Anda di halaman 1dari 4

Sebagaimana pernah dijelaskan dalam artikel yang berjudul Jerat Hukum dan Pembuktian Pelecehan Seksual, Ratna Batara

Munti dalam artikel berjudul Kekerasan Seksual: Mitos dan Realitas menyatakan antara lain di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tidak dikenal istilah pelecehan seksual. KUHP, menurutnya, hanya mengenal istilah perbuatan cabul, yakni diatur dalam Pasal !" sam#ai dengan Pasal "$ KUHP. Mengutip buku KUHP Serta Komentar-komentarnya karya R% S&esil&, Ratna menyatakan bah a istilah perbuatan cabul dijelaskan sebagai perbuatan yang melanggar rasa kesusilaan, atau perbuatan lain yang keji, dan semuanya dalam lingkungan na!su berahi kelamin. Misalnya, cium"ciuman, meraba"raba angg#ta kemaluan, meraba"raba buah dada, dan sebagainya.

Menurut Ratna, dalam pengertian itu berarti, segala perbuatan apabila itu telah dianggap melanggar kes#panan$kesusilaan, dapat dimasukkan sebagai perbuatan cabul. Sementara itu, istilah pelecehan seksual mengacu pada sexual harassment yang diartikan sebagai unwelcome attention %Martin &skena'i and (a)id *allen, +,,-. atau secara hukum dide!inisikan sebagai / imposition of unwelcome sexual demands or creation of sexually offensive environments/.

(engan demikian, unsur penting dari pelecehan seksual adalah adan'a ketidakinginan atau #en&lakan #ada a#a#un bentuk-bentuk #erhatian 'ang bersi(at seksual . Sehingga bisa jadi perbuatan seperti siulan, kata" kata, k#mentar yang menurut budaya atau s#pan santun %rasa susila. setempat adalah ajar. 0amun, bila itu tidak dikehendaki #leh si penerima perbuatan tersebut maka perbuatan itu bisa dikateg#rikan sebagai pelecehan seksual. Jadi) #elecehan seksual da#at di*erat dengan #asal #ercabulan %Pasal !" s%d% Pasal "$ KUHP.

1kan tetapi, dalam hal ini, percabulan terjadi antara sese#rang yang berusia di ba ah +2 tahun kepada sese#rang yang juga berusia di ba ah +2 tahun. 3ni berarti yang menjadi k#rban adalah se#rang anak. 4leh karena itu, peraturan perundang"undangan yang digunakan adalah Undang-Undang +&% , -ahun .. tentang Perlindungan /nak %UU Perlindungan 1nak., sebagai lex specialis %hukum yang lebih khusus. dari KUHP.

Pengertian anak, menurut Pasal 0 angka 0 UU Perlindungan /nak, adalah sese#rang yang belum berusia +2 %delapan belas. tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

(alam hal terjadi hubungan suami isteri antara kedua anak tersebut, karena dia ali dengan rayuan terlebih dahulu dari si anak laki"laki, maka dia dapat dikenai Pasal ! UU Perlindungan /nak5

Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa melakukan tipu muslihat serangkaian ke!ohongan atau mem!ujuk anak untuk melakukan atau mem!iarkan dilakukan per!uatan ca!ul dipidana dengan pidana penjara paling lama "# $lima !elas% tahun dan paling singkat & $tiga% tahun dan denda paling !anyak 'p &(()((()((( (( $tiga ratus juta rupiah% dan paling sedikit 'p *()((()((( (( $enam puluh juta rupiah%)+

(ari rumusan pasal di atas terlihat bah a tidak ada keharusan bah a tindakan pidana tersebut harus dilap#rkan #leh k#rbannya. (engan demikian, delik pencabulan terhadap anak merupakan delik biasa, bukan delik aduan. 4leh karena itu, #rang lain b#leh melap#rkan kejadian ini.

Melihat pada ketentuan Pasal 2- UU Perlindungan 1nak tersebut, perbuatan yang dilakukan #leh si anak laki" laki dapat dipidana berdasarkan Pasal 2- UU Perlindungan 1nak. Perlu diketahui bah a dalam pasal tersebut tidak diatur mengenai siapa yang melakukan tindakan pidana tersebut, apakah #rang yang sudah de asa atau anak"anak. 4leh karena itu, anak"anak pun dapat dipidana berdasarkan pasal ini.

Hal ini juga sesuai dengan apa yang diatur dalam Pasal 0 angka 0 Undang-Undang +&% , -ahun 0""1 tentang Pengadilan /nak %UU Pengadilan 1nak. yaitu5

,nak adalah orang yang dalam perkara ,nak -akal telah mencapai umur . $delapan% tahun tetapi !elum mencapai umur ". $delapan !elas% tahun dan !elum pernah kawin.

Sebagaimana pernah dijelaskan dalam artikel yang berjudul Penera#an Pidana Pen*ara Bagi /nak , mengenai batas usia anak untuk dapat dituntut pertanggungja aban pidananya, MK berdasarkan Putusan MK +&% 02PUU-34442 .0. -ahun .0. menaikkan batas minimal usia anak yang dapat dituntut pertanggungja aban pidana menjadi +- tahun.

Perkara percabulan yang mana pelaku maupun k#rbannya adalah anak antara lain pernah diputus #leh Pengadilan 0egeri M#j#kert# dalam putusan 0#m#r5 6-$ Pid. 7 $ -8+-$ P0. Mkt.. (alam perkara ini, tindakan percabulan dilakukan 9 #rang anak, masing"masing berumur +: tahun, +9 tahun, dan +- tahun, terhadap se#rang anak perempuan berusia ; %tujuh. tahun. (alam perkara tersebut Pengadilan 0egeri M#j#kert# memberikan hukuman pidana penjara selama5 + %satu. bulan dan -; hari dan denda sebesar Rp98.888.888," %tiga puluh juta rupiah. dengan ketentuan apabila tidak dibayar diganti dengan latihan pendidikan atau latihan kerja selama : %lima. hari. Hakim Pengadilan 0egeri M#j#kert# mendasarkan putusannya pada Pasal 2- UU Perlindungan 1nak j#. Pasal :: %+. ke"+ KUHP.

a. Pelecehan seksual Pelecehan seksual adalah segala tindakan seksual yang tidak diinginkan, permintaan untuk melakukan perbuatan seksual, tindakan lisan atau sik atau isyarat yang bersifat seksual, atau perilaku lain apapun yang bersifat seksual, yang membuat seseorang merasa tersinggung, dipermalukan dan/atau terintimidasi dimana reaksi seperti itu adalah masuk akal dalam situasi dan kondisi yang ada, dan tindakan tersebut mengganggu kerja, dijadikan persyaratan kerja atau menciptakan lingkungan kerja yang mengintimidasi, bermusuhan atau tidak sopan. Dengan kata lain pelecehan seksual adalah 1. penyalahgunaan perilaku seksual, 2. permintaan untuk bantuan seksual, dan 3. pernyataan lisan atau sik melakukan atau gerakan menggambarkan perbuatan seksual, atau

. tindakan kearah seksual yang tidak diinginkan a. penerima telah menyatakan bah!a perilaku itu tidak diinginkan" b. penerima merasa dihina, tersinggung dan/atau tertekan oleh perbuatan itu" atau c. pelaku seharusnya sudah dapat merasakan bah!a yang menjadi sasarannya #korban$ akan tersinggung, merasa terhina dan/atau tertekan oleh perbuatan itu. b. %indakan yang tidak diinginkan %indakan yang tidak diinginkan adalah tindakan yang tidak diminta atau dipancing oleh pekerja, dan pekerja yang bersangkutan menganggap tindakan tersebut tidak diharapkan atau tidak sopan. Perilaku tidak diinginkan dilihat dari sudut pandang orang yang merasa mendapat pelecehan seksual. Dalam hal ini yang penting bah!a tindakan tersebut dipandang dan dialami oleh penerimanya, bukan maksud yang ada dibaliknya. %indakan tidak diinginkan dapat dilihat dengan ciri& 1. 'orban telah menjelaskan bah!a perilaku tidak diinginkan, 2. 'orban merasa terhina, tersinggung dan / atau terintimidasi oleh perilaku, atau 3. Pelaku menyadari dengan perbuatannya akan mengakibatkan orang lain tersinggung, dipermalukan dan / atau terintimidasi oleh perbuatannya.

(. )*+%,'-)*+%,' P*.*/*0(+ 1*'1,(. Pelecehan seksual memiliki berbagai bentuk. 1ecara luas, terdapat lima bentuk pelecehan seksual yaitu& 1. Pelecehan sik termasuk sentuhan yang tidak diinginkan mengarah ke perbuatan seksual seperti mencium, menepuk, mencubit, melirik atau menatap penuh nafsu. 2. Pelecehan lisan termasuk ucapan 2erbal/ komentar yang tidak diinginkan tentang kehidupan pribadi atau bagian tubuh atau penampilan seseorang, lelucon dan komentar bernada seksual 3. Pelecehan isyarat termasuk bahasa tubuh dan atau gerakan tubuh bernada seksual, kerlingan yang dilakukan berulang-ulang, isyarat dengan jari, dan menjilat bibir . Pelecehan tertulis atau gambar termasuk menampilkan bahan pornogra , gambar, screensa2er atau poster seksual, atau pelecehan le!at email dan moda komunikasi elektronik lainnya

3. Pelecehan psikologis/emosional terdiri atas permintaan-permintaan dan ajakan-ajakan yang terus-menerus dan tidak diinginkan, ajakan kencan yang tidak diharapkan, penghinaan atau celaan yang bersifat seksual.

Anda mungkin juga menyukai