Anda di halaman 1dari 23

BAB I Landasan Teori A.

Pengertian Gangguan peredaran darah di otak (GPDO) atau dikenal dengan CVA (cerebro vascular accident) adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu. Hemoragik terjadi bila pembuluh darah di dalam otak pecah. Otak sangat sensitif terhadap perdarahan, dan kerusakan dapat terjadi dengan sangat cepat. Pendarahan di dalam otak dapat mengganggu jaringan otak, sehinga menyebabkan pembengkakan, mengumpul menjadi sebuah massa yang disebut hematoma. Pendarahan juga meningkatkan tekanan pada otak dan menekan tulang tengkorak. Stroke hemoragik dikelompokkan menurut lokasi pembuluh darah : 1. Intracerebral hemoragik, pendarahan terjadi di dalam otak. 2. Subarachnoid hemoragik, pendarahan di daerah antara otak dan jaringan tipis yang menutupi otak. Stroke hemoragik paling sering disebabkan oleh tekanan darah tinggi, yang menekankan dinding arteri sampai pecah. Penyebab lain terjadinya stroke hemoragik adalah : 1. Aneurisma, yang membuat titik lemah dalam dinding arteri, yang akhirnya dapat pecah. 2. Hubungan abnormal antara arteri dan vena, seperti kelainan arterio venosa. 3. Kanker, terutama kanker yang menyebar ke otak dari organ jauh seperti payudara, kulit, dan tiroid. 4. Cerebral amyloid angiopathy, yang membentuk protein amiloid dalam dinding arteri di otak, yang membuat kemungkinan terjadi stroke lebih besar. 5. Kondisi atau obat (seperti aspirin atau warfarin). 6. Overdosis narkoba, seperti kokain.

B. Tanda Dan Gejala Gejala stroke hemoragik bervariasi tergantung pada lokasi pendarahan dan jumlah jaringan otak yang terkena. Gejala biasanya muncul tiba-tiba, tanpa peringatan, dan sering

selama aktivitas. Gejala mungkin sering muncul dan menghilang, atau perlahan-lahan menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Gejala stroke hemoragik bisa meliputi: 1. Perubahan tingkat kesadaran (mengantuk, letih, apatis, koma). 2. Kesulitan berbicara atau memahami orang lain. 3. Kesulitan menelan. 4. Kesulitan menulis atau membaca. 5. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur, membungkuk, batuk, atau kadang terjadi secara tiba-tiba. 6. Kehilangan koordinasi. 7. Kehilangan keseimbangan. 8. Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan menggerakkan salah satu bagian tubuh, atau penurunan keterampilan motorik. 9. Mual atau muntah. 10. Kejang. 11. Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti penurunan sensasi, baal atau kesemutan. 12. Kelemahan pada salah satu bagian tubuh. 13. Perubahan visi (penurunan visi, atau kehilangan semua atau salah satu bagian dari visi).

C. Patofisiologi Menurut Sylvia A. Price (2005) dan Smeltzer C. Suzanne (2001), stroke infark disebabkan oleh trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak) dan embolisme serebral (bekuan darah atau material lain). Stroke infark yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan disuatu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk didalam suatu pembuluh otak atau pembuluh organ distal. Pada trombus vaskular distal, bekuan dapat terlepas atau mungkin terbentuk dalam suatu organ seperti jantung dan kemudian dibawa melalui sistem arteri ke otak sebagai suatu embolus. Sumbatan di arteri karotis interna sering mengalami pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan atau stenosis. Apabila stenosis mencapai suatu tingkat kritis tertentu, maka meningkatnya turbulensi disekitar penyumbatan akan

