Anda di halaman 1dari 13

Penyebab-penyebab jatuh pada lansia Penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan beberapa fa-ktor, antara lain

: (Kano. 1994: Reuben, 199 ! "inetti, 199#! $ampbell, 1987; %ro&kl&hursl, 19'(). 1. Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang utama (*+ - ,+kasus jatuh lansia) Mumi kecelakaan misalnya terpeleset, tersandung

Gabungan

antara

lingkungan

yang

jelek

dengan

kelainan

#. *.

4.

,.

akibatproses menua misalnya karena mata kurang a.as, benda-benda yang ada di rumah tertabrak, lalu jatuh. Nyeri kepala dan atau vertig !ip tensi rt" static : # !ip v lemia / &urah 0antung rendah # $istuagsi otonom # Penurunan kembalinya dara" vena ke %antung # &erlalu lama berbaring # Pengaruh obat-obat hipotensi # !ipotensi sesudah makan 'bat# batan # $iuretik / antihipertensi # (ntidepresan trisiklik # )edativa # (ntipsik tik # 'bat# bat "ip glikemik # (lkohol Pr ses penyakit yang spesi*ik Penyakit#penyakit akut seperti: Kardi vaskuler : # 1ritmia # )tenosis aorta # )inkope sinus &arotis Neur l gi : # &+( # )tr ke # )erangan kejang

Parkins n # Kompresi saraf spinal karena spondilosis # Penyakit &erebelum . +di patik ,tak %elas sebabnya(. )ink pe : ke"ilangan kesadaran secara tiba#tiba # $r p attack ,serangan r b "# Penurunan darah ke otak se&ara tiba-tiba # &erbakar mata"ari
#

Faktor-faktor lingkungan kecelakaan pada lansia :


1.

yang

sering

dihubungkan

dengan

(lat#alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil, atau tergeletak di ba.ah #. &empat tidur atau ./ yang renda"0% ngk k *. &empat berpegangan yang tidak kuat 0 tidak muda" dipegang # 1antai yang tidak datar baik ada trapnya atau menurun # Karpet yang tidak di lem dengan baik, keset yang tebal0menekuk pinggirnya, dan benda#benda alas lantai yang licin atau muda" tergeser # 1antai yang licin atau basa" # Penerangan yang tidak baik ,kurang atau menyilaukan# (lat bantu %alan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya2 Faktor-faktor situasional yang mungkin mempresipitasi jatuh antara Iain : (Reuben, 199 !$ampbell, 19'() (ktivitas )ebagian besar %atu" ter%adi pada saat lansia melakukan aktivitas biasa seperti ber%alan, naik atau tumn tangga, mengganti p sisi2 !anya sedikit sekali ,34-, %atu" ter%adi pada saat lansia melakukan aktivitas berba"aya seperti mendaki gunung atau la"raga berat2 5atu" %uga sering ter%adi pada lansia dengan banyak kegiatan dan la"raga, mungkin disebabkan le" kelela"an atau terpapar ba"aya yang lebi" banyak2 5atu" %uga sering ter%adi pada lansia yang im bil 6arang bergerak- ketika tiba#tiba dia ingin
1.

pinda" tempat atau mengambil sesuatu tanpa pert l ngan2 1ingkungan )ekitar (+- jatuh pada lansia terjadi di rumah, 1+- terjadi di tangga, dengan kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibanding saat naik, yang lainnya terjadi karena tersandung / menabrak benda perlengkapan rumah tangga, lantai yang li&in atau tak rata, penerangan ruang yang kurang.
#.

Penyakit (kut $i77ines dan sync pe, sering menyebabkan %atu"2 8ksaserbasi akut dari penyakit kr nik yang diderita lansia %uga sering menyebabkan %atu", misalnya sesak na*as akut pada penderita penyakit paru obstruktif menahun, nyeri dada tiba-tiba pada penderita penyakitjatung iskemik, dan lain-lain.
*.

