Anda di halaman 1dari 8

SUMBER DAYA BATUBARA KALIMANTAN TIMUR (CEKUNGAN KUTAI) Geotektonik Daerah Cekungan Kutai Adanya gaya kompresi pada

cekungan Kutai yang membentuk sesar inversi yang ditunjukkan oleh penampang seismik. Pertanyaannya adalah: Apa yang menyebabkan gaya kompresi ini? Di cekungan Kutai bagian Timur kita menemukan cekungan Kuarter yang dalam di Selat Makasar, beberapa ahli berfikir hal tersebut terjadi akibat adanya pemekaran lantai samudera di Selat Makasar bagian tengah pada akhir periode tektonik (Hamilton, 1979 : Katili, 1978). Rezim tektonik pada daerah pemekaran umumnya akibat gaya extensional. Pada kenyataannya, pola struktur di Selat Makasar didominasi oleh sesar normal di bagian Barat, di pantai Timur Kalimantan strukturnya didominasi oleh sesar naik/sesar kompresional. Kerangka tektonik di Kalimantan Timur dipengaruhi oleh tektonik regional yang meliputi lempeng Pasifik, lempeng Hindia-Australia dan lempeng Eurasia. Di bagian Timur Sulawesi kita menemukan adanya tumbukkan lempeng pasifik dan Australia yang menghasilkan gaya kompresional kea rah Barat dan membentuk sesar mendatar Sorong dari Irian sampai Pulau Banggi sula (Katili, 1978; Silver et.al., 1983). Tektonik di Kalimantan juga dipengaruhi oleh tektonik regional di Asia Tenggara. Tapponier (1982) menginterprestasikan bahwa Asia Tenggara merupakan bagian dari lempeng Eurasia yang bergerak ke arah Tenggara. Pergerakan ini disebabkan oleh interaksi antara lempeng HindiAustralia dan lempeng Eurasia. Pada interaksi ini kerak benua India menabrak lempeng Asia 4050 juta tahun yang lalu. Tapponier memperkirakan perkembangan geotektonik di Asia Tenggara merupakan refleksi dari fase ekstrusi yang bergerak dari Eurasia yang berputar searah jarum jam pada saat Paleogen. Fragmen ini dinamakan lempeng Sunda Kecil. Lempeng Hindia-Australia bergerak secara terus menerus ke arah Utara dan pengaruh dari ekstrusi ini juga berlangsung hingga awal Kuarter, yang kemudian membentuk sesar pilihan (putaran) besar yang umumnya dextral. Pergerakan sesar Wrench ini diperkirakan telah berlangsung sejak 20 juta tahun yang lalu. Sesar Wrench ini merupakan sesar Red River dar Yunan hingga bagian Utara Kalimantan dan zona sesar tersebut meliputi kepulauan Natuna yang mempunyai kelurusan sama dengan zona lupar Pada cekungan Kutai, antiklinorium mengalami perubahan arah dari Barat daya-Timur laut dibagian Selatan, menjadi Utara-Selatan dibagian tengah dan terakhir menjadi Timur-Barat di bagian Utara. Perubahan arah ini diakibatkan pengaruh pergerakan 2 sesar mendatar yang luas. Pada cekungan Kutai bagian Utara sesar mendatar diperkirakan melewati selat Sangkulirang dan berarah Barat laut-Tenggara. Sesar ini kemungkinan teraktifkan kembali akibat pembentukan blok sesar yang membentuk dataran tinggi Mangkalihat pada Oligosen. Secara regional sesar Sangkulirang mempunyai arah dan kelurusan yang sama dengan sesar Wrench dextral Red River.

Sesar lain adalah sesar Pater-Noster yang membatasi cekungan Kutai di bagian Selatan. Sesar ini diperkirakan sebagai kelanjutan dari zona Lupar. Sesar Sangkulirang dan Pater-Noster keduanya adalah sesar mendatar dextral. Kombinasi dari 2 sesar mendatar dextral dapat membentuk struktur sekunder. Ketika 2 struktur sekunder ini bertemu satu sama lain, maka akan menghasilkan gaya kompresi, tetapi ketika struktur ini terlepas satu sama lain, maka akan menghasilkan gaya tensional. Pada cekungan Kutai pola struktur dikendalikan oleh kombinasi dari 2 macam struktur sekunder ini. Disatu sisi, didaerah Kalimantan Timur pola struktur terbentuk akibat rangkaian sistem yang dapat menghasilkan gaya kompresional. Rangkaian sistem kompresional ini mengaktifkan kembali sesar tensional sebelum Miosen Akhir dan membentuk sesar inversi di cekungan Kutai bagian Utara. Di sisi lain, di selat Makasar, struktur diakibatkan oleh gaya tensional yang menghasilkan sesar normal dan akhirnya membentuk cekungan pull apart.