menyebabkan penurunan tajam kecepatan aliran darah ke otak akibatnya perfusi otak akan menurun dan terjadi nekrosis jaringan otak. Faktor risiko utama pada stroke antara lain hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, TIA (Transient Ischemic attack), kadar lemak dalam darah yang tinggi, dan lainlain. Adapun manifestasi klinis pada klien dengan stroke yaitu kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis) yang timbul mendadak, perubahan status mental (delirium, stupor, atau koma), afasia (bicara tidak lancar, kurang ucapan atau kesulitan memahami ucapan), disartia (bicara pelo atau cadel), gangguan penglihatan diplopia, mual, muntah dan nyeri kepala. Komplikasi stroke meliputi hipoksia serebral, penurunan aliran darah serebral dan luasnya area cedera yang dapat mengakibatkan perubahan pada aliran darah serebral sehingga ketersediaan oksigen ke otak menjadi berkurang dan akan menimbulkan kematian jaringan otak.

D. Pathways :
STROKE

Hemoragik Pecah Pembuluh Darah Otak

Perfusi Jaringan Otak

ISKEMIA

Metabolisme Anaerob

Aktifitas Elektrolit Terganggu

Asidosis Metabolik

As Laktat

Pompa Na dan K gagal

Vasodilatasi Pembuluh Darah

EDEMA OTAK

TIK Jaringan mengalami reaksi dan pergeseran sensasi nyeri Kerusakan Sel Neuron Nyeri kepala Fungsi Saraf Gangguan Pola Istirahat Tidur

Perfusi Jaringan Nekrosis Jaringan Otak

Kesadaran Fungsi otak sfingter tidak berfungsi dengan normal

Saraf Motorik Gangguan Pola Eliminasi Kelemahan/ Kelumpuhan Immobilisasi

Saraf sensorik

Intoleransi Aktivitas

Gangguan Pola Interaksi

E. Faktor-Faktor Resiko 1. Hipertensi 2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif) 3. Kolesterol tinggi 4. Obesitas 5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral) 6. Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi) 7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan kadar estrogen tinggi) 8. penyalahgunaan obat ( kokain) 9. konsumsi alkohol

F. Pemeriksaan Penunjang 1. CT Scan Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark 2. Angiografi serebral Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri 3. Pungsi Lumbal menunjukan adanya tekanan normal tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan 4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik. 5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik 6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena 7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal

G. Penatalaksaan Medis 1. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral 2. Anti koagulan : mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi

H. Penatalaksanaan Keperawatan Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada klien dengan stroke infark perlu dilakukan pengkajian yang lebih menyeluruh dan mendalam dari berbagai aspek yang ada sehingga dapat ditemukan masalah-masalah yang ada pada klien dengan stroke infark. Pengkajian pada klien stroke infark menurut Tuti Pharia, dkk (1996), Doenges (1999) dan Lynda Juall (2006) adalah sebagai berikut : 1. Aktivitas / istirahat Gejala : merasa kesulitan dalam melakukan aktifitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis ( hemiplegi ), merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat. Tanda : gangguan tonus otot, paralitik (hemiplegia), kelemahan umum, gangguan penglihatan dan gangguan tingkatan kesadaran. 2. Sirkulasi Gejala : adanya penyakit jantung, polisitemia Tanda : hipertensi arterial, frekuensi nadi dapat bervariasi, distrimia, perubahan EKG 3. Integritas Ego Gejala : perasaan tidak berdaya dan putus asa. Tanda : emosi yang labil, ketidaksiapan untuk marah , sedih, gembira dan kesulitan untuk mengekspresikan diri. 4. Eliminasi Gejala : perubahan pola kemih, distensi abdomen, bising usus negatif. 5. Makan / Minum Gejala : nafsu makan hilang, mual muntah, kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan, disfagia, ada riwayat diabetes mellitus, peningkatan lemak dalam darah. Tanda : kesulitan menelan, obesitas. 6. Neurosensori Gejala : pusing, sakit kepala, kelemahan/kesemutan, kebas, penglihatan menurun, penglihatan ganda, gangguan rasa pengecapan dan penciuman. Tanda : gangguan fungsi kognitif, kelemahan/paralisis, afasia, kehilangan

