan detrusor
4. Kekakuan leher kandung kemih :
a. fibrosis
5. Resistensi uretra yang meningkat disebabkan oleh :
a. hiperplasia prostat jinak atau ganas
b. kelainan yang menyumbatkan uretra
c. uretralitiasis
d. uretritis akut atau kronik
e. striktur uretra
6. Prostatitis akut atau kronis
http://yumizone.wordpress.com/2008/11/25/bph/
4

Komplikasi
1. Perdarahan.
2. Pembentukan bekuan
3. Obstruksi kateter
4. Disfungsi seksual tergantung dari jenis pembedahan.
5. Komplikasi yang lain yaitu perubahan anatomis pada uretra posterior menyebabkan
ejakulasi retrogard yaitu setelah ejakulasi cairan seminal mengalir kedalam kandung
kemih dan diekskresikan bersama urin. Selain itu vasektomi mungkin dilakukan untuk
mencegah penyebaran infeksi dari uretra prostatik melalui vas deference dan ke dalam
epidedemis. Setelah prostatektomi total (biasanya untuk kanker ) hampir selalu terjadi
impotensi. Bagi pasien yang tak mau kehilangan aktifitas seksualnya, implant prostetik
penis mungkin digunakan untuk membuat penis menjadi kaku guna keperluan hubungan
seksual.
6. Infeksi
Prognosis
Prognosis untuk BPH berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi pada tiap individu walaupun
gejalanya cenderung meningkat. Namun BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis
yang buruk karena dapat berkembang menjadi kanker prostat. Menurut penelitian, kanker
prostat merupakan kanker pembunuh nomer 2 pada pria setelah kanker paru-paru. BPH
yang telah diterapi juga menunjukkan berbagai efek samping yang cukup merugikan bagi
penderita.
http://dokterkharisma.blogspot.com/2008/08/benign-prostatic-hyperplasia-definisi.html
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan colok dubur memberikan kesan keadaan tonus sfingter anus, mukosa
rektum, kelainan lain seperti benjolan dalam rektum dan prostat. Pada perabaan melalui
colok dubur dapat diperhatikan konsistensi prostat, adakah asimetri, adakah nodul pada
prostat, apakah batas atas dapat diraba. Derajat berat obstruksi dapat diukur dengan
menentukan jumlah sisa urine setelah miksi spontan. Sisa miksi ditentukan engan
mengukur urine yang masih dapat keluar dengan kateterisasi. Sisa urine dapat pula
diketahui dengan melakukan ultrasonografi kandung kemih setelah miksi.
2. Pemeriksaan laboratorium
Analisis urin dan pemeriksaan mikroskopik urin, elektrolit, kadar ureum kreatinin.
Bila perlu Prostate Spesific Antigen (PSA), untuk dasar penentuan biopsi.
3. Pemeriksaan radiologi :
Foto polos abdomen
BNO-IVP
Systocopy
Cystografi
4. USG

Pemeriksaan laboratorium
a. Darah : - Ureum dan Kreatinin
- Elektrolit
- Blood urea nitrogen
5

- Prostate Specific Antigen (PSA)


- Gula darah
b. Urin : - Kultur urin + sensitifitas test
- Urinalisis dan pemeriksaan mikroskopik
- Sedimen
Pemeriksaan pencitraan
a. Foto polos abdomen (BNO)
Dari sini dapat diperoleh keterangan mengenai penyakit ikutan misalnya batu saluran
kemih, hidronefrosis, atau divertikel kandung kemih juga dapat untuk menghetahui
adanya metastasis ke tulang dari carsinoma prostat.
b. Pielografi Intravena (IVP)
- pembesaran prostat dapat dilihat sebagai lesi defek isian kontras (filling
defect/indentasi prostat) pada dasar kandung kemih atau ujung distal ureter
membelok keatas berbentuk seperti mata kail (hooked fish).
- mengetahui adanya kelainan pada ginjal maupun ureter berupa hidroureter ataupun
hidronefrosis serta penyulit yang terjadi pada buli buli yaitu adanya trabekulasi,
divertikel atau sakulasi buli buli.
- foto setelah miksi dapat dilihat adanya residu urin
c. Sistogram retrograd
Apabila penderita sudah dipasang kateter oleh karena retensi urin, maka sistogram
retrograd dapat pula memberi gambaran indentasi.
d. Transrektal Ultrasonografi (TRUS)
- deteksi pembesaran prostat
- mengukur volume residu urin
e. MRI atau CT jarang dilakukan
Digunakan untuk melihat pembesaran prostat dan dengan bermacam macam
potongan.
PENATALAKSANAAN DAN FARMAKOLOGI OBAT-OBATAN PROSTATE
Medikamentosa
Pasien BPH bergejala biasanya memerlukan pengobatan bila telah mencapai tahap
tertentu. Pada saat BPH mulai menyebabkan perasaan yang mengganggu, apalagi
membahayakan kesehatannya, direkomen-dasikan pemberian medikamentosa.
Dalam menentukan pengobatan perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu dasar
pertimbangan terapi medikamentosa, jenis obat yang digunakan, pemilihan obat, dan
evaluasi selama pemberian obat. Perlu dijelaskan pada pasien bahwa harga obat-obatan
yang akan dikonsumsi tidak murah dan akan dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
Dengan memakai piranti skoring IPSS dapat ditentukan kapan seorang pasien
memerlukan terapi. Sebagai patokan jika skoring >7 berarti 7 pasien perlu mendapatkan
terapi medikamentosa atau terapi lain.
Tujuan terapi medikamentosa adalah berusaha untuk: (1) mengurangi resistensi otot
polos prostat sebagai komponen dinamik atau (2) mengurangi volume prostat sebagai
komponenstatik. Jenis obat yang digunakan adalah:
1. Antagonis adrenergik reseptor yang dapat berupa:
a. preparat non selektif: fenoksibenzamin
b. preparat selektif masa kerja pendek: prazosin, afluzosin, dan indoramin
c. preparat selektif dengan masa kerja lama: doksazosin, terazosin, dan tamsulosin
2. Inhibitor 5 redukstase, yaitu finasteride dan dutasteride
3. Fitofarmaka
Pencegahan
Kini, sudah beredar suplemen makanan yang dapat membantu mengatasi pembesaran
kelenjar prostat. Salah satunya adalah suplemen yang kandungan utamanya saw palmetto.
Berdasarkan hasil penelitian, saw palmetto menghasilkan sejenis minyak, yang bersama6