Komplikasi 5atu" pada lansia menimbulkan k mplikasi-komplikasi seperti tersebut di ba.ah ini : (Kane, 1994! 2an-der-$ammen, 1991) 1. Perlukaan ,in%ury# 9usaknya %aringan lunak yang terasa sangat sakit bempa r bek atau tertarikny a jaringan otot, robeknya arteri / 3ena # Pata" tulang ,*raktur- : Pelvis

:emur ,terutama kalium!umerus 1engan ba;a" &ungkai ba;a" Kista

!emat m subdural #. Pera;atan 9uma" )akit # K mplikasi akibat tidak dapat bergerak ,im bilisasi# 9isik penyakit#penyakit iatr genik *. $isabilitas2 # Penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik # Penurunan m bilitas akibat %atu h, kehilangan keper&ayaan diri danpembatasan gerak

9isik untuk dimasukkan dalam mmah pera.atan (nursing home) ,. Mati


4.

Pencegahan 5atu" bukan mempakan k nsekuensi dari lan%utnya usia, le" karena itu dapat dilakukan pencega"an ,King, <==>-2 ?erdasarkan guideline dari (merican Geriatric ) ciety, ?ritis" Geriatric ) ciety dan (merican (cademy * 'rt" pedic )urge n Panel n :all Preventi n merek mendasikan ba";a pasien lan%ut usia "arus dilakukan skrening %atu" setiap ta"un dengan evaluasi yang mendalam pada individu yang pema" mengalami ke%adian 5atu" b aik sekali atau berulang (4ink 51, 6yman 04,5anlon .0", #++*)! (178/%78/1198, #++(). :ada pasien lansia yang baru pertama kali jatuh harusdilakukan pemeriksaan gaya berjalan dan fungsi keseimbangan dan kemudian dilakukan e3aluasi. :ada lansia yang jatuh berulang dilakukanasesmen tentang obat-obatan yang digunakan, fungsi penglihatan, pemeriksaan gaya berjalan dan keseimbangan, fungsi ekstremitas ba.ah, fungsi neurologi dan kardio3askuler (178/%78/1198.#++(). @sa"a pencega"an menipakan langka" yang "arus dilakukan karena bila suda" ter%adi %atu" pasti lcr%adi k mplikasi, meskipun ringan tetap memberatkan2 (da A usa"a p k k untuk pencega"an ini, antara lain : ,&inetti, 199<; Ban#der#/ammen, 1991; 9euben, 199C-2 Identifikasi faktor risiko Pada setiap lansia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya faktor intrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assesmen keadaan sensorik, neurologik, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering mendasari/menyebabkan jatuh. Keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapatmenyebabkan jatuh harus dihilangkan. :enerangan rumah harus &ukup tetapi tidak menyilaukan. ;antai rumah datar, tidak li&in, bersih dari benda-benda ke&il yang susah dilihat. :eralatan rumah tangga yang sudah tidak aman (lapuk, dapat bergeser sendiri) sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalan / tempat aktifitas lansia. Kamar mandi dibuat tidak li&in, sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka. 6$ sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding.