kemampuan untuk mengenali/menghayati rangsangan visual, pendengaran, kekakuan muka dan kejang. 7. Nyeri / Kenyamanan Gejala : sakit kepala Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot 8. Pernafasan Gejala : merokok Tanda : ketidak mampuan menelan / batuk / tambatan jalan nafas, pernafasan sulit, suara nafas terdengar ronkhi. 9. Keamanan Tanda : masalah dengan penglihatan, tidak mampu mengenali objek, gangguan regulasi suhu tubuh, kesulitan dalam menelan, perhatian sedikit terhadap keamanan. 10. Interaksi sosial. Tanda : masalah bicara, ketidak mampuan untuk berkomunikasi

11. Penyuluhan / Pembelajaran Gejala : adanya riwayat hipertensi pada keluarga dan stroke Penatalaksanaan keperawatan pada klien dengan stroke infark bertujuan untuk mencegah keadaan yang lebih buruk dan komplikasi yang dapat ditimbulkan. Untuk itu dalam merawat pasien stroke perlu diperhatikan faktor-faktor kritis seperti mengkaji status pernafasan, mengobservasi tanda-tanda vital, memantau fungsi usus dan kandung kemih, melakukan kateterisasi kandung kemih, dan mempertahankan tirah baring.

BAB II Manajemen Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama Umur Alamat Sumber informasi Tanggal Masuk RS Tanggal pengkajian : Ny. D : 60 tahun : Desa Jongok Meluem : Tn. A : 14 Desember 2013 : 19 Desember 2013

Keluarga terdekat yang dihubungi : Anak Pasien Status perkawinan Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Lama bekerja : Kawin : Islam : Gayo : SMP/Sederajat : Tani : 30 tahun

2. Status kesehatan saat ini a. Alasan kunjungan/keluhan utama : penurunan kesadaran, kelemahan b. Faktor pencetus : adanya riwayat hipertensi. c. Lamanya keluhan : 1 hari sebelum masuk RS d. Timbulnya keluhan : [ ] Bertahap [ ] Mendadak

e. Faktor yang memperberat : jika klien mengalami peningkatan TD f. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : Oleh orang lain : di bawa ke RS g. Diagnosa Medik : Stroke Hemoragic

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu 1) Penyakit yang pernah dialami. a. b. c. Kanakkanak : batuk, demam. Kecelakaan : Klien tidak pernah mengalami kecelakaan Pernah dirawat penyakit : pasien hanya periksa di Bidan Desa jika hipertensi

2) Pola nutrisi : Frekwensi makan BB Tinggi badan Jenis makanan Makanan yang disukai Makanan pantangan Nafsu makan : 3 x / hari : 60 kg : 163 cm : Nasi putih, ikan, sayur. (keterangan dari keluarga) : Nasi goreng (keterangan dari keluarga) : Tidak ada makanan pantangan (keterangan dari keluarga) : ( ) Baik ( ) Sedang alasan :mual/muntah/sariawan : os memakai sonde ( ) Kurang alasan 3) Pola Eliminasi :

a. Buang air besar Frekwensi Waktu Warna Konsistensi : 1x/hari : pagi hari : coklat : Padat penggunaan pencahar : -

b. Buang air kecil Frekwensi Warna Bau : terpasang cateter 50 cc/jam : Kuning pekat : spesifik urine : klien tidur pada malam hari mulai jam 22.00 wib 05.00 wib : 6 - 7 jam/hari :: ( ) menjelang tidur

4) Pola tidur dan istirahat : Waktu tidur ( jam ) Lama tidur/hari Kebiasaan pengantar tidur Kesulitan dalam hal tidur

( ( 5) Pola aktivitas dan latihan : a. Kegiatan dalam pekerjaan b. Olahraga Jenis Frekwensi

) Sering/mudah terbangun ) merasa tidak puas setelah bangun tidur

: Pasien hanya dirumah karena usia pasien sudah lanjut : ::: istirahat

c. Kegiatan diwaktu luang ( ) pergerakan tubuh ( ) mandi

d. Kesulitan/keluhan dalam hal :

