Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS LUKA BAKAR

Supervisor: dr. Edwin Saleh Siregar Sp.B


Disediakan oleh: Girtheekaadevy Joelyn Fatima Tharmini Ravi Kalai Selvie Ahmad Fadhli Sakri Muhammad Shamill Abdur Rahman Desi Yustra Sari Dewi Kalaivani Alagapan 080100281 080100283 080100290 080100434 080100055 080100274 080100292 080100374 080100404

BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Api

Air panas

kerusakan atau hilangnya jaringan

Bahan kimia

Listrik

Luka bakar
Radiasi

angka morbiditas dan mortalitas tinggi

penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok ) sampai fase lanjut

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI DAN HISTOLOGI KULIT

EPIDERMIS
Stratum Korneum Stratum Lusidum Stratum Granulosum Stratum Spinosum Stratum Basale

DERMIS
Lapisan papiler Lapisan retikuler

SUBKUTIS

LUKA BAKAR DEFINISI DAN ETIOLOGI


Luka

bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas Luka bakar berdasarkan penyebab dibedakan atas:

Luka bakar karena api Luka bakar karena air panas Luka bakar karena listrik dan petir Luka bakar karena bahan kimia ( yang bersifat asam atau basa kuat ) Luka bakar karena radiasi Cedera akibat suhu sangat rendah ( frost bite )

LUKA BAKAR PATOFISIOLOGI

Area luka bakar dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona koagulasi, zona stasis dan zona hyperemic
A.

ZONA KERUSAKAN JARINGAN

B.

C.

Zona Koagulasi Daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) akibat pengaruh panas Zona Statis Daerah yang berada langsung di luar zona koagulasi terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga terjadi gangguan perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan permeabilitas kapiler dan respons inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan Zona Hiperemi Daerah di luar zona statis mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi seluler

LUKA BAKAR
1.
1. 2.

Fase awal

PATOFISIOLOGI: FASE LUKA BAKAR

gangguan saluran nafas karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit, akibat cedera termis yang bersifat sistemik.

2.
1.

Fase setelah syok berakhir / diatasi / fase subakut


Fase ini berlangsung setelah syok berakhir / dapat di atasi. Akan menyebabkan terjadinya: 1. Proses inflamasi SIRS 2. Infeksi sepsis 3. Proses penguapan cairan tubuh disertai panas / energi (evaporative heat loss) perubahan dan gangguan proses metabolisme.

3.
1. 2.

Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi Masalah pada fase ini adalah timbul penyulit dari luka bakar berupa parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain yang terjadi karena kerapuhan jaringan atau organ-organ stuktural

LUKA BAKAR KLASIFIKASI

Luka bakar derajat satu


Luka bakar derajat dua


luka bakar superfisial dengan kerusakan pada lapisan epidermis. Tampak eritema. Tidak terdapat bula nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis dan sebagian dermis dibawahnya ditandai dengan nyeri bercak-bercak berwarna merah muda dan basah pembentukan blister atau lepuh Dibedakan menjadi 2 (dua): 2,3

a. Derajat II dangkal (superfisial)


b. Derajat II dalam (deep)

kerusakan mengenai sebagian superfisial dari dermis apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea masih utuh kerusakan mengenai hampir saluruh bagian dermis apendises kulit sperti folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea sebagian masih utuh.

Luka bakar derajat tiga


kerusakan pada seluruh ketebalan kulit tampak berwarna putih seperti mutiara dan biasnya tidak melepuh, tampak kering dan biasanya relatif anestetik. Dalam beberapa hari, luka bakar semacam itu akan membentuk eschar berwarna hitam, keras, tegang dan tebal

LUKA BAKAR KLASIFIKASI

PERHITUNGAN LUAS LUKA BAKAR


Palmar

surface

Luas permukaan pada telapak tangan pasien 0,8% dari seluruh luas permukaan tubuh digunakan untuk mengukur luka bakar yang kecil Untuk luka bakar dengan ukuran sedang, pengukuran dengan cara ini tidak akurat

PERHITUNGAN LUAS LUKA BAKAR


Wallace

Nines

Rule of

Merupakan cara yang baik dan cepat untuk mengukur luas luka bakar Tubuh dibagi menjadi area sembilan persen, dan total daerah yang terkena luka bakar dapat dihitung