?anyak bat# batan yang berperan ter"adap %atu"2 Mekanisme tersering termasuk sedasi, "ip tensi rt statik, e*ek ekstrapiramidal, miopati dan gangguan adaptasi 3isual pada penerangan yang redup. 9bat-obatan yang menyebabkan sedasi diantaranya golongan ben<odia<epin (=ia<epam, &hlordia<epo>ide, fluro<epam, desmethy-dia<epam, o>a<epam, lora<epam, nitra<epam tria<olam, alpra<olam), antihistamin bersifat sedatif, narkotik analgesik, trisiklik antidepresan (1mitriptyline, ?mipramine), 88R? (8ele&ti3e serotonin reuptake inhibitor) misalnya fluo>etine, setraline, antipsikotik, antikon3ulsan dan etanol ("re3or 10, 6ay 6;, #++#). 9bat-obat yang menyebahkan hipotensi ortostatik seperti antihipertensi, antiangina, obatantiparkinson, trisiklik antidepresan dan antipsikotik. 9bat-obat yang menyebabkan efek ekstrapiramidal misalnya metoklopramide, antipsikotik, 88R?. 9bat-obayan yang menyebabkan miopati misalnya kortikosteroid, &ol&hisine, statin dosis tinggi terutama apabila dikombinasi dengan fibrat, interferon. 9bat yang menyebabkan miosis seperti pilo&arpine untuk pengobatan glaukoma. 9batobat tersebut dapat dilihat pada 1ppendik1. =osis, .aktu pemberian, dan ketaatan minum obat juga mempengamhi terjadinyajatuh. :asien dengan obat yang banyak/polifarmasi rentan pula mempengamhi keseimbangan (5ile @8, 8tudenski 81, #++(). (lat bantu ber%alan yang dipakai lansia baik bempa t ngkat, trip d, kruk atau ;alker "ams dibuat dari ba"an yang kuat tetapi ringan, aman tidak muda" bergeser serta sesuai dengan ukuran tinggi badan lansia2 Penilaian pola berjalan (gait) dan keseimbangan a. Penilaian p la ber%alan secara klinis )ala" satu bentuk aplikasi *ungsi nal dari gerak tubu" adala" p la %alan2 Keseimbangan, kekuatan, dan *leksibilitas diperlukan untuk memperta"ankan p stur yang baik2 Ketiga elemen itu merupakan dasar untuk me;u%udkan p la %alan yang baik pada setiap individu2 P la %alan yang n rmal dibagi < *ase yaitu: 1. :ase pi%akan ,stance p"ase-2 :ase ini adala" *ase dimana kaki bersentuhan dengan pijakan. 4ase ini + persen dari durasi berjalan yang dibagi menjadi * yaitu: a. !eel str ke yaitu saat tumit sala" satu kaki menyentu" pi%akan2 b. Mid stance yaitu saat kaki menyentu" pi%akan2 &. Pus" ** yaitu saat kaki meninggalkan pi%akan2

:ase tersebut dapat dilihat dalam gambar # diba.ah ini.

Gambar : 4ase pijakan dalam berjalan dibagi atas (1) heel strike, ,?- midstance, dan ,/- pus"# ** (dikutip dari @bne<ar 0, <==3#.

:ase dimana kaki tidak menyentuh pijakan (s.ing phase). :ase ini >= persen dari durasi ber%alan yang dibagi men%adi A yaitu: a. (ccelerati n yaitu saat kaki ada di depan tubu"2 b. );ing t"r ug" yaitu saat kaki berayun ke depan2 &. $eselerasi yaitu saat kaki kembali bersentu"an dengan pi%akan2 :ase tersebut dapat dili"at pada gambar A diba;a" ini ,8bne7ar 5, <==3-

Gambar A2 );ing p"ase dalam ber%alan dibagi atas ,(- (ccel erati n, ,?- );ing through, ($) =eselerasi (dikutip dari @bne<ar 0, #++,) $alam p la %alan lansia ada beberapa pemba"an yang mungkin ter%adi, diantaranya sebagai berikut: # )edikit ada rigiditas pada angg ta gerak terutama angg ta gerak atas lebih dari anggota gerak ba.ah. Rigiditas akan hilang apabila tubuh bergerak. # Gerakan t matis menurun, amplitud dan kecepatan berkurang, seperti "ilangnya anyunan tangan saat ber%alan2

# #

# # # # # # #

!ilangnya kemampuan untuk meman*aatkan gravitasi se"ingga ker%a t t meningkat2 !ilangnya ketepatan dan kecepatan t t, k"ususnya t t penggerak sendi panggul2 1angka" lebi" pendek agar merasa lebi" aman2 Penurunan perbandingan antara fase mengayun terhadap fase menumpu Penurunan rotasi badan terjadi karena efek sekunder kekakuan sendi. Penurunan ayunan tungkai saat fase mengayun. Penurunan sudut antara tumit dan lantai2 Penurunan irama %alan2 Penurunan rotasi gelang bahu dan panggul. Penurunan kecepatan ayunan lengan dan tungkai2

