Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Riwayat Kasus Pada tanggal 14 Agustus 2007, telah dilakukan pemeriksaan terhadap ayam broiler dengan nomor protokol 126/N/07 milik Wyn !uliarta yang berasal dari "an#ar $erih, !eng%i "adung, "ali &umlah populasi ternak ayam broiler 4000 ekor dan ayam tersebut berumur 26 hari Ayam broiler yang sakit pada %aktu pengambilan sampel sebanyak '(0 ekor dan mati sebanyak '0 ekor Ayam broiler ini dipelihara dengan metode semi intensi), pakan yang diberikan berupa pakan #adi *konsentrat+, pemberian minum se,ara adlibitum, pada umur 4 hari dilakukan -aksinasi N. se,ara tetes, pada umur 1/ hari dilakukan -aksinasi $umboro, dan pada umur 20 hari dilakukan -aksinasi N. *boster -aksinasi N. melalui air minum+ $e#ala klinis adalah0 !en,ret putih dan berlendir, bulu terkulai, dan bersin1bersin 2etelah dinekropsi dan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, sampel yang berupa darah, )eses, parasit, dan organ1organ yang mengalami perubahan dikirim ke beberapa laboratorium untuk diperiksa lebih lan#ut 1.2 Tujuan 3u#uan dari laporan ini adalah untuk menentukan diagnosa dari kasus penyakit pada ayam broiler dengan nomer protokol 126/N/07 berdasarkan hasil pemeriksaan lima laboratorium

BAB II MATERI DAN METODE 2.1 Laboratoriu Pato!o"i

!ateri 0 4ati, gin#al, lim)a, #antung, bursa )abriseus, usus, pro-entrikulus, pankreas dan otak !etode 0 5rgan dipotong ke,il kemudian direndam dalam ,airan Netral Buffer Formalin *N"6+ 107 2elan#utnya dilakukan dehidrasi bertingkat dengan ,ara merandam potongan organ se,ara berturut1turut ke dalam alkohol 707, 807, (07, (67, alkohol absolut selama beberapa #am 9emudian dilakukan clearning atau pen#ernihan dengan merendam potongan organ dalam :ylol atau 3oluena atau "en;ena, lalu in)iltrasi dengan para)in ,air 2elan#utnya dilakukan embedding dan blocking dimana potongan organ ditanam pada blok yang telah disiapkan kemudian disimpan dalam lemari es selama 24 #am 2etelah itu dilakukan sectioning atau pemotongan dengan alat mikrotome setebal < / mikron dan selan#utnya dengan pe%arnaan dan mounting dengan metode 4arris 4emato=ylin1>osin kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop 2.2 Laboratoriu !etode 0 221 Pemeriksaan @las .arah Preparat ulas dibuat dengan meneteskan darah pada ob#ek gelas, kemudian dengan ob#ek gelas yang lain ditempelkan pada tetesan darah tersebut membentuk sudut 4/0 dan didorong sehingga terbentuk ulas darah tipis 9emudian )iksasi dengan methanol, setelah preparat ulas kering dilan#utkan dengan pe%arnaan giem;a Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop pembesaran ob#ekti) 100: menggunakan minyak emersi untuk menghitung di))erensial leukosit 222 Penghitungan >ritrosit .arah yang berisi antikoagulan diisap dengan pipet eritrosit sampai tanda 0,/ kemudian larutan pengen,er 4ayem diisap sampai tanda 101 4omogenkan, Pato!o"i K!ini#

