Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu, Puji dan syukur kehadirat Tuhan Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyeleksaikan Tugas ini dengan baik.Rasa syukur ini kami wujudkan dengan rajin dan giat belajar dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan sesuai tuntutan zaman.Sehingga akan membuat generasi bangsa yang tangguh,unggul serta pintar. Dari hal di atas kami berusaha untuk menyusun tugas kelompok sesempurna mungkin.Usaha ini kami wujudkan untuk menyajikan sumber bacaan yang sesuai dengan kebutuhan kami untuk itu kami menyusun paper yang berjudul Cantrang Paper ini merupakan tugas kelompok yang telah kami lakukan selama ini.Namun,dalam usaha yang semaksimal ini kami menyadari tentu masih terdapat banyak kekurangan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi terciptanya kesempurnaan dalam paper ini. Om Shanti Shanti Shanti Om Denpasar,9 Oktober 2013 Anggota Kelompok

DAFTAR ISI
Kata Penghantar.. 2 Daftar Isi. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................... 4 1.2 Masalah.... 5 1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 5 1.4 Manfaat Penulisan ................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ........................................................................... DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 12 13

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Potensi sumberdaya perairan yang merupakan modal negara kita yang tersedia dalam jumlah banyak yang masih perlu digali untuk dikembangkan dan dimanfaatkan dengan tetap mempertahankan aspek kelestariannya, pemanfaatan sumberdaya perikanan ini sangat erat kaitannya dengan teknologi perikanan yang kita miliki. Beraneka ragamnya jenis-jenis biota laut dengan tingkah laku yang sifatnya berbeda-beda serta kondisi perairan yang tidak sama, jelas memerlukan alat tangkap dengan teknologi yang berbeda-beda pula untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Yulvera Y, 2006). Pemilihan jenis alat tangkap yang cukup produktif harus tetap memperhatikan sumber daya perairan yang ada, dari berbagai jenis alat tangkap yang ada dan dengan fungsi yang berbeda-beda, salah satu alat tangkap yang menjadi objek penelitian penulis adalah alat tangkap cantrang. Alat tangkap ini merupakan alat tangkap yang produktif dan efisien untuk mendapatkan hasil dengan nilai ekonomis yang tinggi. Alat tangkap ini juga merupakan alat tangkap yang modern dan fleksibel, karena alat ini dapat dioperasikan oleh semua kalangan nelayan, baik usaha perikanan yang berskala kecil maupun yang berskala besar (Farid, 1999). Gama (2002), menyatakan meningkatkan besarnya potensi ikan pelagis di indonesia, maka tidak mustahil perikanan cantrang, mata jaring untuk tiap bagian tidak boleh terlampau kecil. apabila jaring terlampau kecil maka akibatnya ikan-ikan terkecil ikut tertangkap, sehingga generasi ikan-ikan ini pun akan habis dan punah. hal ini dimaksudkan untuk menjaga kegiatan penangkapan dapat terus menerus dilaksanakan tanpa ada resiko akan habisnya stok ikan tersebut. Peningkatan produksi sumberdaya perikanan khususnya sumberdaya perikanan pelagis dapat dilakukan dengan mengusahakan unit penangkapan yang produktif, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan pengoperasian alat tangkap berjalan secara efektif dan efisien (Anonymous, 1981). Alat tangkap cantrang dalam pengertian umum digolongkan pada kelompok Danish Seine yang terdapat di Eropa dan beberapa di Amerika. Dilihat dari bentuknya alat tangkap tersebut menyerupai payang tetapi ukurannya lebih kecil. Cantrang merupakan alat tangkap

yang digunakan untuk menangkap ikan demersal yang dilengkapi dua tali penarik yang cukup panjang yang dikaitkan pada ujung sayap jaring. Bagian utama dari alat tangkap ini terdiri dari kantong, badan, sayap atau kaki, mulut jaring, tali penarik (warp), pelampung dam pemberat.

1.2 MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan cantrang? b. Sebutkan konstruksi alat tangkap cantrang dan alat bantu yang umum digunakan dalam pengoperasian alat tangkap cantrang? c.Bagaimana cara Pengoperasian alat tangkap cantrang? d.Hal-hal apa saja kah yang mempengaruhi dalam menggunakan alat tangkap cantrang? e.Apa sajakah hasil tangkapan dari alat tangkap cantrang ? f. Di daerah manakah alat tangkap cantrang digunakan?