?2 Penilaian keseimbangan ,!ile 8), )tudenski )(, <==7Pemeriksaan keseimbangan se"arusnya dilakukan saat berdiri secara statis dan dinamik, termasuk pemeriksaan kemampuan untuk berta"an ter"adap ancaman baik iiitcmal dan eksternal2 Pemeriksaan statis termasuk lebar cara berdiri scndiri dan cara berdiri sempit dengan kedua kaki yang nyaman tanpa dukungan ekstremitas atas, diikuti oleh berdiri dengan mata tertutup untuk menghilangkan pengaruh 3isual untuk penderita gangguan keseimbangan. :enghilangan input 3isual saat berdiri dengan kaki meny&mpii ("es Romberg) membutuhkan informasi somatosensorik dan 3estibular, sehingga meningkatnya goyangan menandakan adanya masalah sensori perifer dan 3estibuler. %agi lansia yang dapat melakukan tes Romberg dengan baik, tes statis yang lebih sulit seperti semitandem, tandem dan satu kaki yang terangkat dapat dilakukan. "es tersebut dapat dilihat pada appendik $. Kemampuan untuk memperta"ankan p stur berdiri sebagai resp n dari gangguan internal dapat dilakukan dengan meminta pasien untuk melakukan tes pencapaian *ungsi nal2 &es dinamik resp n tubu" untuk gangguan eksternal dapat dilakukan %ika penderita lansia tela" mampu untuk melakukan tes keseimbangan statis lebar tanpa menggunakan alat bantu atau bantuan ekstremitas atas2 &es re*lek yang benar ,&"e test * rig"ting re*leDes-, pemeriksa berdiri dibelakang pasien yang diminta untuk menarik atau mend r ng, dan bereaksi untuk memperta"ankan tetap berdiri2 Pemeriksa kemudian secara cepat mend r ng pelvis pasien pada bagian belakang sambil men%aga pasien secara dekat2 Kekuatan

d r ngan dengan amplitud yang cukup untuk menguba" pusat massa keluar dari dasar landasan pasien2 9esp n yang kas, satu kaki akan berpinda" ke belakang secara cepat tanpa bantuan ekstremitas atas atau bantuan pemeriksa2 9esp n yang abn rmal disebut reaksi bal k kayu 0 timber reacti n yang mana tidak ada usa"a untuk menggerakkan kaki dan diperkirakan adanya de*isit sistem nerv us sentral, sering bersama dengan k mp nen ekstrapiramidal2 &es untuk membantu ka%ian klinik gaya ber%alan dan keseimbangan dapat dili"at dalam (ppendiks $2 Mengatur 0 mengatasi *akt r situasi nal :akt r situasi nal yang bersi*at serangan akut 0 eksaserbasi akut penyaki yang diderita lansia dapat dicega" dengan pemeriksaan rutin kese"atan lansia secara peri dik2 :akt r situasi nal ba"aya lingkungan dapat dicega" dengan mengusa"akan perbaikan lingkungan seperti tersebut dialas2 :akt r situasi nal yang berupa akti*itas *isik dapat dibatasi sesuai dengan k ndisi kese"atan penderita2 Perlu diberita"ukan pada penderita akti*itas *isik seberapa %au" yang aman bagi penderita, akti*itas tersebut tidak b le" melampaui batasan yang diperb le"kan baginya sesuai "asil pemeriksaank ndisi *isik2 ?ila lansia se"at dan tidak ada batasan akti*itas *isik, maka dian%urkan lansia tidak melakukan akti*itas *isik yang sangat melela"kan atau berisik tinggi untuk ter%adinya %atu"2
*.