!ateri 0 .arah ? >.3A

buang beberapa tetes lalu masukkan ke kamar hitung dan hitung dengan mikroskop 22' Penghitungan Aeukosit .arah yang berisi antikoagulan diisap dengan pipet eritrosit sampai tanda 0,/ kemudian larutan pengen,er rese,ker diisap sampai tanda 111 4omogenkan buang beberapa tetes lalu masukkan ke kamar hitung dan hitung dengan mikroskop 224 Penetapan 9adar 4emoglobin 3abung hemometer diisi dengan larutan 4Bl 0,1 N sampai tanda 2 gram7 .engan pipet sahli darah diisap sampai tepat pada tanda 20 ammo, kemudian darah tersebut dimasukkan ke dalam tabung hemometer yang telah terisi oleh 4Bl 0,1 N ditunggu beberapa saat kemudian tambahkan aCuades tetes demi tetes sambil diaduk sampai %arnanya sama dengan %arna ,oklat pada gelas standar 22/ Penetapan Nilai 4ematokrit/PBD Pipet mikrohematokrit diisi darah sampai 6/7 bagian, pipet kemudian salah satu u#ungnya ditutup dengan malam/sabun Pipet mikrohematokrit disentri)uge dengan ke,epatan 10 000 rpm selama / menit Nilai hematokrit/PBD diba,a dengan menggunakan alat ba,a khusus 2.$ Laboratoriu !etode 0 2'1 Pemeriksaan @las .arah !etode ulas darah tipis dibuat untuk mengetahui ada tidaknya proto;oa darah pada ayam yang diperiksa Bara membuat sama seperti ulas darah tipis pada Aaboratorium Patologi klinik '22 Pemeriksaan 3in#a Pemeriksaan tin#a se,ara umum bertu#uan untuk menemukan telur atau lar-a ,a,ing dan proto;oa pan,ernaan Pemeriksaan tin#a dilakukan dengan metode nati) yaitu dengan ,ara )eses di,ampur dengan sedikit aCuades di atas ob#ek gelas kemudian ditutup dengan ,o-er gelas, kemudian diperiksa di ba%ah mikroskop dengan pembesaran obyekti) 10 :. !etode sedimentasi yaitu dengan Parasito!o"i

!ateri 0 6eses, kerokan usus dan darah

'

,ara )eses dimasukkan kedalam gelas pelastik, kemudian tambahkan aCuades agar konsentrasinya kira1kira 107, kemudian aduk sampai homogen, lalu disaring dengan kain, kemudian masukkan kedalam tabung sentri)uge sampai E -olume tabung dan disentri)uge dengan ke,epatan 1 /00 rpm selama 21' menit, tabung sentri)uge dikeluarkan, supernatan dibuang, kemudian sedimen yang tertinggal didasar tabung diaduk, kemudian buatlah preparat seperti pemeriksaan nati), dan diperiksa diba%ah mikroskup dengan pembesaran obyekti) 10: !etode pengapungan yaitu )eses dimasukkan kedalam gelas pelastik, kemudian tambahkan aCuades agar konsentrasinya kira1kira 107, kemudian aduk sampai homogen, lalu disaring dengan kain, kemudian masukkan kedalam tabung sentri)uge sampai E -olume tabung dan disentri)uge dengan ke,epatan 1 /00 rpm selama 21' menit, tabung sentri)uge dikeluarkan, supernatan dibuang, kemudian sedimen yang tertinggal didasar tabung ditambahkan larutan pengapung sampai -olumenya E tabung, aduk hingga homogen, kemudian disentri)uge lagi dengan ke,epatan 1 /00 rpm selama 21' menit, tabung sentri)uge dikeluarkan, lalu ditaruh dalam rak tabung reaksi dengan posisi tegak lurus, kemudian tambahkan ,airan pengapung se,ara perlahan1lahan dan hati1hati sampai permukaan ,airan ,embung *#angan sampai tumpah+, tunggu selama 112 menit, kemudian ambil gelas penutup, lalu sentuhkan pada permukaan ,airan pengapung pembesaran obyekti) 10: 2.% Laboratoriu !etode 0 241 Fsolasi dan Fdenti)ikasi 9uman 2pesimen berupa usus halus dan paru1paru ditanam pada media "lood Agar dan !a, Bonkey Agar 2pesimen diambil dengan ose steril dan diusapkan pada permukaan media, kemudian diinkubasikan pada suhu '70 B selama 24 #am "akteri yang tumbuh diidenti)ikasi meliputi bantuk, %arna, tepian, ele-asi dan diameter koloni Mi#robio!o"i dan setelah itu tempelkan gelas penutup diatas gelas ob#ek, periksa diba%ah mikroskop dengan