PERHITUNGAN LUAS LUKA BAKAR

Lund and Bowder Chart

Tabel ini apabila digunakan dengan benar merupakan cara yang paling akurat Tabel ini mengkompensasi variasi bentuk tubuh dengan umur, sehingga dapat memberikan perhitungan luas luka bakar yang akurat pada anakanak

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hitung jenis Kimia darah Analisa gas darah dengan carboxyhemoglobin Analisis urin Creatinin Phosphokinase dan myoglobin urin ( Luka bakar listrik) Pemeriksaan faktor pembekuan darah ( BT, CT) Foto thoraks : untuk mengetahui apakah ada kerusakan akibat luka bakar inhalasi atau adanya trauma dan indikasi pemasangan intubasi CT scan : mengetahui adanya trauma

Lab darah

Radiologi

Tes lain

fiberoptic bronchoscopy ( luka bakar inhalasi )

PENATALAKSANAAN

Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka akibat trauma yang lainABC (Airway Breathing Circulation) pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar pada survey sekunder Resusitasi Cairan Analgetik Antimikroba Perawatan Luka Bakar Penggantian Darah Nutrisi

PENATALAKSANAAN

Resusitasi cairan

Tujuan utama dari resusitasi cairan adalah untuk menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan tanpa menimbulkan edema. Kehilangan cairan terbesar adalah pada 4 jam pertama terjadinya luka dan akumulasi maksimum edema adalah pada 24 jam pertama setelah luka bakar Cairan infus cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl 0,9%/normal Saline) Kristaloid dengan dekstrosa (gula) bayi dengan luka bakar formula Parkland yaitu:

[3-4 cc x berat badan (kg) x %TBSA] + cairan rumatan (maintenance per 24 jam). Cairan rumatan adalah 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (11-20kg) dan 1cc/kgBB untuk tiap kg diatas 20 kg Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x %TBSA) diberikan setengahnya dalam 8 jam pertama setengah sisanya dalam 16 jam berikutnya Pengawasan kecukupan cairan yang diberikan dapat dilihat dari produksi urin yaitu 0,5-1cc/kgBB/jam

PENATALAKSANAAN

Perawatan Luka Bakar

Pilihan penutupan luka sesuai dengan derajat luka bakar

Luka bakar derajat I


Luka bakar derajat II (superfisial )


Luka seperti ini tidak perlu di balut cukup dengan pemberian salep antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan kulit Bila perlu dapat diberi NSAID (Ibuprofen, Acetaminophen) untuk mengatasi rasa sakit dan pembengkakan Perlu perawatan luka setiap harinya, pertama-tama luka diolesi dengan salep antibiotik kemudian dibalut dengan perban katun dibalut lagi dengan perban elastik Pilihan lain luka dapat ditutup dengan penutup luka
(Xenograft (pig skin) Allograft (homograft, cadaver skin) ) bahan sintetis (opsite, biobrane, transcyte, integra)

Luka derajat II ( dalam ) dan luka derajat III


Perlu dilakukan eksisi awal dan cangkok kulit (early exicision and grafting ) Dengan metode ini eschar di angkat secara operatif kemudian luka ditutup dengan cangkok kulit (autograft atau allograft ) setelah terjadi penyembuhan, graft akan terkelupas dengan sendirinya.

PENATALAKSANAAN

FLOWCHART DARI PENANGANAN LUKA


EARLIER PERIOD ( 1 6 HARI ) Blister di pungsi , kulitnya dibiarkan utuh. Beri MEBO pd luka setebal 0,5-1 mm. Ganti dan beri lagi MEBO tiap 6 jam hari ke 3-5 kulit penutup bulla diangkat LIQUEFACTION PERIOD ( 6-15 HARI ) Angkat zat cair yg timbul diatas luka Bersihkan dgn kasa, beri mebo lagi setebal 1 mm PREPARATIVE PERIOD ( 10-21 HARI ) Bersihkan luka seperti sebelumnya Beri MEBO dengan ketebalan 0,5 1 mm Ganti dan beri lagi MEBO tiap 6 -8 jam REHABILITATION Bersihkan luka yg sembuh dengan air hangat Beri MEBO 0,5 mm, 1X-2X /hari Jangan cuci luka yg sudah sembuh berlebihan Lindungi luka yg sembuh dari sinar matahari 1. Untuk luka bakar grade 2 superficial : Pada hari 6-15 : luka sembuh , mebo tetap diberi untuk 2 minggu 2X /hari 2. Untuk luka bakar grade 2 deep / grade 3 : Pada hari ke 6 15 terjadi pencairan jaringan necrotic. Cairan rendam : 0.5% silver nitrate, 5% mafenide acetate, 0.025% sodium hypochlorite, 0.25% acetic acid 6,8

