Anda di halaman 1dari 6

LARUTAN DAN SIFAT KOLIGATIF Handout kuliah ke-6

Larutan dan Konsentrasi Larutan Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih komponen yang mempunyai komposisi yang sama, yang terdiri atas zat terlarut (solut) dan pelarut (solven). Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh konsentrasi. Konsentrasi ditentukan oleh perbandingan zat terlarut dan pelarut. Konsentrasi dalam suatu larutan dapat dinyatakan dalam beberapa cara, yaitu : 1. Molaritas (M) = Jumlah mol solut per liter larutan
M mol L mol g BM M g BMxL

2. Normalitas (N) = gram ekivalen solut per liter larutan


N grek g L BE x L

Hubungan Normalitas dan Molaritas adalah : N = n M , (n= jumlah mol ion H+, ) 3. Molalitas (m) = mol solut per kg pelarut
m mol solut = kg pelarut

4. Konsentrasi dalam persen , dapat dinyatakan dalam : - Berat (% b/b): g solut dalam 100 g larutan

- Volume (% v/v) (ml solut dalam 100 mL larutan)

- Kombinasi bobot dan volume (%b/v) (g solut dalam 100 mL larutan)

Bila larutan dinyatakan dalam persen tanpa keterangan lebih lanjut, maka yang dimaksud adalah % (b/b) Ket: 5. Part per milion (ppm): bagian solut dalam satu juta bagian campuran. Biasanya ppm dinyatakan dalam mg solut per L larutan atau mg solut dalam 1 kg larutan.

6. Part per bilion (ppb) : banyaknya bagian solut dalam 109 bagian larutan.

7. Fraksi mol (XA): Nisbah mol zat terlarut terhadap jumlah total mol yang ada. Contoh: dalam campuran biner yang mengandung n1 = mol spesies 1 dan n2 = mol spesies 2. Fraksi mol X1 dan X2 adalah :
X1 n1 n1 n2

X2

n2 n1 n 2

fraksi mol total semua spesies yang ada harus berjumlah sama dengan 1. Latihan Soal : 1. sebanyak 0,892 g KCl dilarutkan dalam 54,6 g aquadest. Berapa persen berat KCl dalam larutan ? 2. Hitung molalitas larutan H2SO4 yang mengandung 24,4 g H2SO4 dalam 198 g air. 3. Hitung molalitas dari 35,4 % (b/b) H3PO4 . Mr H3PO4 = 98. 4. Hitung persen berat asam formiat dalam larutan 1,099 M asam formiat. Densitas larutan adalah 1,0115 g .cm-3. 5. HCl pekat (BM 36,5) mempunyai densitas 1,19 g/mL dan konsentrasinya 37% berat HCl. Berapa mL asam pekat tersebut harus digunakan dan diencerkan dengan air untuk membuat larutan 0,1 M sebanyak 1 L. Hukum Raoult dan Larutan Ideal Hukum Roult Ditemukan bahwa tekanan uap jenuh pelarut di atas permukaan suatu larutan (Plarutan), selalu lebih kecil dari tekanan uap pelarut tersebut dalam keadaan murni (P). Plarutan < P Untuk beberapa larutan, plot antara tekanan uap pelarut (P) vs fraksi mol pelarut (Xp) merupakan garis lurus. Larutan yang mengikuti hubungan garis lurus ini sesuai dengan persamaan :
o PA xA PA

PA = tekanan uap jenuh pelarut di atas larutan PA = tekanan uap jenuh pelarut murni

Komposisi Fasa Uap Fraksi mol uap di atas larutan (Y)

YA = fraksi mol A dalam fasa uap Larutan Ideal Larutan ideal didefinisikan sebagai larutan yang memenuhi hukum Raoult. Jika tekanan uap hasil pengamatan tidak sama dengan tekanan uap berdasarkan perhitungan hukum Raoult, maka larutan tersebut tak-ideal. Larutan Tak-Ideal (Penyimpangan Hukum Raoult) Penyimpangan Positif Jika tekanan uap jenuh hasil pengamatan lebih besar dari tekanan uap jenuh menurut hukum Raoult, maka larutan tersebut dikatakan mengalami penyimpangan positif (deviasi positif) dari hukum Raoult. Penyimpangan ini muncul bila zat terlarut menarik molekul pelarut dengan sangat kuat sehingga mengurangi kecenderungan untuk lari ke fasa gas. Larutan ini menunjukkan sifat-sifat berikut: tarikan antar komponen larutan yang berbeda < rata-rata tarikan antar komponen yang sama Penyimpangan Negatif Jika tekanan uap jenuh hasil pengamatan lebih kecil dari tekanan uap jenuh menurut hukum Raoult, maka larutan tersebut dikatakan mengalami penyimpangan positif (deviasi positif) dari hukum Raoult. Penyimpangan ini muncul bila zat terlarut menarik molekul pelarut dengan lemah sehingga cenderung untuk lari ke fasa gas. Sifat-sifat larutan yang menunjukkan penyimpangan ini: tarikan antar komponen larutan yang berbeda > rata-rata tarikan antar komponen yang sama Sebagai contoh, karena adanya ikatan hidrogen antara air dan alkohol yang lebih kuat dibanding ikatan hidrogen antar molekul alkohol, maka larutan ini menunjukkan penyimpangan negatif. Sifat Koligatif Larutan Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel terlarut, dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Macam-Macam Sifat Koligatif 1. Penurunan tekanan uap jenuh 2. Penaikan titik didih 3. Penurunan titik beku 4. Tekanan osmosis
1. Penurunan tekanan uap jenuh (P)

Tekanan uap larutan selalu lebih rendah daripada pelarut murninya. Hubungan antara tekanan uap larutan dan tekanan uap pelarut diperlihatkan oleh Hukum Roult : P = Xp. P Jika padatan dilarutkan dalam suatu pelarut, tekanan uap jenuh pelarut akan turun sebesar: P = Xt. P Contoh Hitung tekanan uap larutan yang dibuat dengan melarutkan 218 g glukosa (Mr = 180,2 g/mol) dalam 460 g air pada 30 C. Berapa penurunan tekanan uapnya ? Tekanan uap air murni pada 30 C adalah 31, 82 mmHg
2. Penaikan Titik didih (Tb)

Karena tekanan uap larutan turun dengan hadirnya padatan terlarut, maka diperlukan suhu yang lebih tinggi agar tekanan uap larutan mencapai tekanan udara luar. (Ingat definisi titik didih). m = kemolalan zat terlarut (mol/kg pelarut) Kf = tetapan penaikan titik didih molal: ebulioskopik (C/m)
Tb lart = Tb pelarut + Tb

3. Penurunan Titik Beku

m = kemolalan zat terlarut (mol/kg pelarut) Kf = tetapan penurunan titik beku molal : krioskopik (C/m) Tb lart = Tb pelarut + Tb

Contoh Etilen glikol (EG) CH2(OH)CH2(OH) adalah zat anti beku yang umum digunakan untuk kendaraan bermotor. EG bersifat larut dalam air dan cukup tidak mudah menguap. Hitung titik beku dan titik didih larutan yang mengandung 650 g EG dalam 2500 g air (Mr EG = 62,01)! Kf air = 1,86 C/m, Kb air = 0,52 C/m
4. Tekanan Osmosis

Jika suatu larutan dipisahkan dari pelarutnya dengan membran semipermeabel, maka pelarut cenderung pindah ke larutan. Proses perpindahan pelarut dalam fenomena ini disebut proses osmosis. Tekanan osmosis adalah tekanan minimum yang diperlukan untuk menahan terjadinya proses osmosis. =MRTi = tekanan osmosis (atm) M = Molaritas larutan R = konstanta gas (0,08205 l atm/mol K) T = suhu (K) Latihan Soal : 1. Hitung tekanan uap pada temperatur 20 C dari larutan 24,00 g sukrosa (C12H22O11) dalam 150 g air, bila tekanan uap air murni pada 20 C adalah 17,54 torr. 2. Tekanan uap dietil eter (massa molar 74,12 g mol-1) pada 30 C ialah 0,8517 atm. Andaikan 1,80 g asam maleat C4H4O4 dilarutkan dalam 100,0 g dietil eter pada suhu 30 C, hitung tekanan uap dietil eter diatas larutan yang dihasilkan ! 3. Suatu larutan 2,95 g sulfur (S=32) dalam 100 g sikloheksana (C6H12) membeku pada 4,18 C. Bila titik beku sikloheksana murni 6,50 C, hitung rumus molekul sulfur tersebut. (Kf 5,0 oC/m) 4. Heptana dan oktana membentuk larutan ideal. Tekanan uap heptana pda 40 C adalah 0,121 atm. Tekanan uap oktana pada 40 C adalah 0,041 atm. a. Hitung tekanan uap larutan pada 40 C yang mengandung 1,0 mol heptana dan 4,0 mol oktana ? b. Tentukan pula komposisi uap masing-masing ! 5. Larutan yang mengandung 5 g Haemoglobin kuda dalam 1000 mL air memberikan tekanan osmotik sebesar 1,80 x 10-3 atm pada 25 C. Hitung BM haemoglobin tersebut ? densitas air = 1 mg/L. 6. Etilen glikol (C2H6O2) digunakan sebagai antibeku. Berapa massa etilen glikol yang harus ditambahkan ke dalam 5 kg air agar tidak membeku pada suhu -5 oC (Kf= 1,86) SIFAT KOLIGATIF PADA LARUTAN ELEKTROLIT Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena adanya ion dalam larutan. Umumnya sifat koligatif larutan elektrolit lebih besar dari sifat koligatif larutan non elektrolit, akibat pengaruh dari jumlah ion yang dihasilkan. Pengaruh jumlah ion ini didefinisikan sebagai factor vant Hoff (i).

Ingat senyawa elektrolit larut dalam bentuk ion, sedangkan senyawa non elektrolit larut dalam bentuk molekul.
-

Pelarutan 1 molekul NaCl dalam air membentuk dua buah ion, yaitu Na+ dan ClNaCl Na+ + ClBerapa jumlah ion yang dihasilkan dari pelarutan 1 molekul AlCl3? Pelarutan 1 molekul sukrosa (C12H22O11) dalam air tetap sebagai 1 molekul sukrosa (C12H22O11) Berapa jumlah ion yang dihasilkan dari pelarutan 1 molekul urea (CO(NH2)2?

Faktor vant Hoff (i) Nilai i untuk: Larutan non elektrolit = 1 Larutan elektrolit kuat = jumlah spesi ion (n) Elektrolit kuat: basa kuat, asam kuat dan garam (kecuali garam Hg) Larutan elektrolit lemah i = {1+(n-1)} Elektrolit lemah: basa lemah, asam lemah dan garam Hg Persamaan sifat koligatif pada larutan elektrolit sama dengan persamaan sifat koligatif pada larutan non elektrolit dikalikan dengan (i) Tabel 1. Pengaruh zat terlarut dan sifat hantaran listrik terhadap sifat koligatif. Sifat Koligatif Penurunan P uap (P) Larutan Elektrolit Larutan Non Elektrolit P = P Xp i P = P X p P = P - P P = P - P P: Tekanan uap larutan; P: Tekanan uap pelarut murni Xp: Fraksi mol pelarut Kenaikan titik didih Tb = m Kb i Tb = m Kb (Tb) Tb lart = Tb pelarut + Tb Tb lart = Tb pelarut + Tb m: molalitas larutan Kb: tetapan kenaikan titik didih (C/m) Penurunan titik Tf = m Kf i Tf = m Kf beku (Tf) Tf lart = Tf pelarut - Tf Tf lart = Tf pelarut - Tf m: molalitas larutan Kf: tetapan penurunan titik beku (C/m) Tekanan osmosis =MRTi =MRT () : tekanan osmosis (atm) M: Molaritas larutan R: konstanta gas (0,082 l atm/mol K) T: suhu (K)

Anda mungkin juga menyukai