sama dengan hormon androgen dapat menghambat kerja enzim 5-alpha reduktase, yang
berperan dalam proses pengubahan hormon testosteron menjadi dehidrotestosteron
(penyebab BPH). Hasilnya, kelenjar prostat tidak bertambah besar.
Zat-zat gizi yang juga amat penting untuk menjaga kesehatan prostat di antaranya adalah :
1. Vitamin A, E, dan C, antioksidan yang berperan penting dalam mencegah pertumbuhan
sel kanker, karena menurut penelitian, 5-10% kasus BPH dapat berkembang menjadi kanker
prostat.
2. Vitamin B1, B2, dan B6, yang dibutuhkan dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein, sehingga kerja ginjal dan organ tubuh lain tidak terlalu berat.
3. Copper (gluconate) dan Parsley Leaf, yang dapat membantu melancarkan pengeluaran
air seni dan mendukung fungsi ginjal.
4. L-Glysine, senyawa asam amino yang membantu sistem penghantaran rangsangan ke
susunan syaraf pusat.
5. Zinc, mineral ini bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan kualitas sperma.
SALISUL BAUL
Pengertian salisul-baul
Menurut mazhab Hanafi, salisul-baul adalah penyakit yang menyebabkan keluarnya air
kencing secara kontinyu, atau keluar angin(kentut) secara kontinyu, darah
istihadhah,mencret yang kontinyu, dan penyakit lainnya yang serupa.
Menurut mazhab Hanbali, salisul-baul adalah hadas yang kontinyu, baik itu berupa air
kencing, air madzi, kentut, atau yang lainnya yang serupa.
Menurut mazhab Maliki, salisul-baul adalah sesuatu yang keluar dikarenakan penyakit
seperti keluar air kencing secara kontinyu.
Menurut mazhab Syafi'i, salisul-baul adalah sesuatu yang keluar secara kontinyu yang
diwajibkan kepada orang yang mengalaminya untuk menjaga dan memakaikan kain atau
sesuatu yang lain seperti pembalut pada tempat keluarnya yang bisa menjaga agar air
kencing tersebut tidak jatuh ke tempat shalat.
Dalil tentang salisul-baul
"Ubad bin Basyar menderita penyakit mencret dan dia tetap melanjutkan shalatnya (dalam
keadaan mencret tersebut)." Dari hadis tersebut bisa disimpulkan bahwa seseorang yang
mempunyai penyakit mencret, keluar kentut/air kencing secara kontinyu tidak memiliki
kewajiban untuk mengulang-ulang wudhunya, namun tetap meneruskan shalat dalam
keadaan tersebut.
Syarat-syarat dibolehkan ibadah dalam keadaan salisul-baul
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar ibadah tertentu diperbolehkan dalam
keadaan salisul-baul:
1. Sebelum melakukan wudhu harus didahului dengan istinja'
2. Ada kontinyuitas antara istinja' dengan memakaikan kain atau pembalut dan
semacamnya, dan adanya kontinyuitas antara memakaikan kain pada tempat keluar
hadas tersebut dengan wudhu.
3. Ada kontinyuitas antara amalan-amalan dalam wudhu (rukun dan sunnahnya)
4. Ada kontinyuitas antara wudhu dan shalat, yaitu segera melaksanakan shalat
seusai wudhu dan tidak melakukan pekerjaan lain selain shalat. Adapun jika
seseorang berwudhu di rumah maka perginya ke mesjid tidak menjadi masalah dan
tidak menggugurkan syarat keempat.
5. Keempat syarat diatas dipenuhi ketika memasuki waktu shalat. Maka, jika
melakukannya sebelum masuk waktu shalat maka batal, dan harus mengulang lagi di
waktu shalat.
Apabila telah terpenuhi kelima syarat ini maka jika seseorang berwudhu kemudian
keluar air kencing atau kentut dan lainnya aka dia tidak mempunyai kewajiban untuk
melakukan istinja' dan berwudhu lagi. Namun cukup dengan wudhu yang telah ia
lakukan di awal.
http://mutafaqqih.blogspot.com/2010/02/keluar-air-kencing-secara-kontinyu.html

Anda mungkin juga menyukai