Anda di halaman 1dari 2

PENDIDIKAN TOLERANSI ANTAR UMMAT BERAGAMA BAGI ANAK DIDIK USIA DINI Oleh Muhammad Husnul Faruq Pluralisme

dalam berfikir, beragama, berbudaya, dan lain sebagainya sesungguhnya harus diajari bagi anak didik. Namun, pengajarannya itu haruslah sejalan dengan pemahaman anak didik yang masih sangat sulit menerima sesuatu yang ukurannya besar. Indonesia merupakan Negara yang sangat plural, maka dari itu gama Islam yang notabene adalah agama yang lebih dominan dianut di Indonesia haruslah menghormati ummat agama non!muslim. Namun kemudian yang menjadi polemik internal kita adalah masyarakat muslim abangan masih sulit menerima perbedaan antar ummat beragama. "engan melihat problem ini, saya ingin memberikan masukan positif kaitannya dengan pendidikan al Tasamuh atau toleransi antar ummat beragama bagi anak didik, meskipun #a$ana ini sudah diususng sebelumnya, akan tetapi saya pribadi belum melihat bukti konkrit. %ampai saat ini permasalahan kaitannya dengan pluralisme sangat menyedihkan. &angankan pluralisme dalam beragama, perbedaan dalam berfikir saja sudah dipermasalahkan, $ontoh dalam perbedaan mad'hab yang menjadi polemik kita bersama. Pendidikan al Tasamuh atau toleransi antar ummat beragama bagi anak didik sungguh sangat penting guna melestarikan konsep ()hinneka *unggal Ika+ yang telah mendarah daging dalam sanubari masyarakat Indonesia. Indonesia yang dengan masyarakatnya yang pluralis sebenarnya merupakan bentuk representasi islamic civilization peradaban Islam yang dulu pernah hidup berdampingan dengan masyarakat yang berbeda latar belakang. "an saya rasa Pan$asila yang sampai saat ini masih diperdebatkan oleh (mereka+ saat aplikatif di Indonesia. "an juga bagi saya Pan$asila itu merupakan nama lain dari piagama madinah yang dulu pernah dipraktikkan oleh ,asulullah % -, meskipun pas$a #afatnya beliau piagam madinah hanya menjadi sejarah. Menurut saya, yang menjadi latar belakang khususnya masyarakat muslim abangan Indonesia sulit menerima perbedaan adalah bera#al dari kurangnya pemahaman tentang perbedaan dalam beribadah atau Muqaranat al Madzahib, dan kemudian beranjak sulitnya menerima perbedaan agama. Langkah kongkrit Melihat fenomena yang sedemikian rumit, saya ingin memberikan sedikit langkah! lagkah problem solver yang khusus bagi anak didik usia dini.
-

Mengajarkan anak didik bah#asanya perbedaan itu indah. Mengajarkan anak didik agar selalu berbeda dengan temannya, perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan dalam hal pembuatan tugas. Mengajarkan anak didik untuk saling mengenal dengan teman yang berbeda agama. "engan demikian anak didik tidak hanya bermain dan berteman dengan sesama agamanya, akan tetapi juga dengan teman yang berbeda agama. /onsep ini mengajarkan bah#a tidak ada sekat ataupun hijab antara muslim dan non! muslim.

Mengajarkan anak didik bah#a Indonesia memiliki banyak agama atau keyakinan. "engan demikian anak didik tidak aneh melihat ada yang berbeda agama dengannya. /onsep terkesan agak sulit dipraktikkan melihat kondisi anak usia dini agak sulit menerima pemahaman ini. *api setidaknya anak didik mengetahui ada berapa agama atau keyakinan yang dianut di Indonesia. /aitannya dengan paham atau tidaknya itu bisa dikembangkan ketika ia telah de#asa. Mengajarkan anak didik bah#asanya seluruh agama yang ada dunia khususnya di Indonesia mengajarkan kebaikan. %eperti sesama teman dan orang lain harus tersenyum, harus membantu, harus menyapa, dan lain sebagainya. "engan demikian anak didik akan $enderung tidak sensitif dengan perbedaan. Ilmu tentang keagamaan yang ada di Indonesia seharusnya menjadi mata pelajaran #ajib bagi seluruh -NI di manapun ia berada. "engan demikian pemahaman kita terkait tentang agama!agama yang di Indonesia semakin melekat. "an lain sebagainya.

Pemerintah seharusnya peka terhadap permasalahan yang mun$ul dari perbedaan agama. Perbedaan agama merupakan sesuatu yang sangat sensitif khususnya pada kalangan masyarakat muslim abangan. %aya juga mengerti bah#asanya masih banyak permasalahan! permasalahan lain yang mempunyai nilai prioritas lebih tinggi. %aya rasa permasalahan ini juga menjadi permasalahan yang urgen, karena dampak yang mun$ul akibat dari perbedaan agama dan kurangnya toleransi dalam beragama umumnya tindakan anarkis seperti yang banyak kita lihat bersama di media informasi. &angankan perbedaan agama, perbedaan pola berfikir dalam internal Islam di Indonesia menjadi home work bagi kita bersama dan dampak dari itu pun sangat memprihatinkan. *erkadang saya memikirkan semua langkah!langkah yang telah disebutkan di atas agak sulit untuk dipraktikkan melihat dengan kondisi masyarakat muslim abangan yang ada dan hidup saat ini $ukup banyak dan sulit dikendalikan. %ekali lagi dan lagi!lagi pemerintah yang dipilih bukan dilotre saat ini agar sesegera mungkin mendidik masyarakat abangan ini agar ke depannya tidak ada lagi masyarakat abangan. %ebenarnya ini juga menjadi home work kita sebagai akademisi, karena juga ada yang mengatakan bah#a kaum akademisi adalah kaum merupakan agent of change sebuah agen perubah menuju kehidupan yang lebih baik. Maka dari itu semoga mereka dan kita juga dapat bergerak gesit guna memperlan$ar dan memudahkan kinerja pemerintah yang saat ini dikerumuni dengan permasalahan! permasalahan negara yang begitu memusingkan. %emoga ini semua tidak hanya menjadi #a$ana belaka dari kaum akademisi, tapi juga diaplikasikan sesegera mungkin. %ebenarnya saya tidak mengkritisi sistem pendidikan di Indonesia, karena pendidikan merupakan salah satu apa yang dirasakan semenjak lahir. &adi, pendidikan haruslah mempunyai prioritas tertinggi. "an semoga pendidikan Islam selalu dapat menjadi problem solver bagi Indonesia khususnya dan juga masyarakat uni0ersal. Wallahu Alam....

Anda mungkin juga menyukai