Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FISIKA GELOMBANG

SINAR X

Diususun oleh: Trisca Vimalasari (2412100011) Febrilia Ramadani (2412100032) Muhammad Syafiq (2412100057) Miftakhul Asrori (2412100078) Abu Hamam (2412100100) Muhammad Jamaluddin (2412100122)

JURUSAN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

MAKALAH FISIKA GELOMBANG

SINAR X

Diususun oleh: Trisca Vimalasari (2412100011) Febrilia Ramadani (2412100032) Muhammad Syafiq (2412100057) Miftakhul Asrori (2412100078) Abu Hamam (2412100100) Muhammad Jamaluddin (2412100122)

JURUSAN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatnya kami mampu menyelesaikan Makalah Fisika Gelombang ini demgan sebaik-baiknya. Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Dalam Makalah Fisika Gelombang ini kami membahas tentang salah satu Spektrum Gelombang Elektromagnetik yaitu Sinar X. Kami berharap makalah yang kami buat ini nantinya dapat bermanfaat bagi seluruh pembacanya, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan para pembacanya. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun Makalah ini, khususnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen pembimbing mata kuliah Fisika Gelombang. Kami mengetahui masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami butuhkan sebagai bahan perbaikan dalam penyusunan makalah yang akan datang.

Surabaya, 2 Desember 2013

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................. i Kata Pengantar ................................................................................................................. ii Daftar Isi .......................................................................................................................... iii Daftar Gambar ................................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1 1.3 Tujuan ................................................................................................................... 2 1.4 Sistematik Praktikum ............................................................................................ 2 BAB II ISI 2.1 Sejarah Sinar X ..................................................................................................... 3 2.2 Definisi Sinar X .................................................................................................... 3 2.3 Proses Trejadinya Sinar X .................................................................................... 4 2.4 Karakteristek Sinar X............................................................................................ 5 2.5 Interaksi Sinar X Dengan Bahan........................................................................... 5 2.6 Sinar X Karakteristik ............................................................................................ 9 2.7 Aplikasi Sinar X.................................................................................................... 10 2.8 Hukum Bragg ........................................................................................................ 11 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 13

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 15

iii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Intensitas Radiasi Setelah Melalui Bahan ........................................... 6 Gambar 2. Kurva Intensitas Radiasi Setelah Melalui Bahan ................................ 6 Gambar 3. Efek Foto Listrik ................................................................................. 7 Gambar 4. Efek Compton ..................................................................................... 8 Gambar 5. Proses Produksi Pasangan ................................................................... 8 Gambar 6. Spektrum Khas Sinar X ....................................................................... 9 Gambar 7. Pola Interaksi sinar X dengan material kristalin ................................. 12

iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang ada saat ini mempengaruhi segala bidang yang ada, mulai dari bidang industri, otomotif, kesehatan, pendidikan, sosial, dan lain sebagainya. Perkembangan teknologi didukung dengan perangkat-perangkat modern yang sudah diteliti selama bertahun-tahun. Perkembangan alat modern yang ada saat ini tidak terlepas dengan adanya gelombang elektromagnetik. Di era modern, gelombang elektromagnetik banyak dipakai dan dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, misalnya di dunia kesehatan, dunia industri, ataupun diaplikasikan untuk membantu kehidupan sehari-hari. Salah satu gelombang elektromagnetik yang dimanfaatkan adalah sinar X. Keberadaan sinar X mempunyai dampak negatif dan dampak positif bagi kehidupan manusia. Sebagai salah satu yang memanfaatkan keberadaan sinar X, kita harus benar-benar memahami keuntungan, spesifikasi, maupun kerugian yang ditimbulkan oleh sinar X, agar sinar X dapat membantu kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 1.2.2 Apa karakteristik sinar-x ? Apa saja aplikasi yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan sinar-x ?

1.3 Tujuan 1.3.1 1.3.2 Mengetahui karakteristik sinar X Mengetahui aplikasi dari sinar X dalam kehidupan sehari-hari

1.4 Sistematika Makalah Pada makalah kali ini kami menggunakan beberapa bab. Di setiap bab kami juga menggunakan sub bab. Berikut ini sistematika penulisan makalah oleh kelompok kami : 1.4.1 Bab I Pendahuluan :

a. Latar Belakang : Berisikan tentang hal-hal yang melatar belakangi pembuatan makalah ini. b. Rumusan Masalah : Rumusan masalah ini berisikan tentang masalahmasalah apa saja yang dihadapi pada makalah ini. c. Tujuan : Tujuan ini berisikan tentang tujuan yang ingin kita dapatkan melalui makalah ini. d. Sistematik Laporan : Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai apa saja yang ada di dalam makalah. 1.4.2 Bab II Isi :

Pada bab ini berisikan tentang apa saja yang dibahas dalam makalah ini. 1.4.3 Bab III Penutup : a. Kesimpulan : Dalam sub bab ini diterangkan mengenai kesimpulan yang didapat pada makalah yang kami buat ini

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Sinar X Di akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman,18451923), seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di Jerman dengan sungguhsungguh melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar. Lalu ia membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia mengamati sesuatu yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja mulai berpendar di dalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat tersebut tetap berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap berpendar. Roentgen berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi di dalam tabung sinar katoda dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini disebut sinarX yang maksudnya adalah radiasi yang belum diketahui. Ia menerima Hadiah Nobel Fisika tahun 1914 untuk penemuan difraksi sinarX pada kristal. Penemuan ini ketika ia membahas permasalahan yang terkait dengan perjalanan gelombang cahaya melalui periodik, susunan kristalin partikel. Ide kemudian datang bahwa sinar elektromagnetik yang jauh lebih pendek dari sinarX seharusnya akan menyebabkan semacam fenomena difraksi atau interferensi dan bahwa kristal akan memberikan semacam media. Meski Sommerfeld, W. Wien keberatan terhadap ide Friedrich, asisten Sommerfeld dan Knipping bereksperimen dan setelah beberapa kegagalan, akhirnya berhasil membuktikan itu benar.

2.2 Definisi Sinar X SinarX merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik yang mempunyai energi antara 200 eV1 MeV dengan panjang gelombang antara 0,5 2,5 . Panjang gelombang sinar X pendek, hampir sama dengan jarak antara atom dalam kristal, menyebabkan sinarX menjadi salah satu teknik dalam analisa mineral. Sinar-X berada pada rentang frekuensi 300 juta GHz (10 pangkat 17) dan 50 miliar GHz (10 pangkat 19). Penggunaan alat Sinar X untuk diagnosa dan

pengobatan memerlukan kehatihatian karena tingginya resiko bahaya yang dapat ditimbulkan dari penggunaannya atau hal lain yang diakibatkan radiasi ionisasi. Semua jaringan pada hewan dan manusia peka terhadap radiasi. Penggunaan dosis minimum dengan nilai yang melebihi batas tertentu dapat menyebabkan kerusakan atau perubahan pada jaringan yang terpapar. Jaringan yang sangat rentan terhadap bahaya radiasi antara lain adalah : kulit, limfatik, hemopoetik, leukopoetik, glandula mamary, thyroid, tulang (pada pusat pertumbuhan epifise), epitel germinal atau gonad. Oleh sebab itu, kehatihatian dalam penggunaan radiasi sangat diperlukan, karena kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penggunaan radiasi sangat besar. Radiasi ionisasi mempunyai sifat tidak berwujud/tampak, tidak berbau dan tidak memberikan rangsangan fisik langsung pada objek yang terpapar. Efek radiasi pada objek yang terpapar sangat berbahaya dan bersifat kumulatif dari penyinaran yang terus menerus. Efek yang sering muncul antara lain erithema, alergi hingga mutasi genetik. Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya makin besar penyerapannya. Sinar X sebagaimana radiasi gelombang elektromagnetik yang lain memancar ke segala arah secara merata. Jumlah radiasi per satuan waktu per satuan luas (Intensitas) disuatu tempat sangat tergantung pada tiga hal yaitu jumlah radiasi yang dipancarkan oleh sumber, jarak antara tempat tersebut dan sumber radiasinya, serta medium diantaranya.

2.3 Proses Terjadinya Sinar-X 2.3.1 Proses Dalam Tabung Rontgen a. Di dalam tabung roentgen ada katoda dan anoda dan bila katoda (filament) dipanaskan lebih dari 20.000 derajat C sampai menyala dengan mengantarkan listrik dari transformator, b. Karena panas maka electron-electron dari katoda (filament) terlepas c. Dengan memberikan tegangan tinggi maka electron-elektron dipercepat gerakannya menuju anoda (target), d. Elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda (target) sehingga terbentuk panas (99%) dan sinar X (1%),

e. Sinar X akan keluar dan diarahkan dari tabung melelui jendela yang disebut diafragma, f. Panas yang ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin. 2.3.2 Proses Brehmsstrahlung Electron dengan kecepatan tinggi (karena ada beda potensial 1000 Kvolt) yang mengenai target anoda, electron tiba-tiba akan mengalami pelemahan yg sangat darastis oleh target sehingga menimbulkan sinar-x, sinar-x yg terjadi dinamakan sinar-x brehmsstrahlung or braking radiation. Pada waktu muatan (electron) yang bergerak dengan kecepatan tinggi (mengalami percepatan), karena adanya beda potensial, muatan (electron) akan memancarkan radiasi

elektromagnetik dan ketika energy electron cukup tinggi maka radiasi elektromagnetik tersebut dalam range sinar-x.Sinar-x jenis ini tidak dipergunakan untuk XRD (X-Ray Difraction).

2.4 Karakteristik Sinar X Sinar X memiliki karakteristik sebgai berikut : a. Mempunyai daya tembus yang tinggi Sinar X dapat menembus bahan dengan daya tembus yang sangat besar, dan digunakan dalam proses radiografi. b. Mempunyai panjang gelombang yang pendek Yaitu : 1/10.000 panjang gelombang yang kelihatan c. Mempunyai efek fotografi. Sinar X dapat menghitamkan emulsi film setelah diproses di kamar gelap. d. Mempunyai sifat berionisasi.Efek primer sinar X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan zat tersebut. e. Mempunyai efek biologi. Sinar X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.

2.5 Interaksi Sinar X dengan Bahan Pada saat foton mengenai suatu bahan maka akan terjadi interaksi yang mengakibatkan penyerapan atau penghamburan foton. Proses penyerapan dan penghamburan akan berpengaruh pada pelemahan atau attenuasi dari foton

tersebut yang disebabkan oleh kerapatan, ketebalan dan nomor atom bahan yang dilalui. Apabila radiasi elektromagnetik masuk ke dalam bahan , maka sebagian dari radiasi tersebut akan terserap oleh bahan. Sebagai akibatnya, intensitas radiasi setelah memasuki bahan penyerap lebih kecil dibandingkan intensitas semula. Proses pelemahan radiasi elektromagnetik baik sinar-X maupun sinar gamma dalam suatu bahan , maka akan terjadi pengurangan intensitas memenuhi persamaan : I = Ioe-x Dimana intensitas radiasi elektromagnetik setelah melalui bahan (I), intensitas radiasi elektromagnetik sebelum melalui bahan (Io), koefisien serapan bahan bahan () dan ketebalan bahan (x).

Gambar 1. Intensitas Radiasi Setelah Melalui Bahan (M. Syukur, 1974)

Gambar 2. Kurva Intensitas Radiasi Setelah Melalui Bahan (Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2006) Nilai HVL dan TVL suatu bahan dapat dihitung dari koefisien serap linier () nya dengan persamaan berikut : HVL =

TVL = HVL (Half value layer) adalah tebal bahan yang dapat menyerap intensitas radiasi menjadi separonya, sedangkan TVL (Tenth value layer) adalah tebal bahan yang dapat menyerap intensitas radiasi menjadi seper-sepuluhnya.

2.5.1 Mekanisme Interaksi Sinar-X Mekanisme interaksi sinar X ketika mengenai materi adalah efek fotolistrik, efek Compton dan produksi pasangan. a. Efek Foto Listrik
Pada penyinaran, energi radiasi akan diserap seluruhnya. Energi yang diserap itu dipergunakan untuk mengeluarkan elektron dari ikatan inti atom. Elektron yang terlepas itu disebut fotoelektron. Proses pengeluaran elektron ini terjadi pada penyinaran dengan energi foton yang rendah berkisar antara 0,01 MeV hingga 0,5 MeV.

Gambar 3. Efek Foto Listrik Radiasi elektromagnetik dengan energi fotonnya kecil akan berinteraksi dengan elektron-elektron yang berada di orbit luar atom. Semakin besar energi foton maka elektron-elektron yang berada pada orbit lebih dalam akan dilepaskan. Efek fotolistrik ini umumnya banyak terjadi pada materi dengan nomor atom yang besar, seperti pada tembaga (Z=29) atau timah hitam (Z=82). E = W0 + Ek Ek = E - W0 Ek = hf - hf0 Energi foton datang (hf) sebagian besar berpindah ke elektron fotolistrik dalam bentuk energi kinetik elektron. Dimana energi kinetik (Ek), konstanta Planck (h) = 6,63 x 10 J.s, energi ambang (W0).

b. Efek Compton Energi radiasi hanya sebagian saja diserap untuk mengeluarkan elektron dari atom (fotoelektron) sedangkan sisa energi akan terpancar sebagai hamburan radiasi dengan energi yang lebih rendah daripada energi semula. Elektron itu dilepaskan dari ikatan inti atom dan bergerak dengan energi kinetik disertai foton lain dengan energi lebih rendah dibandingkan foton datang. Foton lain itu disebut foton hamburan dengan energi hf dan terhambur dengan sudut terhadap arah foton datang. Efek Compton terjadi pada elektron-elektron bebas atau terikat secara lemah pada penyinaran dengan energi radiasi yang lebih tinggi yaitu berkisar antara 200-1.000 KeV. Dalam proses hamburan Compton, sinar X seolah-olah menubruk salah satu elektron dan kemudian terhambur kea rah yang lain. Sebagian energi sinar X diberikan ke elektron sehingga lepas dari lintasannya, sedangkan sisanya dibawa oleh sinar X hamburan.

Gambar 4. Efek Compton c. Produksi Pasangan

Gambar 5. Proses Produksi Pasangan (Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2006) Proses produksi pasangan hanya terjadi bila energy sinar X lebih besar dari 1,02 Mev dan sinar X tersebut berhasil mendekati inti atom. Sinar X tersebut akan

lenyap dan berubah menjadi sepasang elektron-positron. Positron adalah partikel yang identik dengan elektron tetapi bermuatan positif.

2.6 Sinar-X Karakteristik Electron dari katoda yang bergerak dengan percepatan yg cukup tinggi, dapat mengenai electron dari atom target (anoda) sehingga menyebabkan electron tereksitasi dari atom, kemudian electron lain yang berada pada sub kulit yang lebih tinggi akan mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh electron tadi, dengan memancarkan sinar-x yang memiliki energy sebanding dengan level energy electron. Karena sinar-X karakteristik memiliki Panjang gelombang tertentu yang dapat difilter, maka jenis ini banyak diaplikasikan untuk XRD (XRay Diffraction) dalam menentukan struktur material. Sinar-X yang diperoleh memberikan intensitas puncak tertentu yang bergantung pada kebolehjadian transisi elektron yang terjadi. Transisi K lebih mungkin terjadi dan memiliki intensitas yang lebih tinggi daripada transisi K, sehingga radiasi K yang digunakan untuk keperluan difraksi sinar-X. Sinar-X juga dapat dihasilkan oleh proses perlambatan elektron pada saat menembus logam sasaran. Proses perlambatan ini menghasilkan sinar-X yang biasa disebut sebagai radiasi putih. Hasil dari semua proses tadi untuk logam tertentu adalah spektrum khas sinar-X seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Terdapat bentuk dasar yang terbentuk oleh radiasi putih dan puncak khas tajam yang bergantung pada kuantisasi transisi elektron.

Gambar 6. Spektrum Khas Sinar X

2.6.1 Intensitas Sinar X Karakteristik Intensitas sinar-x karakteristik yang terdeteksi tergantung pada 3 faktor. Pertama, nomor atom dari atom teradiasi dan juga atom lingkungannya. Kedua, probabilitas terabsorpsinya sinar-x sebelum terlepas keluar dari sampel. Ketiga, fluoresen sekunder yang juga merupakan salah satu akibat terabsorpsinya sinar-x tersebut. Sebagai contoh, suatu sinar-x karakteristik energi tinggi dari unsure mungkin diabsorpsi oleh atom unsur B, karenanya merangsang sebuah emisi karakteristik dari unsur kedua dari energi yang lebih rendah. Terdapatnya unsur A dan B dalam sampel yang sama akan menaikkan intensitas dari emisi karakteristik dari unsur B dan mengurangi emisi karakteristik dari unsur A. Inilah yang disebut sebagai efek matriks (matrix effect), yaitu sebuah efek yang tergantung pada matriks sampel, yang karenanya membutuhkan perlakuan khusus selama analisa kuantitatif

2.7 Aplikasi Sinar X 2.7.1 Teknik Radiografi


Bayangan laten yang terbentuk pada film Roentgen (radiografi) dihasilkan oleh berkas sinar-X sesudah menembus objek mengenai film atau berasal dari berkas cahaya tampak yang dihasilkan pada proses emisi cahaya dari interaksi radiasi sinarX dengan lembar penguat. Berkas radiasi sinar-X yang mengenai objek sebagian diserap oleh objek dan sisanya diteruskan (menembus objek). Berkas cahaya yang diteruskan tersebut mengenai emulsi film sehingga terbentuk bayangan objek. Berkas cahaya sinar-X yang menembus objek akan diserap oleh lembar penguat dan dipancarkan kembali dalam bentuk cahaya tampak. Berkas cahaya tampak tersebut selanjutnya mengenai emulsi film sehingga terbentuk bayangan laten.

2.7.2 Kontrol proses dalam Industri: a. Analisis cepat tak merusak Analisis komposisi bahan secara cepat dan tepat tanpa merusak dapat dilakukan dengan cara interaksi radiasi neutron dengan bahan yang dianalisis. Atom-atom bahan yang menjadi radioaktif akan memancarkan radiasinya dengan energi tertentu. Dengan bantuan Multi Channel Analyzer akan diketahui atom-atom yang ada dalam bahan tersebut.

10

b. Pengukuran tebal bahan Bahan yang akan dikontrol ketebalannya diletakkan diantara sumber radiasi dan detektor. Karena adanya bahan maka tidak seluruh radiasi yang dipancarkan akan tertangkap oleh detektor. Sebagian akan diserap oleh bahan. Bila tebal bahan tetap, maka cacah radiasi yang tercatat akan tetap. Bila terjadi perubahan tebal bahan, maka radiasi yang tercatat akan berubah dan keadaan ini secara otomatis akan menghentikan rol pengontrol tebal bahan. Alat ini digunakan pada industri plat logam, kertas dan plastik. c. Peningkatan Mutu Bahan Mutu bahan yang semula kurang baik dapat ditingkatkan mutunya dengan teknik irradiasi. Contohnya adalah pelapisan papan kayu irradiasi. Peningkatan mutu kayu dalam hal ini dengan proses pelapisan permukaan yang berfungsi selain untuk melindungi bahan terhadap perlakuan dari luar yang bersifat merusak, juga dimaksudkan juga untuk memperindah permukaan kayu. d. Industri pertambangan Pada industri pertambangan teknik nuklir yang digunakan adalah hamburan balik radiasi dengan memakai radioisotop sumber tertutup. Seperti yang diketahui bahwa interaksi radiasi dengan materi, selain terjadi penyerapan radiasi oleh materi, dapat juga terjadi hamburan balik radiasi. Karakteristik hamburan balik radiasi tergantung pada materi atau atom yang terkena radiasi. Hamburan balik setelah melalui kalibrasi dapat digunakan untuk membaca jenis bahan atau materi yang menghambur balikkannya. Kegunaan: Analisis kimia rutin dalam pengawasan produksi Analisis biji logam ditempat-tempat penambangan Analisis unsur-unsur pokok dalam logam campuran. Analisis kandungan unsur dalam semen.

2.8 Hukum Bragg Suatu kristal memiliki susunan atom yang tersusun secara teratur dan berulang, memiliki jarak antar atom yang ordenya sama dengan panjang gelombang sinar-X. Akibatnya, bila seberkas sinar-X ditembakkan pada suatu

11

material kristalin maka sinar tersebut akan menghasilkan pola difraksi khas. Pola difraksi yang dihasilkan sesuai dengan susunan atom pada kristal tersebut.

Gambar 7. Pola Interaksi sinar X dengan material kristalin

12

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan a. SinarX merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik yang mempunyai energi antara 200 eV1 MeV dengan panjang gelombang antara 0,52,5 . Panjang gelombang sinar X pendek, hampir sama dengan jarak antara atom dalam kristal, menyebabkan sinarX menjadi salah satu teknik dalam analisa mineral. Sinar-X berada pada rentang frekuensi 300 juta GHz (10 pangkat 17) dan 50 miliar GHz (10 pangkat 19). b. Sinar X ditemukan oleh sarjana fisika berkebangsaan Jerman yaitu W. C. Rontgen tahun 1895 c. Sifat-sifat sinar X : Mempunyai daya tembus yang tinggi Sinar X dapat menembus bahan dengan daya tembus yang sangat besar, dan digunakan dalam proses radiografi. Mempunyai panjang gelombang yang pendek Yaitu : 1/10.000 panjang gelombang yang kelihatan Mempunyai efek fotografi. Sinar X dapat menghitamkan emulsi film setelah diproses di kamar gelap. Mempunyai sifat berionisasi.Efek primer sinar X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan zat tersebut. Mempunyai efek biologi. Sinar X akan menimbulkan perubahanperubahan biologi pada jaringan. Efek biologi ini digunakan dalam pengobatan radioterapi. d. Proses Terbentuknya Sinar X Proses di dalam tabung rontgen Proses Brehmsstrahlung e. Mekanisme sinar X dengan bahan antara lain dapat mengakibatkan beberapa peristiwa diantaranya : Efek FotoListrik

13

Efek Compton Produksi Pasangan f. Aplikasi Sinar X Teknik Radiografi Kontrol Proses dalam Industri : Analisis cepat tak merusak Pengukuran tebal bahan Peningkatan mutu bahan Industri pertambangan

14

DAFTAR PUSTAKA Jamaluddin, K. 2010. Makalah Fisika Material X-RD (X-Ray Diffractions)

Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo : Kendari Makalah Sinar X Universitas Sumatera Utara http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30474/3/Chapter%20II.pdf diakses pada 24 Oktober 2013 pukul 22:49 Penahan Radiasi http://www.batan.go.id diakses pada 30 Oktober 2013 pukul 20:17 Makalah Sinar X Universitas Indonesia http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128124-R22-RAD-53Perbedaan%20detil-Literatur.pdf diakses pada 24 Oktober 2013 pukul 23:12

15

Anda mungkin juga menyukai