Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS INDONESIA

RANGKUMAN NUTRISI NORMAL TOPIK 1

DISUSUN OLEH ANA ROMAIDA DEWI LESMANA HARFAH MASADI KRISDYANTI RIFA FAUZIAH SRI WAHYUNI

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM EKSTENSI KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2013

4. Jelaskan hubungan antara berbagai jalur metabolisme (glikolisis, glikogenesis, lipolisis, glikogenolisis, glukoneogenesis, metabolisme asam amino) dengan upaya tubuh mempertahankan kadar glukosa darah. Glikolisis Glikolisis adalah rangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi dua molekul piruvat. Dilihat dari keseluruhan, glikolisis terbagi menjadi dua bagian atau fase : Fase 1 : meliputi tahap reaksi enzim yang memerlukan ATP, yaitu tahap reaksi dari glukosa sampai dengan pembentukan fruktosa 6-fosfat (dari tahap 1 tahap 5). Fase 2 : meliputi tahap reaksi yang menghasilkan energi (ATP dan NADH) yaitu dari gliseraldehide 3-fosfat sampai dengan piruvat (dari tahap 6 tahap 10). Apabila oksigen tidak cukup, asam piruvat yang diperoleh dari proses glikolisis akan dirubah menjadi laktat yang menyebabkan seseorang terasa lelah, bila oksigen cukup piruvat akan dirubah menjadi asetil SkoA yang akan masuk dalam siklus krebs. Glikolisis terjadi di sitoplasma sel dan tiap tahapnya memerlukan enzim sebagai katalisator. Meskipun membutuhkan ATP, proses glikolisis menghasilkan ATP lebih banyak yang digunakan. Glikolisis glikogen menjadi asam piruvat yang tidak membutuhkan oksigen disebut glikolisis anaerobic. Tahap-Tahap Glikolisis Tahap 1 :Fosforilasi Glukosa Reaksi : Glucose + ATP4- -> Glucose-6-phosphate2- + ADP3- + H+ Reaksi yang irreversibel (tidak dapat balik) Dikatalis oleh Heksokinase : Tranfer gugus fosfat pada molekul heksosa.

Tahap ke 2 : Pengubahan glukosa 6-posfat menjadi Fruktosa 6-Fosfat Reaksi : glucose-6-phosphate2- -> fructose-6-phosphate2Reaksi yang reversibel (berjalan 2 arah/dapat balik) Dikatalisis fosfoglukoisomerase : Perubahan isomer dari aldosa (glukosa 6fosfat) ke ketosa (fruktosa 6-fosfat)

Tahap ke 3 : Fosforilasi Fruktosa 6-Fosfat menjadi Fruktosa 1,6-DiFosfat Reaksi : Fructose-6-phosphate2- + ATP4- -> fructose-1,6-diphosphate4-+ ADP3- + H+ Dikatalisis oleh fosfofruktokinase (enzim pengatur utama pada glikolisis).

Reaksi berlangsung irreversible

Tahap ke 4 : Penguraian Fruktosa 1,6-Difosfat Reaksi : Fructose-1,6-bisphosphate4- -> dihydroxyacetone phosphate2- + glyceraldehyde-3-phosphate2Reaksi yang reversibel (berjalan 2 arah/dapat balik) Dikatalisis oleh Fructose-1,6-Bisphosphate Aldolase.(Aldolase fruktosa difosfat)

Tahap ke 5 : Interkonversi Triosa Fosfat Reaksi : Dihydroxyacetone phosphate2- -> glyceraldehyde-3-phosphate2Dikatalisis oleh Triose Phosphate Isomerase Reaksi yang reversibel (dapat balik)

Tahap ke 6 : Pembentukkan senyawa berenergi tinggi ke I Reaksi : glyceraldehyde-3-phosphate2- + Pi2- + NAD+ > 1,3bisphosphoglycerate4- + NADH + H+ Dikatalisis oleh hidroginase gliseraldehida fosfat Reaksi yang reversibel (dapat balik)

Tahap ke 7 : Fosforilasi tingkat substrat ke I Reaksi : 1,3-bisphosphoglycerate4- + ADP3- > 3-phosphoglycerate3- + ATP4Dikatalis oleh Enzim Kinase fosfogliserat untuk ADP menjadi ATP dan 3fosfogliserat Reaksi yang reversibel (dapat balik)

Tahap ke 8 : Pengubahan 3 fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat Reaksi : 3-phosphoglycerate3- > 2-phosphoglycerate3Reaksi yang reversibel (dapat balik) Dikatalisis oleh enzim fosfogliserat mutase

Tahap ke 9 : Pembentukkan senyawa berenergi tinggi ke II Reaksi : 2-phosphoglycerate3- > phosphoenolpyruvate3- + H2O Dikatalis oleh enolasi menghasilkan fosfoenolpiruvat.