!ateri 0 usus halus dan paru1paru

242

Penge,atan $ram Pe%arnaan $ram dilakukan dengan ,ara mengambil koloni yang sudah

diidenti)ikasi kemudian diusapkan pada ob#ek gelas yang sudah ditetesi dengan aCuades kemudian dihomogenkan dan di)iksasi 2etelah kering tetesi dengan Brystal Diolet didiamkan selama 2 menit Bu,i dengan air mengalir, selan#utnya tetesi dengan Fodin diamkan selama 2 menit Bu,i dengan air mengalir, lunturkan dengan alkohol (/7 Warnai dengan sa)ranin diamkan selama 1 menit, kemudian ,u,i dengan air mengalir 9eringkan preparat, amati di ba%ah mikroskop dengan pembesaran ob#ekti) 100: menggunakan minyak emersi, amati %arna dan bentuk kuman 24' @#i Gespirasi 9arbohidrat @#i Gespirasi 9arbohidrat dengan u#i katalase dan u#i oksidase @#i katalse dilakukan dengan ,ara mengambil koloni pada media, letakkan pada ob#ek gelas tambahkan 4252 '7, kemudian amati ada tidaknya pembentukan gelembung gas @#i 5ksidase dilakukan dengan ,ara men,elupkan sti,k oksidase pada aCuades, kemudian dioleskan pada koloni lalu amati perubahan %arna yang ter#adi 244 @#i Penggunaan Asam Amino @#i ini dilakukan pada media 32FA dan 2F! 9oloni kuman diambil menggunakan needle steril kemudian ditanam pada masing1masing media Fnkubasikan selama 24 #am pada suhu '70 B Pada 32FA amati perubahan %arna baik pada bagian tegak maupun pada bagian miring Pada media 2F! amati perubahan %arna, amati adanya ,in,in merah pada media setelah ditetesi reagen indol/ko-a, dan amati apakah kuman bersi)at motil atau tidak 24/ @#i Penggunaan Bitrat @#i ini dilakukan pada media simon ,itrate 9oloni kuman diambil menggunakan needle steril kemudian ditanam pada media simon ,itrat Fnkubasikan selama 24 #am pada suhu '70 B Amati perubahan %arna yang ter#adi 246 @#i 6ermentasi 9arbohidrat @#i )ermentasi karbohidrat dilakukan dengan penanaman pada media kaldu karbohidrat dan media !GDP !edia kaldu karbohidrat yang dipakai adalah glukosa, laktosa, manitol, maltosa, sukrosa 9oloni diambil kemudian ditanam pada media kaldu karbohidrat dan media !GDP kemudian diinkubasikan pada

suhu '70 B selama 24 #am Amati perubahan %arna dan pembentukan gas pada durham cup pada media kaldu karbohidrat, untuk media !GDP dibagi ke dalam 2 tabung steril 3abung 1 ditetesi dengan reagen !G, tabung 2 ditetesi reagen DP, amati apakah media berubah %arna men#adi merah atau tidak 2.& Laboratoriu a. P(R !ateri 0 5rgan *usus, lambung, otak, limpa, paru1paru, hati, pankreas, gin#al, bursa )abrisius, pro-entrikulus+ dan s%ab kloaka !etode 0 2/1 Penyiapan Fnokulum 2pesimen berupa organ dipotong ke,il1ke,il dan dihan,urkan di dalam eppendor), kemudian tambahkan P"2 2%ab kloaka dimasukkan ke eppendor) yang berisi P"2 9eduanya disentri)uge dengan ke,epatan 2 000 rpm selama 1/ menit Ambil sepernatannya dan masukkan ke dalam eppendor) baru, lalu tambahkan antibiotik penisilin 1,2 Hl dan streptomisin 2 Hl, di-ortek dan diinkubasikan selama '0 menit pada suhu '70 B, lalu tanam di BA! *Chorioallantoic membrane+ 2/2 Fnokulasi Pada !embran 9orioalantois 3elur yang berumur 11 hari diamati dengan teropong untuk mengetahui keadaan embrio dan menandai kantong udara alami dan daerah disalah satu sisi telur yang bebas dari pembuluh darah Bangkang telur dilubangi, kemudian inokulum disuntikkan ke dalam ruang alantois .engan alat penusuk/bor telur, buat lubang pada ,angkang telur didaerah kantong udara alami dan pada daerah disalah satu sisi yang bebas dari pembuluh darah sesuai dengan tanda sebelumnya Pembuatan lubang pada sisi telur tersebut hendaknya dilakukan sedemikian rupa sehingga #arum tidak nampak menembus membran 9eluarkan se,ara berlahan1 lahan udara dari ruang udara alami, sehingga terbentuk ruang udara buatan pada salah satu sisi telur .engan menggunakan tuber,ulin syringe, suntikkan inokulum kedalam rungga udara buatan dengan dosis 0,110,8 ml tutup lubang dengan ,angkang dengan kutek atau para))in "erikan label seperlunya dengan pensil pada telur yang diinokulasikan dan selan#utnya eramkan pada temperature '7IB1 'iro!o"i