Pendekatan diagnostik $irek mendasikan untuk melakukan asesmen pada semua lansia sebagai bagian dari pemeriksaan rutin yang meliputi: 1. )emua lansia yang k ntr l rutin di pu skesmas atau dokter atau tenagakesehatan lain .ajib untuk ditanya tentang jatuh minimal setahun sekali. #. )emua lansia yang pema" dilap rkan %atu" satu kali ; ajib diobser3asidengan meminta untuk melakukan the get up and go tes. 1pabila pasien dapat melakukan tanpa kesulitan tidak memerlukan asesmen lanjutan. *. Pasien yang mengalami kesulitan untuk melakukan tes itu memerlukan ka%ian yang lebi" lan%ut ,(G), (?), (('), <==1-2 (ssesmen dan pengel laan %atu" secara lebih mendalam dapat dilihatpada appendik @. 1sesmen jatuh se&ara komprehensif dilakukan pada lansia

yang memerlukan perhatian medis karena jatuh yang baru saja terjadi, lansia yang jatuh bemlang, atau lansia yang menunjukkan abnormalitas gaya berjalan/keseimbangan, dan lansia yang takut untuk jatuh. 1sesmen dilakukan se&ara indi3idual (satu pasien berbeda dengan pasien yang lain) dan dilaksanakan oleh klinisi yang mempunyai pengalaman dan keahlian yang tepat, bila memungkinkan dimjuk ke getriatri&ian. (ssesmen %atu" merupakan bagian dari assesmen geriatri2 (ssesmen %atu" meliputi :,Kane, 199>; :isc"er, 198<-2 A. Ri ayat Penyakit !"atuh# (namnesis dilakukan baik ter"adap penderita ataupun saksi mata %atu" atau keluarganya2 (namnesis ini meliputi: 2 1. )eputar %atu" : mencari penyebab jatuh misalnya terpeleset, tersandung, berjalan, pembahan posisi badan, .aktu mau berdiri dari jongkok, sedang makan, sedang buang air ke&il atau besar, sedang batuk atau bersin, sedang menoleh tiba-tiba atau akti3itas lain. #. Ge%ala yang menyertai : nyeri dada, berdebar#debar, nyeri kepala tiba#tiba, vertig , pingsan, lemas, k n* usio, inkontinens, sesak nafa *. K ndisi k m rbid yang relevan : pema" str ke, Parkins nism, ste p r sis, sering ke%ang, penyakit %antung, rematik, depresi, de*isit sens rik2 4. 9evie; bat# batan yang diminum : anti"ipertensi, diuretik, aut n mik bl ker, antidepresan, "ipn tik, anDi litik, analgetik, psik tr pik2 ,. 9evie; keadaan lingkungan : tempat %atu", mma" maupun tempat# tempat kegiatannya2 $. Pemeriksaan Fisik 1. &anda vital: nadi, tensi, respirasi, su"u badan ,panas 0 "ip termi#. Kepala dan le"er : penumnan visus, penumnan pendengaran, nistagmus, gerakan yang menginduksi ketidak seimbangan, bising2 *. 5antung : aritmia, kelainan katup2 4. Neur l gi: pemba"an status mental, de*isit * kal, neur pati peri*er, kelema"an t t, instabilitas, kekakuan, trem r2 ,. Muskul skeletal : pemba"an sendi, pembatasan gerak sendi, pr blem kaki ,p diatrik-, de* rmitas2