( ) mengenakan pakaian () bersolek ( ) berjabat ( ) sesak nafas setelah melakukan aktifitas () Mudah merasa lelah

6) Pola bekerja : a. Jenis pekerjaan b. Jumlah jam kerja c. Jadwal kerja d. Lain lain : pasien dirumah saja : Pasien tidak bekerja ::Lamanya : Lamanya :

4. Riwayat lingkungan Kebersihan Bahaya Polusi

: Lingkungan rumah selalu dibersihkan. : Tidak ada situasi yang dapat membayakan klien di Lingkungan rumah. : Tidak ada polusi udara disekitar rumah klien

5. Pengkajian Fisik : kesadaran koma GCS 3 TD : 143/71 mmhg

HR : 85 X/m RR : 24X/m Temp : 37,4 C saturasi 02 ; 78 % Kepala Bentuk Keluhan yang berhubungan Pusing/sakit kepala Mata : Ukuran pupil : anisokhor : : lonjong : tak ada keluhan : tak ada keluhan

Reaksi terhadap cahaya : ada reaksi terhadap cahaya Konjungtiva Hidung : tidak ada anemis

: tak ada keluhan

Mulut dan tenggorokan : tak ada keluhan Pernafasan : Suara paru : ronchi pada kedua paru Pola nafas : irreguler Sirkulasi : Nadi perifer : cepat dan lemah Capilary repling : normal Suara Jantung : lup dup Suara jantung tambahan : murmur Perubahan warna ( Kulit, kuku, bibir dll ) : pucat Keadaan ekstremitas : kelemahan, agak dingin Nutrisi : Jenis diet : sonde 2000 kalori Intake cairan : IVFD R SOL 20 tts/i, Nacl 0,9 % 10 tts/m Eliminasi : Cateter : 50 cc/ jam Reproduksi : Tak dikaji Neurologi : Tingkat kesadaran : Coma Pola latihan gerak : ROM pasif Kulit :

Warna : sawo matang

Intregitas : kurang baik Turgor : baik Data laboratorium : Darah lengkap Pemeriksaan Cholesrrol Trigliserida HDL LDL Hasil 277 mg/dl 104 mg/dl 73 mg/dl 183 mg/dl Normal 0-200 0-200 0-35 0-130

Hasil Pemeriksaan Diagnostik : Head CT Scan : infark didaerah basal ganglia kanan dan perifentrikuler kiri, juga tampak mild cerebral atrofi

Pengobatan : Bedrest total Diet sonde 2000 kalori IVFD RL 20 tts/I, Nacl 0,9 % 10 tts/m Cateter terpasang urin 50 cc/ jam Inj. Cefotaxime 1 gr/8jam ( 16,00,06 ) Inj. Ranitidine 1 amp/12jam (16, 04 ) Inj. Citicolin 1 amp/12jam (16, 04 ) Captopril 3x 25mg ( 05, 13, 21 ) Asam asetil salicilat 1x80mg ( 16 )

B. Analisa Data No. 1. DS : DO : kesadaran coma, GCS 3 Vital sign : TD : 143/71 mmHg, HR :85 x/m, RR : 24x/m, Temp : 36 C Saturasi 02 : 78 % Sungkup O2 terpasang 3 ltr/m Hasil Ct scan : infark didaerah basal ganglia kanan dan perifentrikuler kiri, juga tampak mild cerebral atrofi 2. DS DO : 3. tingkat kesadaran koma,GCS:3 bedrest total :Kurang informasi :Kelemahan, penurunan kesadaran Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit Kurang pengetahuan Data Etiologi Gangguan oklusi Masalah Perubahan perfusi jaringan cerebral

