Anda di halaman 1dari 18

Kasus Dugaan Praktik Aborsi Ilegal oleh Tenaga Medis

Gian Oktavianto 102010216 Kelompok A7 E-mail: maximilianus.gian@gmail.com

Pendahuluan Aborsi merupakan salah satu topik yang selalu hangat diperbincangkan di berbagai kalangan, baik pemerintah maupun masyarakat, di berbagai negara di seluruh dunia. Pertentangan moral dan agama merupakan masalah terbesar yang sampai sekarang masih mempersulit adanya kesepakatan tentang kebijakan dlam penanggulangan masalah aborsi. Banyak factor yang menjadi penyebab dilakukannya aborsi, seperti factor ekonomi, penyakit keturunan, psikologis, usia, pekerjaan, dan lain sebagainya. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini, baik hukum maupun teknologi, para dokter kini harus berhadapan dengan adanya hak otonomi pasien, dimana pasien berhak menentukan sendiri tindakan apa yang hendak dilakukan dokter terhadap dirinya, maupun menolaknya. Namun di sisi lain, seorang dokter sudah bersumpah untuk akan selalu menghormati setiap kehidupan insani mulai dari saat pembuahan sampai saat meninggal. Sehingga masalah aborsi ini masih menjadi polemic tersendiri bagi tenaga medis yang melakukan (dokter) maupun pasien. Aspek Hukum Dalam bidang kedokteran dikenal dua jenis abortus, yaitu abortus spontan dan abortus provokatus (terapeutik atau kriminalis). Yang termasuk dalam lingkup pengguguran kandungan menurut hukum adalah abortus provokatus kriminalis. Abortus terapeutik sendiri digolongkan menjadi dua berdasarkan kepentingan medis ibu yang mengandung, dan kepentingan medis janin. Namun kedua macam indikasi ini belum diterangkan batasan dan derajat resiko ibu dan anak yang digolongkan dalam cakupan indikasi. Kemudian muncul indikasi etis atau sosial, yaitu pada kehamilan

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013

akibat pemerkosaan dan tindakan sejenisnya. Tetapi penggunaan indikasi etis atau sosial ini sama sekali tak dibenarkan.1 Secara rinci KUHP mengancam pelaku tindakan aborsi sebagai berikut:1 Wanita yang sengaja menggugurkan kandungannya atau menyuruh orang lain melakukannya (KUHP pasal 346, hukuman maksimal 4 tahun). Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita tanpa seizinnya (KUHP pasal 347, hukuman maksimal 12 tahun; dan bila wanita tersebut meninggal, hukuman maksimum 15 tahun). Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita dengan seizin wanita tersebut (KUHP pasal 348, hukuman maksimum5 tahun 6 bulan; dan bila wanita tersebut meninggal maksimum 7 tahun). Dokter, bidan, atau juru obat yang melakukan kejahatan diatas (KUHP pasal 349, hukuman ditambah sepertiganya dan dicabut hak pekerjaannya. Barangsiapa mempertunjukkan alat/cara menggugurkan kandungan kepada anak dibawah usai 17 tahun/ dibawah umur (KUHP pasal 283, hukuman maksimum 9 bulan). Barangsiapa menganjurkan/ merawat/ memberi obat kepada seorang wanita dengan jarapan agar kandungannya gugur (KUHP pasal 299, hukuman maksimum 4 tahun). Barangsiapa menunjukkan secara terbuka alat/cara menggugurkan kandungan (KUHP pasal 535, hukuman maksimum 3 bulan). Pasal 229 KUHP Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang perempuan atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.1 Pasal 346 KUHP Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.1

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013

Pasal 347 KUHP1 1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun 2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal 348 KUHP1 1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuanya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun enam bulan. 2) Jika perbuatan ini mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun. HR 1 November 1887 Pengguguran dalam kandungan hanya dapat dipidana apabila pada waktu perbuatan itu dilakukan, kandungannya hidup. Undang-undang tidak mengenal suatu dugaan menurut hukum, darimana dapat disimpulkan bahwa ada kehidupan atau kepekaan hidup.1 HR 12 April 1898 Untuk pengguguran yang dapat dihukum vide pasal-pasal 346-348 KUHP disyaratkan bahwa kandungan ketika perbuatan dilakukan masih hidup dan adalah tidak perlu bahwa kandungan itu mati karena pengguguran. Keadaan bahwa anak itu lahir hidup, tidak menghalangi bahwa kejahatan telah selesai dilakukan. Undang-undang tidak membedakan antara tingkat kehidupan kandungan yang jauh atau kecil, akan tetapi mengancam dengan hukuman pengguguran yang tidak tepat.1 HR 20 Desember 1943 Dari bukti-bukti yang dipakai oleh Hakim dalam keputusannya harus dapat disimpulkan bahwa wanita itu mengandung kandungan yang hidup dan bahwa