%. Assesment Fungsional $ilakukan bservasi atau pencarian ter"adap : 1. :ungsi gait dan keseimbangan : bservasi pasien ketlka bangkit dari duduk dikursi, ketika berjalan, ketika membelok atau berputar badan, ketika mau duduk diba.ah. #. M bilitas : dapat ber%alan sendiri tanpa bantuan, menggunakan alat bantu, memakai kursi r da atau dibantu2 *. (kti*itas ke"idupan se"ari#"ari : mandi, berpakaian, bepergian, k ntinens2 Penatalaksanaan (Reuben, 199 !Kane, 1994!"inetti. 199#) &u%uan penatalaksanaan ini untuk men&egah terjadinya jatuh berulang dan menerapi komplikasi yang terjadi, mengembalikan fungsi 1K8 terbaik, dan mengembalikan keper&ayaan diri penderita. &"e Panel n *all preventi n tela" merek mendasikan penanganan %atu" pada masyarakat, sesuda" m elakukan asesmen se&ara menyeluruh,mengidentifikasi abnormalitas dari komponen kontrol postural dan perfomien fisik se&ara menyelumh dari keseimbangan dan &ara berjalan, juga masalah kesehatan, status fungsional, dan &ara mendapatkan bantuan (Anodim 09, 1le>ander A%, #++,). :enyebab yang potensial berpengaruh di&atat dan di ren&anakan strategi penanganan baik inter3ensi se&ara farmakologi / pembedahan B rehabilitasi seperti yang ter&antum pada appendik 4 (5ile @8, 8tudenski 81, #++(! 1ssesment B treatment). Penatalaksanaan penderita %a tuh dengan mengatasi atau mengeliminasi faktor risiko, penyebab jatuh dan menangani komplikasinya. :enatalaksanaan ini hams terpadu dan membutuhkan kerja tim yang terdiri dari dokter (geriatrik, neurologik, bedah ortopedi, rehabilitasi medik, psikiatrik, dll), sosial.orker, arsitek dan keluarga penderita. Penatalaksanaan bersi*at individualis, artinya berbeda untuk setiap kasus karena perbedaan *akt r#*akt r yang bersama#sama mengakibatkan %atu"2 ?ila penyebab mempakan penyakit akut penanganannya men%adi lebi" muda", seder"ana, dan langsung bisa meng"ilangkan penyebab %atu" serta e*ekti*2 &etapi lebi" banyak pasien %atu" karena k ndisi kr nik, multi*akt rial se"ingga diperlukan terapi gabungan antara bat, re"abilitasi, perbaikan lingkungan, dan perbaikan

kebiasaan lansia itu2 Pada kasus lain intervensi diperlukan untuk mencega" ter% ad inya %atu" ulangan, misalnya pembatasan bepergian0akti*itas *isik, penggunaan alat bantu gerak2 Pengelolaan gangguan penglihatan !&nodim "'( Ale)ander &$( *++,#. Peresepan lensa kaca mata "arus dapat meng reksi dengan tepat gangguan keta%aman pengli"atan2 Kacamata dengan lensa tunggal lebi" dipili" dibandingkan dengan lensa multi* kal karena menimbulkan gangguan persepsi kedalaman dan k ntras bagian tepi yang meningkatkan risik %atu"2 Katarak yang dilakukan ekstraksi akan menumnkan risik %atu" meskipun katarak tunggal2 @ntuk gangguan adaptasi gelap terapi dengan mengganti terapi glauk ma yang tidak menyebabkan mi sis2 +ntervensi gangguan pengli"atan ini umumnya tidak e*ekti* sebagai intervensi tunggal2 Pengli"atan dapat berperan menumnkan risik %atu" sebagai bagian pr gram penumnan risik secara multi*akt rial2
1.

Pengelolaan gangguan keseimbangan 1ati"an mempakan k mp nen yang paling ber"asil dari pr gram Penumnan nsik %atu" dan mempakan intervensi tunggal yang e*ekti* berdasarkan meta analisis2 Pada lansia yang memiliki risik tinggi untuk jatuh kebutuhan dan lama latihan keseimbangan sangat indi3idual. :enelitian terkini menyarankan latihan kelompok juga efektif ;atihan keseimbangan padapasien lansia dapat dilihat pada appendik 4.
%.

Inter-ensi obat-obatan &erapi bat# batan pada pasien " arus dikaji lebih lanjut. 9bat-obatan yang diberikan hams benar-benar diperlukan, obat-obatan yang terlalu banyak akan meningkatkan risiko jatuh. 1pabila memungkinkan terapi nonfarmakologi hams dilakukan pertama kali. %en<odia<epin baik yang kerja panjang maupun yang kerja singkat meningkatkan risiko jatuh demikian juga trisiklik antidepresan dan golongan sele&ti3e serotonin reuptake inhibitor khususnya pada dosis tinggi. 9bat-obat psikotropika harus dimulai dengan dosis rendah dan kemudian dinaikkan perlahan (Anodim 09, 1le>ander A%, #++,). Pemberian bat# bat peng"ilang sakit kr nik secara ter%ad;al lebi"
$.

e*ekti* dibandingkan pemberian bila diperlukan. "erapi ekstrapiramidal dengan le3odopa dan obatyang lain dapat memperbaiki mobilitas tetapi sering tidak dapat memperbaiki instabilitas 0 (5ile @8, 8tudenski 81, #++() . P stural "ipertensi dapat dik ntr l dengan penyesuaian d sis bat,kaus kaki k mpresi, pemba"an perilaku misalnya meng"indari pembahanposisi yang mendadak, latihan R9C (Range of Cotion) aktif pada ekstremitas ba.ah untuk meningkatkan 3enous return sebelum posisi berdiri. Inter-ensi .ingkungan +ntervensi tunggal pada penelitian terk ntr l mengatakan ba";a m di*ikasi lingkungan akan meningkatkan keamanan, namun tidak menumnkan risik %atu"2 ?agaimanapun intervensi lingkungan merupakan bagian dari pr gram multi*akt rial, keamanan lingkungan di*ikirkan berpengam" menurunkan risik yang paling muda" dilakukan ,Nn dim 5', (leDander N?, <==3-2
=.

Pemakaian alas kaki ?er%alan dengan menggunakan kaus kaki sebaiknya dicega"2 )epatu "ams sesuai dengan ukuran kaki, kuat, dan mempunyai bentuk yang baik dengan s l yang tidak licin, dan "ak yang renda"2 (las kaki dengan tali sepatu sering menyebabkan slip2 )epatu la" raga kurang menyebabkan %atu" pada rang tua ,Nn dim 5', (leDander N?, <==3-2
@.

Inter-ensi pendidikan/pengetahuan yang berhubungan jatuh $ata#data tentang intervensi ini sedikit tersedia2 )atu penelitian acak terk ntr l yang dilakukan le" 9einsc" dan ka;an#ka;an yang mengikutkan <A= lansia yang "idup di masyarakat membandingkan tentang peningkatan pengeta"uan tentang %atu" yang dilakukan seminggu sekali dengan peningkatan pengeta"uan kese"atan yang tidak ada "ubungan dengan %atu"2 Kedua intervensi ini setela" di ikuti selama l ta"un mendapatkan ba";a pengeta"uan tentang %atu" sa%a tidak memberikan pengam" ter"adap angka ke%adian %atu" ,:ink !(, .yman 5:, !anl n 5&, <==A-2
4.

Kesimpulan 5atu" merupakan sala" satu geriatric giant, sering ter%adi pada usia lan%ut,

penyebab tersering adala" masala" di dalam dirinya sendiri ,gangguan gait, sens rik, k gniti*, sistem syarat pusat- didukung le" keadaan lingkungan mma"nya yang berba"aya ,alat mma" tangga yang tua0tidak stabil, lantai yang licin dan tidak rata, dan lain#lain-2 5atu" sering mengakibatkan k mplikasi dari yang paling ringan berupa memar dan kesele sampai dengan pata" tulang ba"kan kematian, le" karena itu "arus dicega" agar %atu" tidak ter%adi bemlang# ulang, dengan cara identi*ikasi *akt r risik , penilaian keseimbangan dan gaya berjalan,serta mengatur / mengatasi faktor situasional. Pada prinsipnya mencega" ter%adinya%atu" pada usia lan%ut sangat penting dan lebi" utama daripada meng bati akibatnya2

Anda mungkin juga menyukai