Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar Belakang Komunikasi antarbudaya merupakan sebuah proses komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh komunikator dan komunikan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda (Aloliliweri, 2011). Seperti kita ketahui, kita hidup di berbagai wilayah yang berbeda, sehingga kebudayaan yang dianut oleh setiap individu dari daerah lain uga berbeda!beda. "amun banyak diantara kita yang tidak peduli dengan budaya daerah lain, hal ini lah penyebab utama ter adinya gegar budaya saat kita akan pergi ke daerah lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan budaya kita. #alam hal ini banyak sekali para pela ar yang tidak memperhatikan betapa pentingnya mempela ari budaya daerah lain, terutama daerah yang akan men adi tu uan untuk bela ar ataupun beker a. Kebanyakan dari mereka yang tidak mengenal dan mempela ari terlebih dahulu tentang budaya di daerah yang akan mereka tu u akan mengalami gegar budaya yang parah. Seperti salah memahami perilaku penduduk lokal, larangan!larangan di daerah tersebut, dan yang paling parah akan banyak mengalami kebingungan saat berada di daerah dengan budaya yang berbeda dari daerah asal. $leh karena itu penulis akan memberikan men elaskan lebih tentang gegar budaya itu sendiri agar para pemba%a benar!benar paham tentang gegar budaya, kemudian penulis akan memberikan uraian dari pengalaman seorang mahasiswa yang mengalami gegar budaya yang terbilang parah karena tidak mengenal dan mempela ari budaya daerah yang akan ditu u untuk menuntut pendidikan. #ari %ontoh pengalaman tersebut penulis akan memberikan pengalaman lain dari narasumber yang berbeda, dimana nara sumber ini telah mengenal dan mempela ari budaya dari daerah yang akan ditu u. Sehingga dari dua pengalaman yang bebeda tersebut pemba%a diharapkan bisa lebih mengenal dan mempela ari kebudayaan dari daerah lain, dalam hal ini dapat menekan adanya gegar budaya yang akan dialami. B. Fokus masalah #alam membahas tentang gegar budaya penulis mengambil dua narasumber untuk men adi pembanding. "ara sumber pertama adalah Alinda #esy (1&) biasa di panggil Alin yang mengalami %ulture sho%k %ukup parah karena kurang persiapan. Alin berpindah dari kota 'ataram ke kota 'alang untuk melan utkan kuliah. Alin sudah di kota 'alang

se ak pertengahan bulan Agustus. Sebelum pindah ke 'alang, Alin tidak melakukan persiapan dan tidak pernah membayangkan akan megalami %ulture sho%k di 'alang. Alin mengaku selama di 'alang ia mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang!orang dari suku (awa yang kesehariannya sering menggunakan bahasa (awa. Selain itu, %ulture sho%k yang dialami Alin mengakibatkan dirinya men adi sakit dan sering merasa kesepian. "arasumber yang kedua adalah )hatarina )intya (20) yang biasa dipanggil A%in. #i sini A%in melakukan Study *+%hange ke kota ,hnom ,enh, Kambo a. A%in melakukan Study *+%hange selama dua bulan dan bertempat tinggal di guest house. -al yang mendasari A%in memilih negara Kambo a adalah letak geogra.is negara Kambo a yang tidak begitu auh dengan /ndonesia serta masih dalam wilayah AS*A", sehingga terdapat kemungkinan kebudayaan Kambo a tidak auh berbeda dengan /ndonesia. Sebelum berangkat ke Kambo a, A%in melakukan persiapan materi maupun mental. /a mengobservasi tentang Kambo a mulai dari masyarakat, kebudayaan sampai tempat!tempat menarik yang dapat dikun ungi. /a meman.aatkan internet untuk mengenal Kambo a lebih dekat sebelum ter un ke tempat yang sebenarnya. -al ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan gegar budaya yang akan dialami A%in disana. 'eskipun A%in telah melakukan observasi mendalam tentang negara Kambo a, kenyataan di lapangan tetap berbeda. A%in tetap merasakan gegar budaya saat ia berada di sana. Seperti misalnya, aturan bermain kartu. #i Kambo a bermain kartu adalah kegiatan ilegal dan terdapat sanksi keras bagi pelanggarnya. 0erbeda halnya dengan /ndonesia yang melegalkan permainan kartu asal tidak dalam bentuk per udian. "amun, gegar budaya yang dialami A%in tidak terlalu signi.ikan sehingga tidak memberikan dampak yang besar dalam proses adaptasi dan hubungannya dengan masyrakat Kambo a. #apat dilihat dari pengalaman kedua narasumber dimana yang satu tidak mengenal dan memperla ari terlebih dahulu daerah yang akan ditu u dapat menimbulkan gegar budaya yang parah, berbeda dengan A%in. #i sini A%in tidak begitu banyak mengalami gegar budaya karena telah mengenal dan mempela ari budaya daerah yang akan ditu u, yaitu Kambo a.