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013

terdakwa mempunyai niat dengan sengaja hendak menyebabkan pengguguran dan kematian.1 Pasal 349 KUHP Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut dalam pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.1 UU HAM, pasal 53 ayat (1) Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk hidup, mempertahankan hidup & meningkatkan taraf kehidupannya.1 UU Kesehatan pasal 752 1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi. 2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.

3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang. 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah. UU Kesehatan Pasal 76 Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:2 Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013 4

a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis. b. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri. c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan. d. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan. e. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh menteri. UU Kesehatan Pasal 77 Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.2 Pada penjelasan UU Kesehatan pasal 77 dinyatakan sebagai berikut: Yang dimaksud dengan praktik aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab adalah aborsi yang dilakukan dengan paksaan dan tanpa persetujuan perempuan yang bersangkutan, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak profesional, tanpa mengikuti standar profesi dan pelayanan yang berlaku, diskriminatif, atau lebih mengutamakan imbalan materi dari pada indikasi medis.2 Sayangnya didalam UU Kesehatan ini belum disinggung soal masalah kehamilan akibat hubungan seks komersial yang menimpa pekerja seks komersial. Dalam peraturan pemerintah sebagai pelaksanaan dari pasal ini dijabarkan antara lain mengenai keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian & kewenangan bentuk persetujuan, sarana kesehatan yang ditunjuk.2 Aspek Medikolegal Prosedur medikolegal yaitu tata cara prosedur penatalaksanaan dan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan kedokteran untuk kepentingan umum. Secara garis besar prosedur medikolegal mengacu kepada peraturan perundangan yang

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013

berlaku di Indonesia dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran. 1,2 Lingkup prosedur medikolegal antara lain:1 1. Pengadaan Visum et Repertum 2. Pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka 3. Pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan pemberian keterangan ahli di dalam persidangan 4. Kaitan Visum et Repertum dengan rahasia kedokteran 5. Penerbitan surat keterangan kematian dan surat keterangan medik 6. Fitness/kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik Kewajiban dokter untuk membuat keterangan ahli telah diatur dalam pasal 133 KUHAP. Keterangan ahli ini akan dijadikan sebagai alat bukti yang sah di depan sidang pengadilan (pasal 184 KUHAP).1 a. Pihak yang berwenang meminta keterangan ahli Menurut KUHAP pasal 133 ayat (1) yang berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli adalah penyidik. Penyidik pembantu juga mempunyai wewenang tersebut sesuai dengan pasal 11 KUHAP. b. Pihak yang berwenang membuat keterangan ahli Menurut KUHAP pasal 133 ayat (1) yang berwenang melakukan pemeriksaan forensik yang menyangkut tubuh manuasia dan membuat keterangan ahli adalah dokter ahli kedokteran kehakiman (forensik), dokter dan ahli lainnya. Sedangkan dalam penjelasan KUHAP tentang pasal tersebut dikatakan bahwa yang dibuat oleh dokter ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan ahli sedangkan yang dibuat oleh selain ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan. Secara garis besar, semua dokter yang telah mempunyai surat penugasan atau surat izin dokter dapat membuat keterangan ahli. Namun untuk tertib administrasinya, maka sebaiknya permintaan keterangan ahli ini hanya diajukan kepada dokter yang bekerja pada suatu instansi kesehatan (puskesmas hingga rumah sakit) atau instansi khusus untuk itu, terutama yang milik pemerintah. c. Prosedur permintaan keterangan ahli Permintaan keterangan ahli oleh penyidik harus dilakukan secara tertulis dan hal ini secara tegas telah diatur dalam KUHAP pasal 133 ayat (2), terutama untuk korban mati. Jenasah harus diperlakukan dengan baik, diberi label identitas dan Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013 6

penyidik wajib memberitahukan dan menjelaskan kepada keluarga korban mengenai pemeriksaan yang akan dilaksanakan. Mereka yang menghalangi pemeriksaan jenasah untuk kepentingan peradilan diancam hukuman sesuai dengan pasal 222 KUHP.
d. Penggunaan keterangan ahli