40IB pada posisi hori;ontal selama kurang lebih 7 hari Aakukan pengamatan setiap hari terhadap perubahan yang ter#adi 2/' Panen !embran !asukkan telur kedalam lemari es/pendingin dengan suhu 4IB1/IB selama beberapa #am untuk mrngurangi pendarahan pada saat membuka telur "uka dan potong ,angkang telur didaerah kantong udara buatan dengan gunting 9eluarkan isi telur dan perhatikan apakah BA!1nya masih melekat pada bagian dalam kulit telur atau keluar bersama1sama telur Ambil membrane tersebut dengan pinset dan lekatkan pada ,a%an Petri Amati se,ara ,ermat apakah ada ber,ak1ber,ak putih *po,kJs+ pada BA! tersebut 2/4 Fsolasi GNA 3ri;ole 2ebelum dilakukan isoalsi GNA tri;ole terlebih dahulu dilakukan @#i A$P untuk mengatahui adanya ikatan antara antigen dan antibodi terkait dengan program -aksinasi, dengan menggunakan antigen yang berasal dari panen BA! serta gerusan organ dan antibodi yang berasal dari serum 9emudian isolasi GNA1 tri;ole dilakukan dengan ,ara yaitu, 3ambahkan 0,7/ Hl tri;ol A2 reagen pada 0,2/ Hl spe,imen lalu di-orte= selama 1 menit Fnkubasikan sample pada suhu kamar selama / menit 3ambahkan 0,2 Hl kloro)orm kemudian di-ortek selama 1/ menit dan inkubasikan pada suhu kamar selama 1/ menit 2ample disentri)use dengan ke,epatan 12 000 GB6 selama 1/ menit Pisahkan aCuades kedalam tabung steril 3ambahkan isopro)il al,ohol 0,/ Hl kemudian homogenkan Fnkubasikan selama 10 menit pada suhu kamar lalu disentri)use 12 000 GB6 selama / menit 2upernatant dibuang, kemudian keringkan selama /110 menit 3ambahkan treated %ater 20 Hl kemudian simpan dalam lemari es 2// G31PBG G31PBG dilakukan dengan superskript3! FFF one1step G31PBG system %ith platinum K 3ag .NA Polymerase *in-itrogen+ dan G!F: *dntp, !g25 4 dan bu))er+ yang telah disediakan oleh produsen 2etelah GNA hasil isolasi GNA tri;ol diperoleh, selan#utnya masukan 11' Hl GNA yang diisolasi dan tambahkan 0,6 Hl dari masing1masing primer yang dipilih kedalam tabung PBG 3ambahkan 0,2/ Hl dan / Hl G!F:, selan#utnya masukan tabung kedalam thermo,y,ler eppendor) master,y,ler !esin penyiklus panas diprogram dengan suhu 4/ IB selama 1 #am,

(4 IB selama 4 menit dan pengulangan siklus sebanyak 40 kali pada suhu (4 IB selama 60 detik, /01// IB sesuai dengan primer yang digunakan selama '0 detik, dan 68172 IB selama 1 menit '0 detik Pada bagian akhir diinkubasikan pada suhu 68172 IB untuk memperoleh )ragmen yang sempurna selama / menit 3abung PBG bersama )ormula ini dimasukkan setelah termo,y,ler men,apai suhu /0 IB 2etelah G31PBG selesai, 40 7 dari produk ditambahkan dengan 112 Hl loading dye *bhorphenol1blue dan ,yline ,ynol+, selan#utnya dimasukkan pada gel agorose 17 yang telah diisi etidium bromida dengan konsentrasi 2/ Hg/Hl kemudian produk dielektro)oresis bersama dengam marker 100 bp .NA ladder *in-itrogen+ pada gel dengan menggunakan tegangan 100 D selama '0 menit Disualisasi .NA dilakukan dengan @D raider kemudian didokumentasi dengan kamera dan )ilm polaroid b. I uno)isto#i ia !ateri 0 5rgan blok 4ati, gin#al, lim)a, #antung, bursa )abriseus, usus, pro-entrikulus, pankreas dan otak !etode 0 4istopatologi diberi =ylol *2:/menit+, etanol *2:' menit+, P"2 *2:2 menit+ untuk men,u,i, tripsin '7 0B *10 menit+, 4252 '7 dalam P"2 selama 20 menit, P"2 *':2 menit+, Ab primer dalam P"2 ? susu skim /7 dan kemudian baru ditetesi ke #aringan, *P"2 ':2 menit+, Anti mouse Fg$ biotin *40 menit+, P"2 *':2 menit+, A-idin 4GP *10 menit+, P"2 *6:' menit+, .A" *7110 menit+, 3ap %ater */ menit+, !eyer1haemato=ylin */ menit+, P"2 *2 menit+, alkohol (6 7 *' menit+, etanol *2:' menit+, =ylol *2:' menit+, mounting

