Anda di halaman 1dari 27

Makalah Monitoring Efek Samping 5-Flourourasil terhadap Sistem Kardiovaskuler

Dosen Pengampu : Sri Susilowati, MSi., Apt

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Disusun oleh: Kelompok VI B Ahmad Jazuli (105010602) Halimatus S. Zein (105010567) Sekar indah NT. (105010575) Barok Silviani (105010533) Siti Mutmainah (105010549) Liya Lailatun N. (105010556)

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 2013

BAB I PENDAHULUAN

I. Anatomi Jantung A. Letak Jantung Secara anatomis jantung terletak didalam rongga mediastinum dari rongga dada (toraks) diantara kedua paru. Selaput yang melapisi jantung disebut pericardium, yang terdiri atas 2 lapisan: a. Perikardium parietalis yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru. b. Perikardium viseralis yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang juga disebut epikardium. Diantara kedua lapisan tersebut (kantong perikardium) terdapat cairan

perikardium sebagai pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat memompa.

B. Struktur Jantung Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan: 1. Lapisan luar disebut epikardium atau perikardium viseralis. 2. Lapisan tengah merupakan lapisan berotot yang disebut miokardium. Otot-otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu: Bundalan otot atria, yan terdapat dibagian kanan/kiri dan basis kordis yang membentuk serambi atau aurikula kordis. Bundalan otot ventrikel, yang membentuk bilik jantung dimulai dari cincin Atrioventrikuler sampai di apeks jantung. Bundalan atrioventrikuler merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik jantung 3. Lapisan dalam disebut endokardium. Merupakan lapisan jantung yang terdapat disebelah dalam yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.

C. Ruang Jantung Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik). Perbedaan ketebalan dinding atrium dan ventrikel berhububgan dengan beban kerja yang diperlukan oleh tiap ruang. a. Atrium Menampung darah yang datang dari vena dan bertindak sebagai tempat penimbunan sementara sebelum darah kemudian dikosongkan ke ventrikel. Atrium ada 2, yaitu: 1. Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Dari atrium kanan kemudian darah di pompakan ke ventrikel kanan. 2. Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah dialirkan ke ventrikel kiri. Antara kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium. b. Ventrikel Kamar yang menyemburkan darah ke arteri. Ventrikel ada 2, yaitu: 1. Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan yang kemudian dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis. 2. Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri kemudian memompakannya ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.

D. Katup Jantung Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik- bilik jantung. Ada dua jenis katup: katup atrioventrikularis, yang memisahkan atrium dengan ventrikel, dan katup semilunaris yang memisahkan arteri dan ventrikel yang bersangkutan. Katup jantung terdiri dari 2, yaitu:

1. Katup Atrioventrikuler Merupakan katup yang terletak diantara atrium dan ventrikel.. katup antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup disebut katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri

mempunyai dua buah daun katup disebut katup bikuspidalis atau katup mitral. Katup AV memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada waktu diastole ventrikel, serta mencegah aliran balik ke atrium pada saat sistol ventrikel. 2. Katup Semilunar Katup pulmonal, terletak antara arteri pulmonalis dan ventrikel kanan. Katup aorta, terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup semilunar terdiri dari 3 daun katup. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masingmasing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel, dan mencegah aliran balik ke ventrikel sewaktu diastole ventrikel.

II. Fisiologi Jantung Jantung memiliki tiga aktivitas secara fisiologis, setiap aktivitas tersebut terjadi pada tempat yang berbeda di jantung yang meliputi bagian bagian berikut ini: Secara Ritmisitas Bagian awal yang memberikan aktivitas jantung secara ritmis yang menjadi pacemaker (pacu jantung) dan memberikan repons terhadap konduksi impuls jantung. Secara Konduktivitas Konduktivitas listrik jantung menjalar pada area jantung dan memberikan pacemaker pada sel-sel ventrikel. Secara Kontraktilitas Fungsi kontraktilitas otot jantung sebagai pompa merupakan bagian terpenting dari fungsi jantung.

Hukum Frank Starling a. Makin besar isi jantung sewaktu diastole semakin besar jumlah darah yang dipompakan ke aorta b. Dalam batas-batas fisiologis jantung memompakan eluruh darah yang kembali ke jantung tanpa menyebabkn penumpukan darah di vena c. Jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit atau yang banyak tergantung pada jumlh darah yang mngalir kembalike vena

1. Siklus jantung a. Sistolik atrium: Kontraksi atrium mendorong sejumlah darah tambahan ke ventrikel, tetapi kira-kira 70% pengisian ventrikel terjadi secara pasif selama diastolik. Kontraksi otot atrium yang mengelilingi lubang vena cava superior dan inferior dan vena pulmonaris akan memeperkecil diameter vena sehingga darah bergerak menuju jantung dan darah cenderung tertahan darah didalam ventrikel. Terdapat sedikit regurgitasi darah ke vena selama sistolik atrium. b. Sistolik ventrikel: Pada permulaan sistolik ventrikel, katup mitral dan tricuspid (AV) menutup. Otot ventrikel mula-mula memendek dengan minimum, tetapi saat tekanan intraventrikuler meningkat secara tajam ketika miokardium menekan darah dalam ventrikel, otot ventrikel memendek dengan maksimal. Periode kontraksi ventrikel berlangsung kira-kira 0,05 detik, sampai tekanan dalam ventrikel kiri dan kanan malampaui tekanan di dalam aorta dan arteri pulmonaris dan katup aorta dan pulmonar membuka. Bila katup aorta dan pulmonar membuka, fase ejeksi ventrikel dimulai. Ejeksi terjadi dengan cepat pada awal fase dan menurun sesuai perkembangan sistolik. Tekanan intra ventrikel naik sampai maksimal dan kemudian menurun sedikit sebelum sistolikventrikel berakhir. Puncak tekanan ventrikel kiri kira-kira 120 mm Hg dan puncak tekanan ventrikel kanan 25 mmHg atau kurang.katup AV kemudian tertarik kebawaholeh kontraksi otot ventrikel dan tekanan atrium menurun.

c. Diastolik awal Setiap kontraksi otot venntrikel, tekanan ventrikel yang sudah menurun akan semakin menurun dengan cepat. Periode ini adalah periode protodiastolik yang berlangsung sekitar 0,04 detik. Periode ini berakhir ketika momentum darah yang dipompa dilampaui dan katup aorta dan pulmonar menutup, membuat getaran yang berlangsung singkat dalam darah dan dinding pembuluh darah. Sesudah katup menutup tekanan terus menurun secara cepat selama periode relaksasi isovolumetrik ventrikel. Relaksasi isovolumetrik berakhit ketika tekanan ventrikel turun di bawah tekanan atrium dan katup AV membuka, memungkinkan terjadinya pengisian ventrikel. Pada awlnya pengisian berlangsung cepat dan kemudian melambat ketika mendekati kontraksi jantung berikutnya. d. Durasi sistolik dan diastolik Otot jantung mempunyai kemampuan yang unik dalam hal kontraksi dan mengalami repolarisasi lebih cepat bila frekuensi denyut jantung cepat dan durasi sistolik menurun dari 0,3 detik pada frekuensi 65 denyut/menit menjadi 0,16 detik pada frekuensi 200 denyut/menit. Pemendekan terutama disebabkan oleh penurunan durasi ejeksi sistolik. Meskipun demikian, durasi sistolik lebih tetap dibandingkan dengan diastolik, dan bila denyut jantung meningkat, diastolik memendek lebih lama. Fakta ini mempunyai implikasi fatal dan klinik penting. Selama diastolik, otot jantung istirahat dan aliran darah koroner ke bagian subendokardial ventrikel kiri terjadi hanya selama diastolik. Kebanyakan pengisian ventrikel terjadi pada diastolik. Bila frekuensi denyut jantuung mencappai 180 kali, pengisian terjadi selama terdapat arus balik vena melebihi dari yang biasanya. Curah jantung permenit meningkat dengan adanya peningkatan frekuensi. Namun, bila frekuensi jantung sangat cepat, pengisian ventrikel terganggu sampai pada tingkat tertentu, sedemikian hingga curah jantung permenit menurun dan timbul gejala gagal jantung. Karena mempunyai potensial aksi panjang, otot jantung dalam periode refrakternya tidak akan berkontraksi sebagai respon terhadap rangsang kedua sampai mendekati akhir kontraksi pertama. Otot jantung tidak dapat berkontraksi tetanik seperti otot skelet. Secara teori, frekuensi tertinggi terjadi saat ventrikel mampu berkontraksi kirakira 400kali/menit, tetapi pada orang dewasa simpul Avtidak akan

menghanttarkan lebih dari 230 impuls/menit karena panjangnya periode refrakter. Frekuensi ventrikel lebih dari 230 hanya terlihat pada takikardia ventrikel paroksimal( ganong, 1999).

2. Curah jantung Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel kiri kedalam aorta tiap menit. Pengaturan curah jantung bergantung pada hasil perkalian denyut jantung(heart rate) dengan volume sekuncup (stroke volume) curah jantung orang dewasa adalah antara 4,5-8 liter per menit. Peningkatan curah jantung terjadi karena adanya peningkatan denyut jantung dan/ volume sekuncup. Curah jantung (CO) sebanding dengan volume sekuncup (SV) kali frekuensi jantung (HR) CO = SV X HR 3. Bunyi Jantung Bunyi jantung normal timbul akibat getaran volume darah dan ventrikelventrikel jantung pada penutupan katup. Bunyi jantung pertama (S1) Bunyi jantung pertama merupakan bunyi jantung normal yang berkaitan dengan penutupan katup arterioventrikularis (AV). Bunyi jantung ini terdengar pada permulaan sistol ventrikel dimana tekanan ventrikel meningkat melebihi tekanan atrium dan menutup katup mitralis dan trikuspidalis Bunyi jantung kedua (S2) Bunyi jantung kedua merupakan bunyi jantung normal yang berkaitan dengan penutupan katup semilunaris. Bunyi jantung ini terdengar pada permulaan relaksasi ventrikel karena tekanan ventrikel turun sampai di bawah tekanan arteri pulmonalis dan aorta sehingga katup pulmonalis dan aorta tertutup. Bunyi jantung ketiga (S3) Bunyi jantung ketiga terjadi selama periode pengisian ventrikel cepat yang disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel karena darah masuk ke ventrikel secara tiba-tiba pada saat pembukaan katup AV sehingga disebut sebagai gallop ventricular apabila abnormal. Walaupun bunyi jantung ini dapat normal pada anak

dan dewasa muda tetapi biasanya merupakan suatu temuan patologis yang dihasilkan oleh disfungsi jantung terutama kegagalan ventrikel. Bunyi jantung keempat (S4) Bunyi jantung keempat timbul pada waktu sistolik atrium dan disebut sebagai gallop atrium. Gallop atrium terdengar bila resistensi ventrikel terhadap pengisian atrium meningkat akibat berkurangnya peregangan dinding ventrikel atau peningkatan volume ventrikel. Bunyi S4 biasanya sangat pelan atau tidak terdengar sama sekali, bunyi ini timbul sesaat sebelum bunyi jantung pertama Snap dan Klik Snap pembukaan adalah suatu bunyi yang ditimbulkan oleh tekanan tinggi di atrium kiri dengan gerakan mendadak katup mitral yang kaku. Bunyi ini terjadi lama setelah bunyi kedua dan sangat awal saat diastolik. Snap pembukaan ini biasa terjadi pada stenosis katup mitral akibat penyakit jantung rematik yang menimbulkan bunyi sangat dini pada diastolic dengan nada tinggi dan paling jelas terdengar sepanjang batas kiri sternum. Klik ejeksi adalah bunyi yang disebabkan oleh tekanan tinggi dalam ventrikel, menggerakkkan katup aorta yang kaku dan mengalami kalsifikasi. Klik ejeksi ini biasa terjadi pada stenosis katup aorta yang menimbulkan suara pendek bernada tinggi segera setelah bunyi jantung pertama. Murmur (Bising jantung) Murmur (bising jantung) terjadi akibat turbulensi aliran darah. Arus turbulen ini umumnya terjadi karena kelainan katup, yaitu stenosis (katup tidak dapat membuka secara sempurna) atau insufisiensi katup (katup tidak dapat menutup secara sempurna). Murmur diliputi oleh beberapa sifat yang meliputi: a. Waktu Murmur diastol: setelah S2 akibat stenosis katup AV atau insufisiensi katup semilunar Murmur sistol: setelah S1 akibat insufisiensi katup AV atau stenosis katup semilunar b. Lokasi Murmur hanya dapat didengar pada apeks atau lebih luas ke seluruh dinding dada atau sepanjang batas kiri sternum antara rongga interkostal tiga dan empat tergantung tipe kelainan katup.

c. Intensitas Intensitas murmur secara konvensional di bagi dalam tingkat I sampai VI. Kadang sulit mendengar murmur tingkat I. Murmur jantung tingkat II sangat mudah didengar. Murmur tingkat IV atau yang lebih keras biasanya berhubungan dengan thrill yang dapat teraba pada permukaan dinding dada. Murmur tingkat VI dapat terdengar meskipun stetoskop diangkat dari dinding dada. Murmur dapat bervariasi intensitasnya pada saat awal dan akhir perjalanannya tergantung berbagai kelainan katup. d. Nada Nada dari murmur dapat rendah, menggemuruh, atau tinggi. Ada juga murmur yang telah mengandung seluruh spectrum frekuensi suara sehingga murmur bersifat sangat kasar. e. Penyebaran Murmur Bising dapat menyebar ke aksila, arteri karotis di leher, bahu kiri atau punggung. Friction Rub Disebabkan oleh abrasi permukaan pericardium selama siklus jantung. Misalnya pada perikarditis dapat terdengar suara gesekan kasar pada sitolik maupun diastolic. Friction rub pericardial terdengar jelas melalui stetoskop diafragma dengan pasien pada posisi berdiri dan membungkuk ke depan.

4. Detak Jantung Detak jantung ialah aksi memompa dari 2 bagian yang membutuhkan waktu sekitar 1 detik. Faktor-faktor yang perlu dievaluasi adalah sebagai berikut: a. Frekuensi nadi Irama jantung yang tidak teratur dihubungkan dengan variabilitas amplitudo denyut nadi. Bila jarak antara dua impuls jantung tidak teratur maka waktu pengisian ventrikel menjadi tidak teratur dan dengan sendirinya volume sekuncup pada setiap denyut jantung menjadi berbeda. Misalnya, bila apabila terjadi pemendekan jarak antara dua denyut jantung maka kan mengurangi waktu pengisian ventrikel sehingga volume darah yang dikeluarkan pada denyut yang bersangkutan terlalu kecil hingga tak dapat diraba pada jaringan perifer. b. Irama nadi

Gangguan irama sering mengakibatkan defisit nadi yakni suatu perbedaan antara frekuensi apeks (frekuensi jantung yang terdengar di apeks jantung) dan frekuensi nadi. Defisit nadi biasanya terjadi pada fibrilasi atrium, flutter atrium, kontraksi ventrikel premature dan berbagai derajat blok jantung. c. Kualitas nadi Kualitas atau amplitude nadi dapatdinyatakan normal, berkurang, atau hilang. Kualitas nadi biasanya diukur dengan skala 0 sampai 4. d. Konfigurasi atau kontur nadi Pada stenosis katup aorta dimana muara katup menyempit dan disertai penurunan jumlah darah yang disemburkan ke aorta maka tekanan nadi akan mengecil dan nadi terasa lemah. Sedangkan pada insufisiensi aorta dimana katup aorta tidak dapat menutup sempurna sehingga darah mengalir balik atau bocor dari aorta ke ventrikel kiri akan terjadi peningkatan gelombang nadi yang mendadak dan menurunsecara mendadak. e. Kualitas pembuluh darah Kualitas dinding pembuluh darah dapat dilihat dari kondisi dinding pembuluh darah.

5. Hemodinamika Jantung Prinsip yang paling yang menentukan arah aliran darah adalah cairan dari daerah bertekanan tinggi ke tekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Sikus jantung ada 2 yaitu: 1. Fase Diastole a. Fase Relaksasi Isometrik Awalfase diastole, katup AV (Atrioventrikular) dan semilunar menutup dan atria mulai terisi darah dari kedua vena cava (superior dan inferior) b. Fase Pengisian Ventrikel Cepat Karena atria terisi darah maka tekanan di ventrikel akan menurun sampai saat tekanan di ventrikel lebih rendah dari tekanan atria sehingga katrub AV akan membuka darah dari atria dengan cepat mengisi ventrikel. c. Fase Pengisian Ventrikel Lambat (Diastasis) Pengisian darah yang lambat dari atria ke ventrikel, terutama darah yang kembali dari perifer dan paru.

d. Fase Kontraksi Atrial Karena ventrikel terisi darah maka tekanan ventrikel meninggi dan tekanan atria menurun memeprlambat aliran darah dari atria ke ventrikel atrium kontraksi darah sisa di atria masuk ventrikel. 30% volum ventrikel dipompa melalui kontraksi atria. Ventrikel kiri penuh dan volum darah di akhir fase diastolic disebut Left Ventricular End Diastolic Volume (LVEDV = preload) hasilkan tekanan pada dinding ventrikel yang disebut Left Vebtricular End Diastolic Pressure (LVEDP) 2. Fase Sistole a. Fase Kontraksi Isometrik Setelah ventrikel penuh, sementara waktu katub AV dan katub semilunar masih menutup ventrikel mulai kontraksi dan tekanan intra ventrikel tinggi. b. Fase Ejeksi Cepat Saat tekanan intra ventrikel tinggi melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonal 2 katub semilunar (Aorta dan Pulmonal) terbuka darah dipompa dari kedua ventrikel ke dalam aorta dan arteri pulmonal. Normalnya 75% volume darah ventrikel akan dipompa dalam fase ini. c. Fase Ejeksi Lambat Dengan dipompanya darah ke dalam aorta dan arteri pulmonal maka tekanan di aorta dan arteri pulmonal menimelebihi tekanan di ventrikel saat ini 2 katup semilunar akan tertutup.

2.2 Vaskuler Terdiri dari lima kategori berdasarkan anatomi dan fungsinya: 1. Arteria dan Aorta Dindingnya besar dan mengandung banyak jaringan elastis dan sebagian otot polos. Jaringan ini berisi 15 % volume total darah sehingga disebut sebagai sirkulasi resistensi. keluar dari jantung. 2. Arteriola Dindingnya terdiri dari otot polos dengan sedikit serabut elastis, sangat peka dan dapat berdilatasi resistensi utama atau berkontraksi. Arteriola merupakan tempat darah pada saat berkontraksi. Terdapat Aorta adalah arteri terbesar/utama yg mengalir darah

aliran

persambungan antara arteriola dengan kapiler yang disebut sfingter prakapiler. Arteriol merupakan penentu utama resistensi/ tahanan aliran darah. 3. Kapiler Memiliki dinding tipis yang terdiri dari satu lapisan sel endotel, melakukan fungsinya dengan cara berdifusi dari konsentrasi tinggi ke yang rendah melalui membran yang tipis semipermeabel. Bahan-bahan ringkas seperti oksigen, karbon dioksida, glukosa, asid amino, urea dan garam mineral boleh meresap melalui dinding kapilari dan tempat pertukaran gas. Fungsi Kapiler: Alat penghubung pembuluh darah arteri dan vena Tempa terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan jaringan Mengambil hasil-hasil dari jaringan Menyerap zat makanan yang terdapat di usus Menyaring darah yang terdapat di ginjal

4. Venula Berfungsi sebagai saluran pengumpul dan terdiri dari sel-sel endotel dan jaringan fibrosa. Bawa darah kurang oksigen kembali ke jantung kecuali Vena Pulmonari (bawa darah beroksigen dari paru-paru ke jantung), berdinding seperti arteri tapi lebih tipis, dan sebagian mempunyai injap. Dinding venula lebih tebal daripada dindin kapiler . 5. Vena Berdinding relatif tipis dan berfungsi menyalurkan darah dari jaringan kapiler melalui vena masuk ke atrium kanan. Merupakan pembulu yang paling dapat meregang dan dapat menampung darah dalam jumlah banyak dengan tekan yang relatif rendah (sistem kapasitas) dan dapat berubah, terdapat 64 % volume dari total darah terdapat di vena. Tekanan darah di vena yang rendah menyebabkan ketidakmampuan dalam melawan gaya gravitasi. Untuk mencegah adanya arus balik, maka secara visiologis vena mempunyai katup untuk mencegah backflow (arus balik) darah kembali ke kapiler. Perbedaan Kapiler, Vena dan Arteri Arteri Dinding Tebal Kapiler Tipis Vena Setebal lapisan 1 sel

Lapisan tisu otot Lumen Injap Arah bawa darah

Tebal Kecil Tdk ada Dari jantung

Tipis Besar Ada Ke jantung

Tidak ada Kecil Tdk ada Menghubungan ateri dan vena

Jenis darah

Beroksigen (kecuali arteri pulmonari)

Kurang oksigen (kecuali vena pulmonari)

Beroksigen kurang oksigen bercampur

&

Tekanan darah

Tinggi

Rendah

Antara arteri dan vena

2.3 Faktor yang mempengaruhi kerja jantung Beban awal Otot jantung diregangkan sebelum ventrikel kiri berkontraksi , berhubungan dengan panjang otot jantung, peningkatan beban awal menyebabkan kontrksi ventrikel lebih kuat dan menigkatkan volume curah jantung. Meningkatnya beban awal akibat dari meningkatnya volume darah yang kembali ke ventrikelsemakin diregang serabut otot jantung semakin besar kontraksinya sampai batas tertentu. Kontraktilitas Bila saraf simpatis yang menuju ke jantung dirangsang maka ketegangan keseluruhan akan bergeser ke atas atau ke kiri atau meningkatkan

kontraktikitas, frekuesnsi dan irama jantung juga mempengaruhi kontraktilitas. Bila sebagian dari miokard ventrikel idak berfungsi maka kerja ventrikel akan berkurang yang menyebabkan depresi (menurunnya) kontraktilitas setiap unit miokard. Beban Akhir Resistensi (tahanan) yang harus diatasi waktu darh dikeluarkan dari ventrikel, suatu beban ventrikel kiri untuk membuka katup semilunaris aorta dan mendorong darah selama kontraksi. Peningkatan drastis beban akhir akan meningkatkan kerja ventrikel, meningkatkan kebutuhan oksigen dan

mengakibatkan kegagalan ventrikel.

Frekuensi Jantung Dengan meningkatnya frekuensi jantung akan memprberat pekerjaan jantung.

2.4 Gangguan Pada Sistem Kardiovaskular I. Faktor resiko penyakit jantung: Yang tidak dapat diubah Mayor Usia Peningkatan lipid serum Hipertensi Jenis Kelamin Merokok Gangguan toleransi glukosa Riwayat Keluarga Ras Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol dan kalori Tipe Kepribadian Yang Dapat Diubah Minor Gaya hidup yang kurang aktivitas Stres Psikologis

II. Contoh Gangguan Pada Sistem Kardiovaskular Penyakit pada system kardiovaskular sangat banyak tergantung pada tempat terjadinya gangguan. A.Penyakit Infeksi Jantung a. Endokarditis Infeksi Patofisiologi Endokarditis infeksi ( endokarditis bakterial ) adalah infeksi katup dan permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain dan menyebabkan deformitas bilah katup.

Mikroorganisme penyebab mencakup bakteri ( streptokoki, enterokoki, pneumokoki, stapilokoki) fungi, riketsia, dan streptokokus viridans.

Endokarditis infeksi terjadi pada pasien yang mempunyai riwayat penyakit katup jantung dan beresiko tinggi pada pasien dengan penyakit jantung rematik atau prolaps mitral dan yang pernah menjalani pembedahan katup prostetik. Endokarditis infeksi biasanya terjadi pada manula, munghkin akibat menurunnya respon imunologis terhadap infeksi, perubahan metabolisme

akibat penuaan, dan meningkatnya prosedur diagnostik invasif, khususnya pada penyakit genitouriner. Terdapat insidensi tinggi endokarditis

stpilokokus diantara pemakai obat intravena sedangkan endokarditis yang didapat di rumah sakit terjadi paling sering pada pasien yang melemahkan, memakai kateter indweller, dan menggunakan antibiotic jangka panjang. Pasien yang diberi pengobatan imunosupresif atau steroid dapat mengalami endokarditis fungi. Manifestasi Klinis Manifestasi umum - Kelemahan - Tidak nafsu makan - Berat badan turun - Batuk - Nyeri sendi dan punggung - Perdarahan splinter (goresan perdarahan) bias dilihat pada jari tangan atau kaki. - Perdarahan dengan bagian tengah pucat ( spot Roth ) yang bias terlihat di fundus okuli. Manifestasi jantung Murmur jantung, perkembangan murmur yang progresif sesuai perkembanmgan waktu. Pembesaran jantung atau bukti gagal jantung kongestif juga bias terjadi Manifestasi system saraf Sakit kepala Iskemia serebral transient atau sementara Stroke

B. Penyakit Katup Jantung a. Sindrom Prolaps Katup Mitral Patofisiologi Sindrom prolaps katup mitral adalah disfungsi bilah-bilah katup mitral yang tidak dapat menutup dengan sempurna dan mengakibatkan regurgitasi katup,

sehingga darah merembes dari ventrikel kiri ke atrium kiri. Prolaps katup mitral lebih sering terjadi pada wanita disbanding pria. Manifestasi Klinis Sindrom ini kadang-kadang tidak menimbulkan gejala atau dapat juga berkembang cepat dan menyebabkan kematian mendadak. Bunyi jantung tambahan yang dikenal sebagai mitral click Mitral click dapat berubah menjadi murmur jantung.

b.

Stenosis Mitral Stenosis mitral adalah penebalan progresif dan pengerutan bilah-bilah katup

mitral, yang menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan progresif aliran darah. Patofisiologi Secara normal pembukaan katup mitral adalah selebar tiga jari. Pada kasus stenosis berat terjadi penyempitan lumen sampai selebar pensil. Ventrikel kiri tidak terpengaruh, namun atrium kiri mengalami kesulitan dalam mengosongkan darah melalui lumen yang sempit ke ventrikel kiri. Akibatnya atrium akan melebar dan mengalami hipertrofi. Karena tidak ada katup yang melindungi vena pulmonal terhadap aliran balik dari atrium, maka sirkulasi pulmonal mengalami kongesti. Akibatnya ventrikek kanan harus menanggung beban tekanan arteri pulmonal yang tinggi dan mengalami peregangan berlebihan, yang berakhir dengan gagal jantung. Manifestasi Klinis c. kelelahan akibat curah jantung yang rendah batuk darah ( hemoptisis ) dispnuea batuk infeksi saluran nafas berulang

Insufisiensi Mitral (Regurgitasi) Patofisiologi Insufisiensi mitral terjadi bila bilah-bilah katup mitral tidak dapat saling

menutup selama systole. Chordae tendineae memendek, sehingga bilah katup tiadkdapat menutup dengan sempurrna, akibatnya terjadilah regurgitasi atau aliran balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri. Pemendekan aatau sobekan salah

satu atau kedua bilah katup mitral mengakibatkan penutupan lumen mitral tidak sempurna saat ventrikel kiri dengan kuat mendorong darah ke aorta, sehingga setipa denyut, ventrikel kiri akan mendorong sebagian darah kembali ke atrium kiri. Aliran balik darah ini ditambah dengan darah yang masuk dari paru, menyebabkan atrium kiri mengalami pelebaran dan hipertrofi. Aliran darah balik dari ventrikel akan menyebabkan darah yang mengalir dari paru ke atrium kiri menjadi berkurang akibatnya paru mengalami kongesti. Manifestasi Klinis d. palpitasi jantung ( berdebar ) napas pendek saat latihan batuk akibat kongesti paru pasif kronis denyut nadi kadang teratur kadang tidak

Stenosis Katup Aorta Stenosis katup aorta adalah penyempitan lumen antara ventrikel kiri dan

aorta. Pada orang dewasa stenosis bias merupakan kelainan bawaan atau dapat sebagai akibat dari endokerditis rematik atau kalsifikasi kuspis dengan penyebab yang tidak diketahui. Penyempitan terjadi secara progresif selama beberapa tahun atau beberapa puluh tahun. Patofisiologi Bilah-bilah katup aorta saling menempel dan menutup sebagian lumen diantara jantung dan aorta. Ventrikel kiri mengatasi hambatan sirkulasi ini dengan berkontraksi lebih lambat tapi dengan energi yang lebih besar dari normal, mendorong darah melalui lumen yang sangat sempit. Obstruksi jalur aliran aorta tersebut menambahkan beban tekanan ke ventrikel kiri, yang mengakibatkan penebalan dinding otot. Otot jantung menebal ( hipertrofi ) sebagai respon terjadinya obstruksi; terjadilah gagal jantung bila obstruksi terlalu berat. Manifestasi Klinis e. dispnu saat latihan pusing dan pingsan angina pectoris tekanan nadi yang rendah kurang dari 30mmHg terdengar murmur kresendo-dekresendo

Insufisiensi Aorta (Regurgitasi)

Patofisiologi Disebabkan oleh lesi peradangan yang merusak bentuk bilah katup aorta,

sehingga masing-masing bilah tidak bias menutup lumen aorta dengan rapat selama diastole dan akibatnya menyebabkan aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri. Defek katup ini bias disebabkan oleh endokarditis, kelainan bwaan, atau penyakit seperti sifilis dan pecahnya aneurisma yang menyebabkan dilatasi atau sobekan aorta asendens. Karena klebocoran katup aorta saat diastole, maka sebagian darah dalam aorta, yang biasanya bertekanan tinggi akan mengalir ke ventrikel kiri, sehingga ventrikel kiri harus mengatasi keduanya yaitu mengirim darah yang secara normal diterima dari atrium kiri ke ventrikel melalui lumen ventrikel, maupun darah yang kembali dari aorta. Ventrikel kiri kemudian melebar dan hipertrofi untuk mengakomodasi peningktan volume ini sehingga menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat. Manifestasi klinis debar jantung yang bertambah kuat denyutan arteri dapat teraba jelas di prekordium dispnu saat latihan sesak napas tekanan nadi yang melebar denyut nadi yang terasa di jari pada saat dipalpasi , terjadi secara cepat, tajam dan tiba-tiba kolaps. Penyakit Jantung koroner I. Aterosklerosis Koroner merupakan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga secara progresif mempersempit lumen pembuluh darah. Penyempitan lumen akan diikuti perubahan pembuluh darah yang mengurangi kemampuan untuk melebar. Hal ini menyebabkan

keseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan oksigen menjadi tidak seimbang. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi : Riwayat keluarga positif Peningkatan usia Jenis kelamin ( terjadi tiga kali lebih sering pada pria dibanding wanita ) Ras ( insiden lebih tinggi pada afro amerika dibanding kaukasian )

Faktor resiko yang dapat dimodifikasi : Kolestrol darah tinggi Tekanan darah tinggi Merokok Gula darah tinggi Obesitas Inaktivitas fisik Stres Penggunaan kontrasepsi oral Kepribadian, seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisisus

Patofisiologi : dimulai ketika kolestrol berlemak tertimbun di intima arteri besar. 1. Endapan lemak, merupakan tanda awal aterosklerosis, dicirikan dengan penimbunan makrofag dan sel sel otot polos terisi lemak pada daerah fokal tunika intima 2. Plak Fibrosa/ plak ateromatosa, merupakan daerah penebalan tunika intima yang meninggi dan merupakan lesi khas aterosklerosis. Plak fibrosa berbentuk kubah dengan dengan permukaaan opak yang menyembul ke arah lumen sehingga menyebabkan obstruksi. Plak fibrosa terdiri atas inti pusat lipid dan debris sel nekrotik yang ditutupi oleh jaringan fibromuskular yang mengandung banyak sel otot polos dan kolagen. 3. Lesi lanjut / komplikata, terjadi bila suatu plak fibrosa rentan mengalami gangguan akibat kalsifikasi, nekrosis sel, perdarahan, trombosis, atau ulserasi dan dapat menyebabkan infark miokard Manifestasi klinis : II. Iskemia sel- sel otot akibt sumbatan alirah darah Angina pektoris Infark miokard yang disebabkan iskemia jantung yang berat Peubahan pola EKG Aneurisma ventrikel Disritmia Kematian mendadak Angina pektoris suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan. Angina dibagi menjadi tiga kategori :

a. Angina stabil

: rasa nyeri hilang dengan istirahat atau pemberian

nitrat , gejalanya konsisten b. Angina non stabil : nyeri timbul saat istirahat, frekuensi; intensitas

dan durasi serangan angina meningkat secara progresif, nyeri tidak menghilang walaupun dibawa istirahat, respon terhadap pemberian nitrogliserin lambat c. Angina Prinzmetal : nyeri timbul saat istirahat atau kegiatan formal sehari hari, sering terjadi malam hari Faktor pemicu timbulnya nyeri angina : a. Latihan fisik, karena dapat meningkatkan kebutuhan oksigen jantung b. Pajanan terhadap dingin, karena dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah disertai peningkatan kebutuhan oksigen c. Makan makanan berat, karena akan meningkatkan aliran darah ke dareah mesentrik untuk pemcernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk suplai jantung d. Stress atau emosi akibat situasi yang menegangkan akan meningkatkan frekuensi jantung akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, sehingga meningkatkan beban kerja jantung Patofisiologi : Angina pektoris disebabkan berkurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat. Angina biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan artei koroner utama Manifestasi klinis : Nyeri dada yang lamanya antara 3 sampai 5 menit, rasa nyeri bisa dideskripsikan sebagai rasa tertekan pada dada, sesak dan tercekik Rasa nyeri bisa menjalar ke bagian tubuh lain seperti dagu, punggung, atau lengan Dapat terjadi setelah melakukan aktivitas, saat istirahat, terpajan dingin atau hal hal lain yang memicu angina Biasanya nyeri berkurang bila faktor presipitasinya dihilangkan Berkeringat Takikardi Dyspnea Ansietas, pasien merasa takut dan merasa mendekati ajal

Infeksi pada daerah jantung 1. Miokarditis inflamasi di daerah otot jantung yang disebabkan oleh infeksi, bisa karena virus atau keracunan alkohol karena penyalahgunaan alkohol kronis. Patofisiologi : Miokarditis adalah proses inflamasi di miokardium. Miokarditis biasanya diakibatkan oleh proses infeksi virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa atau dapat juga disebabkan keadaan hipersensitifitas seperti demam rematik. Miokarditis dapat menyebabkan dilatasi jantung, trombus dalam dinding jantung, dan degenerasi serabut otot Manifestasi klinis : Demam yang diakibatkan proses infeksi Takikardi Dyspnea karena disfungsi ventrikel kiri akibat CHF Nyeri dada Rasa tidak nyaman di dada dan perut atas Terdengar irama gallop pada jantung

2. Periokarditis Patofisiologi : Inflamasi pada kantong membran yang membungkus jantung.Bisa berupa penyakit akut maupun kronis. Periokarditis bisa berupa penyakit primer atau terjadi sesuai perjalanan penyakit medis dan bedah Penyebab yang mendasari atau yang berhubungan dengan perikarditis : 1) Penyebab idiopatik 2) Infeksi, bakteri (streptokokus, stapilokokus, meningokokus, gonokokus), virus (coxsakie, influensa), jamur (ricketsia, parasit) 3) Kelainan jaringan ikat (sistemik lupus eritematosus, demam rematik, artritis rematik, poliarteritis) 4) Keadaan hipersensitivitas (reaksi imun, reaksi obat, serum sickness) 5) Penyakit struktur di sekitarnya (infark miokard, aneurisma dll) 6) Neoplasia, sekunder akibat metastasis kanker payudara dan paru, leukemia, primer (mesotelioma) 7) Terapi radiasi 8) Trauma (cedera dada, pembedahan jantung, pemasangan pacemaker, katerisasi jantung) 9) Gagal ginjal dan uremia 10) Tuberkulosis

Manifestasi klinis : 1) Nyeri, paling sering dirasakan pada daerah prekordium , di bawah klavikula, dan di daerah skapula kiri 2) Adanya friction rub 3) Nyeri terasa semakin parah saat bernapas, merubah posisi tidur, memutar tubuh, dan berkurang saat berdiri 4) Dypsnea

II. EFEK SAMPING OBAT PADA SYSTEM KARDIOVASKULER 2.1 Obat-obat kemoterapi Kemoterapi merupakan salah satu terapi yang sering digunakan untuk penanganan kanker (Yeh, 2006). Meskipun penggunaan agen antikanker mampu memperpanjang harapan hidup pasien namun memiliki efek samping terhadap system kardiovaskuler. Gagal jantung, iskemik, aritmia, hipertensi, tromboemboli merupakan manifestasi klinik yang bisa ditimbulkan (Bovelli, 2010). Penggunaan agen kemoterapi yang mampu menimbulkan efek samping pada system kardiovaskuler.

2.1.1. Gagal Jantung (Heart Failure / HF) Beberapa terapi untuk kanker telah dikaitkan dengan kejadian disfungsi ventrikel kiri (LVD) dan / atau HF. Dosis kumulatif, lama penggunaan, dan penggunaan terapi kardiotoksik lain menentukan kemungkinan terjadinya cardiomyopathy (CMP). Obat-obat tersebut antara lain yaitu golongan Antrasiklin (Doxorubicin, Epirubicin, dan Idarubicin), Alkylating Aagent (Siklofosfamid dan isosfamid), Antimetabolisme (Clofarabin), Small molecule tirosin kinase (imatinib dan sunitinib). Beberapa strategi telah disarankan untuk meminimalkan risiko pengembangan penyakit cardiotoxicity sehubungan dengan therapy anthracycline, antara lain: ( Elizabeth Rudy, DVM, RPh, 2007 ) 1. 2. Kepatuhan maksimal yang dianjurkan untuk kumulatif dosis obat. Penggunaan prosedur diagnostik untuk mengidentifikasi pasien yang mungkin berisiko untuk adanya perkembangan cardiotoxicity (strategi ini telah terbukti untuk memiliki perangkap utama, namun, pemantauan jangka panjang pasien tampaknya berguna untuk mendeteksi akhir onset disfungsi jantung).

3.

Anthracycline modifikasi dosis dalam penggunaan bersamaan atau sebelumnya pada pasien dengan faktor risiko pengembangan cardiotoxicity.

4.

Perubahan jadwal administrasi (administrasi terus menerus dari obat ini telah terbukti kurangi kardiotoksik daripada bolus infusions.

5.

Penggunaan analog anthracycline atau liposomal formulasi dengan profil toksisitas mungkin lebih menguntungkan (sampai saat ini, hanya formulasi liposomal telah ditunjukkan untuk menawarkan beberapa manfaat yang berkaitan dengan penurunan risiko cardiotoxicity), dan

6.

Penggunaan bersamaan obat lain yang dapat melindungi terhadap cedera miokard cedera (banyak obat yang sedang diselidiki untuk tujuan ini, tetapi pada tulisan ini, hanya dexrazoxane scavenger radikal bebas telah ditemukan untuk menjadi effective)

2.1.2 Iskemia Nyeri dada adalah gejala penyakit jantung yang umum dialami oleh

pasien kanker. Beberapa bentuk pengobatan kanker (misalnya, radiasi, kemoterapi) yang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner dan / atau sindrom koroner akut (ACS). Agen Kemoterapi yang terlibat dalam terjadinya miokard iskemia / infark miokard anyara lain adalah Antimetabolites (Fluorouracil), Antimicrotubule agent (Docetaxel),

Monoclonal antibody-based tyrosine kinase (Bevazumab), dan Small molecule tyrosine kinase (Sofarenib).

2.1.3 Hipertensi Hipertensi dan kanker sering hidup berdampingan pada pasien yang sama. Bahkan, Tekanan darah tinggi adalah kondisi komorbid paling sering dilaporkan dalam pasien kanker (Jain, 2007). Selain itu, studi epidemiologi menunjukkan bahwa kemungkinan ada hubungan antara HTN yang mempengaruhi keseluruhan prognosis pasien kanker (Hurwitz, 2004). Table dibawah ini menunjukkan insiden terjadinya hipertensi pada penggunaan agen antikanker monoclonal antibody-based tyrosine kinase (Bevazumab) dan Small molecule tyrosine kinase (Sofarenib) (Yeh, 2009). 2.1.4 Tromboemboli Kanker dikenal mampu menghasilkan keadaan protrombotik. Risiko trombosis tampaknya tinggi pada pasien kanker dengan metastatik penyakit dan pada mereka dengan faktor risiko . Faktor risiko meliputi penggunaan kateter vena sentral dan komorbiditas terkait

seperti imobilitas, HF, atrium fibrilasi, dehidrasi, dan administrasi bersamaan kemoterapi (Yusuf,2008). Tabel dibawah menunjukkan kejadian tromboemboli dengan penggunaan agen kemoterapi (Yeh,2009).

2.2 Antidepresant trisiklik Anti depresan dalam golongan ini adalah amitriptilin, komipramin, siklobanzaprin, doksepin, imipramin, trimpramin. Secara umum obat golongan ini memiliki efek anthikolinergis, inhibisi neural reuptake dari katekolamin dengan akibat timbulnya thakikardi dan hipertensi terhadap pembuluh darah periver sebagai penyekat alfadrenergik sehingga timbul vasodilatasi. Depresan membrane (quinidine like effect) : depresan miokard dan conduction defect dengan menghambat fast sodium chanel yang mengawali action potential. Manifestasi klinis pasien yang mendapat obat antidepresan trisiklik, bila timbul overdosis adalah gejala antikolinergis, gejala kardiovaskuler dan gejala seizure. Efek yang timbul pada gejala kardiovaskuler adalah kenaikan denyut jantung ,hipoetnsi, perubahan EKG dan depresi fungsi ventrikel. Efek takikardi bisa terjadi tapi jarang yang melebihi 100 X/menit, terutama pada amitriptilin, hipotensi ortostatik terjadi pada 20 % pasien.

2.3. Substansi lain 2.3.1 Alcohol Alcohol merupakan psikotropik dan minuman karena dapat menimbulkan sensasi relaksasi dan meningkatkan rasa percaya diri. Di Negara barat sebagian warga negaranya

mengkonsumsi alcohol baik karena situasi social maupun ritual yang tercipta disekitar mereka, sehingga banyak Negara memberlakukan pajak tinggi terhadap alcohol. Meskipun demikian alcohol memiliki beberapa kardioprotektif terhadap penyakit jantung iskemik. Bukti epidemiologi menunjukkan alkohol mampu meningkatkan kadar HDL kolesterol, menurunkan kadar fibrinogen.

2.3.2 Logam Berat Beberapa logam berat, seperti kadmium, timbal dan kobalt, diketahui terlibat dalam cardiotoxicity selektif . Logam logam berat tersebut bersifat inotropik negatif dan

dromotropic dan dapat menyebabkan perubahan struktur. Mekanisme yang tepat untuk mengembangkan kardiomiopati tidak jelas, tetapi diketahui bahwa kobalt dapat menurunkan kontraktilitas miokard oleh antagonisme kompetitif dengan kalsium (Hashimoto et al.1989). Gugus amino dan sulfhidril dari asam amino dapat memberikan perlindungan terhadap efek kobalt dengan menggabungkan kobalt dan mencegah chelation kobalt dengan golongan sulfhidril dari jaringan miokard. Salah satu hal yang bisa dipelajari dari endemik kardiomiopati ini ( kobalt-bir cardiomyopathy ) adalah bahwa efek dari setiap zat berbahaya dapat diperparah dan diperbesar oleh adanya metabolik lain yang berdampingan secara cacat, seperti defisiensi protein (Rona dan Chappel 1973), tiamin, dan deplesi seng dan etanol sebelum kerusakan miokardium (Alexander 1972). 2.4 Stimulansia Stimulan psikomotor memiliki pengaruh yang ditandai pada fungsi mental dan perilaku, menghasilkan kegembiraan dan euforia, sensasi mengurangi kelelahan, dan peningkatan aktivitas motorik. Secara klinis, penyalahgunaan stimulan seperti kokain, efedrin, amfetamin atau metamfetamin dikaitkan dengan aksi pada sistem kardiovaskular seperti takikardia, supraventricular aritmia, aritmia ventrikel, konduksi gangguan, hipertensi krisis, sindrom koroner akut, shock dan serangan jantung.

2.4.1 Amphetamine dan Methamphetamine Secara klinis, obat ini menyebabkan stimulasi sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan euforia, meningkatkan kewaspadaan, mengintensifkan emosi, agresi

meningkat, mengubah diri, dan diduga meningkatkan seksualitas. Kedua penyalahgunaan oral dan intravena didokumentasikan dengan baik. Kematian terkait untuk intoksikasi dari obat ini

telah dikaitkan dengan serangan, bunuh diri, pembunuhan, kecelakaan, gangguan mengemudi, dan eksposur ibu-janin dan bayi (Albertson et al. 1999).

2.4.2 Kokain Kokain (benzoylmethylecgonine) merupakan alkaloid yang diekstrak dari daun Erythroxylon coca, tanaman asli Amerika Selatan. Tanaman ini pertama kali digunakan sebagai anestesi lokal pada tahun1884 dan yang menarik, digunakan sebagai bahan dalam minuman cola yang populer awal Abad ke-20 (Maraj et al. 2010).

Kokain pada sistem kardiovaskular menyebabkan : 1. Peningkatan denyut jantung dan tekanan darah bergantung pada dosis, serta peningkatan indeks jantung dan dP / dt. 2. Efek dari chronotropicnya, diintensifkan dalam pengaturan penggunaan alkohol, serta merokok. 3. Kebutuhan pada miokard meningkat, akibat dari meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan kontraktilitas. 4. Vasokonstriksi koroner dan trombosis dan menurunkan suplai oksigen dan menginduksi iskemia miokard melalui berbagai mekanisme (McCord et al. 2008). 5. Efek seluler akut termasuk perubahan dalam influks kalsium, yang mempunyai efek seperti pada keracunan di jantung, termasuk penggunaan digoxin. 6. Peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler memiliki sebagai penyebab depolarisasi dari membran jantung dan memicu aritmia. 7. Berkurangnya fungsi ventrikel kiri, meningkatkan end-sistolik wall stres dan dapat menyebabkan suatu bentuk kardiomiopati ( jarang terjadi ), pada kasus penyalahgunaan secara kronis. (Awtry dan PHILIPPIDES 2010). 8. Perkembangan hipertrofi jantung tanpa terkait dengan tekanan darah arteri, denyut jantung, renin, aldosteron, atau kortisol, yang menunjukkan tindakan langsung pada remodeling jaringan jantung dan menyebabkan gagal jantung. 9. Perubahan elektrofisiologi jantung, pada hasil terjadi kelainan electrocardiological,

sebagaimana dibuktikan dalam banyak studi eksperimental dengan memperpanjang PR, QRS, QT, dan durasi QTc, memperpanjang waktu konduksi atrioventrikular nodal dan waktu konduksi maksimum sinoatrial, dan dapat memicu ekstrasistol atrium dan atrial fibrilasi dan takikardi serta takikardia ventricular transient (Kloner et al. 1992).

BAB II PEMBAHASAN

KASUS PROFIL OBAT NORMAL Fluorouracil Mekanisme kerja obat ini adalah menghambat enzim thymidylate sinthase dan konversi uridine menjadi thymidine. Sel akan kekurangan thymidine dan tidak dapat mensintesa DNA. Banyak obat-obatan lain yang dapat berinteraksi dengan 5-fluorouracil dan menimbulkan efek yang lebih baik. Efek sampingnya antara lain mielosupresi, mucositis, diare, dermatitis, dan cardiac toksik. Penggunaan intravena secara tunggal mempunyai efek yang terbatas PROFIL OBAT CARDIOTOKSIK PENYELESAIAN

Anda mungkin juga menyukai