Penggunaan keterangan ahli atau dalam hal ini visum et repertum adlaah hanya untuk keperluan peradilan. Dengan demikian berkas keterangan ahli ini hanya boleh diserahkan kepada penyidik (instansi) yang memintanya. Keluarga korban atau pengacaranya dan pembela tersangka pelaku pidana tidak dapat meminta keterangan ahli langsung kepada dokter pemeriksa, melainkan harus melalui aparat peradilan (penyidik, jaksa atau hakim). Berkas keterangan hali ini tidak dapat digunakan untuk penyelesaian klaim asuransi. Bila dioerlukan keterangan, pihak asuransi dapat meminta kepada dokter keterangan yang khusus untuk hal tersebut, dengan memperhatikan ketentuan tentang wajib simpan rahasia jabatan. Kewajiban Dokter Membantu Peradilan1 Pasal 133 KUHAP 1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. 2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat. 3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013

Pasal 134 KUHAP 1) Dalam hal sangat diperlukan di mana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban. 2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut. 3) Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang perlu diberitahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini. Pasal 135 KUHAP Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan penggalian mayat, dilaksanakan menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 ayat (2) dan Pasal 134 ayat (1) undang- undang ini. Pasal 179 KUHAP 1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. 2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya. Bentuk Bantuan Dokter Bagi Peradilan Dan Manfaatnya1 Pasal 183 KUHAP Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya. Pasal 184 KUHAP 1) Alat bukti yang sah adalah: Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013 8

a. Keterangan saksi b. Keterangan ahli c. Surat d. Petunjuk e. Keterangan terdakwa. 2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan. Pasal 185 KUHAP 1) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan. 2) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya. 3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila disertai dengan suatu alat bukti yang sah lainnya. 4) Keterangan beberapa saksi yang berdiri-sendiri tentang suatu kejadian atau suatu keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu. 5) Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan merupakan keterangan saksi. 6) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, Hakim harus dengan sungguh-sungguh memperhatikan: a. Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain. b. Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain. c. Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan yang tertentu. d. Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya. 7) Keterangan saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang lain, tidak merupakan alat bukti, namun apabila keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain.

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013

Pasal 186 KUHAP Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan. Pasal 187 KUHAP Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah: a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu. b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan. c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya. d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain. Pasal 65 KUHAP Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan atau seseorang yang mempunyai keahlian khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan bagi dirinya. Pasal 66 KUHAP Tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian. Pasal 180 KUHAP 1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang pengadilan, Hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013

10

2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Hakim memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang. 3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2) 4) Penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh instansi semula dengan komposisi personil yang berbeda dan instansi lain yang mempunyai wewenang untuk itu. Sangsi Bagi Pelanggar Kewajiban Dokter1 Pasal 216 KUHP 1) Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah. 2) Disamakan dengan pajabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan umum. 3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidananya dapat ditambah sepertiga. Pasal 222 KUHP Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013

11

Pasal 224 KUHP Barang siapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau juru bahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut undang-undang ia harus melakukannya: Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan. Dalam perkara lain. dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6 bulan.

Pasal 522 KUHP Barang siapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa, tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.1,2 Anamnesis Pada anamnesis, yang perlu dokter perhatikan adalah apakah ibu yang diduga melakukan aborsi pernah hamil atau melahirkan. Selain itu, pertanyaan lain yang penting ditanyakan adalah kapan hari pertama mens terakhi, berapa lama siklus menstruasinya, kapan menarche, status pernikahan, jumlah anak dan usianya, serta halhal lainnya yang umumnya ditanyakan pada saat anamnesis yang berhubungan dengan kasus dan mengarah ke diagnosis.3 Pemeriksaan Medis Pemeriksaan fisik dan ginekologi Keadaan umum tampak lemah atau menurun, tekanan darah menurun atau normal, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya hasil konsepsi. Rasa mules atau keram perut di simfisi sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.3 Pembesaran payudara akibat hamil yang terjadi pada ibu hamil adalah payudara tegang, areola menjadi lebih menonjol dan daerah sektar puting hiperpigmentasi. Hipertrofi alveoli payudara menyebabkan payudara bertambah besar dan noduler, vena halusnya pun semakin terlihat dibawah kulit.3