Tahap ke 10 : Fosforilasi tingkat substrat ke II Reaksi : phosphoenolpyruvate3- + ADP3- + H+ -> pyruvate- + ATP4 Reaksi ini penting, karena Tahap terakhir pada glikolisis pemindahan gugus posfat beenergi tinggi dari fosfoenolfirufa ke ADP dengan katalis kinase piruvat. - Menghasilkan ATP dari reaksi fosforilasi tingkat subtrat ADP

- Reaksi ini secara energetik sangat bagus, sehingga berfungsi untuk menarik dua reaksi sebelumnya.

Glukogenesis Glukogenesis adalah perubahan glikogen menjadi glukosa, terjadi saat tubuh tubuh kekurangan asupan karbohidrat seperti saat puasa. Glikogen dapat diubah menjadi glucose dengan bantuan hormone glucagon. Glykogenesis adalah proses biosintesis glycogen dari glukosa. Perubahan kimia secara enzimatik ini tidak berjalan spontan, tetapi bertahap. Reaksi diawali dengan proses fosforilasi glucose menjadi glucose 6-fosfat dengan bantuan enzim glukokinase, selanjutnya glucose 6-fosfat dirubah menjadi isomernya, glucose 1fosfat, di bawah pengaruh enzim fosfoglukotinase. Proses glykogenesis diaktivasi di hati karena insulin sebagai respon terdapat rasio gula darah yang meningkat. Glukogenesis adalah proses anabolik pembentukan glikogen untuk simpanan glukosa saat kadar gula darah tinggi seperti setelah makan. Glukogenesis terjadi terutama dalam sel-sel hati dan sel-sel otot rangka, tetapi tidak terjadi dalam sel-sel otak yang sangat bergantung pada persediaan konstan gula darah untuk energi (Sloane, 2003). Glukogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian disimpan dalam hati dan otot (Corwin, 2008). Tahap proses glykogenesis adalah : 1. Tahap pertama adalah pembentukan glukosa 6-fosfat dari glukosa, dengan bantuan enzim glukokinase dan mendapat tambahan energi, ATP dan fosfat.

2. Glukosa 6-fosfat dengan enzim glukokinase menjadi glucose 1-fosfat. 3. Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan UTP (Uridin Tri Phospat) di katalisis oleh uridil transferase menghasilkan uridin di fosfat glucose (UDP-Glukose) dan pirofosfat (PPi). 4. Tahap terakhir terjadi kondensasi antara UDP-glukose dengan glucose nomer satu dalam rantai glycogen primer menghasilkan rantai glycogen baru dengan tambahan satu unit glucose. 5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPG membentuk ikatan glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glukogenic. Glukose adalah salah satu monosakarida yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat yang digunakan untuk memproduksi ATP yang dibutuhkan untuk kontraksi otot. Setelah makan suatu makanan maka gula darah atau glucose akan mengalami peningkatan insulin, hal ini akan merangsang penkreas untuk mengeluarkan insulin dan gula darah menuju sel, selanjutnya oleh sel glucose digunakan untuk menghasilkan energy dan disimpan di hati atau sebagai energy cadangan dalam proses glykogenesis. Glykogen akan disimpan di hati atau jaringan otot. Apabila simpanan penuh akan maka akan diubah menjadi lemak yang selanjutnya disimpan sebagai trigliserid dalam jaringan adipose. Walaupun memiliki lemak rendah tetapi jika makan dengan karbohidrat tinggi maka akan dapat meningkatkan lemak tubuh, apabila lemak tubuh tidak diurai menjadi energy maka glycogen cadangan akan dibutuhkan. Hati mengubah kembali glycogen untuk menyerap lagi kebutuhan energy.

LIPOLISIS
Lipolisis merupakan pemecahan lemak secara kimiawi-simpanan triasilgliserol dilepaskan untuk energy, distimulasi oleh hormone glukokortikoid (Brooker, 2009). Contohnya pada kasus Diabetes militus lipolisis dan proteolisis otot menyebabkan penurunan berat badan dan kelemahan Mekanisme yang mempengaruhi lipolisis di jaringan adipose Selama puasa sewaktu kadar insulin darah turun dan kadar glucagon meningkat, kadar cAMP di dalam sel adipose meningkat. Akibatnya protein kinase A di aktifkan dan menyebabkan fosforilasi lipase peka hormone (hormone sensitive lipase, HSL)yang juga dikenal sebagai lipase adiposa. Enzim bentuk terfosforilasi ini menjadi aktif dan memutuskan asam lemak dari triasilgliserol hormone lain (misalnya epinerfrin, hormone adenokortikotropik (ACTH) hormone pertumbuhan) juga mengaktifkan enzim ini. Insulin dalam keadaan normal menghambat lipolisis dengan menurunkan aktifitas lipolitik HSL di dalam adiposit (Marks, Marks &Smith, 2000).