Kajian Teori 'igran adalah orang yang meninggalkan budaya primernya di mana ia dibesarkan dan pindah ke sebuah budaya baru untuk angka waktu tertentu ('artin 1 "akayama, 2002). Ayin dan Alin sebagai seorang migran masuk dalam kategori voluntary migrants, karena ia pindah ke kebudayaan lain se%ara sukarela. 'enurut martin dan nakayama (2002) voluntary migrants masih bisa dibedakan lagi men adi dua kategori, yaitu imigran dan so ourners (pendatang sementara). So ourners adalah seseorang yang berpindah dari satu budaya ke budaya yang lainnya untuk waktu yang terbatas dan memiliki tu uan khusus. 'enurut 'artin dan "akayama (2002), hampir semua migran yang melewati batasan!batasan budaya, baik voluntary migrant maupun bukan, mengalami %ulture sho%k. 3ntuk beberapa orang, proses adaptasi bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. 0eberapa orang se%ara akti. menolak proses asimilasi kebudayaan. )ulture sho%k (gegar 0udaya) adalah perasaaan ketidaknyamanan seseorang pada budaya baru yang ditempatinya di mana ketidaknyamanan tersebut membuat seorang individu merasa tertekan dalam budaya barunya. 4ebih lan ut, $berg (2005) men elaskan bahwa %ulture sho%k adalah keadaan yang dipi%u oleh ke%emasan sebagai hasil dari hilangnya semua simbol!simbol dan tanda!tanda .amiliar dari hubungan sosial kita. #ari pemaparan sebelumnya, )ulture sho%k yang dialami ke dua narasumber kami berbeda tingkat keparahannya. )ulture sho%k yang dialami Alin menurut kami %ukup parah, karena ia %ulture sho%k tersebut sempat membuatnya sakit. Alin sebelum ke 'alang tidak melakukan persiapan untuk memahami budaya yang ada di 'alang. -al tersebut ter adi karena ia tidak pernah memikirkan sebelumnya akan mengalami %ulture sho%k karena ia mengira ika hanya berpindah tempat namun masih dalam satu negara ia tidak akan mengalami %ulture sho%k. #ari kasus Alin tersebut, adaptasi yang di lakukan oleh Alin tidak ber alan %ukup baik. Level of preparation memengaruhi bagaimana seorang migran beradaptasi dan hal ini berhubungan dengan ekspektasi (6eissman 1 7urnham dalam 'artin 1 "akayama, 2002). Alin mengalami %ulture sho%k karena ia berekspektasi hanya ada sedikit perbedaan antara hidup di 'alang dengan di 'ataram. -al tersebut mendasari Alin kurang

