SABTU

SUARA MERDEKA 9 AGUSTUS 2008

Bahan BakarAlternatif dari Kertas Bekas dan Grajen

KENAIKAN harga bahan bakar mi-
nyak (BBM) selain membuat rakyat pus-
ing tujuh Wiling temyata berdampak po-
sitif bagi sebagian orang. Mereka menco-
ba memutarotak mencan bahan bakaral-
tematif. I de-ide kreatif pun muncul, lihat sa-
ja kelompok ibu dan Salarnan, Magelang.
Ibu-ibu dan kelompok pengek>la sam-
pah tersebut menemukan bahan bakar
afternati dad kertas bekas, grajen (bubuk
kayu hasil penggergajian -Red) dan
tepung pat kanji. Produk mereka saat ini
sedang dalam tahap uji cobs dan hash-
nya sangat memuaskan. Barangkali
kalau dalam ujian memperoleh gelar sar-
jana sudah mendapat julukan cum laude.
"Idenya ya setelah melihat harga
bahan bakar yang selalu naik tak per-
nah turun dan kemungkinan tidak akan
turun. Kami mencoba mencan bahan-
Oleh Agung PW
jadi pembicaraan akhir-akhir ini. Tidak
juga muluk-muluk, hanya butuh kertas
bekas, bisa koran, majalah atau kertas
jenis lain yang tersebar di mana-mana.
Bahan lain, tepung pati kanji juga ada di
warung-warung.
Atin menjetaskan, kertas koran
bekas direndam dalam air selama dua-
tiga had. Lantas ditumbuk sampai halus
seperti jadi bubur. Setelah ftu bust bubur
lem dan tepung pat kanji.
Dia mencontohkan, untuk sekali
pembuatan, takarannya 13 ons bubur
kertas,13 ons grajen dan 0,5 kg lem pati
kanji. Ketiganya dicampur, diaduk jadi
satu kemudian dimasukkan ke dalam
botol air mineral, kaleng atau bumbung.
dengan nyala api biru untuk tap onsnya.
Kami sudah mencoba dan sangat irit,;"
ujar Atin dibenarkan teman-temannya.
Kelompoknya, Bening dan Kemilau,
belum memproduksi secara massal.
Mereka masih mencoba secara pribadi
untuk keperluan rumah tangga. Belum
ada rencana membuat Wu menjual ka-
rena bahan baku sampah kertas juga su-
sah. Selama ini mereka hanya meman-
faatkan koran, majalah dan kertas bekas
di rumah serta lingkungan kampung.
Selain ide kreatif itu, ibu-ibu juga
membuat kerajinan dan sampah plastik,
kertas bungkus minuman, makanan,
permen, dan air mineral. Seperti kelom-
pok pengelola sampah di Badegan,
Bantul, Atin dan kawan-kawannya me-
manfaatkan sampah menjadi suvenir,
kerajinan. Pesanan sudah mulai ba- SANAgurg PW

bahan yang mullah diperoleh dan sete-
lah melakukan uji coba berkali-kali
akhimya dftemukan ramuan pas untuk
bahan bakar aftematif pengganti arang
dan minyak tanah," papar Atin Nur Ha-
yati, penggerak ibu-ibu ketika ditemui di
sela-sela pameran "Pengelolaan Sam-
pah Berbasis Masyarakat' di Joglo Ta-
ni, Mandungan, Sleman, DIY, kemann.
Caranya sangat gampang, tidak
memenukan tempat dan biaya bermil-
iar-miliar rupiah seperti yang sedang
Dijemur
Adonan tersebut kemudian dijemur
di bawah terik sinar matahari sampai
kering benar. Pembuat harus rajin
membolak-balik bahan bakar yang ben-
tuk dan warnanya mirip roti bolu itu.
Pasalnya kalau kurang kerng, api yang
dihasilkan tidak begitu bagus. Berbeda
kalau sudah kerng, api berwama biru
dan tidak menimbulkan asap.
"Bahan bakar bubur kertas dan grajen
ini mampu bertahan selama 25 menit
nyak, bahkan ada orang nikah meme-
san suvenir dan bahan baku sampah.
Ada pula pengelolaan sampah men-
jadi kompos. Khusus ini permintaan sa-
ngat besar namun mereka hanya mam-
pu menyediakan 300 kg/bulan. Bayang-
kan, permintaan mencapai satu ton seti-
ap bulannya. Jelas peluang usaha me-
ngelola sampah organik rnenjadi kom-
pos masih sangat terbuka.
"Untuk pupuk kompos kami jual Rp
3.000/kg, pesanan terus bertambah tap
PENGGANT I MINYAKAtin memperlihatkan bahan bakarpenggan-
Ii minyak, gas, kayu dan arang. Ini terbuat dari bubur kertas, bekas
gergajian kayo dam tepung pall kanji. Dia dan kelompoknya belum
memproduksi massal, masih untuk keperluan rumah tangga warga
setempat (24)
apa daya kemampuan belum bisa Mandiri (Lestari) clan LSM Jangkep.
memenuhinya," ungkap dia yang sejak Merekajugabekerjasamadengan Dinas
awal mengelola sampah mendapat pen- Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta serta
dampingan dan Environmental Services Dinas Pemukiman dan Prasarana Wila-
Program (ESP), Lembaga Studi Tata yah Kabupaten Sleman. (24)