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013

12

Perubahan kulit berupa strech-mark akan muncul di payudara, perut, paha, dan pantat. Tanda ini berwarna merah muda pada waktu hamil namun mengecil keperakan setelah melahirkan.3 Pada pemeriksaan ginekologis periksa ada atau tidak tanda akut abdomen. Jika memungkinkan, cari sumber pendarahan, apakah dinding vagina, jaringan serviks, atau darah mengalir dari ostium.3 a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada atu tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva. b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluat dari ostium, ada atau tidak cairan atau jarigan berbau busuk dari ostium. c. Colok vagina : porsio masik terbuka atau tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau tidak, nyeri porsio, atau nyeri pada daerah lain. Pada kasus abortus yang sudah lama terjadi atau abortus yang dilakukan oleh orang tak ahli sering infeksi dengan tanda demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan, leukositosis. Pada pemeriksaan abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka, kadang dapat teraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus berukuran kecil dari seharusnya.3 Pada pemeriksaan ibu yang diduga aborsi, usaha dokter adalah mendapatkan tanda-tanda sisa kehamilan dan menentukan cara pengguguran yang dilakukan serta sudah berapa lama melahirkan. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan spesialis kandungan. Pemeriksaan tes kehamilan masih bisa dilakukan beberapa hari sesudah bayi dikeluarkan dari kandungan, dijumpai adanya colostrum pada peremasan payudara, nyeri tekan daerah perut, kongesti labia mayor, labia minor dan serviks. Tanda ini tak mudah diketahui pada kehamialn muda. Bila segera sesudah aborsi, mungkin dapat ditemukan sisa plasenta dengan pemastian pemeriksaan histopatologi, luka, peradangan, bahan-bahan tidak lazim dalam vagina, sisa bahan abortivum. Kini dapat dilakukan pemeriksaan DNA.3 Cara pembuktian kasus abortus: Menentukan apakah wanita tersebut hamil Mencari tanda-tanda cara abortus provokatus yang dilakuykan dengan mencari tanda kekerasa lokal, mencari tanda infeksi akibat alat tak steril, atau menganalisa cairan yang ditemukan pada vagina Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013 13

Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan untuk mengetahui hamil atau tidak dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah lengkap, trombosit, fibrinogen, test urine, pemeriksaan pregnanediol, kadar prolaktin dalam serum, dan pemeriksaan USG.3 Pada hasil curettage juga dapat dilakukan pemeriksaan, yang sangat penting adalah pemeriksaan darah untuk menentukan spesies dan golongan darah manusia. Tentukan apakah darah itu darah manusia atau hewan. Bila manusia, pastikan bahwa itu bukan darah mensturasi.3 Pemeriksaan yang dapat dilakukan:3 1. Pemeriksaan mikroskopik Untuk melihat sel darah merah. Untuk menetukan golongan spesies Membedakan apakah darah wanita atau bukan dengan adanya barr body atau drum stik. 2. Pemeriksaan kimiawi Pemeriksaan penyaringan darah dan penentuan darah serta penentuan spesies. Pemeriksaan penyaringan darah. Dapat digunakan reaksi benzidin dan fenoflatin, dan jika positif akan berwarna merah muda dan memastikan darah manusia. Pemeriksaan hubungan antara hasil curratage dan tersangka dapat dilakukan dengan:4 1. Penentuan golongan darah Dapat dilakukan dengan penetesan antiserum darah dan dilihat apakah terjadi aglutinasi atau tidak. 2. Pemeriksaan test DNA Merupakan tes yang sangat akurat (99,9%). Bahan sampel DNA dapat dipilih dari jaringan apa saja yang memiliki inti, kecuali sel darah merah. Pemeriksaan forensik Pada korban hidup perlu diperhatikan adanya tanda-tanda kehamilan misalnya perubahan payudara, pigmentasi, hormonal, mikroskopik, dan sebagainya. Perlu Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013 14

dibuktikan adanya usaha penghentian kehamilan, misalnya tanda kekerasan pada genitalia interna/ eksterna, daerah perut bagian bawah.4 Pemeriksaan toksikologi dilakukan untuk mengetahui adanya obat/ zat yang dapat mengakibatkan abortus. Perlu pula dilakukan pemeriksaan terhadap hasil usaha penghentian kehamilan dengan kematian janin dalam rahim dan pemeriksaan mikroskopik terhadap sisa-sisa jaringan.4 Temuan otopsi pada korban yang meninggal tergantung pada cara melakukan abortus serta interval waktu antara tindakan abotus dan kematian.4 Abortus yang dilakukan oleh ahli yang terampil mungkin tidak meninggalkan bekas, dan bila telah berlangsung satu hari atau lebih, maka komplikasi yang timbul atau penyakit yang menyertainya mungkin mengaburkan tanda-tanda abortus kriminal. Lagipula ada kemungkinan abortus dilakukan oleh wanita itu sendiri.4 Pada pemeriksaan jenasah, teare (1964) menganjurkan pembukaan abdomen sebagai langkah pertama dalam autopsi bila ada kecurigaan akan abortus kriminalis sebagai penyebab kematian korban.4 Pemeriksaan luar dilakukan seperti biasanya sedangkan pemedahan jenasah, bila didapatkan cairan dalam rongga perut, atau kecurigaan lain, lakukan pemeriksaan toksikologi. Uterus diperiksa apakah ada pembesaran, krepitasi, luka atau perforasi. Lakuikan pula tes emboli udara pada bvena kava inferior dan jantung.4 Periksa alat-alat genitaliua interna apakah pucat, mengalami kengesti atau memar. Uterus diiris mendatar dengan jarak anat irisan 1cm untuk mendeteksi perdarahan yang berasal dari bawah.4 Ambil darah dari jantung (segera setelah tes emboli) untuk pemeriksaan toksikologi. Ambil urin untuk tes kehamilan dan toksikologi dan pemeriksaan organ lain seperti pemeriksaan autopsi biasnaya.4 Pada pemeriksaan mikroskopik meliputi adanya sel trofoblas yang merupakan tanda kehamilan, kerusakan jaringan yang merupakan jejas/ tanda usaha penghentian kehamilan. Ditemukan sel radang PMN menunjukkan tanda intravitalis.4 Tentukan pula umur janin/ usia kehamilan, karena sekalipun undang-undang tidak mempermasalahkan usia kehamilan, namun penentuan usia kehamilan kadang kala diperlukan oleh penyidik dalam rangka penyidikan perkara secara keseluruhan.4 Kesimpulan Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013 15

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap darah dan jaringan yang diduga hasil pengguguran kandungan, didapatkan hasil positif merupakan darah dan jaringan janin, yang setelah dilakukan pemeriksaan DNA dengan hasil yang cocok dengan salah satu dari ketiga tersangka (ibu yang menggugurkan janinnya). Selanjutnya harus bisa dibuktikan apakah dokter yang membantu tindakan aborsi tersebut melakukannya sesuai dengan hukum yang ada atau sesuai indikasi, atau bahkan merupakan tindakan yang ilegal.

Rumah Sakit Universitas Kristen Krida Wacana


Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 PRO JUSTITIA Jakarta, 21 Desember 2013

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013

16

VISUM ET REPERTUM NO: KF 24/VR/VIII/2013 Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dokter Gian Oktavianto, dokter bagian forensik rumah sakit UKRIDA, atas permintaan dari kepolisian Resort Jakarta Barat dalam suratnya VeR/1/2012/LL/Res, tertanggal 18 Desember 2013, maka dengan ini menerangkan bahwa, pada tanggal duapuluh satu desember tahun duaribu tigabelas, pukul tiga sore Waktu Indonesia Barat, bertempat di RS UKRIDA, telah dilakukan pemeriksaan atas darah dan jaringan yang diduga hasil pengguguran kandungan dengan nomor registrasi 97011990. Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil positif darah dan jaringan manusia (janin), bukan darah menstruasi, golongan darah O, dan hasil pemeriksaan DNA cocok dengan salah satu dari ketiga tersangka...... Kesimpulan Dari hasil pemeriksaan ditemukan bahwa darah dan jaringan tersebut merupakan darah dan jaringan janin yang diduga hasil pengguguran kandungan Demikian Visum et Repertum ini saya buat dengan sebenar-benarnya dengan mengingat sumpah jabatan berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Dokter Pemeriksa,

dr. Gian Oktavianto

Daftar Pustaka 1. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994.

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013

17

2. Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Kode etik kedokteran Indonesia. Dalam: Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan hukum kedokteran. Jakarta: Pustaka Dwipar, 2007. H 49-51. 3. Azhari. Masalah abortus dan kesehatan reproduksi perempuan. Palembang: Bagian Obstetri & Ginekologi FK UNSRI/RSMH. Diunduh dari: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:uUzwQd5A2gwJ:digili b.unsri.ac.id/download/MASALAH%2520ABORTUS%2520DAN%2520KESEHAT AN.pdf+tanda+abortus&hl=en&gl=id, 19 Januari 2011. 4. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, Hertian S, et al . Pengguguran kandungan. Dalam: Ilmu kedokteran forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997. H 15964.

Fakultas Kedoktern Universitas Kristen Krida Wacana Desember 2013

18

Anda mungkin juga menyukai