Endapan Batubara Cekungan Kutai Endapan batubara dan sedimen Tersier lainnya yang terdapat di Cekungan Kutai, proses pengendapannya diperkirakan berhubungan dengan gerak pemisahan Pulau Kalimantan dan Sulawesi yang kemungkinan terjadi pada akhir Kapur hingga awal Paleogen. Sehingga secara keseluruhan batuan-batuan sedimen yang diendapkan pada cekungan tersebut mencerminkan adanya pengaruh siklus transgresi dan regresi air laut. Urutan transgresi yang ada di Cekungan Kutai menghasilkan sedimen-sedimen klastik kasar dan serpih yang diendapkan pada lingkungan paralik hingga laut dangkal. Pengendapan ini berlangsung hingga kala Oligosen yang memperlihatkan periode genag laut maksimum dan pada umumnya terdiri dari endapan serpih laut dalam dan batugamping serara lokal. Sedangkan pada urutan regresi menghasilkan lapisan-lapisan sedimen klastik dan lapisan-lapisan batubara yang diendapkan pada lingkungan delta hingga paralik. Sistem Delta yang berumur Miosen Tengah berkembang baik ke arah timur dan tenggara daerah cekungan. Berdasarkan urut-urutan litostratigrafi Cekungan Kutai dari tua ke muda beberapa Formasi batuan yaitu sebagai berikut : dibagi menjadi

Formasi Pamaluan; berumur Miosen Bawah, terletak selaras di atas Formasi Gunung Sekerat, terutama terdiri dari batulempung dengan sisipan-sisipan tipis batupasir, batubara, dan batugamping, diendapkan pada lingkungan delta marine. Formasi Bebuluh; berumur Miosen Awal bagian atas, terletak beda fasies dengan Formasi Pamaluan, terutama terdiri atas batugamping, sisipan batugamping pasiran dan serpih, diendapkan pada lingkunganmarine. Formasi Pulau Balang; berumur Miosen Tengah, terletak selaras di atas Formasi Pemaluan terutama terdiri dari batulempung, batupasir lempungan dan batupasir, yang merupakan endapan deltafront. Formasi Balikpapan.; berumur Miosen Tengah, terletak selaras di atas Formasi Pulau Balang, terdiri dari batupasir, batupasir lempungan, batulempung dan batubara. Lapisan batupasir dan batupasir lempungan terutama dijumpai pada bagian bawah. Lingkungan pengendapannya adalah delta (delta front sampai delta plain). Formasi Kampungbaru; berumur Miosen Atas sampai Pliosen. diendapkan selaras di atas Formasi Balikpapan, bagian bawahnya terdiri dari batulempung, batupasir, batupasir gampingan yang diendapkan pada lingkungan litoral, sedangkan pada bagian atasnya terdiri dari batulempung, batubara dan konkresi-konkresi lempung bagian (clay stone), diendapkan pada lingkungan transisi paralik.

Endapan Kuarter; tersusun oleh lempung, pasir, kerikil dan sisa tumbuh-tumbuhan, bersifat lepas. Endapan ini disebabkan oleh adanya limpahan banjir Sungai Bontang, Sungai Guntur, Sungai Nyerakat dan Sungai Santan yang membentuk rawa-rawa. Untuk mewakili cekungan ini dipakai contoh endapan batubara dari Formasi Kampungbaru, selanjutnya disebut Batubara Kutai.

Faktor yang berpengaruh dalam pembentukan batubara adalah : Posisi geotektonik Adalah suatu tempat yang keberadaannya dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik lempeng dalam pembentukan batubara merupakan faktor yang dominan akan mempengaruhi iklim lokal dan morfologi cekungan pengendapan dan kecepatan penurunan cekungan Pada fase akhir, posisi geotektonik mempengaruhi proses metamorfosa organik dan struktur lapangan batubara melalui masa sejarah setelah pengendapan akhir Sejarah sesudah pengendapan Sejarah cekungan tergantung pada posisi geotektonikterjadi proses geokimia dan metamorfosa organik setelah pengendapan gambut bertanggung jawab terhadap pembentukan struktur cekungan batubara baik berupa sesar, lipatan, intrusi danlainnya. Struktur cekugan pembentuk Karena gaya tektonik menghasilkan lapisan batubara dengan bentuk-bentuk tertentu. Penurunan cekungan Penurunan cekungan dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik jika penurunan dan pengendapan gambut seimbang maka akan dihasilkan endapan batubara yang tebal. Pergantian transgresi dan regresi mempengaruhi pertumbuhan flora dan pengendapannya. Menyebabkan adanya infiltrasi material dan mineral yang mempengaruhi mutu dari batubara yang terbentuk. Topografi (morfologi) Morfologi dari cekungan pada saat pembentukan gambut sangat penting karena menentukan penyebaran rawa-rawa dimana batubara tersebut terbentuk Iklim Kelembaban mengontrol pertumbuhan flora dan kondisi yang sesuai tergantung posisi geografi dan dipengaruhi oleh posisi geotektonik Tropis dan subtropis sesuai untuk pertumbuhan yang optimal hutan rawa tropis mempunyai siklus pertumbuhan setiap 7-9 tahun dengan ketinggian pohon mencapai 30 m. Sedang iklim yanng lebih dingin ketinggian pohon hanya mencapai 5-6 meter dalam waktu yang sama. Umur geologi Proses geologi menentukan berkembangnya evolusi kehidupan tumbuhan Makin tua umur suatu batuan akan memiliki kemungkinan makin dalam penimbunan yang terjadi hingga mampu terbentuk batubara bermutu tinggi

Tumbuh-tumbuhan Unsur utama pembentuk batubara dengan lingkngan tertentu dan sebagai faktor penentu tipe batubara, evolusi kehidupan menciptakan kondisi yang berbeda selama masa sejarah geologi Dekomposisi Merupakan bagian dari tansformasi biokimia material organik yang merupakan titik awal seluruh alterasi Metamorfosis organik Selama proses ini terjadi pengurangan kandungan air, oksigen dan zat terbang (CO2, CO, CH4 dll)

Batubara di Indonesia dapat dibedakan tiga jenis berdasarkan cara terbentuknya. Pertama, batubara paleogen yaitu endapan batubara yang terbentuk pada cekungan intramontain terdapat di Ombilin, Bayah, Kalimantan Tenggara, Sulawesi Selatan, dan sebagainya. Kedua, batubara neogen yakni batubara yang terbentuk pada cekungan foreland terdapat di Tanjung Enim Sumatera Selatan. Ketiga, batubara

delta, yaitu endapan batubara di hampir seluruh Kalimantan Timur

Cekungan Kutai secara regional terletak pada bagian tepi tenggara dari Kraton Sunda. Termasuk di dalamnya Selat Makasar dan memanjang kearah daratan di bagian barat dan baratlaut sejauh 2700 km (Kingston, 1988). Luas daerah cekungan Kutai meliputi luasan 130ribu km mulai dari daratan memanjang sampai ke laut sampai kedalaman 1000 km (Kingstorn, 1988). Cekungan ini dibatasi bleh dua jalur sesar berarah baratlaut-tenggara yaitu Zona Sesar Sangkulirang di bagian utara dan Zona sesar Adang di bagian selatan. Pada bagian barat dibatasi oleh Tinggian Kuching yang termasuk ke dalam bagian rangkaian pegunungan Kalimantan. Gambaran secara regional Cekungan Kutai yang juga memperlihatkan peta Iokasi penelitian diperlihatkan pada Gambar Proses sedimentasi pada Cekungan Kutai dibagi menjadi lima fase utama, yaitu : a. Fase pemekaran pada Eosen Tengah Sampai Eosen akhir, yang terdiri dari lima kumpulan fasies, yaitu fasies darat, Fasies delta, Fasies laut dangkal, Fasies paparan karbonat dan, fasies laut batulempung serpih dan turbidit - Fase pembebanan pada Eosen Akhir sampai Oligosen Akhir, yang terdiri dari dua kumpulan fasies yaitu endapan cekungan batulempung serpih dan batuan karbonat.Pada fasies yang pertama terdiri dari monoton batulempung serpih dan batulempung dengan sangat jarang berselingan batupasir sedangkan asosiasi batuan karbonat terdiri dari fasies paparan karbonat dan pertumbuhan karbonat yang terisolasi. a Fase pemekaran kedua yang diikuti dengan aktitas vulkanik pada Oligosen Akhir, terdiri dari dua kumpulan fasies yang terbentuk selama fase ini yaitu kumpulan fasies batulempung serpih bersifat laut dan kumpulan fasies paparan karbonat. Batulempung serpih endapan laut tersusun terutama dan batulempung serpih sebagai hasil kelanjutan dari fase pembebanan dengan batuiempung serpih konglomerat litoklastik-bioklastik, batugamping dan perselingan dari turbidit volkanoklastik [van der Weerd et ai., 1987). Fasies karbonat yang dominan terbentuk pada fase ini adalah batugamping laut dangkal yang terbentuk sebelum pembentukan paparan karbonat pada Oligosen akhir. -Fase pembentukan delta secara progradasi-agradasi pada miosen Awal. terdiri dan dua kumpulan fasies yaitu {1] kumpulan fasies laut dalam tersusun dari batulempung serpih bathyal yang berselingan dengan batupasir yang diendapkan dengan arus turbit dan arus gravitasi; dan

(2] kumpulan fasies delta terdiri dari delta sampai ke batupasir endapan limbah banjir, batulempung serpih, batubara dan batugamping yang didominasi bleh koral terbentuk secara mekanisme tumbuh pada beberapa tempat. - Fase pembentukan delta berlanjut yang disertai dengan pembalikan tektonik pada Miosen Tengah sampai sekarang. Akhir dari Miosen awal atau Awal dari Miosen Tengah ditandai dengan periode utama pembalikan cekungan di Cekungan Kutai [McCauley et al.,2000). Even ini diawaii dengan periode pendek kenaikan aktitas vulkanik (Paterson et al.. 1996), yang disertai dengan pergerakan ke arah timur dari rendahan dan progradasi Mahakam delta sejak Miosen Tengah sampai sekarang [McCauley et al.. 2000).

Anda mungkin juga menyukai