1.3 TUJUAN PENULISAN


a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan cantrang b. Untuk mengetahui konstruksi alat tangkap cantrang dan alat bantu yang umum digunakan dalam pengoperasian alat tangkap cantrang c. Untuk mengetahui cara pengoperasian alat tangkap cantrang d. Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi dalam menggunakan alta tangkap cantrang e. Untuk mengetahui hasil tangkapan dari alat tangkap cantrang f. Untuk mengetahui didaerah manakah alat tangkap cantrang digunakan

1.4 MANFAAT PENULISAN


Manfaat dari paper ini adalah untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa secara lebih mendalam dalam usaha penangkapan ikan dengan jaring cantrang.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cantrang
George et al, (1953) dalam Subani dan Barus (1989). Alat tangkap cantrang dalam pengertian umum digolongkan pada kelompok Danish Seine yang terdapat di Eropa dan beberapa di Amerika. Dilihat dari bentuknya alat tangkap tersebut menyerupai payang tetapi ukurannya lebih kecil. Cantrang merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan demersal yang dilengkapi dua tali penarik yang cukup panjang yang dikaitkan pada ujung sayap jaring. Bagian utama dari alat tangkap ini terdiri dari kantong, badan, sayap atau kaki, mulut jaring, tali penarik (warp), pelampung dam pemberat.

2.2 Konstruksi Alat Tangkap Cantrang


1. Konstruksi Umum Dari segi bentuk (konstruksi) cantrang ini terdiri dari bagian-bagian : a) Kantong (Cod End) Kantong merupakan bagaian dari jarring yang merupakan tempat terkumpulnya hasil tangkapan. Pada ujung kantong diikat dengan tali untuk menjaga agar hasil tangkapan tidak mudah lolos (terlepas). b) Badan (Body) Merupakan bagian terbesar dari jaring, terletak antara sayap dan kantong. Bagian ini berfungsi untuk menghubungkan bagian sayap dan kantong untuk menampung jenis ikan-ikan dasar dan udang sebelum masuk ke dalam kantong. Badan tediri atas bagian-bagian kecil yang ukuran mata jaringnya berbeda-beda. c) Sayap (Wing). Sayap atau kaki adalah bagian jaring yang merupakan sambungan atau perpanjangan badan sampai tali salambar. Fungsi sayap adalah untuk menghadang dan mengarahkan ikan supaya masuk ke dalam kantong. d) Mulut (Mouth) Alat cantrang memiliki bibir atas dan bibir bawah yang berkedudukan sama. Pada mulut jaring terdapat: 1) Pelampung (float): tujuan umum penggunan pelampung adalah untuk memberikan daya apung pada alat tangkap cantrang yang dipasang pada bagian tali ris atas (bibir atas jaring) sehingga mulut jaring dapat terbuka.

2) Pemberat (Sinker): dipasang pada tali ris bagian bawah dengan tujuan agar bagianbagian yang dipasangi pemberat ini cepat tenggelam dan tetap berada pada posisinya (dasar perairan) walaupun mendapat pengaruh dari arus. 3) Tali Ris Atas (Head Rope) : berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, badan jaring (bagian bibir atas) dan pelampung. 4) Tali Ris Bawah (Ground Rope) : berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, bagian badan jaring (bagian bibir bawah) jaring dan pemberat. e) Tali Penarik (Warp) Berfungsi untuk menarik jarring selama di operasikan

2. Alat bantu penangkapan merupakan suatu alat yang digunakan untuk mempermudah dan melancarkan kegiatan penangkapan ikan. Alat bantu yang umum diunakan dalam pengoperasian alat tangkap cantrang antara lain: 1) GPS (Global Positioning System), digunakan untuk mangetahui tempat atau titiktitik daerah pengoperasian cantrang yang telah ataupun akan dilakukan. Selain itu, GPS juga digunakan untuk mengatahui arah pulang ke darat. 2) Gardan, digunakan untuk menarik jaring dan menggulung tali selambar. 3) Troller, yaitu 2 pasang besi yang dipasang sebagai jagaan agar tali selambar tetap pada jalurnya.

2.3 Cara Pengoperasian Alat Tangkap Cantrang


1. Persiapan Operasi penangkapan dilakukan pagi hari setelah keadaan terang. Setelah ditentukan fishing ground nelayan mulai mempersiapkan operasi penangkapan dengan meneliti bagian-bagian alat tangkap, mengikat tali selambar dengan sayap jaring.

2. Setting Sebelum dilakukan penebaran jaring terlebih dahulu diperhatikan terlebih dahulu arah mata angin dan arus. Kedua faktor ini perlu diperhatikan karena arah angin akan mempengaruhi pergerakan kapal, sedang arus akan mempengaruhi pergerakan ikan dan alat tangkap. Ikan biasanya akan bergerak melawan arah arus sehingga mulut jaring harus menentang pergerakan dari ikan. Untuk mendapatkan luas area sebesar mungkin maka dalam melakukan penebaran jaring dengan membentuk lingkaran dan jaring ditebar dari lambung kapal, dimulai dengan penurunan pelampung tanda yang berfungsi untuk memudahkan pengambilan tali selambar pada saat akan dilakukan hauling. Setelah pelampung tanda diturunkan kemudian tali salambar kanan diturunkan sayap sebelah kanan badan sebelah kanan kantong badan sebelah kiri sayap sebelah kiri salah satu ujung tali salambar kiri yang tidak terikat dengan sayap dililitkan pada gardan sebelah kiri. Pada saat melakukan setting kapal bergerak melingkar menuju pelampung tanda. 3. Hauling Setelah proses setting selesai, terlebih dahulu jarring dibiarkan selam 10 menit untuk memberi kesempatan tali salambar mencapai dasar perairan. Kapal pada saat hauling tetap berjalan dengan kecepatan lambat. Hal ini dilakukan agar pada saat penarikan jaring, kapal tidak bergerak mundur karena berat jaring. Penarikan alat tangkap dibantu dengan alat gardan sehingga akan lebih menghemat tenaga, selain itu keseimbangan antara badan kapal sebelah kanan dan kiri kapal lebih terjamin karena kecepatan penarikan tali salambar sama dan pada waktu yang bersamaan. Dengan adanya penarikan ini maka kedua tali penarik dan sayap akan bergerak saling mendekat dan mengejutkan ikan serta menggiringnya masuk kedalam kantong jaring. Setelah diperkirakan tali salambar telah mencapai dasar perairan maka secepat mungkin dilakukan hauling. Pertama-tama pelampung tanda dinaikkan ke atas kapal tali salambar sebelah kanan yang telah ditarik ujungnya dililitkan pada gardan sebelah kanan mesin gardan mulai dinyalakan bersamaan dengan mesin pendorong utama hingga kapal bergerak berlahan-lahan jaring mulai ditarik tali salambar digulung dengan baik saat setelah naik keatas kapal sayap jaring naik keatas kapal mesin gardan dimatikan bagian jaring sebelah kiri dipindahkan kesebelah kanan kapal jaring ditarik keatas kapal badan jaring kantong yang berisi hasil tangkapan dinaikkan keatas kapal. Dengan dinaikkannya hasil tangkapan maka proses hauling selesai dilakukan dan jaring kembali ditata seperti keadaan semula, sehingga pada saat melakukan setting selanjutnya tidak mengalami kesulitan.

2.4 Hal-Hal Yang Mempengaruhi Dalam Menggunakan Alat Tangkap Cantrang


1. Kecepatan dalam menarik jaring pada waktu operasi penangkapan. 2. Arus Arus akan mempengaruhi pergerakan ikan dan alat tangkap. Ikan biasanya akan bergerak melawan arah arus sehingga mulut jaring harus menentang pergerakan dari ikan. 3. Arah angin Arah angin akan mempengaruhi pergerakan kapal pada saat operasi penangkapan dilakukan.

2.5 Hasil Tangkapan


Hasil tangkapan pada alat tangkap cantrang terbagi menjadi dua, yaitu hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan. Hasil tangkapan utama adalah semua spesies yang menjadi sasaran utama dalam penangkapan. Disebut hasil tangkapan utama karena memilik nilai ekonomis yang tinggi. Sedangkan hasil tangkapan sampingan adalah semua spesies yang di luar hasil tangkapan utama. Nilai ekonomis hasil tangkapan sampingan lebih rendah daripada nilai ekonomis hasil tangkapan utama.11Jenis Spesies ikan yang biasa tertangkap oleh alat tangkap cantrang antara lain kurisi, udang jerbung, tembang, lemuru, ikan kembung, dan lainlain. Menurut Hall (1999) yang diacu dalam Khaerudin (2006), hasil tangkapan sampingan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: 1) Spesies yang kebetulan tertangkap (incidental catch), hasil tangkapan yang tertangkap dan bukan merupakan spesies target dari operasi penangkapan. Incidental catch ini ada yang dimanfaatkan oleh nelayan dan ada yang dibuang, tergantung dari nilai ikan tersebut. 2) Spesies yang dikembalikan ke laut (discarded catch), yaitu bagian dari hasil tangkapan sampingan yang dikembalikan ke laut karena pertimbangan ekonomi atau pun karena spesies yang tertangkap tersebut adalah spesies yang dilindungi oleh hukum. Hasil tangkapan sampingan atau bycatch merupakan istilah yang pada awalnya hanya dikenal di kalangan nelayan. Hasil tangkapan sampingan merupakan bagian dari hasil tangkapan total yang tertangkap secara tidak sengaja bersamaan dengan spesies target yang diupayakan. Tidak ada satu pun alat tangkap pada usaha perikanan yang tidak menghasilan hasil tangkapan sampingan. Keberadaan hasil tangkapan sampingan yang cukup banyak pada setiap usaha penangkapan ikan menjadi isu dunia yang berkaitan dengan biodiversitas. Hasil tangkapan sampingan telah menjadi komponen yang terintegrasi dalam perikanan tangkap

semenjak manusia memulai pemanfaatan 13 sumber daya dari laut, sungai, danau, dan daerah perairan lainnya sebagai sumber makanan (Alverson & Hughes, 1996).

2.6 Daerah Penangkapan


Langkah awal dalam pengperasian alat tangkap ini adalah mencari daerah penangkapan (Fishing Ground).Menurut Damanhuri (1980), suatau perairan dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan yang baik apabila memenuhi persyaratan dibawah ini: 1. Di daerah tersebut terdapat ikan yang melimpah sepanjang tahun. 2. Alat tangkap dapat dioperasikan dengan mudah dan sempurna. 3. Lokasi tidak jauh dari pelabuhan sehingga mudah dijangkau oleh perahu. 4. Keadaan daerahnya aman, tidak biasa dilalui angin kencang dan bukan daerah badai yang membahayakan. Penentuan daerah penangkapan dengan alat tangkap Cantrang hampir sama dengan Bottom Trawl. Menurut Ayodhyoa (1975), syarat-syarat Fishing Ground bagi bottom trawl antara lain adalah sebagai berikut: 1.Karena jaring ditarik pada dasar laut, maka perlu jika dasar laut tersebut terdiri dari pasir ataupun Lumpur, tidak berbatu karang, tidak terdapat benda-benda yang mungkin akan menyangkut ketika jaring ditarik, misalnya kapal yang tengelam, bekas-bekas tiang dan sebagainya. 2.Dasar perairan mendatar, tidak terdapat perbedaan depth yang sangat menyolok.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa cantrang adalah alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan demersal yang dilengkapi dua tali penarik yang cukup panjang yang dikaitkan pada ujung sayap jaring. Bagian utama dari alat tangkap ini terdiri dari kantong, badan, sayap atau kaki, mulut jaring, tali penarik (warp), pelampung dan pemberat dan memiliki alat bantu berupa GPS,gardan,troller.Alat tangkap ini sangat membantu bagi nelayan terutama nelayan yang bertempat tinggal di daerah yang tidak biasa dilalui angin kencang serta bukan daerah badai yang membahayakan karena dengan menggunakan alat tangkap ini hasil tangkapannya pun cukup memuaskan di bandingkan alat tangkap lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ayodyoa, 1972. Kapal Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ayodyoa, 1975. Fishing Methods. Proyek Peningkatan / Pengembangan Perguruan Tinggi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Damanhuri, 1980. Diktat Fishing Ground Bagian Tehnik Penagkapan Ikan. Fakultas Periakanan. Universitas Brawijaya. Malang. 56, 57 hal. Dickson, 1959. The Use Of Danish Seine, Modern Fishing Gear Of The World. Japan International Cooperation Agency. Tokyo Martosubroto, 1987. Penyebaran Beberapa Sumber Perikanan Di Indonesia. Direktorat Bina Sumberdaya Hayati. Direktorat Jendral Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta. Muhammad, S, Sumartoyo, M. Mahmudi, Sukandar dan agus Cahyono, 1997. Studi Pengembangan Paket Teknologi Alat Tangkap Jaring Dogol (Danish Seine) Dalam Rangka Pemanfaatan Sumberdaya Ikan-Ikan Demersal Di Perairan Lepas Pantai Utara Jawa Timur. Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang. Subani, W dan H.R. Barus, 1989. Alat Penangkapan Ikan Dan Udang Laut Di Indonesia. Balai Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/canrang/ (diakses tanggal 9 oktober 2013)
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61552/BAB%20II%20Tinjauan%20P ustaka.pdf (diakses tanggal 9 oktober 2013) http://karyatulisilmiah2.blogspot.com/2012/09/paper-contoh-paper-membuat-paper.html

(diakses tanggal 9 oktober 2013)

TUGAS PAPER PENGHANTAR ILMU KELAUTAN

OLEH : Ilmu Kelautan :


I Dewa Gede Alit Sujana Luh Putu Ayu Depi Nurcahyani Made Sudharma Yasa Manajamen Sumber Daya Perairan : Hendy (0000000000) (1314511039) (1314511056) ( 1314511000)

Anda mungkin juga menyukai