TG

lipase (inaktif) Protein kinase cAMP Lipase P (aktif) ATP

Darah

insulin rendah glucagon tinggi AL AL AL Gliserol

lipase lain

AL AL AL Gliserol Sel adipoSA

GLIKOGENOLISIS Glikogenolisis adalah proses penguraian glikogen hati menjadi glukosa melalui hidrolisis atau fosforolisis, ada beberapa tahap reaksi. Tahap pertama adalah proses fosforilasi glikogen oleh pengaruh enzim glikogen fosforilase sehingg a dilepaskan glukosa-1-fosfat. Selanjutnya, glukosa-1-fosfat diubah menjadi glukosa6-fosfat oleh enzim fosfoglukomutase. Langkah terakhir adalah defosforilasi glukosa6-fosfat oleh pengaruh enzim glukosa-6-fosfatase sehingga terbentuk glukosa. (Sumardjo D., 2009) Glikogenolisis terjadi jika kadar glukosa darah turun (hipoglikemia). Glikogen pada sel hati akan dipecah di bawah kendali epinefrin (adrenalin) yang disekresi medula adrenal dan glukagon yang disekresi pankreas. Glikogenolisis akan meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Dan sebaliknya jika kadar glukosa darah meningkat akan terjadi glikogenesis. Kadar glukosa darah dipertahankan tidak saja selama puasa,

tetapi juga sewaktu kita berolahraga saat sel otot menyerap glukosa dari darah dan mengoksidasinya untuk memperoleh energi. Selama berolahraga, hati memasok glukosa ke dalam darah melalui proses glikogenolisis dan glukoneogenesis.

GLUKONEOGENESIS
Pada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah kehati. Di sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yaitu glukoneogenesis (pembentukan gula baru ) Marks, Smith 2000. Glukoneogenesis adalah pembentukan glukosa dari sumber-sumber non karbohidrat seperti asam laktat. Beberapa jenis asam amino (asam amino glukogenik ), gliserol dan beberapa jenis asam lemak (sloane,2003) Lokasi glukoneogenesis Proses ini hampir semuanya berlangsung di hati, tetapi pada orang kelaparan ginjalnya akan membentuk glukosa. Proses ini juga berlangsung di beberapa area yang sangat terbatas pada sel-sel epitel usus halus. Fungsi glukoneogenesis untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup saat kelaparan, saat masa asupan karbohidrat terbatas, atau saat latihan berat, yaitu ketika asam laktat yang terbentuk dalam otot rangka diubah kembali menjadi glukosa dalam hati. Pengaturan glukoneogenesis distimulasi oleh konsentrasi karbohidrat seluler yang rendah dan penurunan gula darah. Proses ini distimulasi secara hormonal oleh glukagon, hormon peptida yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau-pancreas, oleh epinefrin medulla adrenal dan oleh glukortikoid korteks adrenal (sloane,2003).
Metabolisme asam amino Bahan bakar metabolic protein dalam sirkulasi darah berbentuk asam amino.Salah satu perannya adalah sebagai sumber energy untuk otak selama puasa, dan merupakan cadangan terakhir untuk memenuhi kebutuhan energy. Proses metabolic penguraian protein dengan reaksinya yaitu protein menjadi asam amino dengan konsekuensi peningkatan asam amino darah.

Kelebihan asam amino dalam sirkulasi darah yang tidak diperlukan untuk sintesis protein tidak disimpan sebagai protein tambahan tetapi diubah menjadi glukosa dan asam lemak yang pada akhirnya disimpan sebagai trigliserida.

Asam-asam amino dapat diubah menjadi glukosa melalui glukoneogenesis, sedang asam lemak tidak. Dengan demikian otak tetap mendapat pasokan glukosa baru yang dihasilkan dari katabolisme protein tubuh dan perubahan asam amino yang dibebaskan menjadi glukosa.

Biosintesis asam amino

Degradasi Asam Amino Asam amino yang berlebihan dari yang diperlukan untuk sintesis protein dan biomolekul lain tidak dapat disimpan dalam tubuh maupun diekskresi ke luar tubuh, tidak seperti asam lemak dan glukosa. Kelebihan asam amino condong digunakan untuk bahan bakar. Gugus -amino dibebaskan dan rangka karbon yang dihasilkan diubah menjadi zat antara metabolisme. Sebagian besar gugus amino dari, kelebihan asam amino diubah menjadi urea, sedangkan rangka atom karbonnya di ubah menjadi asetil Ko-A, asetoasetil-Ko A, piruvat atau salah satu zat antara pada daur asam sitrat. Jadi, asam lemak, zat keton, dan glukosa dapat dibentuk dari asam amino.

Asam amino tidak bisa disimpan karena didegradasi untuk daur asam trikarboksilat dan menghasilkan energi. Pada hewan tingkat tinggi, protein yang terdapat sebagai bagian dari bahan makanannya, dihidrolisis terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan lebih lanjut. Peristiwa itu berlangsung dalam saluran pencernaan seperti lambung dan dalam usus kecil. Peruraian protein yang dinamakan proteolisis itu dikatalisis oleh enzim-enzim tertentu. Asam amino yang masuk ke dalam pusat kegiatan metabolik kemudian dapat mengalami berbagai perubahan. Hasil akhir dari perubahan pada hewan tingkat tinggi adalah urea, kreatin, asam urat, dan lain-lain. Proses oksidasi adalah salah satu dari perubahan yang terjadi pada asam amino terutama setaelah gugus aminonya dihilangkan terlebih dahulu. Jalan yang ditempuh tergantung dari jenis asam amino. Reaksi yang menghilangkan gugus amino sebagian besar berlangsung melalui dua jalur yaitu transaminasi dan deaminasi.

Transaminasi Transaminasi ialah proses pada asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Transaminasi dibantu oleh beberapa enzim yang disebut aminotransferase. Tujuan keseluruhan reaksi transaminase adalah mengumpulkan gugus amino dari berbagai asam amino dalam bentuk hanya satu asam amino, yakni L-glutamat. Contoh reaksi transaminasi alanin menghasilkan piruvat dan glutamat yang dikatalisis oleh alanin aminotransferase dan membutuhkan NAD+ atau NADP.

Deaminasi Deaminasi adalah mengeluarkan suatu gugus amino dari asam amino. Gugus -amino dari banyak asam amino dipindahkan kepada -keto glutarat untuk membuat asam glutamat yang kemudian masih dapat mentransfer gugus asam amino ke zat lainya atau dapat melepaskannya dalam bentuk ammonia (NH3)

Ion ammonium dibentuk dari glutamat dengan deaminasi oksidatif. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim glutamat dehidroginase, yang tidak biasa. penurunan muatan energi akan mempercepat oksidasi asam amino.

Reaksi dalam Metabolisme Proses Metabolik Glikogenesis Glikogenolisis Sintesis protein Penguraian protein Sintesis glukosa glikogen Reaksi glikogen glukosa glukosa protein asam Konsekuensi glukosa darah glukosa darah glukosa darah asam amino darah asam amino darah asam lemak darah

Glukoneogenesis asam amino asam amino protein amino

lemak asam lemak & gliserol (lipogenesis/sint trigliserida esis trigliserida) asam lemak darah trigliserida lemak dan gliserol asam

Penguraian lemak (lipolisis atau penguraian trigliserida)

Referensi : Berman, A., Snyder, S.L., Kozier, B., & Erb, G. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb. Edisi ke 5. Alih bahasa: Meiliya, E., Wahyuningsih, E. & Yulianti, D). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Brooker, Chris.(2009).Ensiklopedia Keperawatan.Jakarta, EGC. Corwin, E.J. (2008). Buku Saku Patofisiologi. Edisi ke 3. Alih bahasa: Subekti, N.B. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Marks,Dawn,Marks, Allan & Smith,Collen (2000). Biokimia Kedokteran Dasar.Jakarta.EGC Potter & Perry.(2005). Buku ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses Dan Praktik. Alih bahasa Yasmin Asih et.al. Jakarta EGC. Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Alih bahasa Brahm U.Pendit-Ed.2.-Jakarta : EGC. Sumardjo, D (2009). Pengantar Kimia: Buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program S-1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.
Sloane.(2003).Anatomi dan fisiologi untuk pemula,alih bahasa:palupi Widyastuti.Jakarta:EGC. Smith. dkk (2000). Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis Jakarta: EGC

Glukosa darah tetap normal

Anda mungkin juga menyukai