Anda di halaman 1dari 5

1. PENGKAJIAN a. Anamnesis Riwayat Penyakit 1) Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama.

Agen penyebab lain adalah rubella, influenza atau chicken pox. 2) Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes mellitus dengan ketergantungan pada insulin. 3) Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga gizi ibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok. 4) Proses kelahiran atau secara alami atau adanya faktor-faktor memperlama proses persalinan, penggunaan alat seperti vakum untuk membantu kelahiran atau ibu harus dilakukan SC. 5) Riwayat keturunan, dengan rnemperhatikan adanya anggota keluarga lain yang juga mengalami kelainan jantung, untuk mengkaji adanya factor genetik yang menunjang. 6) Riwayat pertumbuhan, biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit. 7) Riwayat psikososial/ perkembangan : Kemungkinan mengalami masalah perkembangan. Mekanisme koping anak/ keluarga. Pengalaman hospitalisasi sebelumnya. b. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan pengkajian fisik yang dilakukan terhadap pasien yang menderita penyakit jantung padaumumnya. Secara spesifik data yang dapat ditemukan dari hasil pengkajian fisik pada penyakit jantung congenital ini adalah: 1) Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktivitas terbatas). 2) Observasi adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), cedera tungkai, hepatomegali. 3) Observasi adanya hipoksia kronis : clubbing finger. 4) Observasi adanya hiperemia pada ujung jari. 5) Observasi pola makan, pola pertambahan berat badan. 6) Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang.

7) Observasi apakah anak terlihat pucat, banyak keringat bercucuran, ujungujung jari hiperemik 8) Observasi diameter dada bertambah, sering terlihat benjolan dada kiri. 9) Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intrakostal dan region epigastrium. 10) Observasi apakah anak; pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan kebutuhan terhadap O2 tidak terpenuhi ditandai dengan adanya murmur sistolik yang terdengar pada batas kiri sternum. 11) Observasi apakah ada kenaikan tekanan darah. Tekanan darah lebih tinggi pada lengan daripada kaki. Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal dan temporal. 12) Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress. 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, perubahan tekanan jantung. b. Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan peningkatan resistensi vaskuler paru, kongesti pulmonal. c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia miokard. d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori. e. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak

adekuatnya suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan. f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan, ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke jaringan. g. Peningkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan kongestif vena, penurunan fungsi ginjal. h. Kurang pengetahuan ibu tentang keadaan anaknya berhubungan dengan kurangnya inforrnasi. i. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga tentang diagnosis/prognosis penyakit anak.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN a. Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, perubahan tekanan jantung. Tujuan : Pasien dapat mentoleransi gejala-gejala yang ditimbulkan akibat penurunan curah jantung, dan setelah dilakukan tindakan keperawatan terjadi peningkatan curah jantung sehingga keadaan normal. Kriteria Hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung/ cardiac output. Intervensi Bina hubungan saling percaya (BHSP) dengan pasien dan keluarga pasien. Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien tentang cardiac output. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam Informasikan tentang dan anjurkan istirahat Rasional Menciptakan suasana yang kondusif dan bersahabat. Lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat. Permulaan terjadinya gangguan pada jantung akan ada perubahan pada tanda-tanda vital seperti pernafasan menjadi cepat, peningkatan suhu, nadi tambahan nasal/masker meningkat, peningkatan tekanan

pentingnya

yang adekuat. Berikan dengan oksigen kanula

darah, semuanya dapat cepat dideteksi untuk penanganan lebih lanjut.

sesuai indikasi. Monitor seperti tanda-tanda gelisah, CHF

Istirahat

yang

adekuat

dapat

takikardi,

meminimalkan kerja dari jantung dan dapat mempertahankan energi yang ada. Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokord dan untuk

tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali. Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian tindakan

melawan efek hipoksia/iskemia Untuk mengetahui sejauhmana tingkat kegawatan dari anak serta diperlukan

farmakologis berupa digitalis dan digoxin

dalam mendeteksi untuk penanganan lebih lanjut mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, dan digoksin kontraksi

meningkatkan

kekuatan

miokard dan memperlambat frekuensi jantung dengan menurunkan konduksi dan memperlambat periode refraktori pada hubungan AV untuk

meningkatkan efisiensi curah jantung.

b. Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan peningkatan resistensi vaskuler paru, kongesti pulmonal. Tujuan Kriteria hasil : Tidak terjadi ketidakefektitan pola nafas. : Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru dan efektif pola nafasnya Intervensi Berikan health education pada pasien dan keluarga pasien tentang cardiac output. Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman serta upaya pernafasan. Observasi penyimpangan dada, penurunan ekspansi paru atau ketidaksimetrisan dada. Observasi ulang laporan foto thorax dan pemeriksaan gerakan catat Rasional Lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga kooperatif pelaksanaan perawat Pengenalan dini dan pengobatan ventilasi abnormal dapat pasien dalam yang serta lebih

tindakan dilakukan

mencegah komplikasi. Udara atau cairan pada area pleura mencegah ekspansi

lengkap (biasanya satu sisi) dan memerlukan pengkajian lanjut status ventilasi.

laboratorium GDA, Hb sesuai indikasi Minimalkan menangis atau

Pantau

keefektifan

terapi

aktifitas yang meningkat pada

pernafasan dan catat terjadinya

anak.

komplikasi Menangis pernafasan meningkatkan. akan menyebabkan anak akan

Anda mungkin juga menyukai