DS DO :

keluarga sering bertanya tentang penyakit dan prosedur pengobatan

Ds : Do : terpasang NGT kelemahan BB menurun Produksi sputum meningkat

Intake tidak adekuat

Resiko tinggi terhadap gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

C. Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan perfusi jaringan cerebral b/dermis gangguan oklusi d/d kesadaran koma GCS 3, TD : 143/71 mmhg, HR : 85X/m, RR :24X/m, Temp :36C, saturasi 02:78 %, sungkup O2 terpasang 3 ltr/m, hasil Ct scan : infark didaerah basal gangli kanan dan perifentrikuler kiri, juga tampak mild cerebral atrofi 2. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d kelemahan d/d tingkat kesadaran koma, bedrest total 3. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi d/d keluarga sering bertanya tentang penyakit dan prosedur pengobatan 4. Resiko tinggi terhadap gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Intake tidak adekuat d/d terpasang NGT, kelemahan, BB menurun, Produksi sputum meningkat

Perencanaan Keperawatan Nama Umur Diagnosa medis Ruangan : Ny. D : 60 thn : Stroke Hemoragi : ICU

NO 1

Diagnose Keperawatan Perubahan jaringan gangguan

Tujuan/Kriteria Hasil

Rencana Keperawtan Intervensi Mandiri Kaji/ pantau tingkat Mengetahui status neurologi. kecenderungan kesadaran Pantau tanda- tanda Variasi mungkin terjadi vital oleh karena tekanan pada daerah vasomotor otak Evaluasi pupil dan Reaksi untuk apakah masih tidak Letakkan kepala pada Menurunkan posisi agak arteri meningkatkan dan tekanan dengan drainase pupil berguna tingkat Rasional

perfusi Tujuan : cerebral oklusi

b/d Setelah diberikan d/d asuhan

kesadaran koma GCS 3, keperawatan TD : 143/71 mmhg, HR : selama 2x24 jam 85X/m, Temp RR :36C, :24X/m, diharapkan Perfusi saturasi jaringan cerebral

02:78 %, sungkup O2 kembali normal terpasang 3 ltr/m, hasil Ct scan : infark didaerah KH : tanda- tamda basal gangli kanan dan vital dalam batas perifentrikuler kiri, juga normal, tampak atrofi mild cerebral normal. TD:120/80 mmHg RR: 22x/i Pols: 80x/i T : 36.5 C GCS : 13-15
0

catat ukuran, bentuk dan reaksi terhadap cahaya

menentukan batang berfungsi otak atau

GCS

ditinggikan dan dalam posisi anatomis

meningkatkan

sirkulasi/ perfusi serebral Kolaborasi Berikan indikasi Berikan obat anti hipertensi Membantu Mencegah saat embolus vasodilatasi 02 sesuai Menurunkan hipoksia

(Captopril), anti trombosit.(asam

pembuluh darah pembekuan

acetil salicilat) Berikan infuse (RL Mempertahankan volume dan Nacl 0,9 %) 2 Resiko tinggi terhadap Tujuan : sirkulasi

Mandiri
Ubah posisi setiap 2 Menurunkan jam terjadinya resiko trauma/

kerusakan integritas kulit Setelah diberikan b/d kelemahan d/d tingkat asuhan kesadaran koma, bedrest keperawatan total selama 2x24 jam diharapkan Kerusakan integritas tidak terjadi kulit

iskemia jaringan yang dapat kerusakan (dekubitus) Lakukan latihan Meningkatkan kontraktur Tinggikan tangan dan kepala Bantu dlm pemenuhan Meningkatkan aliran balik vena memenuhi klien dan sirkulasi menimbulkan pada kulit

rentang gerak pasif

dan membantu mencegah

KH : kulit tetap utuh, dekubitus tidak terjadi

ADL (makan minum, Untuk BAB/BAK, mandi) kebutuhan membantu terjadinya kulit

mencegah kelembaban

Kurang pengetahuan b/d Tujuan: kurang informasi

Mandiri Diskusikan keadaan Meningkatkan pemahaman terhadap

d/d Setelah diberikan dan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan Keluarga memiliki pengetahuan tentang penyakit