KOMPLIKASI

Syok

hipovolemik Udem laring Keracunan gas CO SIRS (systemic inflammatory respone syndrome) MOF (Multi Organ Failure) Kontraktur

PROGNOSIS
Usia Gizi faktor penderita jenis kelamin kelainan sistemik Beberapa faktor Jenis Luas

faktor trauma

kedalaman luka bakar trauma penyerta prehospital and inhospital treatment

BAB 3 LAPORAN KASUS

Identitas Pasien Keluhan Utama dan kiri, serta kaki

: RJ, Pria, umur 34 tahun, : luka bakar pada tungkai bawah kanan kanan dan kiri

Anamnesis : alloanamnesis Telaah : Hal ini dialami pasien 16 jam SMRS. Awalnya pasien bermain dengan mancis sehingga mancis terjatuh dan api menyambar tempat tidur, kemudian pasien berusaha untuk memadamkan api dengan memijak tempat tidur tersebut. Tetapi api tidak padam, justru menyambar celana pasien, saat itu pasien memakai celana panjang dan apinya dipadamkan oleh orang sekitar dengan menyiram air. Pasien langsung dibawa ke RSUP.HAM setelah kejadian tersebut. Riwayat pingsan (-), riwayat muntah (-), riwayat kejang (-), nyeri (+). RPT RPO : skizophrenia paranoid (2002) : tidak jelas

Pemeriksaan

Fisik: Primary survey

Airway : clear, crowing (-), gargling (-), snoring (-), smoke inhalation (-), C-spine stabil Breathing : spontan, RR= 22x/i, SP= vesicular, ST= (-) Circulation : akral hangat, merah, kering, TD= 120/80mmHg, HR=82x/I, regular, T/V cukup Disability : sens= CM, GCS=15, RC (+/+), 3mm/3mm Exposure : luka bakar di tungkai bawah kanan dan kiri, serta kaki kanan kiri

Pemeriksaan fisik Kepala : dalam batas normal Leher : Dalam batas normal Thorax :

Abdomen

Inspesksi : Simetris fusiformis Palpasi : stem fermitus Kanan = kiri Perkusi : Sonor Auskultasi : SP: vesikuler : ST: (-)
Inspeksi : Simetris Palpasi : soepel (+), Nyeri tekan (-),bulging (-) Perkusi : timpani Auskultasi : Peristaltik normal

Ekstremitas superior : dalam batas normal Ekstremitas inferior : calf and foot (R) bula (+) 5 % calf and foot (L) bula (+) 5 %

Laboratory Finding
Test (10-8-2013) Darah Lengkap Hemoglobin (Hb) 17,80g % 13.2 17.4 g % 4.5 11.0 x103/mm3 43 - 49 % 150 450 x103/mm3 < 200 mg/dl < 50 mg/dl 0,7- 1,2 mg/dl 135 155 3,6 5,5 96 106 Results Normal Value

Leukocyte (WBC) Hematocrite Trombocyte (PLT) KGD ad random Ureum Creatinin Natrium (Na) Kalium (K) Chloride (Cl)

16,82 x 103/mm3 50,6 % 335 x 103/mm3 150.00 mg/dl 32,10 mg/dl 0,75 mg/dl 134 mEq/L 3.8 mEq/L 105 mEq/L

Foto

Thorax Hasil: cor dan pulmo dalam batas normal.

Diagnosa:

flame burn 10 % grade IIa dan IIb o/t (R and L) calf and foot + skizophrenia paranoid Pengobatan : IVFD RL 20 tts/menit Inj. Ceftriaxone 1gr/12j Inj. Ranitidin 50mg/12j Inj. Ketorolac 30mg/8j Debridement local ATS 3000 IU IM (skin test)

Anda mungkin juga menyukai