Anda di halaman 1dari 6

Peran Interaksi Sosial dan Kebudayaan dalam Komunikasi Non Verbal

Oleh : Annisa Kurniasari Saumi NIM : 125120201111015

Pro ram Studi Ilmu Komunikasi !akultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

"NIV#$SI%AS &$A'I(A)A
(anuari 201*

Pendahuluan Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi manusia dimanapun mereka berada. Manusia tidak dapat tidak berkomunikasi, bahkan ketika diam pun itu dianggap sebagai komunikasi. Selain diam, manusia juga dapat berkomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh atau yang biasa disebut komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal ini adalah kebalikan dari komunikasi verbal yang menggunakan bahasa sebagai channel-nya. Dalam berkomunikasi non verbal ini banyak hal-hal penting yang memengaruhi komunikasi non verbal seseorang. Hal-hal yang dibahas di essay adalah bagaimana interaksi sosial dan kebudayaan dapat memengaruhi komunikasi non verbal seseorang, yang membuktikan bahwa komunikasi non verbal itu dipelajari dari kegiatan sehari-hari, tidak hanya mengandalkan modal insting.

Peran Interaksi Sosial dan Kebudayaan dalam Komunikasi Non Verbal Interaksi sosial menurut illin dan illin merupakan hubungan sosial yang dinamis

yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Kebudayaan menurut antropolog !.". #aylor adalah semua yang didapatkan atau dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat $Soekanto, %&&'(. Sementara pengertian dari komunikasi non verbal menurut )arry *. Samovar dan +i,hard !. -orter adalah perilaku yang disengaja maupun yang tidak disengaja sebagai bagian dari komunikasi se,ara keseluruhan. Sedangkan !dward #. Hall menamai komunikasi non .erbal ini sebagai /bahasa diam0 dan /dimensi tersembunyi0 $Mulyana, %&1&(. Komunikasi non verbal itu tidak universal, terikat dengan budaya, spontan, ambigu, dan berlangsung ,epat. Interaksi sosial sangat berhubungan dengan komunikasi interpersonal. #anpa adanya interaksi sosial, tidak mungkin akan ter,iptanya komunikasi interpersonal tersebut, begitu juga sebaliknya. Interaksi sosial bisa terjadi walaupun antara manusia satu dengan yang lainnya saling diam. Mengapa demikian2 3alaupun orang-orang yang bertatap muka tersebut tidak berbi,ara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syara4 orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi, ,ara berjalan, dan sebagainya. Hal tersebut di atas adalah komunikasi non verbal seperti yang diungkapkan oleh Hall, bahasa diam dan dimensi tersembunyi. Manusia dapat berinteraksi satu sama lain hanya dengan diam, menggunakan komunikasi non verbal. Interaksi sosial antara manusia dengan manusia lainnya disini dapat memperkaya bahasa non verbal yang dimiliki manusia tersebut. 5ontohnya adalah proses imitasi dalam interaksi antara anak-anak muda Indonesia dengan *merika. *nak-anak muda Indonesia mengimitasi a,ungan jari tengah orang *merika yang berarti kasar dan untuk menunjukkan ketidak senangan di *merika sana. *,ungan jari tengah yang awalnya tidak memiliki makna apa-apa di Indonesia, kini dianggap tidak sopan oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Selain berhubungan dengan interaksi sosial, komunikasi non verbal juga berhubungan erat dengan kebudayaan di mana manusia itu berada. Dalam setiap masyarakat, akan dijumpai suatu proses dimana seorang anggota masyarakat yang baru $misalnya seorang bayi( akan mempelajari norma-norma dan kebudayaan masyarakat di mana dia menjadi anggota. Hal itu berarti sebagian bentuk bahasa non verbalnya dipengaruhi oleh kebudayaannya. 5ontohnya saja jika di )ombok melewati orang tua sambil membungkukkan badan dan mengu,apkan Tabiq dianggap lebih sopan daripada hanya mengu,apkan Tabiq saja. 5ontoh lainnya lagi yaitu meludah, meludah di Indonesia maupun di banyak negara dianggap perbuatan yang kurang ajar dan tidak sopan. 6amun orang-orang Masai di *4rika menganggap perbuatan tersebut adalah tanda terima kasih atau tanda suka pada seseorang. Dan masih banyak lagi ,ontoh lain betapa kebudayaan banyak mempengaruhi bahasa non verbal seseorang. Komunikasi non verbal terikat dengan kebudayaan, bahkan isyarat-isyarat non verbal yang kita lakukan dijadikan sebagai etika untuk bertingkah laku. Isyarat non verbal merupakan bagian dari olah rasa kebudayaan yang berarti hasil akal manusia untuk bertingkah laku sesuai norma. Isyarat non verbal ini si4atnya tidak universal karena tergantung dimana tempat kita berada. "isa jadi sesuatu isyarat yang tidak sopan di tempat lain, malah di anggap biasa saja di tempat lainnya seperti ,ontoh yang telah dijabarkan di atas. Dari penjelasan-penjelasan di atas kita bisa mengetahui bahwa komunikasi non verbal tersebut dapat dipelajari oleh manusia dari interaksi sehari-hari dengan orang lain dan dari kebudayaan dimana mereka tinggal. Hal tersebut membuktikan bahwa komunikasi non verbal tidak hanya mengandalkan insting semata untuk melakukan berbagai ma,am bahasa tubuh, melainkan dapat kita ketahui melalui proses pembelajaran sosial kita sehari-hari.

Penutu+ Dari uraian yang telah dijelaskan, kita mengetahui bahwa interaksi sosial dan kebudayaan memegang peranan penting dalam memengaruhi komunikasi non verbal yang kita lakukan. Kita juga dapat mengetahui bahwa ternyata komunikasi non verbal itu kita pelajari bahkan sejak bayi. Kita men,oba melihat dan meniru pada awalnya, tidak hanya mengandalkan insting. Dengan menemui banyak orang dan melakukan interaksi telah membuat kita se,ara tidak sadar mempelajari komunikasi non verbal. Selain mempelajarinya dengan ,ara melihat, meniru, dan berinteraksi, komunikasi non verbal kita juga terikat dengan kebudayaan dimana kita berada. Hubungan antara komunikasi non verbal dengan kebudayaan ini erat sekali hubungannya. "ahkan salah satu 4ungsi kebudayaan itu adalah tempat dimana kita belajar berkomunikasi, baik itu verbal maupun non verbal. *danya saling keterkaitan inilah yang membuat kita tahu bahwa komunikasi non verbal itu dipelajari, diturunkan, bahkan dijadikan etika dalam berhubungan di masyarakat. Sekali lagi hal ini menjelaskan kepada kita bahwa komunikasi non verbal itu dipelajari, tidak semata-mata menggunakan modal insting saja.

$e,erensi Mulyana, Dedy. %&1&. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. "andung 7 +emaja +osdakarya Soekanto, Soerjono. %&&'. Sosiologi Suatu Pengantar. 8akarta 7 +aja ra4indo -ersada

Anda mungkin juga menyukai