keluarga sering bertanya asuhan tentang penyakit

patologis yang dialami klien rencana memenuhi

keadaan dan kebutuhan saat ini

prosedur pengobatan

Diskusikan untuk

Berbagai tingkat bantuan mungkin berdasarakan kebutuhan individual diperlukan pada secara

kebutuhan klien

dan pengobatan penjalasan

Berikan

Merupakan

suatu

hal

Kh : mengerti penyakit

keluarga tentang dan

mengenai perawatan pengobatan

prosedur dan

yang

penting

pada

kemajuan komplikasi

pemulihan

pengobatan 4 Resiko tinggi terhadap Tujuan : gangguan pola Mandiri : kaji kebiasaan diet, masukan makanan Untuk mengetahui intake nutrisi tidaknya adekuat atau nutrisi Setelah perawatan jam tidak pada

kurang dari kebutuhan 1x24 tubuh b/d Intake tidak diharapkan adekuat NGT, d/d

saat ini. Catat derajat kesulitan makan Berikan makan porsi kecil dan sering

terpasang terjadi perubahan BB nutrisi

kelemahan,

Tindakan

ini

dapat masukan

menurun,

Produksi pasien.

meningkatkan

sputum meningkat KH : - Menunjukkan peningkatann nafsu makan - Menunjukan peningkatan berat badan Timbang berat badan sesuai indikasi

meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali Berguna menentukan untuk kalori,

menyusun tujuan berat badan dan evaluasi rencana

keadekuatan nutrisi kolaborasi Konsul ahli gizi untuk memberikan makanan yang mudah dicerna Metode kebutuhan

makan

dan kalori

diadasarkan pada situsai makanan yang diberikan

Catatan Perkembangan

Nama Pasien Umur

: Ny.D : 60 Tahun

Dx. Medis Ruangan

: Stroke Hemoragi : ICU

NO.Dx KEP

TGL/ JAM 19 januari 2013 Mandiri:

IMPLEMENTASI

EVALUASI

08.00

Mengkaji/memantau neurologi.

tingkat

status S: O: kesadaran koma ( GCS 3 )

08.15 08.30

Memantau tanda- tanda vital Mengevaluasi pupil dan

08.40

mencatat vital sign TD : 140/60 mmhg, ukuran, bentuk dan reaksi terhadap HR:92X/m, cahaya RR:21X/m, Meletakkan kepala pada posisi agak ditinggikan dan dalam posisi anatomis Temp:37,4C, Saturasi 02 ; 71 %

Kolaborasi 08.50

Memberikan 02 sesuai indikasi Memberikan obat


anti hipertensi (Captopril), anti trombosit.(asam acetil salicilat)

A: masalah belum Teratasi

09.00 09.00 09.15 II 09.30 09.40 10.00 10:15

P: intervensi dilanjutkan

Memberikan infuse (RL dan Nacl 0,9 %) Mengubah posisi Melakukan latihan rentang gerak pasif Meninggikan tangan dan kepala Membantu dalam pemenuhan ADL A :masalah belum teratasi S: O :tidak tampak adanya kerusakan integritas kulit

(makan minum, BAB/BAK, mandi)

P :intervensi dilanjutkan

III

10:30

Mendiskusikan keadaan patologis yang S: keluarga memiliki dialami klien pengetahuan yang cukup mengenai penyakit dan penjelasan mengenai pengobatan

10:40

Mendiskusikan rencana untuk memenuhi kebutuhan klien

10.50

Memberikan

prosedur perawatan dan pengobatan O:mau mengikuti Instruksi

A:masalah teratasi

P:observasi selanjutnya

IV 11:00

Mandiri : kaji kebiasaan diet, ini. masukan S : pasien coma O: Berat meningkat badan

makanan saat kesulitan makan 11:30 12:00

Catat derajat

Berikan makan porsi kecil dan sering Timbang berat badan sesuai indikasi

Kolaborasi 12:30 Konsul ahli gizi untuk memberikan makanan yang mudah dicerna

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

20 Januari 2013 08.00

Mandiri:

