Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusa itu sangat membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidika manusia
dapat mempunyai kemampuan-kemampuan mengatur dan mengontrol serta
menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian
manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan
kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan dianalisis secara murni.
Pendidikan dalam pengertian luas adalah, sebuah proses dengan metode-metode
tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhannya.
1
Pembelajaran matematika di sekolah merupakan sarana berfikir yang jelas, kritis,
kreatif, sistematis, dan logis. Karena untuk memecahkan masalah kehidupan
sehari-hari, mengenal pola-pola dan hubungan dan generalisasi pengalaman dan
mengembangkan kreatifitas. Hal ini menyebabkan matematika dipelajari
disekolah oleh semua siswa dari SD, SMP, SMA dan bahkan juga di perguruan
Tinggi. Demikian juga pembelajaran dalam Qs. Albaqarah ayat : 269
1
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosda Karya,
Bandung, 2008, hlm. 10.
2
_.`, .>l _. ',!: _. ,`, .>l .1 _. ,> ,. !.
`., | l` .,l ___
Artinya : Allah menganugerahkan Al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al
Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa
yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar Telah dianugerahi karunia yang
banyak. dan Hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil
pelajaran. (QS. Al-Baqarah : 269)
2
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai
aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran
yang kreatif, dan menyenangkan , diperlukan berbagai keterampilan. Di antaranya
adalah keterampilan pembelajaran atau keterampilan mengajar.
3
Hasil belajar siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar
dari siswa tersebut dalam memahami materi. Indikasi ini dimungkinkan karena
faktor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan siswa sendiri tidak merasa
termotivasi di dalam mengikuti pembelajaran dikelas.
4
Sehingga menyebabkan
siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang bersifat sukar khususnya
matematika yang diberikan oleh guru tersebut.
Oleh karena itu, guru harus menggunakan strategi pembelajaran yang tidak saja
membuat proses pembelajaran menarik, tetapi juga memberikan ruang bagi murid
2
Pondok Yatim Al-Hilal, Al-Quran Terjemah dan Tafsir Perkata, Jabal, Jakarta, 2010, 45
3
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2005, hlm. 69.
4
Daryanto, Media Pembelajaran (Peranannya Sangat Penting Dalam mencapai Tujuan
Pembelajaran), Gava Media, Yogyakart, 2010, hlm.1-2 .
3
untuk berkreativitas dan terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran.
5
Hingga aspek kognitif, afektif dan psikomotorik murid pun dapat berkembang
maksimal secara bersamaan.
Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi proses dan dari segi hasil.
Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian
besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses
pembelajaran. Di samping itu, dapat dilihat dari gairah dan semangat pengajarnya,
serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil
apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah berilaku sebagian
besar perserta didik kearah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Untuk
memenuhi tuntutan tersebut diperlukan berbagai kompetensi pembelajaran.
6
Everyone Is A Teacher Here (semua bisa menjadi guru). Strategi ini mendorong
partisipasi kelas dan tanggung jawab setiap individu. Setiap peserta didik dapat
kesempatan untuk menjadi guru terhadap peserta didik lain. Sehingga, strategi
ini cocok untuk meningkatkan keaktifan partisipasi peserta didik dalam
pembelajaran.
Dalam strategi Everyone Is A Teacher Here tersebut bahan atau alat yang
diperlukan berupa kartu index. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah:
5
Baharuddin, dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, Ar-Ruzz Media
Jogjakarta, 2007, hlm. 5-6.
6
E. Mulyasa, Op.Cit. hlm. 13-14.
4
1. Guru menentukan topik yang akan dipelajari.
2. Peseta didik manulis 1 pertanyaan dalam kartu terkait materi yang akan
dipelajari.
3. Ambil pertanyaan, bagikan kepeserta didik yang lain (pastikan pertanyaan
kembali kepada pemiliknya).
4. Beri kesempatan peserta didik untuk memprediksi jawaban atas pertanyaan
temannya.
5. Mulai diskusi, guru meminta peserta didik untuk membacakan pertanyaan dan
sekaligus menjawabnya.
6. Guru mengklarifikasi setiap pertanyaan.
7
Dengan demikian proses pembelajaran akan menajadi aktif, percaya diri
mengungkapkan ide atau gagasan, cepat memahi materi pelajaran, dan
komunikasi yang terjadi tidak hanya satu arah (dari guru saja) melainkan ada
umpan balik yang terjadi dalam proses pembelajaran tersebut.
Matematika menurut Johnson dan Myklebust mengatakan bahwa, matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya mengekspresikan hubungan-
hubungan kuntaitaf dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk
memudahkan berfikir. Lerner mengemukakan bahwa, matematika disamping
sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan
manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen
dan kuantitas. Kline juga mengemukakan bahwa, matematika merupakan bahasa
simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga
tidak melupakan cara bernalar induktif.
8
Mengingat pentingnya komunikasi matematik, maka Depdiknas juga telah
menetapkan bahwa komunikasi matematik adalah salah satu aspek penilaian
dalam mata pelajaran matematika dalam kurikulum 2004 maupun kurikulum
terbaru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari tingkat SD
7
Zainal Arifin, dan Adhi Setiyawan. Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT, Skripta
Media Creative, Yogyakarta, 2012, hal. 68.
8
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, 2009,
hal. 252.
5
sampai SLTA. Dalam kurikulum tersebut dijelaskan bahwa dalam aspek
komunikasi, peserta didik diharapkan mampu mengemukakan, menyatakan serta
memahami gagasan matematika, baik secara lisan, tulisan, dan dapat
mendemonstrasikannya.
Greenes & Schulman mengatakan bahwa, komunikasi matematik adalah:
kemampuan (1) menyatakan ide matematika melalui ucapan, tulisan, demonstrasi,
dan melukiskannya secara visual dalam tipe yang berbeda, (2) memahami,
menafsirkan, dan menilai ide yang disajikan dalam tulisan, lisan, atau dalam
bentuk visual, (3) mengkonstruksi, menafsirkan dan menghubungkan bermacam-
macam representasi ide dan hubungannya. Ansari menjelaskan bahwa,
komunikasi dalam matematika terdiri dari komunikasi lisan dan tulisan.
Dari dua pendapat tersebut, komunikasi matematik dalam penelitian ini adalah
peristiwa saling hubungan yang berlaku dalam suatu lingkungan dimana terjadi
proses penyampaian pesan yang berupa materi matematika dari pengirim pesan
kepada penerima pesan baik secara tulisan maupun lisan untuk tujuan tertentu.
Jadi dalam penelitian ini yang akan diteliti hanya komunikasi matematik tulisan.
Berdasarkan hasil survey yang penulis lakukan dengan 10 peserta didik kelas VII
SMP Al-Huda Jati Agung Lampung Selatan, pada tanggal 22 Januari 2013, dalam
pembelajaran matematika pada umumnya menganggap pelajaran matematika
sebagai pelajaran yanag sulit dan membosankan untuk dipelajari. Hal ini karena
gurunya masuk kelas langsung menyajikan tulisan-tulisan di papan tulis dan soal,
6
sehingga peserta didik menjadi pusing dengan angka dan rumus yang ditulis
guru. Setiap habis menerangkan, guru memberikan soal latihan dimana peserta
didik belum mengerti. Peserta didik tidak berani bertanya karena semua
penjelasan yang diberikan guru belum dimengerti dan dipahami. Peserta didik
kurang aktif dalam bertanya dan menjawab, hal ini masih didominasi oleh peserta
didik yang terkenal pintar. Pandangan seperti ini mengakibatkan komunikasi
matematik tidak terjadi dan peserta didik kurang aktif, kurang percaya diri
mengungkapkan gagasan atau ide, sehingga prestasi belajarnya kurang
memuaskan. Peserta didik yang merasakan matematika sebagai momok
ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti penyampaian materi yang kurang
menarik, membosankan, suasana kelas terasa tegang, yang menjadikan peserta
didik tidak berkonsentrasi dalam menerima materi pelajaran.
Masalah lain yang penulis temukan berdasarkan survey pada tanggal 16 Februari
2013, dalam pembelajaran di SMP Al-Huda Jati Agung Lampung Selatan, yaitu
model pembelajaran matematika yang digunakan masih konvensional, guru
cenderung menguasai komunikasi yang searah yaitu dari guru ke peserta didik,
dan hampir tidak terjadi sebaliknya. Oleh karena itu, penggunaan medianya
banyak didominasi oleh guru. Rendahnya kemampuan komunikasi matematika
peserta didik dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik sebagai berikut:
7
Tabel 1
Nilai Matematika Semester Ganjil Peserta Didik Kelas VII SMPAl-Huda
Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/ 2013
NO Kelas
Hasil Belajar Peserta Didik
Nilai
< 5
Nilai
5-5,9
Nilai
6-6,9
Nilai
7 7,9
Nilai
> 9
Jumlah
1. VII A 10 10 5 11 4 40
2. VII B 10 9 7 10 4 40
3. VII C 11 9 6 11 3 40
4. VII D 12 10 7 9 3 41
5. VII E 13 7 5 7 3 35
6. VII F 12 9 7 10 3 41
Jumlah 78 53 37 58 20 237
Sumber:Daftar nilai semester ganjil matematika SMP Al-Huda Jati Agung
Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/ 2013
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai pelajaran matematika
semester ganjil peserta didik kelas VII berjumlah 70,8 persen yang memperoleh
nilai di bawah 70. Padahal kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan
oleh sekolahan tersebut untuk mata pelajaran matematika adalah 70. Selain itu,
informasi dari guru bidang studi matematika di SMP Al-Huda Jati Agung
Lampung Selatan juga menggambarkan bahwa masih banyak peserta didik kelas
VII yang mempunyai kemampuan komunikasi belajar matematika masih rendah,
Hal ini diduga bukan hanya kesalahan peserta didik, tetapi dapat juga karena
penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat dan kurang diperhatikannya
keaktifan peserta didik selama proses kegiatan belajar mengajar, dikarenakan
guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional.
8
Dari beberapa masalah telah diuraikan diatas, maka peneliti sepakat bahwa
penyebab yang paling dominan adalah kualitas atau kondisi pembelajaran yang
kurang mendorong atau mendukung peserta didik untuk aktif. Kemudian akar
penyebab masalah tersebut disepakati bahwa penggunaan strategi pembelajaran
yang masih konvensional dan monoton sehingga pembelajaran cenderung satu
arah dan kurang demokratis.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka guru harus mencari alternativ
solusi yang tepat untuk mencari strategi pembelajaran yang tepat yang dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Peneliti menawarkan strategi
Everyone Is Teacher Here . Strategi Everyone Is Teacher Here atau semua bisa
jadi guru sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan
individual. Strategi ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berperan sebagai guru bagi teman-temannya. Melalui strategi ini mau tidak mau
peserta didik akan ikut serta dalam pembelajaran aktif.
Melalui strategi pembelajaran Everyone Is A Teachere Here tersebut dapat
diterapkan agar kemampuan keaktifan peserta didik dapat meningkat dan akan
berpengaruh pada kemampuan komukiasi matematik. Sehingga melalui strategi
pembelajaran tersebut dapat memberikan solusi atas kurangnya keaktifan,
kurangnya percaya diri dalam mengungkapkan pendapat atau ide, ketegangan saat
belajar, yang akan berpengaruh pada kemampuan komunikasi matematik peserta
didik di SMP AL-Huda Jati Agung Lampung Selatan.
9
Sekolah SMP Al-Huda Jati Agung Lampung Selatan dalam pembelajaram
matematika belum menggunakan strategi pembelajaran yang efektif.
9
Sehingga
berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
dirancang untuk mengatahui pengaruh strategi Everyone Is A Teacher Here,
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunkasi matematik peserta didik
kelas VII SMP Al-Huda Jati Agung Lampung Selatan semester genap tahun
pelajaran 2012/2013.
B. Identifikasi Masalah
Dalam uraian pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan sebagai berikut
1. Pembelajaran matematika yang di laksanakan oleh gurumasih menggunakan
metode konvensional yang cenderung menghambat peran aktif siswa dalam
membangun pemahaman materi pelajaran.
2. Sebagian besar siswa mempunyai sebuah pandangan bahwa matematika
sebagai momok yang menakutkan yang memungkinkan akan berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.
3. Kemampuan komunikasi matematik peserta didik dalam pembelajaran
matematika belum maksimal, karena kurangnya partisipasi peserta didik
untuk mengemukakan ide-ide mereka dalam pembelajaran matematika.
9
Observasi, tanggal 22 Januari 2013
10
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan yang ada pada penulis, baik waktu, biaya, serta untuk
menghindari penyimpangan dan memudahkan dalam penelitian, maka penulis
membatasi masalah yang akan diteliti yaitu strategi pembelajaran Everyone is A
Teacher Here dan kemampuan komunikasi matematik.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas , maka yang menjadi pokok permasalahan penelitian
ini adalah: Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran Everyone is A
Teacher Here terhadap kemampuan komunikasi matematik peserta didik kelas
VII SMP Al-Huda Jati Agung Lampung Selatan?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran Everyone
is A Teacher Here terhadap kemampuan komunikasi matematik peserta didik
kelas VII SMP Al-Huda Jati Agung Lampung Selatan.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih strategi
pembelajaran matematika yang paling tepat, agar kemampuan peserta
didik dalam memecahkan masah matematika bisa lebih baik. Memberi
masukan yang bermanfaat bagi pengajar untuk meningkatkan peranannya
sebagai motivator dan fasilitator demi peningkatan kualitas pengajaran
11
sehingga peserta didik akan lebih kreatif, dan percaya diri dalam proses
belajar yang akhirnya peserta didik akan mendapat hasil belajar yang baik.
b. Bagi peserta didik, dengan diberikannya strategi pembelajaran Everyon Is
A Teacher Here diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematik peserta didik, dalam memecahkan masalah, melatih peserta
didik untuk aktif, percaya diri, dan kreatif, serta meningkatkan motivasi
dan daya tarik peserta didik terhadap mata pelajaran matematika.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah definisi yang akan dioperasionalkan dan
dapat diukur. Agar setiap variabel dalam penelitian ini dapat diukur, perlu dibuat
definisi operasional sebagai berikut :
1. Kemampuan komunikasi matematik yang dimaksud yaitu kemampuan siswa
dalam (1) menyatakan ide matematika melalui ucapan, tulisan, demonstrasi,
dan melukiskannya secara visual dalam tipe yang berbeda, (2) memahami,
menafsirkan, dan menilai ide yang disajikan dalam tulisan, lisan, atau dalam
bentuk visual, dalam hal ini komunikasi matematika terdiri dari komunikasi
lisan dan tulisan.
2. Penggunaan strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher Here dalam hal ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif,
memahami, serta dapat menyampaikan kepada teman-temannya dalam proses
pembelajaran, sehingga terjadi komunikasi matematik dengan baik dan
adanya timbal balik dalam proses pembelajaran tersebut.
12
G. Ruang Lingkup Penelitian
Penulis mengambil objek kajian pada pengaruh strategi Everyon Is A Teacher
Here dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan komunikasi
matematik peserta didik kelas VII SMP Al-Huda Jati Agung Lampung Selatan.
Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup sebagai berikut :
1. Obyek penelitian ini yaitu peserta didik kelas VII Semester Genap di SMP Al-
Huda Jati Agung Lampung Selatan.
2. Waktu penelitian adalah semester genap tahun pelajaran 2012/2013

Anda mungkin juga menyukai