Anda di halaman 1dari 40

IMMUNE SYSTEM

Atyanti Isworo, M.Kep., Sp.KMB Nursing Department, 2012

Fungsi Sistem Imun


penangkal benda asing yang masuk ke dalam tubuh;
untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua; sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau ganas, serta menghancurkannya.
Luar tubuh Inflamasi Penghalang misalnya kulit Dalam tubuh Non-spesifik

Patogen dalam tubuh


Luka Fagositosis Respon imun Pembekuan darah Patogen misalnya bakteri Imunitas humoral (antibodi)

Spesifik

Lisozim dalam keringat

Imunitas diperantai sel (sel-sel)

Patogen bagi tubuh manusia


1.
2. 3.

4.

5.

Bakteri Virus Jamur Protozoa bersel satu Parasit

Sel dlm Sistem Imun

Struktur Sistem Imun


Organ sistem imun berada di seluruh bagian tubuh organ limfoid Organ limfoid: rumah bg limfosit Jaringan limfoid primer: (1) kelenjar thymus (2) sumsum tulang Jaringan limfoid sekunder: (1) berkapsul: limpa & kelenjar limf (2) tdk berkapsul: tonsil, GALT (gut-associated lymphoid tissue), jar.limfoid di kulit, sal.napas, kemih, & reproduksi
6

Jaringan Limfoid

Merupakan jaringan yang memproduksi, menyimpan, & memproses limfosit Mencakup: sumsum tulang, kel.limfe, limpa, thymus, tonsil, adenoid, appendiks, & agregat jar.limf di sal.cerna (GALT= gut-associated lymphoid tissue/ Plak Peyer)

Sistem Imun

Pertahanan lapis pertama: Pertahanan fisik (physical barrier) Ada 2 sistem kekebalan tubuh: 1. Sistem kekebalan nonspesifik (didapat) (innate immune system) 2. Sistem kekebalan spesifik (dipelajari/adaptif) (learned/adaptive immune system)
8

Respons Imun
Tahap: Deteksi & mengenali benda asing Komunikasi dg sel lain untuk berespons Rekruitmen bantuan & koordinasi respons Destruksi atau supresi penginvasi
antibodi & sitokin
9

Respons Imun
1.

2.

Respons imun alami nonspesifik - ada sejak lahir - tdk memiliki target ttt - terjadi dlm bbrp menit jam Reaksi inflamasi Respons imun didapat spesifik - spesifik untuk jenis ttt - respons thd paparan I tjd dlm bbrp hari, paparan berikutnya lebih cepat

10

Pertahanan Lapis Pertama


Kulit & membran mukosa yang utuh Kelenjar keringat, sebum, & airmata mensekresi zat kimia & bersifat bakterisid Mukus, silia, sel keratin & lysozim di lapisan epitel Rambut pd lubang hidung Flora normal

11

Sistem Kekebalan Non-spesifik


Dapat mendeteksi adanya benda asing & melindungi tubuh dari kerusakan yang diakibatkannya, namun tdk dpt mengenali benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Yang termasuk dlm sistem ini: 1. Reaksi inflamasi/peradangan 2. Protein antivirus (interferon) 3. Sel natural killer (NK) 4. Sistem komplemen

12

Inflamasi/ Peradangan
Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau perlukaan Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba, tetapi respons yg sama juga terjadi pada perlukaan akibat suhu dingin, panas, atau trauma Pemeran utama: fagosit, a.l: neutrofil, monosit, & makrofag

13

Tahap inflamasi
1. 2.

3.

4. 5. 6.

Masuknya bakteri ke dalam jaringan Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg terinfeksi meningkatkan aliran darah (RUBOR/kemerahan & CALOR/panas) Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi terhadap protein meningkat difusi protein & filtrasi air ke interstisial (TUMOR/bengkak & DOLOR/nyeri) Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler & venula ke interstisial Penghancuran bakteri di jaringan fagositosis (respons sistemik: demam) Perbaikan jaringan
14

15

Interferon

Sel yang terinfeksi virus akan mengeluarkan interferon Interferon mengganggu replikasi virus (antivirus); interfere Interferon juga memperlambat pembelahan & pertumbuhan sel tumor dgn meningkatkan potensi sel NK & sel T sitotoksik (antikanker) Peran interferon yg lain: meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag & merangsang produksi antibodi

16

17

Sel Natural Killer (NK)


Merusak sel yg terinfeksi virus & sel kanker dengan melisiskan membran sel pd paparan I Kerjanya = sel T sitotoksik, ttp lebih cepat, nonspesifik, & bekerja sebelum sel T sitotoksik mnjd lebih banyak & berfungsi

18

Sistem Komplemen
Sistem ini diaktifkan oleh: (1) paparan rantai karbohidrat yg ada pd permukaan mikroorganisme yg tdk ada pd sel manusia (2) paparan antibodi yang diproduksi spesifik untuk zat asing tertentu oleh sistem imun adaptif Bekerja sbg komplemen dari kerja antibodi

19

Aktivasi Sistem Komplemen

20

Komplemen yg teraktivasi akan:


1.

2.

3.

4.

Berikatan dg basofil & sel mast & menginduksi penglepasan histamin reaksi inflamasi Berperan sbg faktor kemotaksis yang meningkatkan fagositosis Berikatan dg permukaan bakteri & bekerja sbg opsonin (opsonisasi) fagositosis Menempel pd membran & membentuk struktur berbentuk tabung yg melubangi membran sel & menyebabkan lisis sel.
21

Sistem Kekebalan Spesifik


Atau sistem kekebalan adaptif dapat menghancurkan patogen yang lolos dari sistem kekebalan non-spesifik. Mencakup: (1) kekebalan humoral produksi antibodi oleh limfosit B (sel plasma) (2) kekebalan selular produksi limfosit T yg teraktivasi Harus dapat membedakan sel asing yg harus dirusak dari sel-diri antigen (molekul besar, kompleks, & unik yg memicu respons imun spesifik jika masuk ke dalam tubuh)
22

Sistem Kekebalan Humoral


Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yg memproduksi antibodi (Ab). Ab disekresi ke darah atau limf lokasi sel plasma yg teraktivasi; semua Ab akan mencapai darah gamma globulin = imunoglobulin (Ig)

23

Imunoglobulin (Ig)
Ada 5 kelas: 1. Ig M berperan sbg reseptor permukaan sel B & disekresi pd tahap awal respons sel plasma 2. Ig G Ig terbanyak di darah, diproduksi jika tubuh berespons thd antigen yg sama Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri & virus serta aktivasi komplemen 3. Ig E melindungi tubuh dr infeksi parasit & mrp mediator pd reaksi alergi; melepaskan histamin dari basofil & sel mast 4. Ig A ditemukan pd sekresi sistem perncernaan, pernapasan, & perkemihan (cth: pd airmata & ASI) 5. Ig D terdapat pada banyak permukaan sel B; mengenali antigen pd sel B
24

Fungsi Antibodi

25

Pembentukan Kekebalan Jangka Panjang (long-term immunity)

Pada kontak pertama dg antigen mikroba, respons antibodi terjadi lambat dlm bbrp hari sampai terbentuk sel plasma & akan mencapai puncak dlm bbrp minggu (Respons primer); & akan membentuk sel memori Jika terjadi kontak dg antigen yg sama, krn adanya sel memori, respons yg terjadi mjd lebih cepat (Respons sekunder)
26

27

28

Respons Imun thd Invasi Bakteri

29

Respons Imun thd Invasi Virus

30

Sumsum tulang

Respon Imun Spesifik


Antibody-Mediated Immunity Cell-Mediated Immunity
Limfosit
Sel T matang di kelenjar timus Sel B matang di limfa nodus

Limfosit berasal dari sel-sel stem di dalam tulang

Sel stem

Sel T
Sel B
Sel T pembunuh Sel T pembantu

Mengaktivasi

Reseptor permukaan spesifik untuk anitgen asing

Sel B merespon terhadap antigen. Sel B menggandakan diri, membentuk klon-klon sel plasma yang mensekresikan antibodi

Imunitas yang disebabkan sel

Imunitas humoral

Antigen pada permukaan organisme penginfeksi

Sel T pembunuh Memori

Antibodi berikatan dengan mikroorganisme untuk membunuhnya. Sel B tidak terlibat secara langsung.

Sel T dan sel B tetap hidup sebagai sel memori. Infeksi kedua oleh antigen yang sama akan menghasilkan respon sekunder yang lebih cepat

PENGKAJIAN SISTEM IMUN


Atyanti Isworo Medical surgical Nursing Department, 2012

Riwayat kesehatan sekarang Keluhan: fatique, kepala terasa ringan, sering memar, penyembuhan luka lambat

Ajukan pertanyaan: 1. Apakah anda menyadari pembesaran nodus limfe 2. Apakah pernah mengalami kelemahan, nyeri sendi kapan? Sebagian atau keduanya? 3. Pernahkan dalam waktu dekat menderita rash, perdarahan abnormal atau slow healing sore 4. Pernahkan mengalami demam, perubahan dalam pola eliminasi

Riwayat Kesehatan Dahulu

Eksplorasi penyakit utama yang pernah diderita oleh pasien, penyakit ringan yang terjadi secara berulang, kecelakaan atau cedera, tindakan operasi, dan alergi. Tanyakan jika ia pernah mengalami tindakan/ prosedur yang berdampak terhadap sistem imun, seperti transfusi darah atau transplantasi organ

Riwayat Keluargaa dan Sosial

Klarifikasi jika pasien memiliki riwayat kanker dalam keluarga atau gangguan hematologi atau imun. Tanyakan tentang lingkungan dimana ia bekerja dan tinggal untuk membantu menentukan jika ia terpapar oleh bahan kimia berbahaya atau lainnya

Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI 1. observasi terhadap pallor, cyanosis, dan jaundice. Juga cek adanya erithema yang mengindikasi inflamasi lokal dan plethora. 2. Evaluasi integritas kulit. Catat tanda dan gejala inflamasi atau infeksi, seperti kemerahan, pembengkakan, panas, tenderness, penyembuhan luka yang lama, drainage luka, induration (pengerasan jaringan) dan lesi. 3. Cek adanya rash dan catat distribusinya 4. Observasi tekstur dan distribusi rambut, catat adanya alopecia. 5. Inspeksi kuku terhadap warna, tekstur, longitudinal striations, onycholysis, dan clubbing. 6. Inspeksi membran mukosa oral terhadap plak, lesi, oedem gusi, kemerahan, dan perdarahan

Palpasi Palpasi nadi perifer, dimana seharusnya simetris dan reguler Palpasi abdomen, identifikasi adanya pembesaran organ dan tenderness Palpasi joint, cek pembengkakan. Tenderness, dan nyeri Palpasi nodus lymph superfisial di area kepala, leher, axilla, epitrochlear, inguinal dan popliteal. Jika saat palpasi reveals pembesaran nodus atau kelainan lain, catat lokasi, ukuran, bentuk, permukaan, konsistensi, kesimetrisan, mobilitas, warna, tenderness, suhu, pulsasi, dan vaskularisasi dari nodus.

Perkusi Perkusi anterior, lateral, dan posterior dari thorax. Bandingkan satu sisi dengan sisi lainnya. Bunyi dull mengindikasikan adanya konsolidasi yang biasa terjadi pada pneumonia. Hiperesonan (meningkatnya bunyi perkusi) dapat dihasilkan oleh udara yang terjebak seperti pada asthma bronchial

Auskultasi Auskultasi diatas paru untuk mengecek suara tambahan yang abnormal. Wheezing bisa ditimbulkan oleh asthma atau respon alergi. Crackles disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan seperti pneumonia. Auskultasi bunyi jantung diatas precordium. Auskultasi normal reveals hanya bunyi jantung 1 dan 2. Auskultasi abdomen untuk bunyi bowel. Gangguan autoimmun yang menyebabkan diare, bunyi bowel meningkat. Scleroderma (pengerasan dan penebalan kuit dengan degenerasi jaringan konektif) dan gangguan autoimmun lainnya yang menyebabkan konstipasi, bunyi bowel menurun

Aglutinin (febrile/cold) Acquired immunodeficiency syndrome AIDS serology (AIDS screening, HIV antibody tes, western blot tes untuk HIV dan antibody, ELISA untuk HIV dan antibody

Pemeriksaan Diagnostik

Anda mungkin juga menyukai