memperhitungkan level of preparation. Sedangkan %ulture sho%k yang di alami Ayin tidaklah terlalu parah. -al ini bisa ter adi karena Ayin sebelumnya telah mempersiapkan kemungkinan gegar budaya yang akan dialaminya dengan baik. Ayin uga adalah pendatang sementara, di mana ia berada di Kambo a hanya dua bulan. Karena )atahrina berada di Kambo a dalam waktu yang relati. singkat, ia tidak terlalu termotivasi untuk melakukan perubahan adaptasi lebih auh lagi agar menyerupai budaya dominan di Kambo a. Adaptasi Adaptasi adalah proses sosialisasi yang kita pela ari di mana semua .aktor dan proses tersebut men adikan diri kita sesuai dengan budaya yang kita tempati (Kelvin dalam Samovar, 2005). #alam proses adaptasi seorang individu dengan budaya baru, individu tersebut se%ara tidak sadar telah mengalami proses enkulturasi dengan budaya barunya. So ourners seperti Alin dan Ayin mengalami initial shock phase dalam proses adaptasinya. Seperti yang di elaskan $berg (dalam Samovar, 2005) so ourners seperti mereka melewati beberapa .ase untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya barunya. 7ase tersebut tergambar dalam bentuk W-curve.

#alam gambar tersebut, men elaskan bahwa saaat sou ourner pertama kali datang ke tempat baru, ia akan mengalami honeymoon. -oneymoon adalah .ase di mana seorang sou ourners mengalami kesenangan dan penuh rasa optimis dengan tempat barunya. -al tersebut di alami oleh Alin saat di awal!awal pertama kali datang ke 'alang masih senang dengan lingkungan barunya.

Kemudian adalah .ase krisis, yaitu .ase di mana sou ourners mulai merasa tertekan dengan lingkungan barunya. #alam kasus Alin, Alin mengalami .ase ini ditandai dengan rasa homesi%k dan stres. Kemudian .ase selan utnya yaitu .ase re%overy (pemulihan), di mana seorang sou ourner mulai bisa menerima lingkungan barunya uga ditandai dengan meningkatnya kemampuan berbahasa dengan bahasa di lingkungan barunya ($berg dalam Samovar, 2005). $rang!orang pendatang sementara biasanya hanya mengetahui beberapa kata dalam bahasa lokal (0egley dalam 8udykunst, 2009). ,enggunaan bahasa dalam beradaptasi seorang pendatang sementara yang di ungkapkan 0egley tersebut ter adi dalam studi kasus Ayin dan Alin. Alin selama di 'alang sampai saat ini baru menguasai sedikit bahasa (awa. Alin mengetahui bahasa (awa untuk pergaulannya dengan orang!orang di sekitarnya. Sedangkan Ayin selama di Kambo a hanya menguasai beberapa bahasa Kambo a yang sekiranya digunakan untuk menyapa dan bersopan santun. Selebihnya, Ayin banyak menggunakan bahasa /nggris di Kambo a. (ika kita berada dalam situasi Ayin, hal ini tidaklah men adi masalah karena Ayin tidak dituntut untuk dapat melakukan adaptasi angka pan ang. 0erbeda halnya dengan Alin, ia berkuliah di sini dan harus bergaul dan membaur dengan teman!temannya yang orang (awa. #ilihat dari lamanya tinggal uga, Alin dituntut untuk lebih menguasai bahasa (awa daripada Ayin. 8aya Alin berkomunikasi pun tentunya dituntut berbeda, menyesuaikan kondisi di 'alang. Kemudian .ase terakhir adalah .ase penyesuaian yaitu saat seorang so ourner bisa menerima dan menikmati budaya di lingkungan barunya. #ari kasus pertama (kasus Alin) kita bisa melihat bahwa saat ini Alin sedang menu u pada .ase penyesuaian. #i mana Alin sudah berusaha men%oba mengerti budaya di kota 'alang dengan terlebih dahulu mempela ari bahasa (awa dan mulai bersosialisasi dan membaur dengan orang!orang di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai