Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS VOLUME ATUR - HEATING

Nur Hasanah Azka T#1, Febrilia Ramadani#2, Vincencius Cahya D#3, Sahal Abidy Makki#4, Nur Fadhilah#5, Angela Indirarosi W#6 Asisten : Hari Kurniawan #Program Studi Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1 azkatiffany@gmail.com 2 febrilia.ramadani@gmail.com 3vincentcahya@gmail.com 4 shadmacc7@gmail.com 5 nurfadhilah321@gmail.com 6 angelaindirarosiw@yahoo.com ABSTRAK Analisis perubahan massa suatu sistem tertutup dalam suatu mekanisme sangat diperlukan untuk mengetahui besarnya massa yang masuk maupun keluar. Hal tersebut juga berlaku terhadap perubahan energi dalam mekanisme tersebut. Dalam proses termodinamika dikenal konsep kesetimbangan massa dan energi, dimana laju perubahan massa maupun energi dalam volume atur sama dengan laju besaran input dikurangi besaran output, namun dalam kondisi steady laju perubahan dalam volume atur dianggap nol sehingga besaran input sama dengan besaran output. Dalam praktikum ini, membahas tentang analisis volume atur pada alat AC Laboratory Unit khususnya mengenai perubahan panas yang terjadi. Percobaan yang dilakukan adalah mengamati suhu pada termometer dry dan wet bulb pada kondisi awal dan kondisi akhir, dimana dalam pengamatan tersebut ada beberapa parameter yang diubah-ubah yaitu masukan tegangan dan putaran fan. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa semakin besar tegangan maka suhu akan berubah semakin besar namun untuk putaran fan yang semakin besar maka suhu berubah semakin kecil. Sehingga dengan perubahan suhu tersebut dapat dicari perubahan entalpinya, dan dapat ditentukan pula kalor yang digenerasikan dalam volume atur AC Laboratory Unit tersebut. Kata kunci : Kesetimbangan massa-energi, volume atur, termometer dry-wet bulb, AC Laboratory Unit I.PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari, secara alami angin bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Suhu ruangan naik ketika di luar rumah sangat panas dan ventilasi kamar ditutup. Sebaliknya, suhu ruangan akan turun apabila udara luar memasuki ruangan pada saat ventilasi udara dibuka. Turunnya suhu tersebut dikarenakan terjadi perpindahan energi panas anatara ruangan dan angin. Proses tersebut dapat dijelaskan dengan hukum-hukum Termodinamika. Hukum I Termodinamika menjelaskan tentang neraca energi pada suatu sistem. Massa tidak dapat dimusnahkan, begitu pula energi. Massa dan energi hanya akan berubah wujud dari satu bentuk ke bentuk lainnya atau berpindah ke lain tempat. Pada Hukum II Termodinamika, Clausius menyatakan bahwa tidak akan mungkin terjadi perpindahan energi dari suhu rendah ke suhu tinggi. Namun AC dapat mengkondisikan suhu suatu ruangan lebih dingin dari sebelumnya. Percobaan ini di lakukan untuk mengetahui perpindahan panas pada AC dengan analisis volume atur dan neraca kesetimbangan energi. Sehingga didapatkan proses suhu ruangan ber-AC dapat diturunkan. II.ANALISIS ENERGI VOLUME ATUR A. Kekekalan Massa Volume Atur Prinsip kekekalan massa untuk volume atur diperkenalkan dengan menggunakan Gambar 1, di mana tampak sebuah sistem berupa sejumlah massa tetap m yang menempati ruang yang berbeda pada saat waktu t dan beberapa saat kemudian t + t. Pada saat waktu t jumlah massa dalam pembahasan ini adalah umlah massa dari : m = mcv(t) + mi di mana mcv(t) adalah massa yang berada di dalam volume atur, dan mi adalah massa yang berada dalam daerah kecil yang bertanda i yang letaknya bersebelahan dengan volume atur, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1. Dalam selang waktu t seluruh massa yang berada di dalam daerah i melintasi batas volume atur, sementara sebagian dari massa, sebut saja me, yang tadinya berada di dalam volume atur akan keluar untuk mengisi satu daerah berlabel e yang letaknya bersebelahan dengan volume atur, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Pada waktu t + t jumlah massa dalam pembahasan ini adalah penjumlahan dari : m = mcv(t + t) + me

dalam system sama dengan akumulasi kalor dan kerja yang keluar dan/atau masuk dalam sistem. Secara matematis persamaan kekekalan energi dinyatakan

+ = i( +

2 2

+ )- e( +

2 2

+ )

Pada volume atur dengan multi input dan multi output, persamaan kekekalan energi dapat dituliskan menjadi :

+ = ( +

2 2

+ )- ( +

2 2

+ )

III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Alat dan Bahan Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum analisa volume atur ini adalah : 1. AC LAB unit 1 set 2. Termometer dry dan wet bulb 3. Tabel termodinamika 4. Diagram Psikometri (Sea Level) B. Prosedur Praktikum Prosedur praktikum termodinamika ini adalah : 1. Menyiapkan peralatan dan mengoperasikan perangkat AC laboratory unit sesuai dengan petunjuk nasional. 2. Mengaktifkan heater pada duct AC lab. Unit sebesar 0,5 kW dengan kecepatan sentrifugal 25 knop putar. 3. Mencatat temperature pada T1(DB&WB) dan T2(DB&WB) (posisi T1 dan T2 ditentukan oleh asisten), pada keadaan steady (konstan) 4. Mengubah kecepatan putar fun menjadi 30 knop putar dan 35 knop putar dan ulangi kembali langkah-langkah pada poin ke (3) 5. Mengulangi kembali langkah-langkah seperti poin (3) dan (4) dengan 6. Mengaktifkan heater 1 kW dan 1,5 kW 7. Menyusun laporan sementara seperti pada form pengambilan data dengan persetujuan asisten. IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Tabel 1. Hasil Pengamatan Suhu Pada State Awal Daya 0,5 Knop Putar 25 30 35 25 30 35 25 30 35 TDB 29,2 29,4 29,8 26 29,7 30 30,2 30,3 30,6 TWB 25,2 26 26 29,6 26,2 26,1 26,5 26,4 26,6 hin 81 84 84,5 92 84,5 85,5 87 86,5 87,5

Gambar 1. Neraca Kesetimbangan Massa Proses temodinamis pada volume atur dapat dianalisis dengan prinsip kekekalan massa dan energi. Kekekalan massa dalam volume atur dinyatakan :
2 2 2 = ( ) ( ) 1 1 1

Pada keadaan steady nilai

= 0 sehingga persamaan

kekekalan massa dalam volume atur menjadi lebih sederhana yaitu : =


B. Kekekalan Energi Volume Atur Prinsip kekekalan energi volume atur dapat diperkenalkan dengan menggunakan Gambar 2, yang menunjukkan suatu sistem dengan jumlah tetap m, yang mengisi daerah yang berbeda pada waktu waktu t dan beberapa saat kemudian t + t. Pada waktu t energi sistem yang dibahas adalah :
E(t) = Ecv(t) + mi ( + 2 + ) Sedangkan pada waktu t + t energi sistem yang dibahas adalah :

E(t + t.) = Ecv(t + t.) + me ( +

2 2

+ )

1 Gambar 2. Neraca Kesetimbangan Energi Prinsip kekekalan energi pada volume atur diturunkan dari hukum termodinamika pertama bahwa energy total

1,5

Tabel 2. Hasil Pengamatan Suhu Pada State Akhir Daya 0,5 Knop Putar 25 30 35 25 30 35 25 30 35 TDB 28 27 27,5 47,5 47 44 52,5 50 46 TWB 26 25,8 25,8 31 30,8 30 32,2 31,4 30,7 hout 82,5 81,5 82 124 123 114 135 128,5 121,5

perpindahan panas yang tidak disertai perpindahan partikel, proses ini terjadi pada proses pemanasan coil sehingga semua bagian coil menjadi panas. Dari coil yang panas ini dapat meningkatkan suhu udara B. Pembahasan Nur Hasanah Azka T. (2412100008) Pada praktikum Termodinamika, kami melakukan percobaan menggunakan AC lab unit. Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis kesetimbangan massa dan energi pada volume atur. Kita mencatat perubahan suhu 1 dan 2 sebagai suhu pada saat udara masuk dan keluar pada daerah volume atur. Suhu yang kami ukur yaitu suhu pada saat keadaan basah (wet bulb) dan keadaan kering (dry bulb). Didapatkan suhu 2 sebagai suhu keluaran daerah volume atur. Pada saat penambahan daya terjadi penambahan suhu pada 2 baik pada saat basah ataupun kering, terjadi juga peningkatan suhu pada 2 saat ditambah kecepatan putar fan. Pada saat paktikum tejadi sedikit kesalahan ketika pengambilan data, 2 pada keadaan basah bersuhu lebih tinggi dibandingkan 2 pada keadaan kering, ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut diantaranya adalah kesalahan pengamat pada saat membaca suhu pada thermometer. Dan dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa penambahan daya kecepatan putar fan mampu meningkatkan suhu keluaran pada AC lab. Febrilia Ramadani (2412100032) Pada praktikum Termodinamika, kami melakukan percobaan menggunakan AC lab unit. Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis kesetimbangan massa dan energi pada volume atur. Kita mencatat perubahan suhu 1 dan 2 sebagai suhu pada saat udara masuk dan keluar pada daerah volume atur. Suhu yang kami ukur yaitu suhu pada saat keadaan basah (wet bulb) dan keadaan kering (dry bulb). Didapatkan suhu 2 sebagai suhu keluaran daerah volume atur. Pada saat penambahan daya terjadi penambahan suhu pada 2 baik pada saat basah ataupun kering, terjadi juga peningkatan suhu pada 2 saat ditambah kecepatan putar knop pada AC lab unit. Dari suhu yang telah diketahui kami diminta untuk mencari kalor yang dihasilkan oleh AC Lab Unit dengan menggunakan rumus perhitungan = ( ). Untuk sendiri dapat dicari melalui perhitungan melalui rumus = dengan adalah kerapatan massa udara dan adalah debit udara pada tiap tiap knop. Dan dari hasil yang praktikum kami memperoleh data bahwa pada setiap penambahan putaran knop pada AC lab unit akan menyebabkan panas yang dihasilkan juga semakin besar. Dari perhitungan rumus tersebut kami diminta untuk membandingkan hasil pengukuran melalui rumus dengan nilai yang tertera pada AC Lab Unit, dan dari hasil perbandingan tersebut kami memperoleh nilai yang berbeda antara nilai hasil perhitungan dan nilai yang tertera pada AC Lab Unit. Ada beberapa faktor yang memungkinkan menjadi penyebab terjadinya perbedaan

1,5

Dengan menggunakan rumus: = Dimana: = laju aliran massa = kerapatan massa udara (1,3 kg/m3) Q= debit Tabel 3. Hasil perhitungan Laju Aliran Massa Knop 25 30 35 Q(m3/s) 0,054 0,081 0.117 0,0702 0,1053 0,1521

Dengan menggunakan rumus: = ( ) Tabel 4. Hasil Perhitungan Kalor Berdasarkan Kesetimbangan Panas dan Masa Daya Knop 25 1,5 30 -2,5 35 -2,5 25 32 30 38,5 35 28,5 25 48 30 42 35 34 0,0702 0,1053 0,1521 0,0702 0,1053 0,1521 0,0702 0,1053 0,1521 Q 0,1053 -0,26325 -0,38025 2,2464 4,05405 4,33485 3,3696 4,4226 5,1714

0,5

1.5

Proses fisis yang terjadi adalah konveksi dan konduksi. Proses konveksi terjadi pada evaporator karena pada evaporator terjadi perpindahan kalor dari lingkungan menuju sistem AC laboratory unit. Kalor yang masuk dalam sistem ini nantinya berguna untuk membantu performansi pada heating coil. Selain itu proses konveksi ini juga terjadi pada kondensor karena pada kondensor terjadi perpindahan panas disertai perpindahan partikel dari sistem AC Laboratory unit PA Hilton A575/73187 keluar menuju ke lingkungan. Kalor yang keluar ke lingkungan berfungsi untuk mengefisiensi kerja heating coil dalam sistem. Konduksi adalah

nilai tersebut salah satunya adalah nuilai kerapatan masa di udara yang seharusnya berbeda pada tiap suhunya. Vincensius Cahya Dwinanda (2412100034) Praktikum pertama termodinamika ini membahas tentang analisis volume atur, dalam hal ini yang dianalisis adalah volume atur dari AC Laboratory Unit. Penghitungan dilakukan berdasarkan panas yang dikeluarkan oleh AC Laboratory Unit sebelum diproses dan sesudah diproses berdasarkan suhu yang ditimbulkan, dimana proses perubahan panas yang terjadi karena adanya heater dan fan dalam AC Laboratory Unit tersebut. Pertama adalah memasang daya heater dari AC Laboratory Unit kemudian menyalakan fan dengan perubahan knop putar berturut-turut 25, 30, dan 35 dan perubahan suhu yang terjadi dicatat. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa kenaikan daya heater dan knop putar fan yang semakin membesar berdampak pada perubahan suhu, dimana semakin tinggi daya heater maka suhu yang terjadi semakin meningkat dan semakin besar knop putar fan, suhu yang dihasilkan juga semakin membesar. Angela Indirarosi W. (2412100104) Praktikum 1 tentang Analisis Volume Atur. Dalam praktikum ini kami melakukan pengamatan terhadap temperature yang berubah-ubah saat daya dan kecepatan putar fan berubah. Nilai daya yang dirubah adalah sebesar 0,5 kW, 1 kW dan 1,5 kW. Kecepatan putar fan yang diubah sebesar 25, 30 dan 35 knop putar. Temperature yang diukur dihasilkan dari thermometer dry and wet bulb. Setelah melakukan pengamatan dan mendapatkan banyak data dari temperature, didapatkan nilai entalpi masing masing kondisi udara pada titik (1) dan (2) pada setiap perlakuan pemanasan dengan menggunakan diagram psikometrik. Dengan mengubungkan hasil temperature dry and wet bulb pada diagram psikometrik, akan didapatkan nilai entalpi. Lalu, mencari panas(kalor) yang digenerasikan dalam volume atur berdasarkan kesetimbangan massa dan panas didapatkan dari rumus = ( ) karena tidak ada energi kinetik, energi potensial dan energi dalam. Mencari laju aliran masa dapat digunakan rumus = dimana adalah kerapatan massa udara dan adalah debit. Lalu hasil hitungan besarnya panas(kalor) yang digenerasikan dari hasil hitungan dibandingkan dengan nilai yang tertera pada AC lab unit yaitu 0,5 kW, 1 kW dan 1,5 kW. Maka dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar daya dan semakin besar kecepatan putar fan akan menghasilkan panas(kalor) yang besar juga. Sahal Abidy M. (2412100049) Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa rata-rata suhu angin pada state awal lebih rendah dari pada state akhir. Artinya ada perpindahan kalor yang bekerja pada angin.Pada saat di state awal angin melepas kalor sehingga menjadi lebih dingin, sebaliknya pada kondisi akhir angin menyerap kalor sehingga suhunya naik. Setelah daya diperbesar yang terjadi adalah suhu pada state akhir mengalami perubahan sedangkan pada

state awal relatif tetap. Ketika daya diperbesar, jumlah angin yang masuk semakin banyak dimana ini menyebabkan kalor yang berpindah lebih banyak juga. Ini sesuai dengan konsep volume atur dan neraca energi bahwa ketika volume kontrol diubah tidak akan berefek pada jumlah massa yang keluar, karena sistem tertutup. Tetapi ketika dayanya ditambah menyebabkan jumlah entalpinya naik. Nur Fadhilah (2412100097) Pada praktikum termodinamika pertama yaitu membahas volume atur. Praktikan melakukan percobaan menggunakan AC laboratorium unit dengan mengukur perubahan temperatur 1 dan 2 sebagai temperatur pada saat udara masuk dan keluar pada daerah volume atur , ketika dilakukan penambahan daya dan penambahan kecepatan putar fan. Temperatur yang praktikan ukur yaitu suhu pada saat keadaan kering (dry bulb) serta pada keadaan basah (wet bulb). Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan daya pada piranti AC laboratorium unit, terjadi peningkatan temperatur pada 2 basah dan kering. Penambahan kecepatan putar fan juga menyebabkan terjadi peningkatan temperatur pada 2 . Akan tetapi besar perubahan temperatur yang terjadi pada 2 tidak konstan dan signifikan. Yaitu diperoleh temperature 2 sebagai suhu keluaran daerah volume atur, menunjukkan bahwa 2 pada keadaan basah bersuhu lebih tinggi dibandingkan 2 pada keadaan kering. Hal ini bisa dimungkinkan terjadi kesalahan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain kurang ketelitian pengamat dalam membaca termometer atau kurangnya kepekaan termometer tehadap temperatur yang diukur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan daya dan kecepatan putar fan dapat meningkatkan temperature keluaran pada AC. Dimana dengan menggunakan perhitungan rumus, selain dapat meningkatkan temperatur keluaran pada AC, penambahan daya pada AC lab juga mengakibatkan peningkatan laju kalor, dan penambahan kecepatan putar fan mengakibatkan peningkatan laju massa.

V. KESIMPULAN A. Kesimpulan Dari hasil praktikum tentang volume atur ini kami dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa : 1. Semakin besar daya yang digunakan dalam AC lab unit maka akan semakin besar pula panas yang dihasilkan oleh AC lab unit. 2. Semakin besar putaran knop pada AC lab unit maka akan besar pula panas yang dihasilkan, jadi daya dan putan knop mempengaruhi besar panas yang dihasilkan oleh AC REFERENSI Michael J. Moran dan Howard N Shapiro. Termodinamika Teknik Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2004

Anda mungkin juga menyukai