BAB III HA*IL DAN PEMBAHA*AN $.1 Hasi! P+ +ri#saan 4asil yang didapat dari lima laboratorium diagnostik pada kasus ayam broiler dengan nomor protokol 126/N/07 adalah sebagai berikut0 $.1.1 Hasi! P+ +ri#saan Laboratoriu Pato!o"i ' 1 1 1 Pemeriksaan Patologi Anatomi Pada pemeriksaan patologi anatomi ditemukan beberapa kelainan diantaranya ditemukan bursa membengkak dan kongesti, usus halus kongesti dan hemoragi serta masa usus berlendir ' 1 1 2 Pemeriksaan 4istopatologi Or"an 4ati $in#al Aimpa &antung "ursa 6abrisius 5tak @sus P+ruba)an Histo,ato!o"i .itemukan kongesti pada sinosoid .itemukan haemoragi pada #aringan interstitial, nekrosis tubulus, pembengkakan glomerulus dan in)iltrasi sel lim)osit 3er#adi 4aemoragi 3er#adi 4aemoragi 4aemoragi inter )olikel dan subepitel .itemukan kongesti pada otak 4aemoragi dan nekrosis hebat pada mukosa usus *sepan#ang duodenum+ sampai ke sub mukosa dan ditemukan sel1sel radang lim)osit di daerah kelen#ar, usus besar haemoragi dan Pro-entrikulus ter#adi nekrosis dan in)iltrasi sel radang limposit Peradangan, haemoragi dan nekrosis pada pro-entrikulus, dan in)iltrasi oleh sel radang lim)osit $.1.2 Hasi! P+ +ri#saan Pato!o"i K!ini# 4asil / 2 1 ' (0 12,1 4/ 2,'/ Normal 1/140 1,/16 1 /110 4/170 711' 221'/ 2,/1',/ 9eterangan !enurun Normal 1 !enurun !eningkat Normal !eningkat !enurun

4amatologi Neutro)il *7+ >osino)il *7+ "aso)il *7+ !onosit *7+ Aim)osit *7+ 9adar hemoglobin *g/dl+ 4ematokrit/PBD *7+ &umlah eritrosit *= 106 Hl+

&umlah leukosit *= 10' Hl+ !BD *)l+ !B4B *7+ !B4 *pC+ $.1.$

26,8( 1(1,46 26,8( /1,4(

121'0 (01140 261'/ ''147 Parasiti#

Normal !eningkat Normal !eningkat

Hasi! P+ +ri#saan Laboratoriu

!ateri !etode Pemeriksaaan 3in#a !etode Nati) !etode 2edimentasi !etode Pengapungan .arah !etode @las .arah

4asil Positi) Positi) Positi) Negati)

9eterangan .itemukan Proto;oa (Eimeria, spp.) .itemukan Proto;oa (Eimeria, spp.) .itemukan Proto;oa (Eimeria, spp.) @ntuk memeriksa adanya proto;oa darah

$.1.%

Hasi! P+ +ri#saan Laboratoriu

Mi#robio!o"i

Pada media "lood Agar koloni yang tumbuh ber%arna krem, bentuk bulat, tepi tegas *rata+, ele-asi ,embung, diameter bakteri 0,4 ,m dan menghemolisa darah *diameter ;ona hemolitiknya adalah 1 ,m+ Pada media !a, Bonkey agar kuman yang tumbuh ber%arna merah hal ini mengindikasikan kuman yang tumbuh adalah kuman gram negati) yang termasuk mem)ermentasi laktosa Pada pe%arnaan gram, kuman ber%arna merah dan berbentuk batang pendek Pada u#i respirasi karbohidrat, dimana u#i oksidase hasilnya negati), karena tidak ada perubahan %arna men#adi biru atau hitam pada sti,k oksidase @#i katalase hasilnya positi), hal ini ditandai terbentuknya gelembung1gelembung udara setelah kuman ditetesi dengan larutan 4252 '7 @#i penggunaan asam amino dengan menanam kuman pada media 32FA dan 2F! Pada media 32FA menun#ukkan perubahan %arna media men#adi kuning baik pada bagian tegak maupun pada bagian miring, hal ini menandakan kuman mem)ermentasi glukosa, laktosa, dan sukrosa, terdapat gelembung gas pada media bagian tegak, hal ini mengindikasikan kuman menghasilkan gas 3idak ada perubahan %arna media men#adi hitam, hal ini dikarenakan mikro organisme tidak mampu meman)aatkan asam amino yang kaya akan sul)ur dan ion 6e?? men#adi asam sul)ida *422+ untuk memenuhi ;at hara mikro organisme tersebut 9uman yang ditanam pada media 2F!, menun#ukkan tidak adanya pembentukan 422 *media tidak men#adi hitam+, meman)aatkan asam amino

10

tri)topan men#adi indol *terbentuknya ,in,in merah setelah ditetesi reagen indol/ko-a,+, dan kuman bersi)at motil dengan adanya bentukan kabut pada bagian tusukan osse @#i penggunaan sitrat, dengan menggunakan media simon ,itrate agar menun#ukkan hasil negati) dimana media tidak berubah dari hi#au men#adi biru 4al ini karena mikro organisme tidak mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energi Pada u#i )ermentasi karbohidrat, dengan media kaldu karbohidrat *glukosa, laktosa, maltosa, manitol dan sukrosa+ didapatkan hasil positi) mem)ermentasi karbohirat dan membentuk gas, dimana pada semua media berubah %arnanya men#adi kuning *bersi)at asam+, dan adanya udara pada u#ung tabung durham Pada u#i !GDP menun#ukkan hasil positi) pada !G *%arna media men#adi merah setelah ditetesi reagen !G+ dan DP negati) *%arna tidak berubah setelah ditetesi reagen DP+ "erdasarkan hasil isolasi dan identi)ikasi bakteri, maka bakteri yang tumbuh adalah bakteri Escherichia coli (E. coli).

$.1.&

Hasi! P+ +ri#saan Laboratoriu !ateri

'iro!o"i !etode 4asil Negati) 9eterangan 3idak terin)eksi -irus $umboro *F".+

Pemeriksaaan 5rgan *usus, lambung, otak, limpa, PBG paru1paru, hati, pankreas, gin#al, bursa )abrisius, pro-entrikulus+ dan s%ab kloaka

11

5rgan #antung,

blok

4ati,

gin#al,

lim)a, usus,

bursa

)abriseus,

F49 *Fmunohistokimia+

Positi)

3erin)eksi -irus N. *Newcastle disease+

pro-entrikulus, pankreas dan otak "erdasarkan hasil pemeriksaan di lima laboratorium *Patologi, Patologi 9linik, "akteriologi, Parasitologi dan Dirologi+ maka ayam broiler dengan nomor protokol 126/N/07 didiagnosa terin)eksi -irus N. *Newcastle disease+, berdasarkan ditemukan hemoragi pada pro-entrikulus, u#i F49 *Fmunohistokimia+ dan hasil u#i F". yang negati) $.2 P+ ba)asan 2trategi diagnosa suatu penyakit dapat didasarkan pada beberapa pendekatan, yaitu pendekatan epidemiologis, ge#ala klinis, patologis, dan laboratoris *2anthia, 200'+ Gessang *1(84+ menyatakan bah%a pada diagnostik penyakit1penyakit unggas harus dilakukan pemeriksaan pas,amati, bakteriologik, -irologik, dan histologik, oleh karena itu, mendiagnosis penyakit ayam broiler dengan nomor protokol 126/N/07didasarkan atas kedua pernyataan tersebut "erdasarkan pendekatan epidemiologi dapat ditarik diagnosis sementara yaitu ayam broiler ini menderita penyakit kronis dengan tingkat penyebaran dan kematian yang rendah $e#ala klinis yang ditun#ukkan yaitu, !en,ret putih dan berlendir, bulu terkulai, dan bersin1bersin dari ge#ala klinis ini tidak ada yang menun#ukkan ge#ala yang spesi)ik mengarah ke suatu penyakit *ge#ala yang masih bersi)at umum+ @ntuk meneguhkan diagnosa maka dilakukan pemeriksaan laboratorium .ari pemeriksaan laboratorium Patologi, Patologi 9linik, !ikrobiologi, Dirologi dan Parasitologi dapat diisolasi bakteri E. coli, Proto;oa *Emeria spp + dan in)eksi -irus Newcastle Disease *N.+ Dirus N. di#adikan penyebab utama penyakit dan "akteri E. coli serta Proto;oa *Emeria spp + tidak di#adikan penyebab utama penyakit melainkan di#adikan ikutan penyakit didasarkan atas pemeriksaan histopatologi *ditemukan pendarahan pada pro-entrikulus+ dan pemeriksaan F49 *ditemukan adanya sel yang ter,at ,oklat yang mengindikasikan adanya sel yang terin)eksi -irus+ "akteri E. coli dan proto;oa dapat bersi)at ikutan *opertunistik patogen yang biasanya mengikuti penyakit lain atau stres, dan

12

umum ter#adi pada in)eksi E. coli+ Penyakit ini banyak mun,ul akibat dari sanitasi kandang yang kurang Fn)eksi "akteri E. coli dan ,o,,idiosis ini menyebabkan kondisi ayam menurun dan penyakit lain mudah mengin)eksi ayam tersebut termasuk penyakit N. meskipun ayam sudah di-aksinasi Dirus N. tipe mesogenik biasanya mortalitasnya rendah ke,uali pada ayam muda yang peka,dan hal ini diperberat oleh berbagai )aktor lingkungan maupun in)eksi ,ampuran dengan mikroorganisme lainnya dan -aksinasi atau in)eksi alami dengan -irus N. galur Aa 2ota pada ayam pedaging men#elang dipanen dapat mendukung timbulnya koliseptikemia *3abbu, 2004+ 2e#umlah )lora normal dalam tubuh ataupun mikroorganisme yang se,ara alami ada di lingkungan dapat #uga berpotensi men#adi patogen dan menyebabkan penyakit ketika menyerang indi-idu yang mengalami penurunan daya tahan tubuh atau ketika berada pada #aringan atau organ yang tidak semestinya $ambaran histopatologi yaitu, hati ditemukan kongesti pada sinusoid, di gin#al ditemukan pendarahan pada #aringan interstitial, nekrosis tubulus, pembengkakan glomerulus dan in)iltrasi sel lim)osit, di limpa ter#adi haemoragi #antung ter#adi haemoragi, bursa )abrisius haemoragi inter )olikel dan subepitel otak mengalami kongesti, usus pendarahan dan nekrosis hebat pada mukosa usus *sepan#ang duodenum+ sampai ke sub mukosa dan ditemukan sel1sel radang limposit di daerah kelen#ar, usus besar pendarahan dan ter#adi nekrosis dan diin)iltrasi sel radang limposit, pro-entrikulus mengalami radang, nekrosis dan diin)iltrasi oleh sel radang limposit Adanya perdarahan pada lim)a, degenerasi lim)oid, nekrosis hemoragika pada usus, nekrosis pada hati, haemoragi pada #antung dan gin#al dapat ditemukan pada kasus Newcastle Disease *N.+ -irus N. akan menyerang sel1sel epitel pada saluran pen,ernaan dan organ1organ -is,eral lainnya, dimana perubahan mikroskopis menun#ukkan ter#adinya nekrosis, perdarahan dan in)iltrasi sel1sel lim)osit pada berbagai organ *3abbu, 2004+ !enurut 6enner *1(('+, lesi histologi yang paling menon#ol pada in)eksi Newcastle Disease *N.+ yaitu nekrosis pada mukosa usus dan #aringan lim)e serta perubahan hiperemia di berbagai organ termasuk otak !enurut 2ai) *200'+, perubahan makroskopik yang paling men,iri dari penyakit N. adalah perdarahan pada perbatasan pro-entrikulus dan -entrikulus Pada kasus ini #uga ditemukan

1'

hal yang sama Parahnya lesi pada organ terutama usus diakibatkan #uga oleh in)eksi oleh bakteri E. coli dan ,o,,idia E. coli dapat mengakibatkan kongesti dan in)iltrasi hetero)il pada pembuluh darah, namun tidak menyebabkan haemoragi pada pro-entrikulus sedangkan pada ,o,,idia nekrosis dan pendarahan pada usus, namun tidak dapat mengakibatkan haemoragi pada pro-entrikulus Pemeriksaan Patologi anatomi, perubahan makroskopis yang ditemukan biasanya erat hubungannya dengan galur dan tipe patologi -irus N., #enis unggas, )aktor lingkungan dan in)eksi ,ampuran dengan mikroorganisme lainnya Perubahan makroskopis mungkin sa#a tidak terlihat pada kasus tertentu *3abbu, 2004+, begitu halnya dengan kasus pada ayam broiler ini Pemeriksaan Patologi klinik yaitu pemeriksaan darah ditemukan adanya peningkatan lim)osit, hal ini mengindikasikan bah%a ayam ini terkena in)eksi -irus dan dapat #uga menderita in)eksi kronis Anemia makrositik normokromik ditandai dengan !BD meningkat dan !B4B normal hal ini diakibtakan oleh de)iseinsi )aktor haemopoitik seperti kekurangan -itamin "12 atau asam )olat *2adra, 2002+ !enurut pen#elasan diatas ayam broiler ini, lebih ,ondong mati diakibatkan oleh in)eksi -irus dan ,o,,idia beserta E. coli hanya bersi)at penyakit ikutan dalam kasus ini, dimana dalam hal ini ayam lebih dahulu terin)eksi ,o,,idia dan E .coli sehingga daya tahan tubuh menurun *kondisinya lemah+, dan N. mudah mengin)eksi ayam ini N. merupakan -irus dari genus A-ian Paramy=o-irus, 6amili Parami=opiridae, dimana mempunyai si)at yaitu -irion tidak beraturan, berapa agak membaulat, berdiameter 1/0 nm atau lebih, amplop dihasilkan dari membran sel, menggabungkan 2 glikoprotein -irus dan 1 atau 2 protein tidak diglikosilasi, nukleokapsid yang helik, berdiameter 18 nm, genom ssGNA polaritas minus , linear, 1/116 kb, dengan 718 kerangka pemba,aan terbuka yang menyandi 10112 polipeptida, termasuk NP,P,!,6,A dan 4N yang umum untuk semua genus, replikasi dalam sitoplasma dengan mengun,upkan dari membran plasma *6ransk et al., 1((/+ "erdasarkan atas ge#ala klinik yang ditimbulkan pada ayam maka penyakit N. dibagi dalam / bentuk yaitu, .oyle, "ea,h, "eauderre, hit,her dan dipterik asimptomatik "entuk doyle ditandai olen in)eksi akut dan )atal pada semua umur, menyebabkan gangguan pen,ernaan akibat pendarahan dan nekrosis

14

sehingga sering disebut dengan nama N. -elogenik1-iserotropik "entuk bea,h ditandai oleh adanya in)eksi yang bersi)at akut, ditandai oleh ge#ala perna)asan dan sara), dan sering disebut N. -elogenik1neurotropik "entuk beaudette merupakan suatu bentuk N. -elogenik1neurotropik yang kurang patogenik dan kematian biasanya hanya pada ayam muda "entuk 4it,her, ditandai oleh adanya in)eksi perna)asan yang ringan atau tidak tampak, yang ditimbulkan oleh -irus patologik lentogenik, bisanya digunakan sebagai -aksin akti) "entuk enterik asimptomatik, merupakan in)eksi pada usus yang ditimbulkan oleh -irus tipe lentogenik bentuk ini tidak menimbulkan ge#ala atau penyakit tertentu Penularan -irus ini ter#adi se,ara langsung atau tak langsung *bahan, alat, atau peker#a yang ter,emar -irus+ dan sampai sekarang -irus ini belum ada obatnya, untuk itu diperlukan selalu mengkondisikan ayam agar selalu sehat dan terbebas dari penyakit *3abbu, 2004+

BAB I' *IMPULAN DAN *ARAN *i ,u!an Ayam broiler dengan nomor protokol 126/N/07 berdasarkan hasil dari pemeriksaan di lima laboratorium *Patologi, Patologi 9linik, "akteriologi, Parasitologi dan Dirologi+ didiagnosa terin)eksi -irus Ne%,astle .isease *N.+ *aran

1/

Perlu perbaikan mana#emen kandang, pakan dan pengendalian penyakit 9andang harus di#aga sanitasinya terutama kebersihan dan kelembabannya

DA-TAR PU*TAKA

.harma%an, N 2 2002 Pengantar Patologi 9linik Deteriner Penerbit @ni-ersitas @dayana, .enpasar 6ransk & 6 , > Paul, & $ibbs, 6 A !urphy, G Goot, ! & 2tuddert and . 5 White 1((/ Dirologi Deteriner >disi kedua, ter#emahan 4arya Putra F9FP 2emarang Press 2ai), L ! 200' .isease o) Poultry 11th >dition, Fo%a 2tate @ni-ersity Press, @2A

16

2anthia, 9t 200' 2trategi .iagnosa dan Penanggulangan Ne%,astle .isease disampaikan pada 2eminar Gegional Perunggasan 6 5ktober 200' @ni-ersitas @dayana, .enpasar 2oeharsono 2002 Moonosis Penyakit !enular dari 4e%an ke !anusia Dolume 1, Penerbit 9anisius, Logyakarta 3abbu, B G 2004 Penyakit Ayam dan Penanggulangannya Dolume 1, Penerbit 9anisius, Logyakarta Gessang, A A 1(84 Patologi 9husus Deteriner. >disi ke12 .enpasar

17

LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai