Anda di halaman 1dari 0

1

pengukuran
* Pembacaan jangka sorong :
x = 35 mm + 0,7 mm
= 35,7 mm
(3 angka penting)
Ketelitian = 0,1 mm
Ketidakpastian :
x =
2
1
x 0,1 mm
= 0,05 mm
Jika ketidakpastian dimasukkan : x = (35,7 0,05) mm
(4 angka penting)

* Pembacaan mikrometer skrup :
x = 3,5 mm + 0,26 mm
= 3,76 mm
(3 angka penting)
Ketelitian = 0,01 mm
Ketidakpastian :
x =
2
1
x 0,01 mm
= 0,005 mm
Jika ketidakpastian dimasukkan : x = (3,76 0,005) mm
(4 angka penting)

* Angka penting : - semua angka bukan nol
- semua angka nol yang tidak berada
di deretan depan.
Hasil penjumlahan atau pengurangan memiliki
angka di belakang koma sebanyak bilangan yang
paling sedikit angka di belakang komanya
Hasil perkalian atau pembagian memiliki angka
penting sebanyak bilangan yang paling sedikit
angka pentingnya

Vektor resultan
* Resultan 2 vektor : + + = cos V V 2 V V V
2 1
2
2
2
1 R

* Selisih 2 vektor : + = cos V V 2 V V V
2 1
2
2
2
1 S

* Resultan 3 vektor (metode analitis) :
1. Hitung komponen x dan y dari tiap-tiap vektor (V
1x
,
V
2x
, V
3x
, V
1y
, V
2y
, dan V
3y
) V
1x
= V
1
cos
V
1y
= V
1
sin
= sudut apit antara V
1
dengan sumbu x.
V
1x
= positif, jika ke kanan
= negatif, jika ke kiri
V
1y
= positif, jika ke atas
= negatif, jika ke bawah
2. Jumlahkan : V
x
= V
1x
+ V
2x
+ V
3x


V
y
= V
1y
+ V
2y
+ V
3y

3. Resultannya :
2
y
2
x R
V V V + =

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
* Rumus : v
t
= v
o
+ a t
s = v
o
t +
2
1
a t
2
=
2
1
(v
o
+ v
t
) t
s a 2 v v
2
o
2
t
+ =
* Grafik




Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
* Rumus : = t s = R v = R
a
s
=
R
v
2
=
2
R = 2 f
F
s
= m a
s
= m
R
v
2
= m
2
R
* 2 roda seporos
f
1
= f
2

1
=
2


2
2
1
1
R
v
R
v
=

* 2 roda dihubungkan tali
v
1
= v
2

1
R
1
=
2
R
2

f
1
R
1
= f
2
R
2


* 2 roda bersinggungan
v
1
= v
2

1
R
1
=
2
R
2

f
1
R
1
= f
2
R
2


Hukum Newton dan penerapannya
Hukum I Newton :


Hukum II Newton : F = m a
Hukum III Newton : F
aksi
= F
reaksi

* Bidang datar kasar :
Diam (a = 0)
F
s
N
gaya gesek : f
s
= F
Bergerak : F >
s
N
gaya gesek : f
k
=
k
N

* Bidang miring licin :
F
x
= m g sin
a = g sin



* Bidang miring kasar :
Benda diam : (a = 0)
f
s
= m g sin
Benda bergerak :
f
k
=
k
m g cos
a = g (sin -
k
cos )
Benda tepat akan bergerak :

s
= tan
Benda bergerak lurus beraturan :
k
= tan



3 4 5
0 10
1
2
1
2
1
2
F = 0
benda semula diam tetap diam
benda semula ber-GLB tetap GLB
F




N
w
f
w = m g
m

g

c
o
s

m
g

s
i
n

N

w = m g
m

g

c
o
s

m
g

s
i
n

N
f

30
20
1 2 3
s
t
dipercepat
s
t
diperlambat
v
t


2
* Katrol :
Percepatan : a = g
m m
m m
2 1
1 2
+


Tegangan tali : T = m
1
(g + a)
= m
2
(g a)

* Katrol dan bidang datar licin :
a = g
m m
m
2 1
2
+

T = m
1
a
= m
2
(g a)

* Lift :
diam atau bergerak dengan
kecepatan tetap: N = m g
bergerak ke atas : N = m (g + a)
bergerak ke bawah : N = m (g a)

Gaya Gravitasi : F =
2
2 1
r
m m
G
* Gaya tarik matahari terhadap planet A dan B :
F
A
: F
B
=
2
B
B
2
A
A
r
m
:
r
m



Titik berat benda 2 dimensi : Z (x, y)
x =

A
) x A (
n . n
y
=

A
) y A (
n . n

Segitiga : y
o
=
3
1
t t = tinggi segitiga
Jajaran genjang, belah ketupat, persegi, dan
persegi panjang : y
o
=
2
1
t t = tinggi

Dinamika Rotasi
* Momen Inersia Partikel : I = m r
2

Momen Inersia Sistem Partikel :
I =

+ + + =
i
2
3 3
2
2 2
2
1 1
2
i i
...... r m r m r m ) r m (
* Momen inersia benda tegar homogen :
Batang poros di pusat : I =
12
1
m l
2

Batang poros di ujung : I =
3
1
m l
2

Silinder pejal : I =
2
1
m R
2

Silinder tipis berongga (cincin) : I = m R
2

Bola pejal : I =
5
2
m R
2

Bola berongga : I =
3
2
m R
2

* Benda menggelinding dari puncak bidang miring tanpa
kecepatan awal (v
o
= 0)
v =
k 1
h g 2
+
k =
2
R m
I

v = kecepatan benda di dasar bidang miring
h = tinggi puncak bidang miring
* Katrol kasar bermassa M :
a = g
) M m m (
) m m (
2
1
2 1
1 2
+ +





* Katrol kasar bermassa M dan
bidang datar licin :



Energi kinetik rotasi : EK
r
=
2
1
I
2

* Momentum sudut : L = I
Untuk partikel : L = I = m v r
Momentum sudut dengan momen gaya : =
dt
dL

Hukum kekekalan momentum sudut :
L
1
= L
2
I
1

1
= I
2

2

Usaha dan energi
Usaha : W = F s cos
Energi potensial : EP = m g h
Energi kinetik : EK =
2
1
m v
2

Hukum Kekeakalan Energi Mekanik : (berlaku jika
tidak ada gaya luar)
EP
1
+ EK
1
= EP
2
+ EK
2

* Hubungan usaha dan perubahan energi : (jika ada gaya
luar)
Terjadi perubahan tinggi dan kecepatan :
W = EM = EM
2
EM
1

= (EP
2
+ EK
2
) (EP
1
+ EK
1
)
= (m g h
2
+
2
2
v m
2
1
) (m g h
1
+
2
1
v m
2
1
)
Terjadi perubahan tinggi saja :
W = EP
2
EP
1
= m g h
2
m g h
1

Terjadi perubahan kecepatan saja :
W = EK
2
EK
1
=
2
2
v m
2
1

2
1
v m
2
1


Elastisitas
Tegangan (stress) : =
A
F

Tegangan (strain) : e =
l
l

Modul Young : E =
l
l

A
F
e

Gaya pegas : F = k x
Energi potensial pegas : Ep =
2
1
k x
2
=
2
1
F x
Tetapan gaya : k =
l
A E

Pegas Seri :
2 1 s
k
1
k
1
k
1
+ =

Pegas Paralel : k
p
= k
1
+ k
2




w
1
w
2
T T
w
1
w
2
T
N
T
w
N
m
A
= massa planet A
m
B
= massa planet B
r
A
= jarak planet A dari matahari
r
B
= jarak planet B dari matahari
a = g
) M m m (
) m m (
2
1
2 1
1 2
+ +



w
1
w
2
T
1
T
2
m
1
m
2
M
w
1
w
2
N
T
1
T
2
M


3
Impuls dan Momentum
Momentum : p = m v
Impuls : I = F . t = p
= luas di bawah grafik F(t)
I = p F . t = m (v
2
v
1
)
Koefisien restitusi : e =

2 1
2 1
v v
' v ' v

* Hukum kekekalan momentum :
p
1
+ p
2
= ' p ' p
2 1
+
m
1
v
1
+ m
2
v
2
= ' v m ' v m
2 2 1 1
+
Tumbukkan Lenting Sempurna (TLS) :
Berlaku hukum kekekalan energi kinetik
Rumus : e = 1 v
1
+ ' v
1
= v
2
+ ' v
2

m
1
v
1
+ m
2
v
2
= ' v m ' v m
2 2 1 1
+
Jika m
1
= m
2
terjadi pertukaran kecepatan
' v
1
= v
2
dan ' v
2
= v
1
Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali (TTLSS) :
Rumus : e = 0 ' v
1
= ' v
2
= ' v
m
1
v
1
+ m
2
v
2
= (m
1
+ m
2
) ' v
Ayunan balistik :
h g 2 ' v =
h g 2
m
m M
v
+
=
M = massa balok
m = massa peluru

Tumbukan Lenting Sebagian (TLSb)
Rumus : 0 < e < 1 e =
1 2
2 1
v v
' v ' v


Contoh TLSb : Bola dilepaskan dari ketinggian
h
1
memantul secara berturut-turut mencapai
ketinggianmaksimum h
2
, h
3
, h
4
, dan seterusnya.
e =
1 n
n
3
4
2
3
1
2
h
h
......
h
h
h
h
h
h

= = = =

Fluida dinamis
Debit : Q =
t
V
= A v
Persamaan kontinuitas : A
1
v
1
= A
2
v
2


2
2
2 1
2
1
v d v d =
* Azas Bernoulli :
P
1
+ g h
1
+
2
1

2
1
v = P
2
+ g h
2
+
2
1

2
2
v
Laju pancaran zat cair dari
dinding tangki :
h g 2 v =
Jarak mendatar maksimum
jatuhnya air di tanah :
x = 2 ) h H ( h
Gaya angkat pesawat : F = P A =
2
1
A( )
2
2
2
1
v v
P = beda tekanan ke atas dan ke bawah pada sayap
A = luas sisi bawah sayap
= massa jenis udara
v
1
dan v
2
= laju aliran udara di atas dan di bawah
sayap
kalor
Kalor & perubahan suhu : Q = m c t = C t
Kalor & perubahan wujud : Q = m L
* Azas Black : Q
terima
= Q
lepas

* Perpindahan kalor :
Konduksi :
d
T A
k
t
Q
=
pada 2 benda yang disambung :

Y X
t
Q
t
Q


Konveksi : T A h
t
Q
=
Radiasi : P =
t
Q
= e A
4
T
Jika suhu benda berubah dari T
1
menjadi T
2
:

4
2
1
2
1
T
T
P
P

=
Teori kinetik Gas :
Persamaan umum gas :
P V = n R T = N k T

* Energi kinetik rata-rata gas : EK =
2
3
k T
Jika suhu gas berubah dari T
1
menjadi T
2
:

2
1
2
1
T
T
EK
EK
=
* Kelajuan efektif : v
RMS
=

= =
P 3
M
T R 3
m
T k 3
r o

Jika massa gas tetap :
2
1
2
1
T
T
v
v
=
Jika massa jenis gas tetap :
2
1
2
1
2
1
P
P
T
T
v
v
= =
Termodinamika :
Perubahan energi dalam :
U = f n R T
= f N k T
Hukum I Termodinamika : Q = U + W
Usaha :
W =

2
1
V
V
dV P

* Mesin Carnot :
1
2
1
2
T
T
Q
Q
=
Efisiensi : =
1
2
1
2
1
2 1
1
T
T
1
Q
Q
1
Q
Q Q
Q
W
= =

=
Merubah efisiensi pada T
2
tetap :
'
1
1
T
'
T
1
1


=
Merubah efisiensi pada T
1
tetap :


=
1
'
1
T
'
T
2
2

h
v
v'

h
H
v
x
X Y
n =
r
M
m

N = n N
A

f = 3 monoatomik
f = 5 diatomik 300 1000 K
f = 5 diatomik T > 1000 K
Isobarik : W = P V
Isokhorik : W = 0
Isotermik : W = n R T
1
2
V
V
ln
Adiabatik : W = U

T
2
< T
1
Q
2
< Q
1



4
Alat optik
* Mikroskop :
Perbesaran : M = M
ob
x M
ok

M
ob
=
ob
ob
s
'
s

ok ob ob
s
1
s
1
f
1
+ =
M
ok
=
ok
n
s
s
umum
M
ok
=
ok
n
f
s
tak akomodasi (s
ok
= f
ok
)
M
ok
= 1
f
s
ok
n
+ akomodasi maksimum

Panjang mikroskop = jarak antara obyektif dan okuler
d = ' s
ob
+ s
ok

Sifat bayangan yang dibentuk obyektif : nyata,
terbalik, diperbesar.
Sifat bayangan akhir (dibentuk okuler) : maya,
terbalik, diperbesar.

* Teropong
Perbesaran : M =
ok
ob
f
f
(tak akomodasi)
Teropong bintang : d = f
ob
+ f
ok

Teropong bumi : d = f
ob
+ 4f
p
+ f
ok

(f
p
= jarak fokus lensa pembalik)
Teropong panggung : d = f
ob
+ f
ok

(okulernya lensa cekung)

Spektrum gelombang elektromagnetik :














GELOMBANG
* Persamaan simpangan :





v = f =
k T



sudut fase : = t m k x
fase : =

x
T
t
m
beda fase 2 titik pada suatu gelombang :

=
x

optik fisik
Interferensi : gejala superposisi atau penggabungan 2
gelombang koheren pada suatu titik
Difraksi : gejala pelenturan gelombang ketika
melalui penghalang atau celah sempit
* Interferensi celah ganda :
Garis terang : d sin = n , n = 0, 1, 2, ....
Garis gelap : d sin = n , n = 0, 1, 2, ....
Jarak garis terang dan gelap yang berdekatan :
p =
d 2
L

2p =
d
L
= jarak 2 garis terang berurutan

* Interferensi pada kisi :
Garis terang : d sin = n , n = 0, 1, 2, ....
d =
N
1

Orde maksimum : n
maks
=

d

* Difraksi pada celah tunggal :
Garis gelap : d sin = n , n = 1, 2, 3, ....
Lebar terang pusat : y =
d
L

* Difraksi mempengaruhi resolusi alat optik :
Sudut resolusi minimum :
D
22 , 1
m

=
Resolusi minimum :
D
L 22 , 1
m
d

=

Bunyi
* Intensitas dan taraf intensitas :
Intensitas : I =
A
P
, P = daya =
waktu
energi

Taraf intensitas : TI = 10 log
o
I
I
, I
o
= 10
12
W/m
2

2 titik berjarak r
1
dan r
2
dari sumber :
2
1
2
2
1
r
r
I
I

=
TI
2
= TI
1
+ 10 log
2
2
1
r
r

= TI
1
+ 20 log
2
1
r
r

n buah sumber identik : I
n
= n I
1

TI
n
= TI
1
+ 10 log n

* Efek Doppler :
f
p
=
s
p
v v
v v
m

f
s


Listrik statis
* Gaya Coulomb : F = k
2
2 1
r
q q
, k = 9 x 10
9
Nm
2
/C
2

Muatan ke-3 mengalami gaya yang resultannya nol :

2
23
2
2
13
1
r
q
r
q
=

n ok
s ' s =
sinar
sinar X
sinar ultraviolet
sinar tampak
sinar inframerah
gelombang mikro
gelombang TV
gelombang radio
ungu
nila
biru
hijau
kuning
jingga
merah
p
a
n
j
a
n
g

g
e
l
o
m
b
a
n
g

m
a
k
i
n

b
e
s
a
r
f
r
e
k
u
e
n
s
i

m
a
k
i
n

b
e
s
a
r

y = A sin ( t k x)
arah getar pertama
ke atas
arah getar pertama
ke atas
arah rambat
ke kanan
arah rambat
ke kiri
m
= 2 f =
T
2

k =

2

d = jarak 2 goresan
N = tetapan kisi
mendekat menjauh
Pendengar + v
p
v
p

Sumber v
s
+ v
s


q
1
dan q
2
sejenis q
3
di dalam
q
1
dan q
2
tak sejenis q
3
di luar

2 1
q q > q
3
lebih dekat ke q
2

2 1
q q < q
3
lebih dekat ke q
1

= jarak 2 garis gelap yang berdekatan


5
* Kuat medan listrik : E = k
2
r
q

Titik P mengalami kuat medan yang resultannya nol :

2
23
2
2
13
1
r
q
r
q
=


* Kapasitor keping sejajar :
C =
d
A
o r


C =
V
q

Energi : W =
2
1
C V
2
=
2
1
q V =
C 2
q
2

Listrik dinamis :
* Pembacaan amperemeter
dan voltmeter :
Contoh : (lihat gambar di
samping)
I =
50
34
x 5 mA
= 3,4 mA


* Hukum Ohm : I =
I
V

Daya listrik : P = V I = I
2
R =
R
V
2

Energi listrik : W = V I t = I
2
R t =
R
V
2
t
* Hukum I Kirchhoff : I
masuk
= I
keluar

* Hukum II Kirchoff : E + (I.R) = 0
I positif jika arus searah putaran loop
I negatif jika arus berlawanan arah putaran loop
E positif
E negatif

Medan Magnet
* Induksi magnetik
Berjarak a dari kawat lurus :
Aturan tangan kanan :
Ibu jari arah i
Lipatan 4 jari lainnya arah B

Di pusat kawat melingkar berjari-jari a :
Aturan tangan kanan :
Ibu jari arah B
Lipatan 4 jari lainnya arah i
Di pertangahan selenoida :
l
N i
B
o
=

Diujung solenoida :
l 2
N i
B
o
=

Di pusat toroida berjari-jari efektif a :


* Gaya Lorenz
Pada kawat berarus listrik : F = B i l sin
Aturan tangan kanan :
Ibu jari arah i
Keempat jari lurus arah B
Telapak tangan arah F
Pada partikel bermuatan : = sin B V q F
Aturan tangan kanan :
Ibu jari arah v
Keempat jari lurus arah B
Telapak tangan arah F untuk muatan
positif
Punggung tangan arah F untuk muatan
negatif
Pada Dua kawat lurus sejajar : F =
a 2
i i
2 1 o

l

i
1
dan i
2
searah tarik-menarik
i
1
dan i
2
berlawanan arah tolak-menolak

Induksi elektromagnetik
Fluks Magnet : = B A cos
Hukum Lenz : Arah arus induksi menentang
perubahan yang menimbulkannya.
* GGL Induksi :
akibat perubahan fluks : = -N
dt
d

akibat perubahan arus : = -L
dt
di

akibat kawat memotong tegak lurus garis gaya :
= B.l.v sin
arah gaya Lorentz berlawanan dengan arah v
arah arus induksi ikuti kaedah tangan kanan
Kumparan berputar : = N.B.A. sint
* Induktansi diri :
l
A N
2
o
L

=
* Transformator : N
P
: N
S
= V
P
: V
S

Efisiensi :
P
S
P
P
=
Trafo ideal ( = 100%) : N
P
: N
S
= I
S
: I
P


Arus Bolak-Balik
Nilai efektif dan maksimum :

2
I
I
maks
ef
=
2
V
V
maks
ef
=
Rangkaian Resistor (R) : V = I .R
V dan I sefase
Rangkaian Induktor (L) : X
L
= L = 2 f L
V = I . X
L

V dan I berbeda fase
2

atau 90
o
, V mendahului I.
f = frekuensi arus bolak-balik (Hz)
= frekuensi sudut arus bolak-balik (Hz)
X
L
= reaktansi induktif ()
q
1
dan q
2
sejenis P di dalam
q
1
dan q
2
tak sejenis P di luar

2 1
q q > P lebih dekat ke q
2

2 1
q q < P lebih dekat ke q
1

kapasitas :
sebanding dengan luas keping (A) dan
permitivitas relatif bahan (
r
)
berbanding terbalik dengan jarak kedua
keping (d)
a 2
i
B
o

=
a 2
iN
B
o

=
a 2
iN
B
o

=
0
1
0
20 30
4
0
5
0
mA
0 5 10


6
Rangkaian Kapasitor (C) : X
C
=
C f 2
1
C
1


V = I . X
C

V dan I berbeda fase
2

atau 90
o
, I mendahului V.
X
C
= reaktansi kapasitif ()
Rangkaian Seri R-L-C :
2
C L
2
) X X ( R Z + =
V
R
= I R , V
L
= I X
L
, V
C
= I X
C

2
C
2
) V V ( R Z I V
L
+ = =

R
C L C L
V
V V
R
X X
tg

=

=

R I cos Z I P
2
ef
2
ef
= =
cos =
Z
R
= faktor daya
Hubungan
X
L
dan X
C

Sifat
Rangkaian
Keterangan
X
L
= X
C
Resistif
V dan I sefase
terjadi resonansi dengan
frekuensi resonansi :
f
res
=
LC
1
2
1


X
L
> X
C
Induktif
V mendahului I dengan
beda fase
X
L
< X
C
Kapasitif
I mendahului V dengan
beda fase

Z = impedansi ()
P = daya (W)

Teori Relativitas Khusus
Penjumlahan kecepatan :
Menurut Galileo : v
12
= v
1P
+ v
P2
Menurut Einstein : v
12
=
2
2 P P 1
2 P P 1
c
v v
1
v v
+
+

v
p2
= v
2p

v
1P
= kecepatan benda 1 relatif terhadap pengamat
v
2P
= kecepatan benda 2 relatif terhadap pengamat
v
12
= kecepatan benda 1 relatif terhadap benda 2
c = cepat rambat cahaya (= 3 x 10
8
m/s)
Konstanta transformasi Laplace :
=
2
2
c
v
1
1









Kontraksi panjang : L =

o
L

L
o
= panjang benda menurut pengamat yang diam
relatif terhadap benda
L = panjang benda menurut pengamat yang
bergerak relatif terhadap benda
Dilatasi waktu : t = t
o

t
o
= selang waktu menurut pengamat yang
bergerak terhadap bumi
t = selang waktu menurut pengamat yang diam
terhadap bumi
Relativitas massa : m = m
o

m
o
= massa benda diam
m = massa benda bergerak
Energi kinetik relativistik : E
k
= E E
o
= ( - 1) E
o

Energi diam : E
o
= m
o
c
2

Energi total : E = E
o

Momentum relativistik :
2
2
o
2
c
E E
p

=
Radiasi benda hitam
* Daya radiasi : P = e A T
4

e = emisivitas (0 < e < 1) :
- untuk benda hitam sempurna e = 1
- untuk benda mengkilat e = 0
= 5,672 . 10
-8
W m
-2
K
-4
= tetapan Stefan Boltzman
* Hukum pergeseran Wien :
m
=
T
C

m
= panjang gelombang yang sesuai untuk
intensitas radiasi maksimum
C = tetapan pergeseran Wien (= 2,898 . 10
-3
m K)

Teori kuantum
* Menurut Planck : Radiasi gelombang elektromagnetik
terdiri dari paket-paket energi yang disebut kuanta
energi
Kuanta energi (energi foton) : E = h f = h

c

Jika ada n buah foton : E = n h f = n h

c

h = tetapan Planck (= 6,63 x 10
-34
J s)
Jika E dalam eV dan dalam nm : E =

1243

* Efek fotolistrik :
EK = h f W
o
= h

c
W
o

W
o
= fungsi kerja atau energi
ambang bahan
EK : makin besar jika frekuensi cahaya diperbesar
tidak dipengaruhi intensitas cahaya (foton)
Arus fotoelektron :
makin besar jika intensitas foton diperbesar
tidak dipengaruhi frekuensi cahaya
Potensial henti (V) e V = EK
cara lain (dengan dalil pitagoras) :
jika : v = c
r
x

maka : =
y
r

dimana :
2 2 2
y x r + =
r
y
x
EK
- W
o
f
o
f
0


1
Inti atom
* Energi ikat inti : E
ikat
= m x c
2

E
ikat
= m x 931 MeV
Defek massa : m = Z m
proton
+ (A Z) m
netron
m
inti

* Radioaktivitas : gejala perubahan inti tidak stabil
menjadi inti stabil dengan disertai
pemancaran sinar radioaktif.
Sinar
radiaoktif
partikel sifat
Alfa () Inti atom
He
4
2

Dibelokkan oleh medan
magnet atau medan listrik
Daya tembus terkecil
Daya ionisasi terbesar
Beta () Elektron
e
0
1

Dibelokkan oleh medan
magnet atau medan listrik
Gamma
()
Foton

0
0

Tidak gibelokkan oleh medan
magnet atau medan listrik
Daya tembus terbesar
Daya ionisasi terkecil

Partikel lain : p
1
1
= proton n
1
0
= netron

0
1
= positron H
1
1
= hidrogen
H
2
1
= deutron H
3
1
= tritron






Peluruhan :
n
o
2
1
A
A

=

n
o
2
1
N
N

=

n
o
2
1
m
m

=
Aktivitas : A = N
N =
A
r
N
M
m

Tetapan peluruhan : =
T
693 , 0

n =
T
t

t = waktu peluruhan
T = waktu paro
m = massa
N
A
= bilangan Avogadro (= 6,02 x 10
23
atom/mol)

Pemanfaatan radioisotop :
Isotop C
14
: untuk menentukan umur fosil
Sinar : untuk sterilisasi
Isotop I
123
: untuk mendeteksi gagal ginjal dan
tumor gondok
Isotop Co
60
: untuk membunuh sel kanker
Isotop Na
24
: untuk mendeteksi penyempitan
pembuluh darah (tromosit
Isotop silicon : untuk mendeteksi letak kebocoran
pipa saluran minyak
Sinar beta dari Sr
90
: untuk industri kertas



t
0
N
0
T
0,5 N
0
N

Anda mungkin juga menyukai