S:

Mengkaji / memantau tingkat status O: tidak tampak adanya kerusaka integritas kulit neurologi. Memantau tanda- tanda vital Mengevaluasi pupil dan mencatat A:masalah belum teratasi P:intervensi dilanjutkan

08.15 08.30

ukuran, bentuk dan reaksi terhadap cahaya 08.40

Meletakkan kepala pada posisi agak ditinggikan dan dalam posisi anatomis

Kolaborasi 08.50

Memberikan 02 sesuai indikasi


Memberikan obat anti hipertensi (Captopril), anti trombosit.(asam acetil salicilat)

09.00 09.00 09.15 II


09.30 09.40

Memberikan infuse (RL dan Nacl 0,9 %) Mengubah posisi Melakukan latihan rentang gerak pasif Meninggikan tangan dan kepala Membantu dalam pemenuhan ADL S: O:kesadaran koma ( GCS 3 ), vital sign 90/ 60 mmhg, HR:92X/m, RR:21X/m, Temp:37,4C, Saturasi 02 ; 71 %

10.00 12.00

(makan minum, BAB/BAK, mandi

A:masalah belum Teratasi

P: intervensi dilanjutkan I
21 Januari 2013

Mandiri:
Mengkaji / memantau tingkat status S : neurologi. sudah pasien mengatakan bisa menggerakan

08.00

08.15

Memantau tanda- tanda vital

tubuhnya

08.30

Mengevaluasi

pupil

dan

mencatat O :

ukuran, bentuk dan reaksi terhadap TD:130/80 mmHg cahaya 08.40

RR: 22x/i T : 36.50C GCS : 14

Meletakkan kepala pada posisi agak Pols: 80x/i ditinggikan dan dalam posisi anatomis

Kolaborasi 08.50

Memberikan 02 sesuai indikasi


Memberikan obat anti hipertensi (Captopril), anti trombosit.(asam acetil salicilat)

A : masalah teratasi

09.00 09.00 09.15 II


09.30 09.40

P : intervensi dihentikan

Memberikan infuse (RL dan Nacl 0,9 %) Mengubah posisi Melakukan latihan rentang gerak pasif Meninggikan tangan dan kepala Membantu dalam pemenuhan ADL O : S : pasien tidak merasa gatal-gatal

10.00 12.00

(makan minum, BAB/BAK, mandi

dikubitus tidak terjadi turgor kulit bagus

A : maslah teratasi

P : intervensi dihentikan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan a. Pada tahap pengkajian penulis melakukan pendekatan terhadap pasien dan keluarga sehingga data yang mencakup bio, psiko, sosial, dan spiritual dapat dikumpulkan dengan baik. b. Pada tahap diagnosa keperawatan penulis menemukan tiga diagosa pada Tn. T yaitu: Perubahan perfusi jaringan cerebral, Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit , Kurang pengetahuan c. Pada tahap perencanaan penulis memfokuskan pada rencana tindakan sesuai dengan masalah dan kondisi klien. d. Pada tahap pelaksanaan penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. e. Pada tahap evaluasi penulis melakukan penilaian terhadap implementasi yang telah dilakukan.

B. Saran 1. Diharapkan pada pasien yang mengalami tanda dan gejala stroke supaya secepatnya memeriksakan diri ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan. 2. Kepada perawat untuk lebih memperhatikan dalam perawatan untuk mencegah komplikasi. 3. Diharapkan sebelum pulang keluarganya diberi pendidikan kesehatan meningkatkan derajat kesehatan.

Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8,vol 3. Jakarta : EGC Hudak & Gallo. 1996. Keperawatan Kritis,edisi VI,Volume 2. Jakarta : EGC Lumbantobing. 1994. Stroke. Jakarta : EGC Doenges. M.E; moorhouse. M.F; Geissller.A.C (1999). Rencanana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien . Edisi 3. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai